IDENTIFIKASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) (Studi Pada Ibu Rumah Tanggadi Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang)

(1)

IDENTIFIKASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) (Studi Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberrejo

Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang) SKRIPSI

Disusun oleh:

ARIS 07060070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(2)

i

IDENTIFIKASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)

(Studi Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S,Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Disusun oleh: ARIS 07060070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(3)

ii


(4)

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Aris

NIM : 07060070

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM Judul Skripsi : Identifikasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar

– benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 23 April 2012 Yang Membuat Pernyataan,


(5)

iv

MOTTO

SESEORANG YANG SUKSES ADALAH SESEORANG YANG DAPAT MELETAKKAN FONDASI YANG KOKOH DENGAN BATA-BATA YANG

ORANG LAIN LEMPARKAN KEARAHNYA.

KERETA KEGAGALAN SELALU BERJALAN DI ATAS REL KEMALASAN

WAKTU ADALAH SUATU HAL YANG FIKTIF KARENA TIDAK DAPAT DILIHAT DAN DIRASAKAN. TAPI BISA MENJADI SUATU PENYESALAN YANG NYATA JIKA KITA TIDAK MENGHARGAINYA.

HANYA MEREKA YANG BERANI GAGAL DAPAT MERAIH KEBERHASILAN


(6)

v

PERSEMBAHAN

First. Buat bapak dan ibu yang selalu menyayangi, memberi

semangat dan selalu mendoakan saya sehingga terselesaikan skripsi ini.

Second. Buat AdekQ yang selalu membuat q tertawa walaupun

kadang aku merasa tidak bersemangat dalam mengerjakan skripsi ini.

Third. Buat my best friend (septi,indah,ratih,naning) yang selalu

mendukung dan memberi support sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini..

Fourth. Buat temen2 PSIK 07 yang selalu menemani dalam suka duka

selama 4 tahun…terima kasih atas pengalaman yang kalian

berikan yang nggak mungkin aku dapatkan sebelumnya…

Fifth. Buat D’koplak (andhika,sugeng,bagus,iwan,amin,rohman,dito)

semangat trus…kita yakin pasti bisaa….

Six, Buat gamalama 17 (mz sugeng,bagus,andhika n dito) makasih

udh hmpir 3 tahun mnemaniku di kontrakan di kala senang n sedih...

Seven, Buat tmn2 08’(detty,rora,dwi,mita) yg udh kasih support n

menemani saat ujian skripsi…thankz

Eighth, Buat prendQ smA(arif,eko,arik,nyono) yg udah dteng ke


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang”. Skrpsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S, Kep) pada Program Studi Imu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya dengan hati yang tulus kepada yang terhormat:

1. Tri Lestari Handayani, M.Kep, Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep, Ns, M. Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Nurul Aini, S.Kep, Ns, M. Kep selaku Dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.

4. Aini Alifatin S.Kep, M. Kep selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memeberikan ilmunya.

6. Kasmari selaku kepala Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

7. Seluruh Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang yang telah bersedia menjadi responden.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin,

Malang, April 2012


(8)

vii ABSTRAK

Identifikasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

(Studi pada Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang)

Aris¹, Nurul Aini ², Aini Alifatin ³

Latar Belakang : Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapatkan perhatian dan jangkauan hukum. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga pada umumnya melibatkan pelaku dan korban diantara anggota keluarga di dalam rumah tangga, sedangkan bentuk tindak kekerasan bisa berupa kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi. Pelaku dan korban tindak kekerasan didalam rumah tangga bisa menimpa siapa saja, tidak dibatasi oleh strata, status sosial, tingkat pendidikan, dan suku bangsa.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan sampel 97 keluarga yang terdapat di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang. Teknik pengumpulan data dengan kuisioner. Analisa data menggunakan Analisis statistik deskriptif.

