Hambatan yang dihadapi dalam perolehan izin Pendirian Lokasi Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, setelah dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah:
a. Belum adanya sistem perizinan yang baku, integratif dan komprehensif.
b. Banyaknya berbagai instansi yang mengeluarkan izin.
c. Tersebarnya peraturan tentang perizinan dalam berbagai peraturan perundang-
undangan. d.
Diadakannya izin hanya semata-mata dengan tujuan pemasukan bagi pendapatan daerah.
C. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi perolehan Izin Tempat Hiburan
Dalam hal perizinan, khususnya di daerah, berdasarkan kondisi yang ada memang terdapat keberagaman pola penanganan. Sejumlah daerah telah berusaha
memperbaiki kinerja pelayanan masyarakatnya dengan merombak tata kelembagaan dan sistem yang telah berjalan lama sebelumnya. Bahkan tidak
sedikit yang merombak pelayanan perizinan dari yang sebelumnya kewenangannya terdistribusikan ke sejumlah instansi, yaitu unit pelayanan
bersama, yaitu unit pelayanan terpadu satu atap UPSTA, yang kemudian dirombak lagi menjadi pelayanan terpadu satu pintu PTSP. Perubahan
kelembagaan ini tentu bukan tanpa alasan, bagaimanapun, pemerintah tentu tidak ingin kehilangan simpati dari warganya lantaran mereka merasa tidak
mendapatkan layanan yang menjadi wadah birokrasi sekaligus kinerja birokrasi sudah terpola sedemikian di instansi teknis merupakan wujud nyata penggunaan
Universitas Sumatera Utara
kewenangan terhadap masyarakat, yang dalam beberapa hal ditengarai sering dijadikan peluang untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari kantong
masyarakat. Ditambah lagi masyarakat pun sudah terbiasa mendapatkan layanan seperti yang selama ini terima.
Perubahan kelembagaan yang menangani perizinan tidak lepas dari persoalan perizinan di bidang investasi. Banyaknya keluhan masyarakat bahwa
perizinan sering kali menjadi sebuah mata rantai kegiatan yang memerlukan biaya tinggi dan proses panjang kiranya perlu mendapat perhatian. Bahkan menurut
BKPM Muhammad Lutfi, masalah perizinan bisa dikatakan menjadi momok. Oleh karena itu, pihaknya bertekad mereformasi gaya perizinan yang berbelit-belit
dan berdasarkan keputusan Presiden No. 29 Tahun 2004 BKPM mempelopori perizinan satu atap untuk masalah investasi.
35
35
Majalah Legal Review No. 40 Tahun 2006, hal. 19
Bagaimana soal perizinan tidak boleh menghambat investasi.
Setelah dikeluarkan Keputusan Presiden No. 29 Tahun 2004, pada tahun 2006 Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.
24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu. Kemudian, pada tahun 2007 pemerintah dengan Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 2007 tentang Perangkat Daerah kembaki membuat aturan yang menyinggung persoalan ini. Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 2008
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah.
Universitas Sumatera Utara
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi perolehan Izin tentang Pendirian Lokasi Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum antara lain :
1. Membuka Jaringan Secara online
Penanganan perizinan biasanya bukanlah menjadi kepentingan satu instansi pemerintah semata-mata, melainkan melibatkan berbagai instansi.
Penerbitan suatu jenis izin tertentu tidak jarang memerlukan peran serta berbagai instansi pemerintah, entah melalui pengujian, rekomendasi, pengesahan,
persetujuan atau yang lainnya. Selain instansi yang khusus menangani perizinan masih diperlukan campur tangan dari berbagai intansi pemerintah yang lain.
2. Penyediaan sarana dan prasaran
Adanya izin tidak terlepas dari interaksi relasi antara pemerintah dan warganya. Interaksi relasi tersebut berhubungan dengan kebutuhan warga dan
pelayanan dari pemerintah. Untuk itu, yang tidak dapat dihindari adalah pemenuhan berbagai hal yang dibutuhkan dalam melakukan pelayanan itu agar
memadai. Pemerintah dalam soal perizinan memang dapat menuntut berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon izin, tetapi tentu tidak berhenti
pada persyaratan tersebut. Pihak pemerintah mesti juga mengimbangi dengan kelengkapan yang memadai sehingga persyaratan yang telah diminta kepada
pemohon ada artinya dan relevan untuk menentukan keputusan izin. 3.
Mengupayakan umpan balik dari pelanggan Kenyataan yang menggembirakan apabila instansi yang menangani
perizinan secara terbuka dan rendah hati mau menemukan dan melihat kekurangan dan kelemahannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Membangun komitmen
Sistem perizinan dapat dikatakan merupakan rangkaian proses yang menghubungkan satu hal dengan hal lain untuk menghasilkan sesuatu. Sebaik apa
pun sistem itu, sebaik apa pun sarana dan prasarana yang tersedia, semua itu belum menjamin bahwa proses perizinan dapat terwujud dan berjalan dengan
baik. Menelaah kondisi yang ideal serta harapan-harapan demi terciptanya
kondisi yang aman dan nyaman dalam hal pengurusan perizinan, maka ada beberapa hal yang seharusnya dilakukan oleh setiap pemerintah daerah, yaitu :
36
36
1. Dalam formulasi kebijakan perizinan hendaknya melibatkan seluruh fihak yang berkepentingan stakeholders dengan perizinan;
2. Dalam menetapkan kebijakan perizinan hendaknya rasionalitas dari ditetapkannya perizinan dikemukakan dengan jelas dan spesifik;
3. Fungsi perizinan sesungguhnya harus ditempatkan sebagai instrument pengendalian dan pengawasa;
4. Hilangnya ego sektoran pada sector perizinan; 5. Tingkatkan kapasitas anggota DPRD dan pejabat pemerintah dalam
kebijakan dan pelaksanaan kebijakan perizinan 6. Tindak tegas aparat yang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan
pribadi;
http:khayatudin.blogspot.com201212perizinan-di-bidang-usaha-kecil.html , diakses
tanggal 23 April 2013
Universitas Sumatera Utara
7. Kembangkan sector swasta yang mengurus hal-hal teknis dalam proses izin;
8. Tatanan pemerintahan yang baik hanya akan terjadi bila ada masyarakat sipil dan asosiasi bisnis yang kuat dan sehat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN
DAN PENGENDALIAN
A. Pengertian penyelenggaraan Perizinan