Gambaran Visum Et Repertum Psychiatricum Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Pada Perempuan Tahun 2007-2011 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan

(1)

GAMBARAN VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) PADA PEREMPUAN

TAHUN 2007-2011 DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

TESIS

GUSRI GIRSANG 107106005

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

GAMBARAN

VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM

KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) PADA PEREMPUAN TAHUN

2007-2011 DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister di Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

GUSRI GIRSANG

107106005

PROGRAM MAGISTER KLINIK SPESIALIS ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

Judul Penelitian : Gambaran Visum Et Repertum Psychiatricum Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Pada Perempuan Tahun 2007-2011 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Nama Mahasiswi : Gusri Girsang Nomor Induk Mahasiswi : 107106005

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Ilmu Kedokteran Jiwa

Menyetujui Komisi Pembimbing :

Ketua

Dr. Elmeida Effendy, SpKJ

Ketua Program Magister Ketua TKP-PPDS

Prof.Dr.H.Chairuddin P.Lubis,DTMH&H,SpA(K) Dr.H.Zainuddin A, SpP(K)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 14 Juli 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ ... Anggota : Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) ...

Prof. dr. H. M. Joesoef Simbolon, Sp.KJ (K) ... dr. Dapot P. Gultom, Sp.KJ, M.Kes ...


(5)

PERNYATAAN

GAMBARAN

VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM

KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) PAD PEREMPUAN TAHUN

2007-2011 DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar rujukan.

Medan, Juli 2012


(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas berkah limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya maka penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama mengikuti Program Magister Klinik - Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp.KJ, selaku Ketua Departemen Psikiatri FK USU, sebagai guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini yang telah membimbing, mengoreksi, dan memberi masukan-masukan berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. dr. Hj. Elmeida Effendy, Sp.KJ, selaku Ketua Program Studi PPDS-I Psikiatri FK USU, sebagai pembimbing, guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan memberi masukan-masukan yang berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.


(7)

4. Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K), sebagai guru dan pembimbing penulis dalam penyusunan tesis ini yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing, mengarahkan, memberikan dorongan dan masukan-masukan yang berharga kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. dr. H Harun Taher Parinduri, Sp.KJ (K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. (Alm).Prof. dr. H. Syamsir BS, Sp.KJ (K), selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Prof. dr. H. M. Joesoef Simbolon, Sp.KJ (K) AR, selaku guru penulis, yang banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis selama penulis mengikuti Program magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

8. dr. Vita Camelia, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku- buku bacaan yang berharga selama penulis mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

9. dr. Muhammad Surya Husada, Sp.KJ, sebagai guru dan senior yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku-buku bacaan yang berharga selama saya mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.


(8)

10. dr. Dapot Parulian Gultom, Sp.KJ, sebagai guru dan senior yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku-buku bacaan yang berharga selama saya mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

11. dr. Juskitar, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan buku-buku bacaan yang berharga selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

12. dr. Herlina Ginting, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

13. dr. Mawar Gloria Taringan, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta dorongan selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

14. dr. Freddy S. Nainggolan, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, dorongan, serta literatur-literatur yang berharga selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

15. dr. Donald F. Sitompul, Sp.KJ, dr. Hj. Sulastri Effendi, Sp.KJ, dr Rosminta Girsang, Sp.KJ, dr. Artina R. Ginting, Sp.KJ, dr. Mariati, Sp.KJ, dr. Evawati Siahaan, Sp.KJ, dr. Paskawani siregar, Sp.KJ, dr. Citra J. Taringan, Sp.KJ, dan dr. Vera RB. Marpaung, Sp.KJ, sebagai senior yang telah memberikan semangat dan dorongan


(9)

selama penulis mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

16. dr. Adhayani Lubis, Sp.KJ dr. Yusak P. Simanjuntak, Sp.KJ, dr. Juwita Saragih, Sp.KJ, dr. Friedrich Lupini, Sp.KJ, dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ, dr. Laila Sari, Sp.KJ, dr. Evalina Perangin-Angin, Sp.KJ, dr. Victor Eliezer P, Sp.KJ, dr. Siti Nurul Hidayati, Sp.KJ, dr. Lailan Sapinah, Sp.KJ,dr. Silvy Agustina Hasibuan, Sp.KJ, dr. Ira Aini Dania, M.Ked (KJ), Sp.KJ sebagai senior yang banyak memberikan bimbingan, dorongan dan semangat kepada penulis selama mengikuti program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

17. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Direktur Badan Layanan Umum Daerah RSJ Provinsi Sumatera Utara, Direktur Rumah Sakit Bhayangkara Poldasu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, atas izin, kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama penulis mengikuti Megister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

18. Dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas / Ilmu Kedokteran Pencegahan FK USU dan konsultan metodologi penelitian dan statistik penulis dalam penelitian ini, yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi dengan penulis dalam penelitian ini.

19. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Psikiatri FK USU: dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked (KJ) dr. Mila Astari. H, M.Ked (KJ), dr. Baginda Harahap, M.Ked (KJ), dr. Muhammad Yusuf, M.Ked (KJ), dr. Ricky Wijaya Tarigan, M.Ked (KJ), dr. Superida


(10)

Ginting Suka, M.Ked (KJ), dr. Lenni Crisnawati Sihite, dr. Saulina Dumaria Simanjuntak, M.Ked (KJ), dr. Hanip Fahri, M.Ked (KJ), dr. Ferdinan Leo Sianturi, M.Ked (KJ), dr. Andreas Xaverio Bangun, M.Ked (KJ), dr .Tiodoris Siregar, M.Ked (KJ), dr. Endang Sutry Rahayu, dr. Dian Budianti Amalina, M.Ked (KJ), dr. Duma M. Ratnawati, M.Ked (KJ), dr. Nauli Aulia Lubis, M.Ked (KJ), dr. Nanda Sari Nuralita, M.Ked (KJ), dr.Wijaya Taufik Tiji, M.Ked (KJ), dr. Alfi Syahri Rangkuti, M.Ked (KJ), dr. Agussyah Putra, dr. Rini Gussya Liza, M.Ked (KJ), dr. Dessi Wahyuni, dr. Ritha Mariati Sembiring, dr. Reny Fransiska Barus, dr. Susiati, dr. Annisa Fransiska, dr. Dessy Mawar Zalia, dr. Nazli Mahdinasari Nasution, dr. Andi Syahputra Siregar, dr. Nining Gilang Sari, dr. Rossa Yunilda, dr. Arsusy Widyastuty, dr. Poltak Jeremias sirait, dr. Novi Prasanti, dr. Deasy Hendriati, dr. Muhammad Affandi, dr. Manahap Cerarius F Pardosi, dr. Rona Hanani Simamora, dr. Endah Tri lestari, yang banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-diskusi kritis dalam berbagai pertemuan formal maupun informal, serta selalu memberikan dorongan-dorongan yang membangkitkan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

20. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas selama menjalani pendidikan spesialis ini, serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa. 21. Teman-teman di layanan digital perpustakaan USU : Evi Yulifimar, S.Sos, Yuli


(11)

telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas selama mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

22. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan sayangi, Alm. Saridin Girsang dan Lersianna Sipayung yang dengan penuh kesabaran, cinta serta kasih sayangnya telah membesarkan, memberikan dorongan, dukungan dalam segala hal kepada penulis, serta doa restu sejak lahir hingga saat ini.

23. Kedua mertua, St. Riori Tumpal Panggabean, BA dan Rosmaida Magdalena Samosir yang banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani program Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

24. Seluruh saudara kandung saya, Sahmaruli Pandapotan Girsang, Amd, Rani Girsang, SE, dan Jhonsu Giat Girsang, SE, yang telah banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.

