117
Masuk di kancah dengan berbekal awal berupa pedoman interviu dan dengan model pedoman tersebut selanjutnya dimantapkan saat
pengumpulan data berlangsung.
d. Menetapkan informan yaitu menentukan latar riset serta siapa yang
dijadikan pihak partisipan dalam riset. Di sinilah terbuka penerapan purposive sampling
dan snowball informan. Dalam hal ini memang dihindarkan adanya penentuan informan yang terbatas satu orang saja.
Compte, L.A. 1982: 31. Penentuan seting penelitian diupayakan sedemikian rupa sehingga data yang terkumpul bukan merupakan data
dibuat-buat tetapi benar-benar alami. Untuk menuju kualitas data yang demikian, peneliti bertindak selektif dalam menentukan saat dan
menentukan informan terkait. 2.Analisis lintas situs
Kegiatan analisis sintesa untuk ke enam Perguruan tinggi Muhammadiyah dilakukan oleh peneliti setelah analisis semua situs selesai dilakukan. Kegiatan
sintesa merupakan kegiatan pengumpulan, membandingkan dan memadukan hasil analisis setiap data dari Perguruan tinggi Muhammadiyah dan menarik
kesimpulan secara induktif. Penarikan kesimpulan secara induktif dalam analisis data lintas situs antar
Perguruan tinggi Muhammadiyah pada masukan data dari instrumen kuisener dengan menggunakan teknik kontingensi. Hasil analisis data melalui kontingensi
ini selanjutnya menghasilkan kesimpulan tunggal berupa unsur apa yang harus
118
dikenai penjaminan mutu bagi Perguruan tinggi Muhammadiyah dalam wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Sedangkan analisi data yang dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi selanjutnya menghasilkan kesimpulan penelitian yang terkait dengan
proses pelaksanaan dan model penjaminan mutu Perguruan tinggi Muhammadiyah. Teknik analisis data untuk penyimpulan lintas situs
menggunakan teknik analisis mengalir sebagaimana yang dikembangkan dalam
teknik analisis data.
Hasil analisis temuan penelitian berupa model penjaminan mutu Perguruan tinggi Muhammadiyah yang didasari hasil analisis kontingensi berupa model
penjaminan mutu ini oleh Lucia, D. Anntoinette. 1999: 80 dinamakan dengan interim model
yaitu model penjaminan mutu Perguruan tinggi Muhammadiyah yang dihasilkan dari gabungan kesimpulan berdasarkan analisis berbagai situs
sasaran penelitian. Interim model hakikatnya merupakan sintesa atas unsur-unsur, proses pelaksanaan penjaminan mutu yang memiliki kesamaan yang berasal dari
enam Perguruan tinggi Muhammadiyah sasaran penelitian. Sintesa atas hal-hal yang sama dan selalu berulang dalam penjaminan
mutu misalnya dalam Perguruan tinggi Muhammadiyah selalu ada keinginan penjaminan mutu berada dalam lembaga yang independent, selalu penjaminan
mutu lahir dari situasi di mana sivitas mulai ada kesadaran untuk menuju kualitas atau skope penjaminan mutu pada lingkup pembelajaran dan sebagainya.
Melakukan validasi kepada pakar mengenai produk awal penjaminan mutu dalam penelitian ini juga telah ditempuh. Bentuk yang dikembangkan dalam
119
langkah validasi ini yaitu dengan pengiriman draft model penjaminan mutu Perguruan tinggi Muhammadiyah ke Universitas Muhammadiyah Magelang
kemudian peneliti melakukan sharing dalam forum terbatas dengan dihadari sivitas akademika yang berminat dalam bidang penjaminan mutu untuk
memperoleh masukan. Langkah ini tidak bermaksud untuk mengarah pada prosedur penelitian pengembangan namun sebatas sebagai upaya mendekatkan
konsep sementara penjaminan mutu Perguruan tinggi Muhammadiyah dengan kancah.
Untuk menuju model penjaminan mutu yang sesuai dengan kontek Perguruan tinggi Muhammadiyah, peneliti melakukan revisi model berdasarkan
masukan validasi model di Uiniversitas Muhammadiyah Magelang. Tindakan revisi menyangkut pembenahan rumusan standar untuk menjaga mutu ideologi,
artinya model penjaminan mutu yang telah diformulasikan ada peluang ketika diimplementasikan di lapangan mengalami modifikasi karena keterbatasan
kontektual sehingga perlu ada penyesuaian. Revisi-revisi yang berasal dari evaluasi draft model penjaminan mutu ini ditempuh agar penjaminan mutu yang
ditemukan lebih fungsional dan operasional Sanders, R. James. 2005: 1. Melalui kontingensi antar empat informan RektorWakil, Dekan, Dosen
dan Mahasiswa selanjutnya dapat ditetapkan unsur mutu yang paling pokok yang merupakan kesamaan pandangan dari empat pihak civitas akademika dalam
akumulasi pendapat dalam internal enam Perguruan tinggi Muhammadiyah.
120
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN TERKAIT PENJAMINAN