Hasil : Kekuasaan suami merupakan faktor kekerasan dalam rumah tangga yang paling sedikit yaitu 10,3%, Bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang paling dominan yaitu kekerasan ekonomi sebesar 29,9%, Dampak kekerasan dalam rumah tangga yang paling dominan adalah kurang terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, Mekanisme koping yang dilakukan responden yaitu meminta bantuan kepada keluarga terdekat.

Kesimpulan : Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kekuasaan suami merupakan faktor kekerasan dalam rumah tangga yang paling sedikit, bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang paling dominan yaitu kekerasan ekonomi, dampak kekerasan dalam rumah tangga yang paling dominan adalah kurang terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, mekanisme koping yang dilakukan responden yaitu meminta bantuan kepada keluarga terdekat. Penting nya peran pemerintah, masyarakat dan perawat agar dapat membantu menangani permasalahan kekerasan dalam rumah tanggadan memeberi dukungan kepada para korban kekerasan dalam rumah tangga untuk mencegah adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga.

Kata Kunci : faktor kekerasan, bentuk kekerasan, dampak kekerasan

1.Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. 2.Dosen Universitas Muhammadiyah Malang


(9)

viii ABSTRACT

Identification of Domestic Violence

(Study at Housewife at Sumberejo Village, Gedangan District, Malang Regency)

Aris1, Nurul Aini2, Aini Alifatin3

Background: Domestic violence is less paid attention criminal and law coverage. Domestic violence is generally involving actor and victim between family members in household. Form of violence might be violence of physical, psychology, sexual and economy. The actor and victim of domestic violence can be striking to whoever that is not limited by strata, social status, education degree, and nationality.

Method: This research is descriptive research. It uses 97 families as a sample at Sumberejo Village, Gedangan District, Malang Regency. Technique of data collection is using questionnaire. Data analysis is using descriptive statistic analysis.

Result: Husband power is a least violence factor in household, that is 10,3%. The most dominant domestic violence form is violence of economy as much 29,9%. The most dominant impact of domestic violence is insufficient daily life need. Coping mechanism conducted by respondent is asking assistance to the nearest neighbor. Conclusion: The conclusion in this research is the husband power is the least factor of domestic violence. The most dominant domestic violence form is economy violence. The most dominant domestic violence impact is insufficient daily life. Coping mechanism conducted by respondent is asking assistance to the nearest neighbor. The important role of government, people and nurse to resolve domestic violence is giving encouragement to the victims to prevent rising of domestic violence.

Keywords: violence factor, violence form, violence impact.

1. Study program if nursing science, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Malang.

2. Lecturer of Muhammadiyah University of Malang.


(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iii

Motto ... iv

Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstract ... vii

Daftar isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Bagi Peneliti ... 6

1.4.2 Bagi Perawat ... 6

1.4.3 Bagi Masyarakat ... 6


(11)

x

1.5 Batasan Penelitian ... 6

1.6 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORI ... 9

2.1 Kekerasan Dalam Rumah Tangga ... 9

2.1.1 Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga ... 9

2.1.2 Faktor – Faktor yang Mendorong Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga ... 12

2.1.3 Bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga ... 13

2.1.4 Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga ... 14

2.1.5 Konsep Peran Perawat ... 15

2.1.5.1 Peran Perawat ... 15

2.1.5.2 Fungsi Perawat ... 15

2.1.5.3 Mekanisme Koping ... 17

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 22

3.1 Kerangka Konsep ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN ... 23

4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi dan Sampel ... 23

4.2.1 Populasi ... 23

4.2.2 Sampel ... 23

4.2.3 Teknik Sampling ... 24

4.2.3.1 Kriteria Sampel ... 24

4.3 Identifikasi Variabel... 25

4.4 Definisi Operasional ... 25


(12)