25. Buat suami tercinta, Salomo Hans Fernando Panggabean, ST terima kasih atas segala doa dan dukungan, kesabaran dan pengertian yang mendalam serta pengorbanan atas segala waktu dan kesempatan selama penulis menjalani Magister Kedokteran Klinik Spesialis dan menyelesaikan tesis ini. Tanpa semua itu, penulis tidak akan mampu menyelesaikan Program Magister Klinik Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa dan tesis ini dengan baik.

Akhirnya penulis hanya mampu berdoa dan memohon semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan rahmat-Nya kepada seluruh keluarga, sahabat, dan handai tolan yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, baik secara langsung maupun


(12)

tidak langsung yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2012


(13)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

KDRT : Kekerasan Dalam Rumah Tangga VeRP : Visum et Repertum Psychiatricum WHO : World Health Organization

NCADV : National Coalition Against Domestic Violence

CEDAW : convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women

PKDRT : Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

n : Jumlah sampel

Zα : Tingkat kepercayaan

Zβ : Kekuatan

< : Lebih Kecil Dari > : Lebih Besar Dari

≥ : Lebih Besar Atau Sama Dengan

≤ : Lebih Kecil Atau Sama Dengan

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA : Sekolah Menengah Atas


(14)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii

Ucapan Terima Kasih ... v

Daftar Singkatan dan Lambang ... xii

Daftar Isi ... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Abstrak ... xvii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Kekerasan dalam rumah tangga ... 6

2.1.1. Definisi ... 6

2.1.2. Epidemiologi ... 7

2.1.3. Bentuk-bentuk ... 8

2.1.4. Etiologi ... 10


(15)

2.2.1. Tujuan ... 12

2.2.2. Ruang Lingkup. ... 13

2.2.3. Uraian... ... 13

2.3. Kerangka Konsep ... 14

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 15

3.1. Desain penelitian ... 15

3.2. Tempat dan waktu penelitian ... 15

3.3. Populasi penelitian ... 15

3.4. Sampel dan cara pemilihan sampel ... 15

3.5. Perkiraan besar sampel ... 16

3.6. Kriteria inklusi ... 16

3.7. Etika penelitian... ... 17

3.8. Cara Kerja ... 17

3.9. Pengolahan dan penyajian data ... 17

3.10. Definisi Operasional ... 18

3.11. Jadwal penelitian ... 20

3.12. Kerangka kerja ... 20

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 21


(16)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 28 BAB 7. RINGKASAN ... 29 DAFTAR RUJUKAN ... 32

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komite Etik 2. Data Subyek Penelitian


(17)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1. Tabel distribusi sampel penelitian berdasarkan karakteristik demografik 2. Tabel 4.2. Distribusi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami

perempuan berdasarkan usia.

3. Tabel 4.3. Distribusi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan tingkat pendidikan.

4. Tabel 4.4. Distribusi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan status pekerjaan

5. Tabel 4.5. Distribusi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan status perkawinan.

6. Tabel 4.6. Proporsi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011


(18)

ABSTRAK

Latar belakang: Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan kekerasan berbasis gender yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.Kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat manusia serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus.

Metode: Penelitian deskriptif retrospektif dengan melihat rekam medik, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling jenis

consecutive sampling, jumlah sampel 97 orang perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga sesuai visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Hasil: Dari 97 orang perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sesuai dengan visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan, didapatkan usia paling banyak adalah pada usia 20 - 30 tahun, yaitu sebanyak 32 orang (32,9%), berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian terbanyak adalah SMA, yaitu sebanyak 44 orang (45,4%), berdasarkan status pekerjaan subjek penelitian terbanyak adalah tidak bekerja, yaitu sebanyak 55 orang (56,7%), berdasarkan status perkawinan subjek penelitian terbanyak adalah kawin, yaitu sebanyak 89 orang (91,8%).

Kesimpulan: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa yang lebih banyak mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah usia 20-30 tahun, pendidikan SMA, tidak bekerja, kawin, dan bentuk kekerasan yang paling banyak adalah bentuk


(19)

kekerasan psikis, yang paling sedikit adalah kekerasan seksual sebanyak 5 orang (5,2%).

Kata kunci:


(20)

ABSTRAK

Latar belakang: Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan kekerasan berbasis gender yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.Kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat manusia serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus.

Metode: Penelitian deskriptif retrospektif dengan melihat rekam medik, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling jenis

consecutive sampling, jumlah sampel 97 orang perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga sesuai visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Hasil: Dari 97 orang perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sesuai dengan visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan, didapatkan usia paling banyak adalah pada usia 20 - 30 tahun, yaitu sebanyak 32 orang (32,9%), berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian terbanyak adalah SMA, yaitu sebanyak 44 orang (45,4%), berdasarkan status pekerjaan subjek penelitian terbanyak adalah tidak bekerja, yaitu sebanyak 55 orang (56,7%), berdasarkan status perkawinan subjek penelitian terbanyak adalah kawin, yaitu sebanyak 89 orang (91,8%).

Kesimpulan: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa yang lebih banyak mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah usia 20-30 tahun, pendidikan SMA, tidak bekerja, kawin, dan bentuk kekerasan yang paling banyak adalah bentuk


(21)

kekerasan psikis, yang paling sedikit adalah kekerasan seksual sebanyak 5 orang (5,2%).

Kata kunci:


(22)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan kekerasan berbasis gender yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh dari Jurnal Perempuan edisi ke 45, menunjukkan jumlah kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Indonesia tahun 2001 terjadi 258 kasus, tahun 2002 sebanyak 226 kasus, tahun 2003 sebanyak 272 kasus, tahun 2004 sebanyak 328 kasus dan pada tahun 2005 sebanyak 455 kasus.

Kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat manusia serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus. Korban kekerasan dalam rumah tangga kebanyakan adalah perempuan yang harus mendapatkan perlindungan Negara dan masyarakat agar terhindar dari kekerasan atau perlakuan yang merendahkan derajat, martabat kemanusiaan.

1,2,3

3,4

Berbagai macam peristiwa tindakan kekerasan yang dialami perempuan tidak timbul secara kebetulan.

1,5

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya kekerasan tersebut. Menurut Biro Statistik Australia pada tahun 2005 menunjukkan kekerasan dalam rumah tangga lebih banyak dialami oleh perempuan yang berumur 18-24 tahun yaitu sebanyak 38% dibandingkan dengan perempuan yang berumur 45 tahun atau lebih yaitu sebanyak 15%.5 Menurut

National Coalition Against Domestic Violence (NCADV) perempuan yang berumur 20-24 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami kekerasan.6 Perempuan yang mengalami tindak kekerasan karena mempunyai pekerjaan yang tidak memadai,


(23)

dimana hal ini membuat perempuan sangat bergantung kepada suaminya1,7,8. Hasil survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 tentang perempuan Indonesia menunjukkan bahwa lebih kurang 50% perempuan yang menikah dan hanya menamatkan pendidikan sekolah dasar, cenderung untuk mengalami kekerasan.

Kekerasan yang berbasis gender, pada dasarnya merupakan kekerasan dimana yang menjadi korbannya adalah perempuan adalah perempuan baik dilingkungan rumah tangga maupun di luar lingkungan rumah tangga. Dari berbagai jenis kekerasan yang berbasis gender, seperti perkosaan, pelacuran, pelecehan seksual dan banyak jenis lainnya, ternyata yang paling menonjol saat ini adalah kekerasan dalam rumah tangga (domestic violence), yang dapat digolongkan kepada tindakan kejahatan. Seharusnya istri bersama suami duduk bersama dalam mengarungi kehidupan rumah tangga, malah mendapat kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual, penelantaran rumah tangga dari suami.

