Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Medan

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Medan

Pajak Restoran merupakan salah satu komponen dari Pendapatan Asli Daerah. Pajak Restoran memberikan kontribusi yang besar bagi PAD Kota Medan, dimana Pajak Restoran dipergunakan untuk mendukung dan membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota Medan. Berikut ini tabel jumlah wajib pajak Restoran dan target serta realisasi pajak Restoran. Tabel III Jumlah Wajib Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2010 Jenis Pajak Restoran Wajib Pajak Jumlah Self assessment Official assessment 1 Restoran cepat saji 75 - 75 2 Restoran nasional 143 - 143 3 Restoran khas daerah 67 - 67 4 War. Nasi, kopi, dll - 1.129 1.129 5 Restoran tempat hiburan 35 - 35 Jumlah 320 1.129 1.449 Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan Tabel IV Target dan Realisasi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010 Tahun Target Realisasi Persentase 2006 35.860.000.000 35.918.147.431,58 100,11 2007 36.756.400.000 37.430.647.555,98 101,11 2008 38.594.220.000 43.026.546.385,34 111,48 2009 45.750.127.000 48.513407.067,68 106,04 2010 71.772.950.000 63.001.970.875,10 87,78 Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa bahwa pada tahun 2006 target penerimaan pajak Restoran yang ditetapkan APBD adalah sebesar Rp.35.860.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 35.918.147.431,58. Artinya penerimaan pajak Restoran untuk tahun 2006 dapat dicapai dengan persentase sebesar 100,11. Ini menunjukkan bahwa penerimaan pajak Restoran telah memenuhi bahkan berada 0.11 di atas target yang ditetapkan. Pada tahun 2007 realisasi penerimaan adalah Rp.37.430.647.555,98. Realisasi ini juga melebihi target yang telah ditentukan APBD yakni sebesar Rp.36.756.400.000, dengan persentase total penerimaan sebesar 101,11. Selanjutnya pada tahun 2008 realisasi penerimaan pajak Restoran adalah Rp. 43.026.546.385,34. Realisasi ini melebihi cukup jauh melebihi target yang telah ditetapkan APBD yakni sebesar Rp. 38.594.220.000, dengan kata lain penerimaan tahun ini melebihi target sebesar Rp.4.432.326.385,34. Pada tahun 2009 realisasi penerimaan pajak Restoran mencapai Rp.45.750.127.000 dengan realisasi sebesar Rp.48.513407.067,68. Di sini bisa kita lihat, walaupun target yang ditetapkan APBD naik sebesar hamper 19 dari target pada tahun sebelumnya namun realisasi penerimaan pajak Restoran masih dapat melewati target yang ditetapkan, bahkan persentase kelebhiannya mencapai 6,04. Kemudian pada tahun 2010, target yang ditentukan APBD adalah sebesar Rp.71.772.950.000, sementara realisasi penerimaan pajaknya hanya Rp.63.001.970.875,10. Persentase yang dicapai pada tahun ini hanya 87,78 dari target yang ditetapkan atau dengan kata lain target yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi. Salah satu faktor utama sehingga tidak tercapainya target ini adalah, penetapan target yang terlalu besar oleh APBD, dari tabel di atas dapat kita analisa, bahwa kenaikan target dari tahun 2009-2010 hampir sekitar Rp 25 milyar, walaupun jumlah wajib pajak tiap tahunnya terus bertambah namun target ini masih terlalu besar uuntuk direalisasikan, karena pertambahan wajib pajak tiap tahunnya lebih banyak dari sektor warung nasi, kopi dan lain-lain, bukan dari restoran-restoran cepat saji yang notabene sebagai wajib pajak dengan jumlah pajak yang besar setiap tahunnya. Dari data dan uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak Restoran dari tahun anggaran 2006-2010 berada pada level yang bagus patuh mengacu daripada realisasi yang hampir di setiap tahunnya meningkat dan melebihi target yang ada. Peningkatan jumlah pendapatan pajak Restoran ini juga disebabkan oleh bertambahnya objek pajak Restoran di daerah kota Medan.

B. Faktor-Faktor Yang Menghambat Penerimaan Pajak Restoran