xi

4.6 Waktu Penelitian ... 26

4.7 Instrumen Penelitian ... 26

4.7.1 Kuisioner ... 26

4.7.2 Tabel Kisi-kisi Kuisioner ... 27

4.8 Pengujian Instrumen Penelitian ... 27

4.8.1 Uji Validitas ... 27

4.8.2 Uji Reliabilitas ... 28

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 28

4.9.1 Tahap persiapan ... 28

4.9.2 Tahap pelaksanaan ... 29

4.9.3 Tahap pengumpulan data ... 29

4.9.4 Tahap Pengelolaan data ... 29

4.10 Analisa Data... 29

4.10.1 Analisis Statistik Deskriptif... 30

4.11 Kerangka Kerja ... 30

4.12 Etika Penelitian ... 32

4.12.1 Informed Consent ... 32

4.12.2 Anonimity (Tanpa Nama) ... 32

4.12.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ... 32

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 33

5.1 Karakteristik Sampel ... 33

5.1.1 Usia ... 33

5.1.2 Pekerjaan ... 33

5.1.3 Pendidikan ... 34


(13)

xii

5.2.1 Indikator faktor-faktor KDRT ... 34

5.2.2 Indikator Bentuk-Bentuk KDRT ... 35

5.2.3 Indikator Dampak KDRT ... 36

5.2.4 Indikator Mekanisme Koping KDRT ... 36

BAB VI PEMBAHASAN ... 37

6.1 Karakteristik Sampel ... 37

6.1.1 Usia ... 37

6.1.2 Pekerjaan ... 38

6.1.3 Pendidikan ... 40

6.2 Indikator Faktor-Faktor Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) . 41 6.3 Indikator Bentuk-Bentuk KDRT ... 43

6.4 Indikator Dampak KDRT ... 45

6.5 Indikator Mekanisme Koping ... 46

6.6 Implikasi Penelitian ... 47

6.7 Keterbatasan Penelitian ... 47

BAB VII PENUTUP ... 49

7.1 Kesimpulan ... 49

7.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 25

Tabel 5.1 Tabel Sampel Menurut Usia ... 33

Tabel 5.2 Tabel Sampel Menurut Pekerjaan ... 33

Tabel 5.3 Tabel Sampel Menurut Pendidikan ... 34

Tabel 5.4 Tabel Indikator Faktor-Faktor KDRT ... 35

Tabel 5.7 Tabel Indikator Mekanisme Koping KDRT ... 36

Tabel 5.5 Tabel Indikator Bentuk-Bentuk KDRT ... 35


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual... 22 Gambar 4.1 Kerangka kerja ... 31


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian Lampiran 2 : Lembar Permohonan Inform Consent

Lampiran 3 : lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 4 ; Rekapitulasi Data dan Hasil Penelitian Lampiran 5 : Kuisioner

Lampiran 6 : Lampiran Tabel

Lampiran 7 : Uji validitas dan Realibilitas Lampiran 8 : Lampiran Grafik

Lampiran 9 : Lampiran Foto Lampiran 10 :Lembar Konsultasi Lampiran 11 : Riwayat Hidup Penulis


(17)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Cetakan XIII.Jakarta: PT. RINEKA CIPTA

Dempsey,PA & Dempsey, A.D. 2002 . Riset Keperawatan Buku Ajar dan latihan. Edisi 4.Jakarta:EGC.

Djannah.2002. http://eprints.ums.ac.id diperoleh tanggal 06 agustus 2011. Hasbianto. 1996. http://www.malang-post di peroleh tanggal 25 juli 2011

Hayati, E.N , (2002) jangan pojokkan kekerasan korban kekerasan . jurnal perempuan untuk pencerahan dan kesetaraan . Jakarta: yayasan jurnal perempuan , 26(8), 42-47

Hidayat, Aziz alimul.(2007) Metode penelitian keperawatan dan teknik Analisis Data, Jakarta: Salemba Medika

Humphreys, J. & campbell, JC. (2004). Family violence and nursing practice. Philadelphia: Lippinco williams & wilkins.