4

Kekerasan dalam rumah tangga merupakan fenomena sosial yang telah berlangsung lama dalam sebagian rumah tangga di dunia, termasuk Indonesia. Jika selama ini kejadian tersebut nyaris tidak didengar, hal ini lebih disebabkan adanya anggapan didalam masyarakat bahwa kekerasan dalam rumah tangga merupakan peristiwa yang tabu untuk dibicarakan secara terbuka..

1,4

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian untuk melihat gambaran visum et repertum psychiatricum kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada perempuan tahun 2007-2011 di RSUD. Dr. Pirngadi Medan.


(24)

1.2. Rumusan Masalah.

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimanakah gambaran visum et repertum psychitricum kekerasan dalam rumah tangga pada perempuan tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

b. Bagaimana proporsi kekerasan yang dialami oleh perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan visum et repertum psychiatricum pada tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan berdasarkan demografi (usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan).

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran visum et repertum psychiatricum kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada perempuan tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.3.2. Tujuan khusus

Untuk mengetahui proporsi jenis kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan visum et repertum psychiatricum pada tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.


(25)

1.4. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan proporsi kekerasan yang dialami oleh perempuan.

b. Dengan diperolehnya proporsi jenis kekerasan yang dialami oleh perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai kekerasan yang terjadi pada perempuan.

c. Hasil penelitian ini dapat berlanjut untuk penelitian selanjutnya atau yang sejenis atau penelitian ini sebagai acuannya.


(26)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang merugikan pada korban (fisik atau psikis) yang tidak dikendaki oleh korban. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan berdasarkan pembedan jenis kelamin yang berakibat kesengsaraan dan penderitaan perempuan secara fisik, seksual, psikologis termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.

Pada tahun 1992, penegasan bahwa kekerasan terhadap perempuan sebagai salah satu bentuk diskriminasi terhadap perempuan merupakan memontum yang penting bagi advokasi gerakan penegak hak-hak asasi manusia khususnya hak asasi perempuan. Penegasan ini dilatari oleh penajaman konsep hak asasi manusia tersebut telah ditegaskan oleh Komite PBB yaitu tentang penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Seiring dengan dikeluarkannya duapuluh butir rekomendasi khusus dari Komite PBB tersebut yang isinya mengenai landasan aksi yang harus dilakikan oleh Negara-negara peserta Konvensi Penghapusan Segala bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan atau convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW). Dari latar belakang ini mulai terjadi kemajuan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kekerasan terhadap perempuan baik yang


(27)

dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat diberbagai negara termasuk Indonesia.

3,4

Salah satu ulasan konvensi PBB menyebutkan bahwa sikap-sikap tradisional dimana perempuan dianggap sebagai subordinasi laki-laki atau seperti juga pembakuan peran-peran gender (stereotype) yang dalam prakteknya terus meluas berhubungan dengan kekerasan dan paksaan yang terjadi pada perempuan. Efek atas kekerasan tersebut terhadap integritas perempuan adalah penghilangan atau pencabutan atas kesamaan kenikmatan, pelaksanaan dan pengetahuan akan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.

Sementara itu, sebagian besar fakta atau ancaman kekerasan atas dasar suatu konsekuensi yang mendasari bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender tadi, membantu ikut serta membuka mata untuk menegakkan hak-hak perempuan dalam subordinasi perannya, atas rendahnya posisi perempuan dalam partipasi politik, rendahnya tingkat pendidikan, serta sedikitnya kesempatan kerja untuk perempuan.

4,5,8

3,4

2.1. Kekerasan dalam Rumah Tangga. 2.1.1. Definisi

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.1,4,10


(28)

Menurut UU PKDRT No. 23 Tahun 2004 Pasal 2 lingkup rumah tangga meliputi : a. Suami, isteri, dan anak;

b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang suami, istri, dan anak karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau;

c. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.10,11

2.I.2. EPIDEMIOLOGI

Kekerasan dalam rumah tangga memiliki tren yang terus meningkat dari tahun ketahun. Data yang dipeoleh dari Jurnal Perempuan edisi ke 45, menunjukkan bahwa dari tahun 2001 terjadi 258 kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Tahun 2002 terjadi sebanyak 226 kasus, pada tahun 2003 sebanyak 272 kasus, tahun 2004 terjadi 328 kasus dan pada tahun 2005 terjadi 455 kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga.2 Namun dari berbagai bentuk kekerasan yang ada, data statistik Mitra Perempuan pada tahun 2005 menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengalami kekerasan psikis. Dimana kekerasan fisik sejumlah 8,33%, kekerasan psikis sebanyak 45,83%, penelantaran ekonomi sebanyak 16,67%, kekerasan seksual sebanyak 12,50%.

Menurut peneliian WHO pada tahun 1999 berdasarkan studi yang dilakukan pada 35 negara didapatkan bahwa jumlah kekerasan pada perempuan yang dilakukan oleh pasangannya berkisar 10-52% adalah kekerasan dalam bentuk fisik, 10%- 30% dalam bentuk kekerasan seksual.

2-4

12

Beberapa studi menunjukkan prevalensi kekerasan yang dialami perempuan sangatlah bervariasi berkisar 20-50%.13


(29)

Kekerasan dalam rumah tangga di negara Amerika Serikat insidennya sebanyak 25% dari populasi perempuan, dan sekitar 35% perempuan yang mengalami kekerasan tersebut dibawa ke unit gawat darurat untuk mendapatkan perawatan.5 Kekerasan dalam rumah tangga di Negara industri dicatat bahwa di Negara Kanada sebanyak 29% perempuan telah melapor telah mengalami serangan fisik yang dilakukan oleh pasangannya, di Negara Jepang pada tahun 1993, 59% dari 796 wanita yang disurvei telah mengalami kekerasan fisik, di Selandia Baru 20% dari 314 wanita yang disurvei dilaporkan dipukuli atau mengalami kekerasan secara fisik.5,7

2.I.3. BENTUK- BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Kekerasan dalam rumah tangga dapat berwujud : a. Kekerasan Fisik

10,14,15

b. Kekerasan Psikis c. Kekerasan Seksual

d. Penelantaran rumah tangga

a. Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat. Kekerasan fisik yang dialami korban seperti: pemukulan menggunakan tangan maupun alat seperti (kayu, parang), membenturkan kepala ke tembok, menjambak rambut, menyundut dengan rokok atau dengan kayu yang bara apinya masih ada, menendang, mencekik leher.4,9,10


(30)

b. Kekerasan psikis

Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Kekerasan psikis berupa makian, ancaman cerai, tidak memberi nafkah, hinaan, menakut-nakuti, melarang melakukan aktivitas di luar rumah.

c. Kekerasan seksual

4,9,10

Kekerasan seksual meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut, maupun pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu. Kekerasan seksual seperti memaksa isteri melakukan hubungan seksual walaupun isteri dalam kondisi lelah dan tidak siap termasuk saat haid, memaksa isteri melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain.

d. Penelantaran rumah tangga

7,8,9,10

Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Selain itu, penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut. Penelantaran seperti meninggalkan isteri dan anak


(31)

tanpa memberikan nafkah, tidak memberikan isteri uang dalam jangka waktu yang lama bahkan bertahun-tahun.4,9,10

2.I.4. ETIOLOGI

Adapun faktor-faktor terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga khususnya yang dilakukan oleh suami terhadap istri, yaitu:

a. Adanya hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara suami dan istri.

