Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK RESTORAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH

KOTA MEDAN

O L E H

NAMA : Devani Yuniva M

NIM : 122600085

Untuk Memehuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Diploma III

Administras i Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk meneyelesaikan studi pada program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul: TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK RESTORAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Baddarudin, M.Si, selaku Dekan FISIP USU

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis menyelesaikan studi.

3. Ibu Arlina SH M.Hum selaku dosen pembimbing dimana telah meluangkan segenap waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan pengetahuan kepada penulis.


(3)

4. Bapak dan Ibu staf pengajar Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di FISIP USU.

5. Ibu Umi Umami dan Bapak Maradona Herdeijn Siregar yang telah rela meluangkan waktunya untuk dapat menuntun dan membimbing penulis selama menjalani riset di DIPENDA Kota Medan.

6. Ibu Maya selaku Tata Usaha di DIPENDA Kota Medan yang banyak membantu saya.

7. Pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang telah memberikan data dan informasi kepada penulis selama penelitian.

8. Seluruh rekan - rekan Mahasiswa / Mahasiswi beserta alumni Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis. Khususnya kepada teman – teman saya Laura, David, Edwin, Amri dan Teja yang telah membantu saya dalam mengerjakan laporan tugas akhir.

Pada kesempatan ini penulis persembahkan secara khusus rasa hormat setulus-tulus nya kepada ayahanda tercinta Jhony Marpaung,dr. Dan Ibunda tercinta Marina Elisabeth Lubis,drg serta abangku Frans Jobeth Marpaung,dr dan Denis Aditya Marpaung atas segala asuhan, pengorbanan, motivasi dan

do’a nya yang tulus untuk penulis sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga, sahabatku Rosidearni Tarigan. Semoga segala bantuan tersebut dibalas oleh Tuhan YME.


(4)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan tugas akhir ini. Penulis juga berharap laporan ini bermanfaat bagi siapapun.

Hormat Saya

Penulis


(5)

DAFTARISI

KATA PENGANTAR………...i

DAFTAR ISI………...ii

DAFTAR TABEL………...iii

BAB I : PENDAHULUAN………...1

A. Latar belakang PKLM………...1

B. Tujuan Dan Manfaat PKLM………...4

C. Uraian Teoritis………...6

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan...8

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri...………...9

F. Metode Pengumpulan Data...………...10

G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Laporan Mandiri...11

BAB II: GAMBARAN UMUM DATA LOKASI PKLM ………...13

A. Sejarah Singkat DIPENDA Kota Medan ………...13

B. Struktur Organisasi DIPENDA Kota Medan ...………...15

C. Uraian Tugas Dan Fungsi DISPENDA Kota Medan………...18

D. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan ……...40

E. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan golongan………...41


(6)

BAB III : Gambaran Data Pajak Restoran ………...42

A. Ketentuan Umum...………...42

B. Objek Dan Subjek Pajak Restoran………...44

C. Cara Penghitungan Pajak Restoran………...44

D. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran...45

E. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran...47

F. Penagihan Dan Sanksi ...………...47

G. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Kota Medan...49

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI………...52

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Medan………...52

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran...54

C. Penyebab Belum Tercapainya Target Penerimaan Pajak Restoran...55

D. Upaya-Upaya Yang DISPENDA Lakukan Untuk Meningkatkan Pajak Restoran.………...56

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN………...58

A. Kesimpulan………...58

B. Saran………...59

DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan

Kota Medan Tahun 2011 ...40

Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan

Golongan ...41

Tabel 1.3 Jumlah Wajib Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2014 ...52

Tabel 1.4 Target dan Realisasi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2012-2014 ...53


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah, berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 juga menjelaskan tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pendapatan Asli Daerah, yang antara lain berupa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Berdasarkan kutipan tersebut jelas diketahui salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah berasal dari Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak


(9)

Daerah dan Retribusi Daerah, dimana Pajak Daerah terbagi menjadi dua jenis,yaitu Pajak Provinsi yang terdiri dari :

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan

5. Pajak Rokok

Pajak Kabupaten dan Kota yang terdiri dari : 1.Pajak Hotel

2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Parkir

7. Pajak Air Tanah

8. Pajak Sarang Burung Walet

9. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pajak Restoran adalah salah satu pajak yang dikelola langsung olehPemerintah Daerah, yang memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah guna mendukung kesinambungan kota Medan. Pajak Restoran juga sangatpotensial dalam meningkatkan penerimaan daerah, maka


(10)

dalammenyelenggarakan Pajak Restoran tersebut, Pemerintah Daerah melalui DinasPendapatan Daerah Kota Medan harus mengawasi proses pelaksanaan PajakRestoran ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah yang telahditetapkan.

Berdasarkan Perda Kota Medan No. 12 tahun 2003, Pajak Restoranadalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoranadalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungutbayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung,bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan mempunyai peranan yang sangatbesar dalam menyelenggarakan Pajak Restoran di kota Medan. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar dan melaporkanPajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, dimana pihak DinasPendapatan Kota Medan harus melakukan kegiatan yang lebih intensif dalamrangka meningkatkan Pendapatan Asli Daaerah (PAD).

Dalam pelaksanaan Pajak Restoran tersebut tentunya masih banyakditemukan permasalahan-permasalahan dan hambatan-hambatan terutama bagiPemerintah Daerah. Oleh, karena itu, petugas yang berwenang dalam pelaksanaanPajak Restoran ini harus lebih meningkatkan kinerjanya, sehingga dapatmengatasi permasalahan yang timbul, Apabila permasalahan tersebut dapatdiatasi, tentunya akan dapat meningkatkan Penerimaan Daerah, yang nantinyaakan dapat digunakan sebagai pembagunan daerah.