Husna, Asmaul. http://psikologi.or.id diperoleh 03 agustus 2011

Mave Cormack dan Stathern (1990). http://www.malang-post di peroleh tanggal 35 juli 2011.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: PT Rineka Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: PT Rineka Jakarta

Nursalam .(2003). Konsep dan penerapan Metodologi penelitian ilmu keperawatan . Jakarta: Salemba Medika

Nursalam dan Pariani (2001). Konsep dan penerapan Metodologi penelitian ilmu keperawatan . Jakarta: Salemba Medika

Putri ,Ratu ,Retno.(2010). http://putriraturetno.blogspot.com/2010/05/lankah-langkah-kdrt-saat-membutuhkan.html diakses 5 agustus 2011.

Setiadi. 2007. Statistik Untuk penelitian . Bandung.: CV. Alfabeta Sugiyono. (2010). Statistik Untuk penelitian . Bandung.: CV. Alfabeta

Supartini. 2008. http://eprints.ums.ac.id/182/1/Soeranto.pdf diakses tanggal 10 mei 2011.


(18)

xvii

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC WHO.1999. http://www.malang-post di peroleh tanggal 06 agustus 2011 Widayat dan Amirullah. (2002). Riset Bisnis.Malang: CV. Cahaya Press


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapatkan perhatian dan jangkauan hukum. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga pada umumnya melibatkan pelaku dan korban diantara anggota keluarga di dalam rumah tangga, sedangkan bentuk tindak kekerasan bisa berupa kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi Pelaku dan korban tindak kekerasan didalam rumah tangga bisa menimpa siapa saja, tidak dibatasi oleh strata, status sosial, tingkat pendidikan, dan suku bangsa (http://www.malang-post di peroleh tanggal 15 juli 2011).

Tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga merupakan masalah sosial yang serius, akan tetapi kurang mendapat tanggapan dari masyarakat dan para penegak hukum karena beberapa alasan, pertama: ketiadaan statistik kriminal yang akurat, kedua: tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga memiliki ruang lingkup sangat pribadi dan terjaga privacynya berkaitan dengan kesucian dan keharmonisan rumah tangga (sanctitive of the home), ketiga: tindak kekerasan pada istri dianggap wajar karena hak suami sebagai pemimpin dan kepala keluarga, keempat: tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga terjadi dalam lembaga legal yaitu perkawinan (Hasbianto, 1996)

Perspektif gender beranggapan tindak kekerasan terhadap istri dapat dipahami melalui konteks sosial. Menurut Berger (1990), perilaku individu sesungguhnya merupakan produk sosial, dengan demikian nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat turut membentuk prilaku individu artinya apabila nilai yang


(20)

2

dianut suatu masyarakat bersifat patriakal yang muncul adalah superioritas laki-laki dihadapan perempuan, manifestasi nilai tersebut dalam kehidupan keluarga adalah dominasi suami atas istri.

Mave Cormack dan Stathern (1990) menjelaskan terbentuknya dominasi laki-laki atas perempuan ditinjau dari teori nature and culture. Dalam proses transformasi dari nature ke culture sering terjadi penaklukan. Laki-laki sebagai culture mempunyai wewenang menaklukan dan memaksakan kehendak kepada perempuan (nature). Secara kultural laki-laki ditempatkan pada posisi lebih tinggi dari perempuan, karena itu memiliki legitimasi untuk menaklukan dan memaksa perempuan. Dari dua teori ini menunjukkan gambaran aspek sosiokultural telah membentuk social structure yang kondusif bagi dominasi laki-laki atas perempuan, sehingga mempengaruhi prilaku individu dalam kehidupan berkeluarga.

Sebagian besar perempuan sering bereaksi pasif dan apatis terhadap tindak kekerasan yang dihadapi. Ini memantapkan kondisi tersembunyi terjadinya tindak kekerasan pada istri yang diperbuat oleh suami. Kenyataan ini menyebabkan minimnya respon masyarakat terhadap tindakan yang dilakukan suami dalam ikatan pernikahan. Istri memendam sendiri persoalan tersebut, tidak tahu bagaimana menyelesaikan dan semakin yakin pada anggapan yang keliru, suami dominan terhadap istri. Rumah tangga, keluarga merupakan suatu institusi sosial paling kecil dan bersifat otonom, sehingga menjadi wilayah domestik yang tertutup dari jangkauan kekuasaan publik.