1,8

Anggapan bahwa suami lebih berkuasa dari pada istri telah terkonstruk sedemikian rupa dalam keluarga dan kultur serta struktur masyarakat. Bahwa istri adalah milik suami oleh karena harus melaksanakan segala yang diinginkan oleh yang memiliki. Hal ini menyebabkan suami menjadi merasa berkuasa dan akhirnya bersikap sewenang-wenang terhadap istrinya.

b. Ketergantungan ekonomi.

1,4,8

Faktor ketergantungan istri dalam hal ekonomi kepada suami memaksa istri untuk menuruti semua keinginan suami meskipun ia merasa menderita. Bahkan, sekalipun tindakan keras dilakukan kepadanya ia tetap enggan untuk melaporkan penderitaannya dengan pertimbangan demi kelangsungan hidup dirinya dan pendidikan anak-anaknya. Hal ini dimanfaatkan oleh suami untuk bertindak sewenang-wenang kepada istrinya.

c. Kekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan konflik.

1,7,8

Faktor ini merupakan faktor dominan ketiga dari kasus kekerasan dalam rumah tangga. Biasanya kekerasan ini dilakukan sebagai pelampiasan dari ketersinggungan, ataupun kekecewaan karena tidak dipenuhinya keinginan,


(32)

kemudian dilakukan tindakan kekerasan dengan tujuan istri dapat memenuhi keinginannya dan tidak melakukan perlawanan. Hal ini didasari oleh anggapan bahwa jika perempuan rewel maka harus diperlakukan secara keras agar ia menjadi penurut. Anggapan di atas membuktikan bahwa suami sering menggunakan kelebihan fisiknya dalam menyelesaikan problem rumah tangganya.

d. Persaingan

4,8

Jika di muka telah diterangkan mengenai faktor pertama kekerasan dalam rumah tangga adalah ketimpangan hubungan kekuasaan antara suami dan istri. Maka di sisi lain, perimbangan antara suami dan istri, baik dalam hal pendidikan, pergaulan, penguasaan ekonomi baik yang mereka alami sejak masih kuliah, di lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal, dapat menimbulkan persaingan dan selanjutnya dapat menimbulkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Bahwa di satu sisi suami tidak mau kalah, sementara di sisi lain istri juga tidak mau terbelakang dan dikekang.

e. Frustasi

4,8

Terkadang pula suami melakukan kekerasan terhadap istrinya karena merasa frustasi tidak bisa melakukan sesuatu yang semestinya menjadi tanggung jawabnya.8


(33)

2.2. Visum et Repertum Psychiatricum (VeRP) 2.2.1. Tujuan

Visum et Repertum Psychiatricum tersangka: untuk menilai kondisi kejiwaan terperiksa pada saat melakukan tindak pidana dalam kaitan dalam pertanggung jawaban pidananya.

Visum et Repertum Psychiatricum korban: untuk menilai kondisi kejiwaan korban tindak pidana dalam rangka membantu hakim mengambil keputusan terhadap pelaku.

2.2.2. Ruang Lingkup

16

Sarana pelayanan kesehatan jiwa pemerintah meliputi Rumah Sakit Jiwa Pusat dan Daerah, bagian Kedokteran Jiwa rumah sakit Umum pemerintah pusat dan Daerah, TNI dan Polri yang terjamin keamanannya dan memiliki sarana untuk melakukan pengawasan.

2.2.3. Uraian

16

Dokter spesilis kedokteran jiwa pembuat visum et repertum psychiatricum adalah dokter spesialis kedokteran jiwa yang karena pendidikannya sudah memiliki kompetensi untuk melakukan kegiatan dibidang psikiatri forensik, khususnya VeRP sesuai standar profesi. Untuk dapat membuat VeRP, harus memiliki surat izin praktik (SIP) di sarana pelayanan kesehatan yang bersangkutan. Pemeriksaan dan observasi psikiatrik dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran jiwa. Dalam keadaan tertentu pemeriksaan dan observasi psikiatrik dapat dilakukan dengan membentuk tim yang terdiri dari beberapa dokter spesialis jiwa, psikolog klinis, dan dokter spesialis lainnya sesuai dengan kebutuhan. Tim diketuai oleh dokter spesialis jiwa.1


(34)

2.3. Kerangka konsep

Visum et repertum psychiatricum

Perempuan korban kekerasan

dalam rumah tangga tahun 2007-2011

Faktor sosiodemografik

• Usia

• Tingkat pendidikan

• Status pekerjaan

• Status perkawinan

Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga :

 Kekerasan fisik

 kekerasan psikis

 Kekerasan seksual


(35)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif secara retrospektif, dimana peneliti akan melakukan deskripsi visum et repertum psychiatricum Kekerasan dalam rumah tangga dengan melihat rekam medik.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Waktu penelitian : 1 Februari 2012 – 30 April 2012

3.3. Populasi penelitian

3.3.1 Populasi target : Perempuan yang mengalami

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang di visum di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

3.3.2 Populasi terjangkau: Perempuan yang mengalami

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang di visum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

3.4. Sampel dan cara pemilihan sampel

3.4.1 Sampel penelitian : Perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga yang memenuhi kriteria inklusi.


(36)

3.4.2 Cara pengambilan sampel dengan non probability sampling jenis consecutive sampling.18

3.5. Perkiraan besar sampel

Besar sampel yang digunakan adalah rumus besar sampel untuk penelitian deskriptif kategorik. Rumusnya adalah:17,19,20

Keterangan:

N = Jumlah sampel

Z ∝= Nilai distribusi normal baku dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai α yang ditentukan; untuk nilai α = 0,05  Zα = 1,96

= Kesalahan tipe I : 0,05  derajat kepercayaan 95%

= Proporsi di populasi adalah 50 % = 1-p

d = Presisi (kesalahan yang masih dapat di toleransi)  10 % n =

Dengan menggunakan rumus diatas didapatkan jumlah sampel 97 orang


(37)

Perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga sesuai dengan

visum et repertum psychiatricum tahun 2007- 2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite Etika Penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

3.8. Cara Kerja

a. Penelitian dimulai dengan pengambilan data dari rekam medik visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

b. Kemudian data yang didapat akan diambil hanya yang berjenis kelamin perempuan sesuai visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

c. Subjek penelitian sesuai dengan sampel penelitian.

d. Setelah itu data yang didapatkan dikelompokkan kembali berdasarkan umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan.

e. Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data.

f. Lalu dilakukan identifikasi bentuk kekerasan yang dialami subjek penelitian berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, penelantaran rumah tangga.


(38)

Untuk mengetahui gambaran visum et repertum psychiatricum kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada perempuan tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan, pengolahan dan penyajian data yang diperoleh dilakukan dengan komputerisasi, disajikan dalam bentuk tabel.

3.10. Definisi operasional.

a. Visum et repertum psychiatricum adalah adalah surat keterangan yang di buat oleh dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) sebagai hasil pemeriksan psikiatrik dan observasi pada seorang terperiksa di sarana pelayanan kesehatan jiwa, yang di minta secara resmi oleh penegak hukum untuk kepentingan peradilan.

b. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seorang perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

10

c. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat.

d. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan/ atau mengakibatkan gangguan psikis berat.

e. Kekerasan seksual adalah pemaksaan melakukan hubungan seksual pada saat istri lelah dan tidak siap termasuk pada saat haid, memaksa istri berhubungan seks dengan laki-laki lain.