(11)

Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik dan memilih Kantor DinasPendapatan Daerah Kota Medan sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan

Mandiri(PKLM), dan “Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran PajakRestoran Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan” sebagai objek yangmenarik untuk dijadikan wadah Praktik Kerja Lapangan.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatanpenerapanilmu yang diperoleh mahasiswa selama bangku perkuliahan agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswaitu sendiri. Kegiatan PKLM ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagimahasiswa, pihak universitas, intansi atau badan yang dijadikan tempatmelaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri tersebut.

Adapun tujuan diadakannya PKLM, yaitu:

1.1 Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam pembayaran PajakRestoran di Dinas Pendaptan Daerah Kota Medan.

1.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat penerimaanPajak Restoran dalam menigkatkan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan Daeran Kota Medan

1.3 Untuk mengetahui upaya-upaya untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Restoran dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan daerah Kota Medan.


(12)

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1Bagi Mahasiswa yaitu:

a. Dapat mempraktikkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dalamdunia kerja.

b. Mengetahui dan memahami cara Dinas Pendapatan Daerah Kota Medandalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah khususnya PajakRestoran

c. Dapat melaksanakan observasi tentang pengelolaan Pajak Restoran d. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa menyangkut system

dan prosedur dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran di DinasPendapatan Daerah Kota Medan.

2.2Bagi Instansi Pemerintahkhususnyadi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yaitu:

a. Diharapkan dapat memberi masukan dan saran bagi penyempurnaan sistem administrasi dan pemungutan Pajak Restoran di Dinas Pendapatan DaerahKota Medan.

b. Dapat meningkatkan hubungan baik dan kerja sama dengan pihak ProgramStudi Diploma III Administrasi Perpajakan.


(13)

c. Agar dapat membantu Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam halmensosialisasikan pentingnya Pajak Restoran terhadap pembangunan Kota Medan kepada masyarakat.

2.3Bagi Universitas khususnyaProgram Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu:

a. Menambah hubungan kerja sama antar Universitas khususnya Program StudiDiploma III Administrasi Perpajakan dengan Pemerintah KotaMedan khususnya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

b. Mempromosikan Sumber Daya Manusia yang potensial di Program StudiDiploma III Administrasi Perpajakan..

C. Uraian Teoritis 1. Definisi Pajak

a. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2007 TentangKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi dan badan yangbersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

b. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH, Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)


(14)

dengan tidak mendapat jasa timbale balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, danyang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

c. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah,Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yangterutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Objek dan Subjek Pajak Restoran

Berdasarkan Perda Kota Medan No. 12 tahun 2003 adapun yang menjadi objek dan subjek Pajak Restoran yakni meliputi:

a. Objek Pajak Restoran

Objek Pajak Restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan denganpembayaran di restoran termasuk rumah makan, kafetaria, kantin, warung,bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering dan meliputi pelayananpenjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli,baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.


(15)

Dikecualikan dari objek Pajak Restoran adalah :

1. Pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya tidak melebihi Rp.600.000

2. Penjualan makanan dan atau minuman ditempat yang disertai dengan Fasilitas penyantapan di hotel.

b. Subjek Pajak

1. Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yangmelakukan pembayaranatas pelayanan restoran.

2) Wajib Pajak Restoran adalah pengusaha restoran. 3. Tarif Pajak Restoran

a. Dasar pengenaaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukankepada restoran.

b.Tarif Pajak Restoran adalah sebesar 10% (sepuluh persen).

c.Besarnya pokok Pajak Restoran dihitung.dengan cara mengalikantarif pajakdengan dasar pengenaan Pajak Restoran.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiriyaitu:

1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak Restoran. 2. Peran dan upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah KotaMedan

dalammengoptimalkan kepatuhan Wajib Pajak dalampembayaran Pajak Restoran di Kota Medan.


(16)

3. Data penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medantahun 2012-2014

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakanyaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang akan dilakukan penulis adalah mencari judul yang tepat.Kemudian mengajukan judul untuk mendapatkan persetujuan dari KetuaJurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 2. Persiapan Studi Literatur

Persiapan studi literatur yang akan dilakukan penulis adalah persiapan dalam mencari dan mempersiapkan sesuatu yang berhubungan dan dapat dijadikan sumberoleh penulis dalam menjalankan praktik kerja lapangan mandiri ini.

3. Observasi Lapangan

Penulis dalam melakukan observasi lapangan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi ini penulis mencari data dan informasi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Serta mempelajari data-data yangberhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas yang nantinya akan dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.


(17)

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini yang menjadikan laporan penulis sesuai adalah data yang diperoleh, darimana dan bagaimana data tersebut diperoleh. Dengan memperhatikanlokasi, penulis mengadakan praktik kerja lapangan mandiri,dan sumber-sumber yang digunakan penulis untuk penambahan data, misalnyabuku-buku mengenai materi yang akan dibahas, wawancara yang akan dilakukan penulis, dan lainnya.

Penulis melakukan pengumpulan data melalui:

a. Data Primer : data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasiserta observasi penulis dilapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

b. Data Sekunder : data/informasi yang diperoleh melalui studi literaturseperti sumber-sumber pustaka, Undang-Undang, dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis, terlebih dahulu dianalisis Untuk mengetahui kebenaran akan data tersebut, dan sesuai atau tidaknya dengan materi. Pengamatan data ini akan dilakukan dengan evaluasi akan sumber data dan banyaknya data yang akan diperoleh.