Campur tangan terhadap kepentingan masing-masing rumah tangga merupakan perbuatan yang tidak pantas, sehingga timbul sikap pembiaran (permissiveness) berlangsungnya kekerasan di dalam rumah tangga. Menurut Murray A. Strause (1996), bahwa kekerasan dalam rumah tangga merupakan moralitas pribadi


(21)

3

dalam rangka mengatur dan menegakkan rumah tangga sehingga terbebas dari jangkauan kekuasaan publik.

Di Indonesia data tentang kekerasan terhadap perempuan tidak dikumpulkan secara sistematis pada tingkat nasional. Laporan dari institusi pusat krisis perempuan, menunjukkan adanya peningkatan tindak kekerasan terhadap perempuan,. Menurut Komisi Perempuan (2005) mengindikasikan 72% dari perempuan melaporkan tindak kekerasan sudah menikah dan pelakunya selalu suami mereka. Mitra Perempuan (2005) 80% dari perempuan yang melapor pelakunya adalah para suami, mantan suami, pacar laki-laki, kerabat atau orang tua, 4,5% dari perempuan yang melapor berusia dibawah 18 tahun.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifka Annisa Womsis Crisis Centre (RAWCC, 1995) tentang kekerasan dalam rumah tangga terhadap 262 responden (istri) menunjukan 48% perempuan (istri) mengalami kekerasan verbal, dan 2% mengalami kekerasan fisik. Tingkat pendidikan dan pekerjaan suami (pelaku) menyebar dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi (S2); pekerjaan dari wiraswasta, PNS, BUMN, ABRI. Korban (istri) yang bekerja dan tidak bekerja mengalami kekerasan termasuk penghasilan istri yang lebih besar dari suami (RAWCC, 1995).

Berdasarkan dari laporan UPPA Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Malang, masih cukup tinggi. Dibandingkan dengan tahun 2009 lalu, jumlah kasus KDRT pada 2010 ini mengalami peningkatan sebanyak 30 persen, yakni ada sebanyak 63 kasus KDRT. Sebanyak 63 kasus KDRT itu adalah jumlah kasus KDRT yang masuk mulai awal Januari sampai September lalu. Sedangkan pada 2009, dari awal Januari sampai Juli, terdata ada 41 kasus Jenis KDRT yang lebih dominan dialami oleh para korbannya adalah kekerasan fisik. Kemudian


(22)

4

disusul kekerasan psikis, lalu kekerasan seksual dan penelantaran. karena masalah ekonomi dan karena sang suami mempunyai wanita idaman lain (http://www.malang-post di peroleh tanggal 30 juni 2011).

Berdasarkan data dari KP3A bahwa tahun 2009 ada tak kurang dari 245 kasus KDRT. Tahun itu ada lima anak kena pedofilia sedangkan 85 anak lainnya kena kasus kekerasan dan tahun 2010 lalu tak kurang dari 268 kasus, kekerasan yang menimpa anak-anak sebanyak 119 kasus, ada juga yang kekerasan seksual (http://www.malang-post di peroleh tanggal 8 juli 2011).

Begitu besar dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap berbagai aspek kehidupan istri dan anak. Hal ini juga berpengaruh pada terganggunya interaksi sosial anak baik di sekolah maupun di masyarakat sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka, karena prestasi belajar merupakan hasil interaksi kedua faktor internal yaitu fisiologis dan psikologis dan faktor eksternal yaitu keluarga dan masyarakat (Djamarah, 2002).

Peran perawat adalah sebagai edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dalam upaya mencegah kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang harus dilindungi dari tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Tujuan pendidikan perawat adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang termasuk keluarga, karena keluarga unit terkecil dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi suatu komunitas.