(39)

f. Penelantaran rumah tangga adalah meninggalkan istri atau anak tanpa memberi nafkah, tidak memberikan istri uang dalam jangka waktu sampai bertahun-tahun. Keterangan mengenai bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan didapatkan berdasarkan visum et repertum psychiatricum.

g. Usia adalah lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan tahun. Usia dibagi dalam :

< 20 20-30 31– 40 41– 50 >50

h. Pendidikan : Jenjang pengajaran yang telah diikuti atau sedang dijalani responden melalui pendidikan formal : SD, SMP, SMA, Sarjana.

i. Pekerjaan : bekerja dan tidak bekerja


(40)

3. 11. Jadwal penelitian Waktu Kegiatan Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Persiapan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Seminar Hasil

3.12. Kerangka Kerja

Inklusi

Bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga :

 Kekerasan fisik

 Kekerasan psikis

 Kekerasan seksual

 Penelantaran rumah tangga Perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga sesuai visum et repertum psychiatricum pada tahun 2007-2011

Faktor sosiodemografik :

 Usia

 Tingkat pendidikan

 Status pekerjaan


(41)

BAB 4. HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian terhadap 97 orang perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sesuai dengan visum et repertum

psychiatricum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Tabel 4.1. Tabel distribusi sampel penelitian berdasarkan karakteristik demografik.

Karakteristik

Demografik Sampel

Subjek Penelitian

N %

Usia (tahun)

< 20 7 7,2

20-30 32 32,9

31-40 29 29,9

41-50 20 20,6

> 50 9 9,3

Jumlah 97 100

Tingkat pendidikan

SD 8 8,2

SMP 6 6,2

SMA 44 45,4

Sarjana 39 40,2

Jumlah 97 100

Status pekerjaan

Tidak bekerja 55 56,7

Bekerja 42 43,3

Jumlah 97 100

Status perkawinan

Belum kawin 8 8,2

Kawin 89 91,8


(42)

Dari tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa distribusi sampel penelitian berdasarkan usia paling banyak adalah pada usia 20 - 30 tahun, yaitu sebanyak 32 orang (32,9%), berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian terbanyak adalah SMA, yaitu sebanyak 44 orang (45,4%), berdasarkan status pekerjaan subjek penelitian terbanyak adalah tidak bekerja, yaitu sebanyak 55 orang (56,7%), berdasarkan status perkawinan subjek penelitian terbanyak adalah kawin, yaitu sebanyak 89 orang (91,8%).

Tabel 4.2 Distribusi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan usia.

Usia (tahun)

BENTUK KEKERASAN

Fisik Psikis Seksual Penelantaran Total

N % N % n % n % n %

< 20 0 0 1 1 1 1 5 5,2 7 7,2

20-30 5 5,1 19 19,6 2 2,1 6 6,2 32 32,9

31-40 1 1 19 19,6 2 2,1 7 7,2 29 29,9

41-50 2 2,1 14 14,4 0 0 4 4,1 20 20,6

>50 2 2,1 5 5,1 0 0 2 2,1 9 9,3

Jumlah 10 10,3 58 59,8 5 5,2 24 24,7 97 100

Dari tabel di atas didapatkan proporsi kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan usia terbanyak adalah kekerasan psikis pada perempuan berusia 20-30 tahun dan 31-40 tahun, yaitu sebanyak 19 orang (19,59 %). Kekerasan seksual pada usia < 20 tahun, usia 41-50 tahun dan usia >50 tahun tidak dijumpai.


(43)

Tabel 4.3. Distribusi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan tingkat pendidikan.

Pendidikan

BENTUK KEKERASAN

Fisik Psikis Seksual Penelantaran Total

n % n % n % n % N %

SD 0 0 3 3,1 1 1 4 4,1 8 8,2

SMP 2 2,1 3 3,15 0 0 1 1 6 6,2

SMA 4 4,1 28 28,9 2 2,1 10 10,3 44 45,4

Sarjana 4 4,1 24 24,7 2 2,1 9 9,3 39 40,2

Jumlah 10 10,3 58 59,8 5 5,2 24 24,7 97 100

Dari tabel di atas didapatkan proporsi kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA berupa kekerasan psikis sebanyak 28 orang (28,9%%). Kekerasan fisik pada SD dan kekerasan seksual pada tingkat SMP tidak dijumpai.

Tabel 4.4 Distribusi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan status pekerjaan.

Status pekerjaan

BENTUK KEKERASAN

Fisik Psikis Seksual Penelantaran Total

n % n % n % N % N %

Tidak

bekerja 6 6,2 30 31 2 2,1 17 17,5 55 56,7

Bekerja 4 4,1 28 28,8 3 3,1 7 7,25 42 43,3

Jumlah 10 10,3 58 59,8 5 5,2 24 24,7 97 100

Dari tabel di atas didapatkan proporsi kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan status pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja


(44)

berupa kekerasan psikis sebanyak 30 orang ( 31%), dan yang paling sedikit adalah kekerasan seksual pada subjek yang tidak bekerja sebanyak 2 orang (2,1%).

Tabel 4.5 Distribusi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan status perkawinan.

Status perkawinan

BENTUK KEKERASAN

Fisik Psikis Seksual Penelantaran Total

n % n % n % n % N %

Belum

Kawin 0 0 2 2,1 1 1 5 5,2 8 8,2

Kawin 10 10,3 56 57,7 4 4,1 19 19,5 89 91,8

Jumlah 10 10,3 58 59,8 5 5,2 24 24,7 97 100

Dari tabel di atas didapatkan proporsi kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan status perkawinan terbanyak adalah kawin berupa kekerasan psikis sebanyak 56 orang (57,7%), dan yang paling sedikit adalah kekerasan fisik dimana tidak dijumpai pada subjek yang belum kawin.

Tabel 4.6 Proporsi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan berdasarkan visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011.

No. Bentuk-bentuk kekerasan

dalam rumah tangga Jumlah %

1. Kekerasan Fisik 10 10,3

2. Kekerasan Psikis 58 59,8

3. Kekerasan Seksual 5 5,2

4. Penelantaran Rumah Tangga 24 24,7

Jumlah 97 100

Dari tabel proporsi bentuk-bentuk kekerasan yang dialami subjek penelitian dan distribusinya berdasarkan karakteristik demografik didapatkan bahwa:


(45)

a. Kekerasan yang terbanyak dialami subjek penelitian adalah kekerasan psikis sebanyak 58 orang (59,8%), ditemukan paling banyak pada usia 20-30 tahun sebanyak 19 orang (19,6%), dan usia 31-40 tahun sebanyak 19 orang (19,6%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 10 orang (10,3%), tidak bekerja sebanyak 30 orang (31%), kawin sebanyak 56 orang (57,7%).

b. Penelantaran rumah tangga yang dialami subjek penelitian sebanyak 24 orang (24,7%), paling banyak ditemukan pada usia 31-40 tahun sebanyak 7 orang (7,2%), pendidikan SMA sebanyak 10 orang (10,3%), tidak bekerja sebanyak 17 orang (17,5%), kawin sebanyak 19 orang (19,5%).

c. Kekerasan fisik yang dialami subjek penelitian sebanyak 10 orang (10,3%), paling banyak ditemukan pada usia 20-30 tahun sebanyak 5 orang (5,1%), pendidikan SMA sebanyak 4 orang (4,1%), sarjana sebanyak 4 orang (4,1%), tidak bekerja sebanyak 6 orang (6,2%), kawin sebanyak 10 orang (10,3%).

d. Kekerasan yang paling sedikit dialami subjek penelitian adalah kekerasan seksual sebanyak 5 orang (5,2%), paling banyak ditemukan pada usia 20-30 tahun sebanyak 2 orang (2,1%), usia 31-40 tahun sebanyak 2 orang (2,1%), pendidikan SMA sebanyak 2 orang (2,1%), sarjana sebanyak 2 orang (2,1%), bekerja sebanyak 3 orang (3,1%), kawin sebanyak 4 orang (4,1%).