(18)

Pengumpulan data yang akan dilakukan penulis masih berdasarkan prosedur yang ditetapkan, yaitu dengan cara memaparkan hal-hal yang akan dibawakan. Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam praktik kerja lapangan mandiri ini, penulis menggunakan 3 (tiga) teknik pengumpulandata, yaitu:

1. Daftar pertanyaan, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan pada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap masalah yang diteliti. 2. Daftar Observasi, yaitu dengan cara pengamatan dan pencatatan langsung

terhadap fenomena yang terjadi di Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan. 3. Daftar dokumentasi, yaitu data yang berisikan dokumentasi yang didapat

oleh penulis selama melakukan praktik kerja lapangan mandiri di tempat yang ditentukan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mempermudah pembahasan maka sistematika penulisan laporan PKLM ini dibuat dalam 5 (lima) bab yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah PKLM,tujuan dan manfaat PKLM, serta ruang lingkup, metode praktik kerja lapangan mandiri dan sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini diberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis melakukan praktik kerja lapangan mandiri. Dalam bab ini juga akan


(19)

diuraikan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB III : GAMBARAN DATA PKLM

Pada bab ini diuraikan dan dideskripsikan mengenai tingkatkepatuhan wajib Pajak membayar Pajak Restoran serta peran dan upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerak Kota Medan untuk mengoptimalkan Pajak Restoran di Kota Medan.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang dihadapi mengenai masalah yang timbul dan alternatif pemecahanmasalah juga evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan kesimpulan dari semua yang telah diuraikanpada bab-bab sebelumnya, dan akan diberikan saran-saran terhadappelaksanaan PKLM agar lebih baik dimasa yang akan datang.


(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

A.Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu Sub Bagian pada bagian Keuangan yang mengolah bidang penerimaan dan pendapatan Daerah.Pada sub tersebut awalnya tidak terdapat sub seksi,karena pada saat ini Wajib Pajak Restribusi yang berdomisili di daerah kota Medan belum begitu banyak.

Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk di kota Medan melalui Peraturan Daerah Sub Bagian Keuangan tersebut diubah menjadi bagian IX/ Pendapatan. Pada bagian IX/Pendapatan dibentuklah beberapa seksi yang mengelola Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan

Sehubungan dengan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD/7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah diseluruh Indonesia,maka Pemerintah Daerah Kota Medan berdasarkan PERDA Nomor 12 Tahun 1987,menyesuaikan atau membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dibentuklah seksi-seksi Administrasi Dinas Pendapatan Daerah.

Bagian Tata Usaha terdiri dari 3 Kepala Sub Bagian. Peningkatan

penerimaan pendapatan daerah melalui Sub Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah.


(21)

Pendapatan Daerah lainnya serta peningkatan pemungutan Pajak Parkir yang merupakan kontribusi yang cukup tinggi bagi Pemerintah Daerah.

Meningkatkan Pendapatan Daerah hendaknya tidak harus ditempuh dengan cara menaikkan tarif saja,tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki atan dengan menyempurnakan administrasi,sistem dan prosedur serta organisasi dari Dinas Pendapatan Daerah yang ada sekarang. Namun kondisi saat ini dirasakan tuntutan untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) dimaksud seiring dengan tuntutan gerak pembangunan yang sedang berjalan terutama dari pola pendekatan yang selama ini dilakukan secara sektorat perlu diubah secara fungsional dan disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah yang paling akhir dibidang Perpajakan ,maka Penyempurnaan telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga berhasil disusun Manual Pendapatan Daerah.

Adapun penyempurnaan dimaksudkan dituangkan dalam :

1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 tanggal 26 Mei 1988,tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan,Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya serta pemungutan Pajak Parkir diseluruh Indonesia 2. Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang

pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 3. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1988, tentang pelaksanaan

organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Medan

Penyempurnaan sistem Prosedur perpajakan dan organisasi Pendapatan Kota Medan atau Manual Pendapatan Daerah ( MAPATDA) yang dilaksankan


(22)

bertahap dan penyempurnaan ini merupakan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1867/puod, tanggal 2 mei 1988, intruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 188.342.20/1991, tanggal 11 Maret 1991, yang terakhir diubah dengan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan PERDA nomor 12 Tahun 1991 tentang susunan organisasi dan tata cara kerja Dinas Pendapatan Kota Medan.

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan

Untuk memperlancar dan mengatur kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan aktifitasnya,Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan telah membuat struktur organisasi. Struktur Organisasi merupakan salah satu saran untuk mencapai tujuan yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta adanya hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahan.

Untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Dinas Pendapatan Kota Medan dan untuk pencapaian tujuan maka diadakan pembagian tugas dan fungsi masing-masing sehingga memudahkan mengawasi pekerjaan. Dengan adanya pembagian tugas yang dituangkan dalam struktur organisasi yakan memberikan penjelasan tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab.

Struktur organisasi yang digunakan untuk Dinas Pendapatan Kota Medan adalah bentuk organisasi garis dimana bentuk tersebut menggunakan sistem koordinasi mengalir dari pimpinan ke bawahan secara langsung dimana pihak bawahan bertanggung jawab kepada pimpinan atas pekerjaan yang diberikan kepadanya.


(23)

Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 1 Tahun 2010, Pasal 2 tentang Rincian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan. Adapun susunan organisasi Dinas pendapatan Medan terdiri dari :

Ketentuan Umum

Dalam Peraturan Walikota,yang dimaksud yaitu:

a. Daerah adalah Kota Medan

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan c. Walikota adalah Walikota Medan

d. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Kota Medan e. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan

f. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan

g. Unit Pelaksana Teknis ( UPT) adalah unsur pelaksanaan teknis pada Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

h. Kelompok Jabatan fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang

tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai kebutuhan daerah.Organisasi

1. Dinas

2. Sekretariat, membawahkan : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan


(24)

3. Bidang Pendataan dan Penetapan, membawahkan a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

b. Seksi Pemeriksaan c. Seksi Penetapan

d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4. Bidang Penagihan,membawahkan:

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi b. Seksi Penagihan dan Perhitungan c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan,membawahkan : a. Seksi Bagi Hasil Pajak

b. Seksi Bagi Hasil Buka Pajak c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah,membawahkan: a. Seksi Pengembangan Pajak

b. Seksi Pengembangan Retribusi

c. Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain 7. Unit Pelaksana Teknis ( UPT )


(25)

C. Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Pendapatan Kota Medan 1. Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah,yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan .

Dalam melaksanakan tugas pokok,Dinas menyelenggarakan Fungsi;

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan

c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang pendapatan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kesekretariatan meliputi pengelolaaan administansi umum,keuangan dan penyusunan progaram.

Dalam melaksanakan tugas pokok,sekretariat menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan kesekretariatan 2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas


(26)

3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,keuangan dan kerumatanggaan Dinas

4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,pengembangan organisasi,dan ketataletakan

5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas 6. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan,dan pengendalian 7. Pelaksanaan monitoring,evaluasi,dan pelaporan kesekretariatan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Untuk melaksanakan tugas Sub Dinas Umum mempunyai tugas dan fungsi :

1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum

2. Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Umum b. Penyusunan bahan pettunjuk teknis pengelolaan administrasi umum c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah

dinas, penataan kearsipan, perlengkapan,dan penyelenggaraan kerumatanggaan Dinas


(27)

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketataletakan, dan kepegawaian

f. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan,dan pengendalian

g. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya

4.Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

Sub Bagian Keungan mempunyai tugas dan fungsi :

1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi keungan

2. Dalam menyelaksanakan tugas pokok,Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Keungan b. Penyusunan bahan pettunjuk teknis pengelolaan administrasi Keuangan c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi kegiatan

penyusunan bahan, peprosesan, pengusulan dan verifikasi

d. Penyiapan bahan/ pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

e. Penyusunan laporan keungan Dinas


(28)

g. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya

5. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Untuk melaksanakan tugas, Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas dan Fungsi :

1. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan 2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Sub Bagian Penyusunan Program

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Dinas

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan dan pengendalian

e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya


(29)

6. Bidang Pendataan Dan Penetapan

Bidang Pendataan dan Penetapan dipimping oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah, dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut;

1. Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pendataan ,pendaftaran,pemeriksaan penetapan,dan pengolahan data informasi.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Bidang Pendataan dan Penetapan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan bidang pendataan dan penetapan

b. Penyusunan petunjuk teknis runag lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan, penetapan, dan pengolahan data dan informasi. c. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak,

wajib retribusi dan pendapatan daerah lainnya

d. Pelaksanaan pengolahan dan informasi baik surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi daerah (SPTRD), hasil pemeriksaan dari instansi yang terkait.

e. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah,retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

f. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi


(30)

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan ruang lingkup bidang pendataan dan penetapan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

7. Sub Pendataan dan Pendaftaran

Sub Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan. Tugas dan Fungsi Sub pendataan dan Pendaftaran, yaitu :

1. Seleksi Pendataan dan Pedaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup Pendataan dan Pendaftaran

2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Seksi Pendataan dan Pendaftaran menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pendataan dan Pendaftaran

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendaftaran

c. Pelaksanaan pendataan objek pajak daerah/retribusi daerah dan pendataan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD)

d. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak/ Retribusi Daerah formulis pendaftaran


(31)

e. Penyimpanan,pendistribusian,pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah/Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan Pendaftaran dan pendataan f. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya

8. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Pendapatan. Tugas dan fungsi Seksi Pemeriksaan yaitu :

1. Seksi pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pendataan dan penetapan lingkup pemeriksaan

2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi pemeriksaan penyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana,progran, dan kegiatan seksi pemeriksaan

b. penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksaan / tim pemeriksa

c. penentausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak

d. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas


(32)

e. pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi

9. Seksi Penetapan

Seksi penetapan di pimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pendataan dan penetapan.

Seksi penetapan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

1. Seksi penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendataan dan penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah / pokok retribusi daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok, seksi penetapan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program,dan kegiatan seksi penetapan. b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan

c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah / retribusi daerah

d. Penyiapan penertiban, pendistribusian,serta penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan e. Pelaksanana perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran

atas permohonan wajib pajak

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya


(33)

10. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi

Seksi pengelolaan data dan informasi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pendataan dan penetapan. Seksi pengelolaaan data dan informasi mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

1. Seksi pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup data dan informasi.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok, seksi pengelolahan Data dan informasi Menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan informasi b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi c. Pengumpulan dan pengelolahan data objek pajak daerah / retribusi

daerah

d. Penuangan hasil pengelolaan data dan informasi data ke dalam kartu data

e. Pengiriman kartu data kepada Seksi penetapan

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala bidang sesuai dengan dengan tugas dan fungsinya


(34)

Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala bidang, yang berada dibawah bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bagian penagihan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

1. Bidang penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan, dan restitusi.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok, bidang penagihan mempunyaitugas dan fungsi yaitu:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang penagihan b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi,

penagihan, perhitungan, pertimbangan dan restitusi.

c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, restitusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

d. Pelaksanaan penagihan dan tunggakan pajak daerah, retrubusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

e. Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindah bukuan atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya f. Pelaksanaan telaan dan saran pertimbangan terhadap keberatan

wajib pajak atas permohonan wajib pajak.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang penagihan

h. Pelaksanaan tugas lain yang dberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya


(35)

12. Seksi Pembukuan dan Verifikasi

Seksi pembukuan dan verifikasi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah ban bertanggung jawab kepada kepala bidang penagihan.