Kegiatan untuk pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang melibatkan berbagai instansi terkait dan masyarakat, termasuk lembaga/badan dunia yang peduli terhadap perempuan dan anak, Pemerintah terhadap pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak terus meningkat. Pada Kabinet Indonesia Bersatu Periode 2009-2014, mandat


(23)

5

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan telah diperluas dan diikuti dengan perubahan nomen-klarur Kementerian menjadi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA). Pada nomenklatur lama semula hanya ada satu deputi yang menangani anak, saat ini dengan nomenklatur baru terdapat dua deputi yang menangani anak, yaitu Deputi Bidang Perlindungan Anak dan Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak (http//: Bataviase.co.id diakses 09 agustus 2011)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian

“Identifikasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) studi pada Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

b. Untuk mengidentifikasi bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

c. Untuk mengidentifikasi dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.


(24)

6

d. Untuk mengidentifikasi mekanisme koping kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang 1.4.2 Bagi Perawat

Dapat digunakan sebagai bahan informasi atau acuan agar dapat membantu menangani permasalahan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh istri dan anak dan memberi dukungan kepada istri dan anak untuk dapat mencegah adanya kekerasan dalam rumah tangga.

1.4.3 Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi hasil- hasil penelitian ini kepada masyarakat luas sehingga menjadi acuan untuk memeberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun fisik sebagai wujud rasa kepedulian masyarakat akan kesejahteraan dalam rumah tangga.

b. Memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan peran serta dalam mengatasi permasalahan kekerasan dalam rumah tangga.

1.4.4 Bagi Pemerintah

Dapat memberikan informasi yang bermanfaat, yang dapat dijadikan acuan bagi pengambil keputusan, terutama dalam menangani berbagai kekerasan dalam rumah tangga.

1.5 Batasan Penelitian


(25)

7

a. Faktor-faktor kekerasan dalam rumah tangga b. Bentuk kekerasan dalam rumah tangga c. Dampak kekerasan dalam rumah tangga

d. Mekanisme koping kekerasan dalam rumah tangga

1.6 Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Pan Muhammad faiz 2007 Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi agenda bersama dalam beberapa dekade terakhir. Fakta menunjukan bahwa KDRT memberikan efek negatif yang cukup besar bagi wanita sebagai korban.[1] World Health Organization (WHO) dalam World Report pertamanya mengenai

“Kekerasan dan Kesehatan” di tahun 2002, menemukan bahwa antara 40 hingga 70 persen perempuan yang meninggal karena pembunuhan, umumnya dilakukan oleh mantan atau pasangannya sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian Dian 2007 Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Penelitian ini menemukan bahwa memang ada hubungan antara alkohol dan KDRT. Alkohol dapat memicu terjadinya tindak kekerasan tetapi bukan merupakan hal satu-satunya hal dan penyebab utama terjadinya KDRT. Alkohol juga tidak dapat disalahkan karena tanggungjawab dan piihan melakukan kekerasan ada di tangan pelaku atau pasangan laki. Atau dengan kata lain, alkohol menguasai laki-laki, tetapi bukan konsumsi alkohol yang bertanggungjawab terhadap tindakan kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan olehlaki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian Putri Kristanti 2009 Tesis Fakultas psikologi Unika Atma Jaya, Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 85 subjek penelitian, 45 orang subjek mengalami KDRT dalam kurun waktu satu tahun


(26)

8

terakhir, 23 orang subjek tidak pernah mengalami KDRT, dan 17 orang subjek pernah mengalami, namun tidak dalam satu tahun terakhir. Selain itu subjek tidak hanya mengalami satu jenis kekerasan, namun mengalami lebih dari satu bentuk kekerasan dalam satu waktu yang bersamaan. Bentuk kekerasan yang paling banyak dialami subjek penelitian adalah kekerasan psikologis. Dalam analisis hasil wawancara terhadap lima orang subjek, dampak psikologis yang paling sering muncul sebagai akibat KDRT, yakni PTSD, gangguan depresi, serta gangguan self-esteem. Dampak lain yang berhasil didapatkan dari wawancara adalah dampak KDRT berupa gangguan psikosomatik dan gangguan pada lingkungan sosial, serta produktivitas dalam pekerjaan.