(46)

BAB 5. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini didapatkan usia subjek penelitian terbanyak adalah pada usia 20- 30 tahun, yaitu sebanyak 32 orang (32,9%). Hasil ini sesuai dengan literatur menurut National Coalition Against Domestic Violence (NCADV) bahwa perempuan yang berusia antara 20-24 memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami kekerasan.6 Menurut Biro Statistik Australia (ABS) pada tahun 2005 menunjukkan kekerasan dalam rumah tangga lebih banyak dialami oleh perempuan yang berumur 24 tahun yaitu sebanyak 38% dibandingkan dengan yang berumur 45 tahun atau lebih.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian yang terbanyak adalah tingkat SMA, yaitu sebanyak 44 orang (45,4%). Hal ini tidak sesuai dengan hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 tentang perempuan Indonesia yang menunjukkan bahwa 50% perempuan yang hanya mendapatkan pendidikan sekolah dasar cenderung untuk mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

5

4

Berdasarkan status pekerjaan, subjek penelitian terbanyak adalah tidak bekerja, yaitu sebanyak yaitu sebanyak 55 orang (56,7%). Hal ini sesuai dengan tulisan Pangemanan, dimana perempuan yang tidak memiliki pekerjaan yang memadai membuat perempuan menjadi sangat tergantung kepada orang lain dan lebih cenderung mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Dimana pada penelitian ini, subjek penelitian tingkat SD adalah sebanyak 8 orang (8,2%).

Dari status perkawinan subjek penelitian terbanyak adalah kawin, yaitu sebanyak 89 orang (91,8%). Sesuai dengan literatur, data kasus terhadap perempuan di Rifka


(47)

Anisa Women Crisis Center Yogyakarta 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga, dialami oleh perempuan yang sudah menikah adalah sebanyak 1154 kasus (61,6%). Data kekerasan terhadap istri merupakan kategori kasus yang paling tinggi.1 Sesuai dengan data statistik Mitra Perempuan tahun 2005 mengenai relasi pelaku dengan korban kekerasan dalam rumah tangga paling banyak dilakukan oleh suami sebanyak 77,36%.3

Dari hasil penelitian, bentuk kekerasan yang paling banyak dialami perempuan berdasarkan visum et repertum psychiatricum pada tahun 2007-2011 adalah kekerasan psikis sebanyak 58 orang ( 59,8%), penelantaran rumah tangga sebanyak 24 orang (24,7%), kekerasan fisik sebanyak 10 orang (10,3%), kekerasan seksual sebanyak 5 orang (5,2%). Sesuai dengan Jurnal perempuan edisi 45, yang menunjukkan bahwa bentuk kekerasan yang dialami oleh perempuan lebih banyak dalam bentuk kekerasan psikis daripada bentuk kekerasan lainnya yaitu sebanyak 45,83%.3


(48)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 97 orang perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011 ke RSUD.Dr.Pirngadi Medan didapatkan :

• Bahwa yang lebih banyak mengalami kekerasan dalam rumah tangga adalah usia 20-30 tahun, tingkat pendidikan SMA, tidak bekerja, kawin.

• Dan bentuk kekerasan yang paling sering dialami oleh perempuan adalah kekerasan psikis sebanyak 58 orang (59,8%), paling sedikit kekerasan seksual sebanyak 5 orang (5,2%).

6.2. SARAN

Masalah kekerasan dalam rumah tangga pada perempuan merupakan tindakan pelanggaran hak asasi manusia dan termasuk tindakan kejahatan. Deklarasi PBB tentang penghapusan tindakan kekerasan pada perempuan perlu dilaksanakan secepatnya walaupun masih terbentur dengan nilai-nilai budaya. Untuk itu, lembaga pemerhati perempuan maupun lembaga perkawinan serta petugas kesehatan perlu memberikan konseling dan ceramah-ceramah kepada pasangan yang akan menikah sehingga dapat memberikan pengetahuan dan penjelasan mengenai tujuan dan cara mengatasi masalah dalam perkawinan.


(49)

BAB 7. RINGKASAN

Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik, dilakukan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat), dikehendaki oleh pelaku, dan ada akibat yang merugikan pada korban (fisik atau psikis) yang tidak dikendaki oleh korban. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan berdasarkan pembedan jenis kelamin yang berakibat kesengsaraan dan penderitaan perempuan secara fisik, seksual, psikologis termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.

Pada tahun 1992, penegasan bahwa kekerasan terhadap perempuan sebagai salah satu bentuk diskriminasi terhadap perempuan merupakan memontum yang penting bagi advokasi gerakan penegak hak-hak asasi manusia khususnya hak asasi perempuan.

Tujuan dilakukan Visum et Repertum Psychiatricum pada korban adalah untuk menilai kondisi kejiwaan korban tindak pidana dalam rangka membantu hakim mengambil keputusan terhadap pelaku.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif secara retrospektif, dengan melihat rekam medik visum et repertum psychiatricum tahun 2007-2011 di RSUD Dr. Pirngadi Medan..Data yang didapat akan diambil hanya yang berjenis kelamin perempuan. Subjek penelitian sesuai dengan sampel penelitian. Setelah itu data yang didapatkan dikelompokkan kembali berdasarkan umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan. Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data. Lalu dilakukan


(50)

identifikasi bentuk kekerasan yang dialami subjek penelitian berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, penelantaran rumah tangga.

Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa kekerasan dalam rumah tangga yang paling banyak dialami berdasarkan usia paling banyak adalah pada usia 20 - 30 tahun, yaitu sebanyak 32 orang (32,9%), berdasarkan tingkat pendidikan adalah SMA, yaitu sebanyak 44 orang (45,4%), berdasarkan status pekerjaan adalah tidak bekerja, yaitu sebanyak 55 orang (56,7%), berdasarkan status perkawinan adalah kawin, yaitu sebanyak 89 orang (91,8%).

Bentuk kekerasan yang terbanyak dialami subjek penelitian adalah kekerasan psikis sebanyak 58 orang (59,8%), berdasarkan distribusinya ditemukan paling banyak pada usia 20-30 tahun sebanyak 19 orang (19,6%), dan usia 31-40 tahun sebanyak 19 orang (19,6%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 10 orang (10,3%), tidak bekerja sebanyak 30 orang (31%), kawin sebanyak 56 orang (57,7%).

Penelantaran rumah tangga yang dialami subjek penelitian sebanyak 24 orang (24,7%), berdasarkan distribusinya paling banyak ditemukan pada usia 31-40 tahun sebanyak 7 orang (7,2%), pendidikan SMA sebanyak 10 orang (10,3%), tidak bekerja sebanyak 17 orang (17,5%), kawin sebanyak 19 orang (19,5%).

Kekerasan fisik yang dialami subjek penelitian sebanyak 10 orang (10,3%), berdasarkan distribusinya paling banyak ditemukan pada usia 20-30 tahun sebanyak 5 orang (5,1%), pendidikan SMA sebanyak 4 orang (4,1%), sarjana sebanyak 4 orang (4,1%), tidak bekerja sebanyak 6 orang (6,2%), kawin sebanyak 10 orang (10,3%).


(51)

Kekerasan yang paling sedikit dialami subjek penelitian adalah kekerasan seksual sebanyak 5 orang (5,2%), berdasarkan distribusinya paling banyak ditemukan pada usia 20-30 tahun sebanyak 2 orang (2,1%), usia 31-40 tahun sebanyak 2 orang (2,1%), pendidikan SMA sebanyak 2 orang (2,1%), sarjana sebanyak 2 orang (2,1%), bekerja sebanyak 3 orang (3,1%), kawin sebanyak 4 orang (4,1%).


(52)

DAFTAR RUJUKAN

1. Hanum F. Perempuan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Majalah Sarathi Vol 13. Yogyakarta; 2 Juni 2006.