Seksi pembukuan dan verifikasi mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

1. Seksi pembukuan dan verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang penagihan lingkup pembukuan dan verifikasi. 2. Dalam melakukan tugsa pokok,Seksi pembukuan dan verifikasi

menyelengggarakan fungsi

a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pembukuan dan verifikasi

b. Penyusunan bahan pey\tunjuk teknis lingkup pembukuan dan verifikasi

c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga ke dalam kartu persediaan bena berharga

d. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah,retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

e. Penyiapan data dan data laporan realisasi penerimaan,pengeluaran dan sisa persediaan benda barang berharga berkala

f. Penyiapan bahan monitoring,evalasi,dan data pelaporan pelaksanaan tugas


(36)

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

13. Seksi Penagihan dan Perhitungan

Seksi Penagihan dan Perhitungan dipimpin oleh Kepala Seksi yang di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan

Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas dan fungsi,yaitu :

1. Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Bidang Penagihan dan Perhitungan

2. Dalam melaksanakan tugas Seksi Penagihan dan Perhitungan menyelenggarakan fungsi, yaitu :

a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan seksi Penagihan dan Perhitungan

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penagihan dan perhitungan c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak

daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

d. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan

e. Penyiapan bahn monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai


(37)

14. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

Seksi Pertimbangan dan Restitusi dipimpin oleh Kepala seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan

Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas dan fungsi,yaitu

1. Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi 2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pertimbangan dan restitusi

menyelenggarakan fungsi, yaitu :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi Pertimbangan dan restitusi

b. Penyusutan bahn petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan restitusi c. Penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib

pajak

d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / restitusi daerah yang dapat diberikan restitusi dan atau pemindah bukuan

e. Penyiapan surat keputusan Kepala Dinas tntang pemberian restitusi dan atau pemindah bukuan

f. Penerimsan surat keberatan dari Wajib Pajak / retribusi

g. Penelitian keberatan keberatan dari wajib pajak/wajib retribusi

h. Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak/ wajib retribusi

i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan Kepala Dinas tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan


(38)

j. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas-tugas dan fungsinya

15. Bidang Bagi Hasil Pendapatan

Bidang Bagi Hasil Dan Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :

1. Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunya tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak,penatausahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian pendapatan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Bagi Hasil Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang undangan dan pengkajian pendapatan

c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak. DAU,DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah

d. Pelaksanaan perhitungan dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan pajak DAU,DAK,dan lain lain pendapayan yang sah


(39)

e. Pelaksanaan perhitunagan penerimaan dari dana bagi hasil pajak/ bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak/bukan pajak pusat. DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah

f. Pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan

g. pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan,dan lain lain pendapatan yang sah

h. Penyiapan bahan mentoring,evaluasi,dan pelaporan lingkup bidang hasil pendapatan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

16. Seksi Bagi Hasil Pajak

Seksi Bagi Hasil Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.

Seksi Bagi Pajak mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu : Hasil Pajak

1. Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyau tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pajak Pendapatan lingkup bagi hasil pajak

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Bagi Hasil Pajak enyelenggarakan fungsi, yaitu :

a. Persiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak


(40)

c. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP),Pajak Bumi dan Bangunan

d. Pelaksanaan penagihan Pajak Bumu dan Bangunan

e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan kepada wajib pajak, penerimaan kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB

f. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya

17. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang bagi Hasil Pendapatan Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu :

1. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan Pajak 2. Dalam melaksanakan tugas pokok seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana ,program,dan Kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak


(41)

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup hasil bukan pajak

c. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak provimsi , dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAUK, DAU, dan lain-lain bukan pendapatan yang sah

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikana oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

18. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

Seksi Penatausahan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan Seksi Penatausahan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :

1. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penataud]=sahan bagi hasil

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Penatausahaan Bagi Hasil menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkungan penatausahaan bagi hasil


(42)

c. Pelaksanaan penatusahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan

d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang sah

e. Penyiapan bahan monitorin,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

19. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas pokok dan fungsi,yaitu :

1. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup peraturan perundang-undangan dan kajian pendapatan 2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Peraturan Perundang-Undangan

dan Pengkajian Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Peraturan Perundang-Undangan

b. Penyusunan bahan petunjuk tekn is lingkup peraturan Perundang-Undangan dan pengkajian pendapatan

c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian


(43)

atas penerimaan pendapatan dan perimbangan,dan lain-lain pendapatan yang sah.

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perundang-undangan di bidang dana perimbangan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

20. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu:

1. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah Menyelenggarakan fungsi

a. Penyusunan rencna,program,dan kegiatan Bidang Pengembangan Pendapatan daerah

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak,retribusi dan pendapatan lain-lain.

c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah,retribusi daerah dn pendapatan lainnya.


(44)

e. Pelaksanaan monitoring,evaluasi,dan pelaporan lingkup bidang pengembangan pendapatan daerah.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

21. Seksi Pengembangan Pajak

Seksi Pengembangan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pengembangan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas dan Fungsi, yaitu :

1. Seksi Pengembangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan pajak

2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Seksi Pengembangan Pajak menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegitan Seksi Pengembangan Pajak b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak c. Penyiapan bahan dan data penyusunan potensi pendapatan daerah

dibidang pajak daerah

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan dan

tug

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya


(45)

Seksi Pengembangan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada dibawah tanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pendapat Daerah. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas dan fungsi:

1. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan retribusi

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Retribusi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pengembangan Retribusi

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan

daerah di bidang retribusi daerah

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi daerah

e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas

f. Pengkajian tugas lain yaitu bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi daerah

g. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya


(46)

23. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain

Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain memiliki tugas pokok dan fungsi :

1. Seksi Pengembangan Pendapatan lain lain memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan lain-lain 2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Pendapatan

lain-lain menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan lain-lain

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkuo pengembangan lain-lain c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan

daerah dibidang pendapatan lai-lain

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan lain-lain

e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya

24. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.