(1)

dalam rangka mengatur dan menegakkan rumah tangga sehingga terbebas dari jangkauan kekuasaan publik.

Di Indonesia data tentang kekerasan terhadap perempuan tidak dikumpulkan secara sistematis pada tingkat nasional. Laporan dari institusi pusat krisis perempuan, menunjukkan adanya peningkatan tindak kekerasan terhadap perempuan,. Menurut Komisi Perempuan (2005) mengindikasikan 72% dari perempuan melaporkan tindak kekerasan sudah menikah dan pelakunya selalu suami mereka. Mitra Perempuan (2005) 80% dari perempuan yang melapor pelakunya adalah para suami, mantan suami, pacar laki-laki, kerabat atau orang tua, 4,5% dari perempuan yang melapor berusia dibawah 18 tahun.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifka Annisa Womsis Crisis Centre (RAWCC, 1995) tentang kekerasan dalam rumah tangga terhadap 262 responden (istri) menunjukan 48% perempuan (istri) mengalami kekerasan verbal, dan 2% mengalami kekerasan fisik. Tingkat pendidikan dan pekerjaan suami (pelaku) menyebar dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi (S2); pekerjaan dari wiraswasta, PNS, BUMN, ABRI. Korban (istri) yang bekerja dan tidak bekerja mengalami kekerasan termasuk penghasilan istri yang lebih besar dari suami (RAWCC, 1995).

Berdasarkan dari laporan UPPA Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Malang, masih cukup tinggi. Dibandingkan dengan tahun 2009 lalu, jumlah kasus KDRT pada 2010 ini mengalami peningkatan sebanyak 30 persen, yakni ada sebanyak 63 kasus KDRT. Sebanyak 63 kasus KDRT itu adalah jumlah kasus KDRT yang masuk mulai awal Januari sampai September lalu. Sedangkan pada 2009, dari awal Januari sampai Juli, terdata ada 41 kasus Jenis KDRT yang lebih dominan dialami oleh para korbannya adalah kekerasan fisik. Kemudian


(2)

disusul kekerasan psikis, lalu kekerasan seksual dan penelantaran. karena masalah ekonomi dan karena sang suami mempunyai wanita idaman lain (http://www.malang-post di peroleh tanggal 30 juni 2011).

Berdasarkan data dari KP3A bahwa tahun 2009 ada tak kurang dari 245 kasus KDRT. Tahun itu ada lima anak kena pedofilia sedangkan 85 anak lainnya kena kasus kekerasan dan tahun 2010 lalu tak kurang dari 268 kasus, kekerasan yang menimpa anak-anak sebanyak 119 kasus, ada juga yang kekerasan seksual (http://www.malang-post di peroleh tanggal 8 juli 2011).

Begitu besar dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap berbagai aspek kehidupan istri dan anak. Hal ini juga berpengaruh pada terganggunya interaksi sosial anak baik di sekolah maupun di masyarakat sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka, karena prestasi belajar merupakan hasil interaksi kedua faktor internal yaitu fisiologis dan psikologis dan faktor eksternal yaitu keluarga dan masyarakat (Djamarah, 2002).

Peran perawat adalah sebagai edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dalam upaya mencegah kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang harus dilindungi dari tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Tujuan pendidikan perawat adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang termasuk keluarga, karena keluarga unit terkecil dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi suatu komunitas.