2. Kalibonso SR. Statistik Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Mitra perempuan; 2005

3. Kolibonso SR. Diskriminasi Itu Bernama Kekerasan Terhadap Perempuan. Jakarta: Jurnal Perempuan edisi 45;2006 hal 10-29

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah. Penelitian Faktor-Faktor Penentu Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Pemalang; 2008

5. Newton CJ. Domestic Violence: An Overview Domestic Violence Statistics: Prevalence and Trens. Australia; 2006.p. 1-4

6. National Coalition Against Domestic Violence: Domestic Violence fact. Washington DC; 2009

7. United Nations Children’s Fund Innocenti Research Center: Domestic Violence against Women and Girls. Italy; 2000.p. 1-13

8. Pangemanan DR. Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Keluarga, Hasil Penelitian di Jakarta. Universitas Indonesia; 1998.h.76-92

9. Kepolisian Republik Indonesia. Buku Pegangan Pusat Pelayanan Terpadu POLRI. Jakarta; 2005

10. Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2004. Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta; 2004.


(53)

11. Rahayu N. Fakta Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta; 2010. Diakses

melalu

12. World Health Organization. WHO Multi-country Study on Women’s Health and Domestic Violence against Women : WHO Library Cataloguing-in-Publication Data; 2005.p.4-5

13. Monemi KA et al. Violence against women increases the risk of infant and child mortality: a case referent study in Nicaragua. Bulletin of the World Health Organization 2003.

14. Karniasih N. Kajian Yuridis Sosiologis Terhadap kekerasan Yang Berbasis Gender. Jakarta 2007

15. Shane B, Ellsberg K.Out Look. Violence Against women: Effects on Reproductive health. Program for Appropriate Technology in Health (PATH), 2002.

16. Standar Pelayanan Medik. Pembuatan Surat Keterangan Ahli Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa tentang Visum et Repertum Psychiatricum. Jakarta; 2005.

17. Dahlan Ms.Menyusun Proposal penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Ed 2. Jakarta: salemba Medika, 2011

18. Sastrosmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Ed 3. Jakarta: Sagung Seto;2008.h.279-331

19.

20. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Ed 5. Jakarta: salemba Medika, 2011

Wahyuni AS. Statistikakedokteran. Ed 1. Jakarta: Bamboedoa Communication; 2007.h 108-122


(54)

Lampiran 2

DATA VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) PADA PEREMPUANTAHUN 2007-2011 DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

NO MR NAMA USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN STATUS BENTUK KEKERASAN

1 605654 HNS 21 1 2 1 3

2 626567 NBD 40 4 1 1 2

3 605643 RH 38 4 2 1 4

4 643243 SH 24 4 2 1 2

5 624549 MP 43 4 1 1 1

6 642734 NM 46 1 2 1 2

7 648325 N 33 3 1 1 2

8 623454 RES 34 4 1 1 3

9 625476 EFS 21 3 2 1 3

10 626741 LT 48 3 2 1 2

11 643238 RA 22 4 2 1 4

12 642649 RY 34 4 1 1 2

13 643122 ESN 27 3 2 1 2

14 634943 SW 29 3 1 1 2

15 643002 EH 38 4 1 1 2

16 640505 ESN 48 4 2 1 4

17 641625 JW 18 3 1 2 3

18 625268 LRS 30 2 2 1 1

19 645342 TS 35 2 2 1 2

20 623245 MS 42 4 1 1 2

21 688389 Y 49 3 2 1 4

22 691619 SN 44 4 1 1 1

23 686302 EN 24 3 1 1 1

24 687356 M 52 3 2 1 4

25 621292 HMR 28 4 1 1 4

26 676870 R 38 3 2 1 2

27 675499 RS 26 4 1 1 2

28 644495 M 35 3 1 1 4

29 645343 CK 19 1 2 2 4


(55)

32 656353 NY 30 3 2 1 2

33 664245 ZS 40 4 1 1 4

34 663423 EST 33 3 2 1 4

35 659437 SAI 35 3 1 1 2

36 656353 R 33 3 2 1 1

37 654420 PS 43 4 2 1 2

38 651985 WP 29 3 2 1 2

39 654132 RMS 44 4 1 1 2

40 653469 DYN 32 4 1 1 3

41 647907 RS 43 3 2 1 2

42 643782 RP 34 4 1 1 4

43 732214 CS 36 4 2 1 2

44 730015 SV 19 1 2 2 2

45 770061 TESS 30 3 2 1 2

46 765678 R 58 3 2 1 2

47 766828 SW 33 3 2 1 2

48 763266 DP 19 1 2 2 4

49 766160 MP 35 3 1 1 2

50 766006 SZ 53 4 1 1 2

51 747826 MS 52 3 2 1 2

52 748482 E 43 3 1 1 2

53 750033 ME 20 3 2 2 2

54 744331 DA 32 3 2 1 2

55 742454 NES 43 4 2 1 2

56 733343 MS 42 4 2 1 4

57 734910 DAH 30 4 2 1 2

58 734820 RMS 40 3 1 1 2

59 720678 DNS 21 3 2 1 2

60 730349 NH 35 4 1 1 2

61 727332 LLT 51 2 2 1 1

62 701056 NS 54 4 1 1 4

63 706749 CFL 41 3 2 1 2

64 709418 L 15 3 2 2 4

65 696039 AL 54 3 1 1 2

66 702391 SM 31 3 1 1 2

67 701476 LP 22 2 2 1 4

68 707545 DL 51 4 1 1 1

69 675676 NEC 25 4 2 1 2

70 804533 JFPN 30 4 1 1 2

71 823434 PD 19 1 2 2 4


(56)

73 819557 LY 29 4 2 1 4

74 804365 ANS 22 3 2 1 1

75 807148 LD 25 3 2 1 2

76 819536 EL 42 4 1 1 2

77 813032 V 32 3 1 1 4

78 824976 SAI 30 3 1 1 2

79 800065 WKB 23 4 2 1 2

80 794310 SK 20 3 2 1 4

81 794654 LN 32 4 2 1 2

82 808683 YS 31 4 1 1 2

83 806604 N 58 4 1 1 2

84 804797 MM 43 3 1 1 2

85 805179 GDK 23 4 1 1 2

86 804504 RPS 41 4 1 1 2

87 799512 M 27 3 2 1 1

88 777448 F 29 4 1 1 2

89 772431 SS 23 3 2 1 2

90 789443 RDS 26 3 2 1 2

91 793100 B 31 3 2 1 4

92 791375 AF 29 4 2 1 4

93 796549 JW 25 3 2 1 1

94 788679 LT 36 2 2 1 2

95 786429 S 34 2 2 1 2

96 782860 NS 45 3 1 1 2

97 776687 RH 46 1 1 1 2

KETERANGAN

Pendidikan 1: SD

Bentuk

kekerasan 1: Fisik

2: SMP 2: Psikis

3: SMA/Sederajat 3: Seksual

4: Sarjana 4: Penelantaran

Pekerjaan 1: Bekerja 2: Tidak bekerja

Status

1: Kawin 2.Belum kawin


(57)

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi

Nama : dr. Gusri Girsang Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal lahir : Situri-turi/ 01 Agustus 1982

Agama : Kristen protestan

Status : Menikah

Alamat : Jl. Jamin Ginting No 764 Medan

Telepon : 081361434310

Email : guzgirsang@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Tahun 1988 - 1994 : SDN 060886 Medan

Tahun 1994 - 1997 : SLTP Putri Cahaya Medan Tahun 1997 – 2000 : SMU Cahaya Medan

Tahun 2001 – 2007 : S1 Kedokteran Umum-Universitas Methodist Indonesia Tahun 2010- sekarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis Departemen Ilmu

Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Riwayat Pekerjaan


(1)

DAFTAR RUJUKAN

1. Hanum F. Perempuan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Majalah Sarathi Vol 13. Yogyakarta; 2 Juni 2006.