(47)

25. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai keahlian dan kebutuhan. Adapun peraturan yang berlaku , yaitu

1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peratutan perundang-undangan

2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional,dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk

3. Jumlah tenaga kerja fungsional,ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja

4. Jenis dan jenjang jabatan diatur berdassarkan peraturan perundang-undangan

D. Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan

Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1.1

Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun 2011

NO Bagian/ Subdis/ Bendahara/ Swakelola Jumlah 1 Kepala Dinas 1 Orang 2 Sekretariat 1 Orang 3 Bidang Pendataan dan Penetapan 88 Orang


(48)

4 Bidang Penagihan 52 Orang 5 Bidang Bagi Hasil Pendapatan 90 Orang

6 Bidang Pengembangan Pendapatan daerah 30 Orang 7 Unit Pelaksana Teknis (UTS) 57 Orang 8 Kelompok Jabatan Fungsiaonal 81 Orang

Jumlah PNS / Honorer 400 Orang

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan

E. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan golongan Tabel 1.2

No Golongan Jumlah

1 IV/b 1 Orang

2 IV/a 7 Orang

3 III/d 38 Orang 4 III/c 42 Orang 5 III/b 102 Orang 6 III/a 97 Orang

7 II/d 9 Orang

8 II/c 12 Orang

9 II/b 34 orang

10 II/a 7 Orang


(49)

Jumlah Keseluruhan 353 Orang Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan

Keterangan :

Pegawai Negeri Sipil : 353 Orang Pegawai Honor : 48 Orang Pegawai Outsourcing : 31 Orang


(50)

BAB III

KAJIAN TEORITIS TENTANG PAJAK RESTORAN DAN DATA PENERIMAAN PAJAK RESTORAN KOTA MEDAN

A. Ketentuan Umum Definisi Pajak Restoran

a. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi dan badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

b. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH, Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. c. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah,

Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


(51)

d. Berdasarkan Perda Kota Medan No. 5 tahun 2011, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakupjuga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnyatermasuk jasa boga/katering.

Dasar hukum pemungutan pajak restoran pada suatu kabupaten atau kota adalah sebagaimana di bawah ini :

1. Undang – Undang No.34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang – Undang No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retibusi Daerah.

2. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah.

3. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.170 Tahun 1997 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan lain-lain.

4. Peraturan Daerah No.12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan. 5. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

6. Keputusan Bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak Restoran sebagai aturan pelaksanaan perturan daerah tentang Pajak Restoran pada Kabupaten/kota dimaksud.

7. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa


(52)

B. Objek dan Subjek Pajak Restoran

Berdasarkan Perda Kota Medan No. 5 tahun 2011 adapun yang menjadi objek dan subjek Pajak Restoran yakni meliputi:

a. Objek Pajak Restoran

Objek Pajak Restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran termasuk rumah makan, kafetaria, kantin, warung,bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering dan meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain.

Dikecualikan dari objek Pajak Restoran adalah :

1) Pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai omzet penjualannya tidak melebihi Rp 9.000.000 setiap bulan

2) Penjualan makanan dan atau minuman ditempat yang disertai dengan fasilitas penyantapan di hotel.

b. Subjek Pajak

1) Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran

2) Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran.

C. Cara Penghitungan Pajak Restoran

Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak


(53)

Secara umum perhitungan Pajak Restoran adalah sebagai berikut:

Misalnya dasar pengenaan pajaknya sebesar Rp. 2.000.000,00 dikalikan dengan tarif pajak restoran sebesar 10 %.

Besar pajak = Rp. 2.000.000,00 x 10 % = Rp. 200.000,00

Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan tahun kalender. Pajak Restoran yang terutang di pungut dalam Daerah.

Pajak terutang dalam masa pajak terjadi atau timbul pada saat pembayaran dan/atau yang seharusnya dibayarkan oleh Wajib Pajak.

Setiap wajib pajak wajib menerima, mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). SPTPD tersebut harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib pajak dan kuasanya. Kemudian harus disampaikan kepada Dipenda selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.

D. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran

Setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah. Wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB dan/atau SKPDKBT. Pajak yang terutang dibayar ke Kas Daerah melalui Bank atau tempat pembayaran Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran yang Dilakukan kepada Restoran


(54)

lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah dapat menerbitkan :

a. SKPDKB dalam hal:

1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau kekurangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang bayar

2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada walikota dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dan setelah di tegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran

3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terhutang. c. SKPDN jika jumlah pajak yang terhutang sama besarnya dengan jumlah

kredit pajak atau pajak tidak terhutang dan tidak ada kredit pajak.

Jumlah kekurangan pajak yang terhutang dalam SKPDKB dikenakan sanksi administratif berupa bunga 2% (duapersen) setiap bulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak. Jumlah kekurangan pajak yang terhutang dalam SKPDKBT dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut. Jika wajib pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan tidak dikenakan sanksi.


(55)

E. Tata Cara Pembayaran Pajak Restoran

Pajak Restoran terutang dilunasi dalam jangka waktu ditentukan dalam peraturan daerah. Penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak ditetapkan oleh Walikota. Pembayaran pajak Restoran yang terutang

dilakukan ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang telah ditunjuk oleh Walikota sesuai waktu yang ditentukan. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Pembayaran harus dilakukan sekaligus atau lunas. Kepada wajib pajak yang melakukan pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan. Hal ini harus dilakukan oleh petugas tempat pembayaran pajak untuk tertib administrasi dan pengawasan penerimaan pajak. Dengan demikian, pembayaran pajak akan mudah terpantau oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah.