Kegiatan untuk pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang melibatkan berbagai instansi terkait dan masyarakat, termasuk lembaga/badan dunia yang peduli terhadap perempuan dan anak, Pemerintah terhadap pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak terus meningkat. Pada Kabinet Indonesia Bersatu Periode 2009-2014, mandat


(3)

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan telah diperluas dan diikuti dengan perubahan nomen-klarur Kementerian menjadi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA). Pada nomenklatur lama semula hanya ada satu deputi yang menangani anak, saat ini dengan nomenklatur baru terdapat dua deputi yang menangani anak, yaitu Deputi Bidang Perlindungan Anak dan Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak (http//: Bataviase.co.id diakses 09 agustus 2011)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Identifikasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) studi pada Ibu Rumah Tangga di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

b. Untuk mengidentifikasi bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

c. Untuk mengidentifikasi dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.


(4)

d. Untuk mengidentifikasi mekanisme koping kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Sumberrejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang 1.4.2 Bagi Perawat

Dapat digunakan sebagai bahan informasi atau acuan agar dapat membantu menangani permasalahan kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh istri dan anak dan memberi dukungan kepada istri dan anak untuk dapat mencegah adanya kekerasan dalam rumah tangga.

1.4.3 Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi hasil- hasil penelitian ini kepada masyarakat luas sehingga menjadi acuan untuk memeberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun fisik sebagai wujud rasa kepedulian masyarakat akan kesejahteraan dalam rumah tangga.

b. Memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan peran serta dalam mengatasi permasalahan kekerasan dalam rumah tangga.

1.4.4 Bagi Pemerintah

Dapat memberikan informasi yang bermanfaat, yang dapat dijadikan acuan bagi pengambil keputusan, terutama dalam menangani berbagai kekerasan dalam rumah tangga.

1.5 Batasan Penelitian


(5)

a. Faktor-faktor kekerasan dalam rumah tangga b. Bentuk kekerasan dalam rumah tangga c. Dampak kekerasan dalam rumah tangga

d. Mekanisme koping kekerasan dalam rumah tangga

1.6 Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Pan Muhammad faiz 2007 Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi agenda bersama dalam beberapa dekade terakhir. Fakta menunjukan bahwa KDRT memberikan efek negatif yang cukup besar bagi wanita sebagai korban.[1] World Health Organization (WHO) dalam World Report pertamanya mengenai “Kekerasan dan Kesehatan” di tahun 2002, menemukan bahwa antara 40 hingga 70 persen perempuan yang meninggal karena pembunuhan, umumnya dilakukan oleh mantan atau pasangannya sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian Dian 2007 Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Penelitian ini menemukan bahwa memang ada hubungan antara alkohol dan KDRT. Alkohol dapat memicu terjadinya tindak kekerasan tetapi bukan merupakan hal satu-satunya hal dan penyebab utama terjadinya KDRT. Alkohol juga tidak dapat disalahkan karena tanggungjawab dan piihan melakukan kekerasan ada di tangan pelaku atau pasangan laki. Atau dengan kata lain, alkohol menguasai laki-laki, tetapi bukan konsumsi alkohol yang bertanggungjawab terhadap tindakan kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan olehlaki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian Putri Kristanti 2009 Tesis Fakultas psikologi Unika Atma Jaya, Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 85 subjek penelitian, 45 orang subjek mengalami KDRT dalam kurun waktu satu tahun


(6)

terakhir, 23 orang subjek tidak pernah mengalami KDRT, dan 17 orang subjek pernah mengalami, namun tidak dalam satu tahun terakhir. Selain itu subjek tidak hanya mengalami satu jenis kekerasan, namun mengalami lebih dari satu bentuk kekerasan dalam satu waktu yang bersamaan. Bentuk kekerasan yang paling banyak dialami subjek penelitian adalah kekerasan psikologis. Dalam analisis hasil wawancara terhadap lima orang subjek, dampak psikologis yang paling sering muncul sebagai akibat KDRT, yakni PTSD, gangguan depresi, serta gangguan self-esteem. Dampak lain yang berhasil didapatkan dari wawancara adalah dampak KDRT berupa gangguan psikosomatik dan gangguan pada lingkungan sosial, serta produktivitas dalam pekerjaan.