2. Kalibonso SR. Statistik Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Mitra perempuan; 2005

3. Kolibonso SR. Diskriminasi Itu Bernama Kekerasan Terhadap Perempuan. Jakarta: Jurnal Perempuan edisi 45;2006 hal 10-29

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah. Penelitian Faktor-Faktor Penentu Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Pemalang; 2008

5. Newton CJ. Domestic Violence: An Overview Domestic Violence Statistics: Prevalence and Trens. Australia; 2006.p. 1-4

6. National Coalition Against Domestic Violence: Domestic Violence fact. Washington DC; 2009

7. United Nations Children’s Fund Innocenti Research Center: Domestic Violence against Women and Girls. Italy; 2000.p. 1-13

8. Pangemanan DR. Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Keluarga, Hasil Penelitian di Jakarta. Universitas Indonesia; 1998.h.76-92

9. Kepolisian Republik Indonesia. Buku Pegangan Pusat Pelayanan Terpadu POLRI. Jakarta; 2005


(2)

11. Rahayu N. Fakta Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta; 2010. Diakses

melalu

12. World Health Organization. WHO Multi-country Study on Women’s Health and Domestic Violence against Women : WHO Library Cataloguing-in-Publication Data; 2005.p.4-5

13. Monemi KA et al. Violence against women increases the risk of infant and child mortality: a case referent study in Nicaragua. Bulletin of the World Health Organization 2003.

14. Karniasih N. Kajian Yuridis Sosiologis Terhadap kekerasan Yang Berbasis Gender. Jakarta 2007

15. Shane B, Ellsberg K.Out Look. Violence Against women: Effects on Reproductive health. Program for Appropriate Technology in Health (PATH), 2002.

16. Standar Pelayanan Medik. Pembuatan Surat Keterangan Ahli Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa tentang Visum et Repertum Psychiatricum. Jakarta; 2005.

17. Dahlan Ms.Menyusun Proposal penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Ed 2. Jakarta: salemba Medika, 2011

18. Sastrosmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Ed 3. Jakarta: Sagung Seto;2008.h.279-331

19.

20. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Ed 5. Jakarta: salemba Medika, 2011

Wahyuni AS. Statistikakedokteran. Ed 1. Jakarta: Bamboedoa Communication; 2007.h 108-122


(3)

Lampiran 2

DATA VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUM KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) PADA PEREMPUANTAHUN 2007-2011 DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN

NO MR NAMA USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN STATUS BENTUK

KEKERASAN

1 605654 HNS 21 1 2 1 3

2 626567 NBD 40 4 1 1 2

3 605643 RH 38 4 2 1 4

4 643243 SH 24 4 2 1 2

5 624549 MP 43 4 1 1 1

6 642734 NM 46 1 2 1 2

7 648325 N 33 3 1 1 2

8 623454 RES 34 4 1 1 3

9 625476 EFS 21 3 2 1 3

10 626741 LT 48 3 2 1 2

11 643238 RA 22 4 2 1 4

12 642649 RY 34 4 1 1 2

13 643122 ESN 27 3 2 1 2

14 634943 SW 29 3 1 1 2

15 643002 EH 38 4 1 1 2

16 640505 ESN 48 4 2 1 4

17 641625 JW 18 3 1 2 3

18 625268 LRS 30 2 2 1 1

19 645342 TS 35 2 2 1 2

20 623245 MS 42 4 1 1 2

21 688389 Y 49 3 2 1 4

22 691619 SN 44 4 1 1 1

23 686302 EN 24 3 1 1 1

24 687356 M 52 3 2 1 4

25 621292 HMR 28 4 1 1 4

26 676870 R 38 3 2 1 2

27 675499 RS 26 4 1 1 2


(4)

32 656353 NY 30 3 2 1 2

33 664245 ZS 40 4 1 1 4

34 663423 EST 33 3 2 1 4

35 659437 SAI 35 3 1 1 2

36 656353 R 33 3 2 1 1

37 654420 PS 43 4 2 1 2

38 651985 WP 29 3 2 1 2

39 654132 RMS 44 4 1 1 2

40 653469 DYN 32 4 1 1 3

41 647907 RS 43 3 2 1 2

42 643782 RP 34 4 1 1 4

43 732214 CS 36 4 2 1 2

44 730015 SV 19 1 2 2 2

45 770061 TESS 30 3 2 1 2

46 765678 R 58 3 2 1 2

47 766828 SW 33 3 2 1 2

48 763266 DP 19 1 2 2 4

49 766160 MP 35 3 1 1 2

50 766006 SZ 53 4 1 1 2

51 747826 MS 52 3 2 1 2

52 748482 E 43 3 1 1 2

53 750033 ME 20 3 2 2 2

54 744331 DA 32 3 2 1 2

55 742454 NES 43 4 2 1 2

56 733343 MS 42 4 2 1 4

57 734910 DAH 30 4 2 1 2

58 734820 RMS 40 3 1 1 2

59 720678 DNS 21 3 2 1 2

60 730349 NH 35 4 1 1 2

61 727332 LLT 51 2 2 1 1

62 701056 NS 54 4 1 1 4

63 706749 CFL 41 3 2 1 2

64 709418 L 15 3 2 2 4

65 696039 AL 54 3 1 1 2

66 702391 SM 31 3 1 1 2

67 701476 LP 22 2 2 1 4

68 707545 DL 51 4 1 1 1

69 675676 NEC 25 4 2 1 2

70 804533 JFPN 30 4 1 1 2

71 823434 PD 19 1 2 2 4


(5)

73 819557 LY 29 4 2 1 4

74 804365 ANS 22 3 2 1 1

75 807148 LD 25 3 2 1 2

76 819536 EL 42 4 1 1 2

77 813032 V 32 3 1 1 4

78 824976 SAI 30 3 1 1 2

79 800065 WKB 23 4 2 1 2

80 794310 SK 20 3 2 1 4

81 794654 LN 32 4 2 1 2

82 808683 YS 31 4 1 1 2

83 806604 N 58 4 1 1 2

84 804797 MM 43 3 1 1 2

85 805179 GDK 23 4 1 1 2

86 804504 RPS 41 4 1 1 2

87 799512 M 27 3 2 1 1

88 777448 F 29 4 1 1 2

89 772431 SS 23 3 2 1 2

90 789443 RDS 26 3 2 1 2

91 793100 B 31 3 2 1 4

92 791375 AF 29 4 2 1 4

93 796549 JW 25 3 2 1 1

94 788679 LT 36 2 2 1 2

95 786429 S 34 2 2 1 2

96 782860 NS 45 3 1 1 2

97 776687 RH 46 1 1 1 2

KETERANGAN

Pendidikan 1: SD

Bentuk

kekerasan 1: Fisik

2: SMP 2: Psikis

3: SMA/Sederajat 3: Seksual

4: Sarjana 4: Penelantaran

Pekerjaan 1: Bekerja 2: Tidak bekerja 1: Kawin


(6)

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi

Nama : dr. Gusri Girsang

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal lahir : Situri-turi/ 01 Agustus 1982

Agama : Kristen protestan

Status : Menikah

Alamat : Jl. Jamin Ginting No 764 Medan

Telepon : 081361434310

Email : guzgirsang@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Tahun 1988 - 1994 : SDN 060886 Medan

Tahun 1994 - 1997 : SLTP Putri Cahaya Medan Tahun 1997 – 2000 : SMU Cahaya Medan

Tahun 2001 – 2007 : S1 Kedokteran Umum-Universitas Methodist Indonesia Tahun 2010- sekarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis Departemen Ilmu

Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Riwayat Pekerjaan