Dalam keadaaan tertentu Walikota atau pejabat yang dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pembayaran hiburan yang terutang dalam kurun waktu tertentu setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Selain persetujuan untuk mengangsur pembayaran pajak, walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk menunda pembayaran pajak terutang dalam kurun waktu tertentu dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

F. Penagihan dan Sanksi 1. Penagihan

Surat Teguran atau surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (hari) sejak saat jatuh


(56)

tempo pembayaran. Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang.

Surat Teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis dikeluarkan oleh pejabat. Apabila jumlah pajak yang massih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam surat Teguran atau surat peringatan atau surat paksa lain yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar tagih dengan surat paksa. Setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal surat Teguran atau surat Peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan, pejabat menerbitkan surat paksa.apabila yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggall pemberitahuan surat paksa,

walikota/bupati segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi utang pajaknya, setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanaan Penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.

Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal ,jam dan tempat pelaksanaan lelang, juru sita memberitahukan dengan segera tertulis kepada wajib pajak. Bentuk, jenis, dan isi formulir yang yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan pajak daerah ditetapkan oleh walikota/bupati.

2. Sanksi

1.Wajib Pajak yang karena kealpaan tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan


(57)

keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat Di pidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak yang

terutang,

2. Wajib Pajakkarena kealpaan tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga menimbulkan kerugian keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang.

G. Mekanisme Pemungutan Pajak Restoran Di Dinas Pendapatan Kota Medan

Pemungutan Pajak restoran adalah suatu rangkaian mulai dari penghimpunan data objek pajak retoran dan subjek pajak restoran ,dengan penentuan besarnya pajak restoran yang terutang sampai kegiatan menerima pembayaran pajak retoran tersebut dari wajib pajak.

Untuk itu wajib pajak terlebihdahulu melaporkan jenis usahanya kepada dinas pendapatan daerah dengan mekanisme sebagai berikut :

1. Pengukuhan Wajib Pajak

Wajib Pajak Restoran wajib mendaftarkan usahanya kepada dinas pendataan daerah Kota Medan dalam jangka waktu tertentu selambat-lambatnya tiga puluh hari sebelum dimulainya kegiatan usaha, untuk dikukuhkan dan diberi


(58)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWPD). Jangka waktu ini sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan bupati atau walikota dimana pajak retoran dipungut. Surat keputusan pengukuhan yang dikeluarkan oleh kepala dinas pendapatan daerah tidak merupakan dasar untuk menentukan mulai saat pajak tentang pajak restoran , tetapi hanya merupakan sarana administrasi dan pengawasan bagi petugas dinas pendapatan daerah. Apabila pengusaha restoran atau rumah tidak mendaftarkan usaha nya dalam jangka waktu yang ditentukan, kepala dinas pendataan daerah akan menetapkan pengusaha tersebut sebagai wajib pajak secara jabatan.

Penetapan secara jabatan dimaksudkan untuk pemberian nomor pengukuhan dan NPWPD dan bukan merupakan penetapan besarnya pajak terutang.Tata cara pelaporan dan pengukuhan wajib pajak ditetapkan oleh bupati/waliota dengan surat keputusan

2. Pendaftaran dan Pendataan

Untuk mendapatkan data wajib pajak dilaksanakan pendaftaran dan pendataan terhadap wajib pajak . Kegiatan pendataan dan pendaftaran di awali dengan mempersiakan dokumen yang diperlukan, berupa formulir pendataan dan pendaftaran, kemudian diberi kepada wajib pajak. Setelah dokumen disampaikan kepada wajib pajak, wajib pajak mengisi formulir pendaftaran dengan jelas, lengkap serta mengambalikan kepada petugas pajak. Selanjutnya petugas pajak mencatat formulir pendataan dan pendaftaran yang dikembalikan oleh wajib pajak dalam Daftar Induk Wajib Pajak berdasarkan nomor urut yang digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan NPWPD.


(59)

3. Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (STPD)

Wajib pajak restoran wajib melapor kepada bupati/walikota, dalam praktiknya kepada kepala Dinas Pendapatan Daerah kabupaten/kota tentang perhitungan pembayaran pajak restoran yang terutang. Wajib pajak yang telah memilik NPWPD setiap awal masa pajak wajib mengisi STPD. SPTPD diisi dengan jelas, lengkap dan benar serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya dan disampaikan kepada walikota/bupati atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Umumnya STPD harus disampaikan selambat-lambatnya limabelas hari setelah berahirnya masa pajak. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari daftar isian tersebut dihimpun dan dicatat atau dituangkan dalam berkas kartu data yang merupakan hasil ahir,yang akan dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan dan penetapan pajak terutang. Ketentuan dan dokumen harus dicantumkan dan atau di lampirkan pada SPTPD ditetapkan oleh Walikota Medan.

4. Penetapan Pajak Restoran

Berdasarkan SPTPD yang di sampaiakan oleh wajib pajak dan pendataan yang dilakukanoleh petugas dinas pendapatan daerah, walikota atau pejabat yang ditunjuk menetap pajak restoran yang terutang dengan menerbitkan surat

Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). SKPD harus dilunasi oleh wajib pajak paling lama tiga puluh hari sejak diterimanya SKPD oleh wajib pajak atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh walikota. Apabila setelah lewat waktu yang ditentukan wajib pajak tidak atau kurang membayar pajak terutang dalamSKPD, wajib pajak dikenakan sanksi


(60)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Medan

Pajak Restoran merupakan salah satu komponen dari Pendapatan Asli Daerah. Pajak Restoran memberikan kontribusi yang besar bagi PAD Kota Medan, dimana Pajak Restoran dipergunakan untuk mendukung dan membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota Medan. Berikut ini tabel jumlah wajib pajak Restoran dan target serta realisasi pajak Restoran.

Tabel 1.3

Jumlah Wajib Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2014

Jenis Pajak Restoran Wajib Pajak Jumlah

Self Asessment Official Asessment

1 Restoran Cepat Saji 87 - 87 2 Restoran Nasional 76 - 76 3 Restoran Khas Daerah 482 - 482 4 Warung Nasi, kopi - 360 360

Jumlah 645 360 1005

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan


(61)

Tabel 1.4

Target dan Realisasi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun 2012-2014

Tahun Target Realisasi Persentase (%)

2012 113.209.441.000,00 83.182.567.950,56 73,48 2013 113.209.441.000,00 91.590.223.058,75 80,90 2014 113.209.441.000,00 106.429.552.172,14 94,01 Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan

Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa bahwa pada tahun 2012 target penerimaan pajak Restoran yang ditetapkan APBD adalah sebesar

Rp113.209.441.000,00 dengan realisasi sebesar Rp83.182.567.950,56. Artinya penerimaan pajak Restoran untuk tahun 2012 belum bisa dicapai, dengan

persentase sebesar 73,48%. Ini menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Restoran masih belummemenuhi target yang ditetapkan. Di tahun 2013 dengan target sama sebesar 113.209.441.000,00dengan realisasinya 91.590.223.058,75 dan

persentase 80,90% mulai terjadi kenaikan sebesar 7,42%. Sedangkan pada tahun 2014 target yang sama dengan tahun tahun sebelumnya sebesar

113.209.441.000,00 yang terealisasi 106.429.552.172,14 dengan persentase sebesar 94,01%. Pada Tahun 2014 ini hampir mencapai target yang telah ditetapkan dengan kenaikan penerimaan Pajak Restoran sebesar 13,11%

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa penerimaan pajak restoran dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal ini menujukkan pemungutan dan penagihan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah sudah baik hingga


(62)

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya sangat sesuai dan bertanggung jawab.

Berdasarkan analisis tabel tersebut pengetahuan wajib pajak termasuk kategori sedang. Hal ini dikarenakan sebagian wajib pajak tidak mengetahui peraturan yang berlaku seperti tidak mengetahui perhitungan pajak restoran dan hak wajib pajak restoran. Sebagian besar wajib pajak hanya mengetahui jika usahanya dikenakan pajak restoran dan nominal yang dibayarkan setiap bulan tetap dan sesuai dengan kemampuan wajib pajak.

Berdasarkan analisis tabel diatas kepatuhan wajib pajak termasuk kategori yang tinggi. Hal ini dikarenakan wajib pajak patuh terhadap peraturan daerah yang berlaku di Medan. Wajib pajak patuh membayar pajak restoran, mengisi SPTPD dengan jelas, benar dan lengkap, membayar denda jika terlambat membayar pajak dan bersedia untuk diperiksa serta memperlihatkan atau meminjamkan dokumen yang berhubungan dengan pajak restoran

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran

Faktor-Faktor yamg mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran ada 2, yaitu: 1. Faktor –Faktor yang mendukung penerimaan Pajak Restorana adalah :

a.Tersedianya Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah

b.Berdirinya atau terdapatnya usaha-usaha restoran , café dan usaha lain yang sejenis dengan perkembangan Kota Medan


(63)

2.Faktor-faktor yang menghambat penerimaan Pajak Restoran:

a. Masih kurangnya kesadaranWajib Pajakuntuk menyampaikan atau melaporkan SPTPD tepat waktu

b.Wajib Pajak belum sepenuhnya melaporkan dan membayarkan Pajak Restoran yang terutang

c. Masih terdapatnya Wajib Pajakyang menyetorkan Pajak Restorannya tidak sesuai dengan yang dilaporkannya

d.Terdapatnya Wajib Pajakyang menutup usahanya dan tidak melaporkannya ke DIPENDA

C. Penyebab Belum Tercapainya Target Penerimaan Pajak Restoran 1. Belum semua Wajib Pajak memahami dengan baik tentang isi

Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah.

2. Sebagian kecil masyarakat masih mempunyai pola pikir menghindari untuk mengurus administrasi yang berhubungan dengan birokrasi karena alasan selalu dipersulit padahal Dinas Pendapatan Daerah telah menyediakan berbagai sarana sebagai sumber menyediakan berbagai sarana sebagai sumber informasi untuk kenyamanan seperti

tersedianya situs web dispenda.pemkomedan.go.id, adanya layanan informasi dan pengaduan di callcenter 1500221, meja informasi dan pengaduan langsung di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, tercantumnya SOP (Standart Operasional Prosedur) pengurusan pajak daerah di Dinas Pendapatan, dan bahkan masyarakat bisa mendatangi 7


(64)

UPT (Unit Pelaksanaan Teknis) yang tersebar diseluruh kota Medan untuk mendapat informasi yang benar tentang Pajak Daerah

3. Kebiasaan pada sebagian kecil jenis usaha kecil dan menengah yang masih mengelola keuangan usahanya secara tradisional atau sangat sederhana dimana kesadaran membukukan atau mencatatkan transaksi usahanya secara benar dan teratur masih rendah sehingga belum dapat menghitung dan melaporkan SPTPD dengan sesuai omzet yang sebenarnya

4. Kurangnya pengetahuan wajib pajak restoran dalam memahami peraturan yang berlaku, Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang pajak restoran dari pemerintah kepada Wajib Pajak

5. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak untuk melaporkan kondisi usaha saat tutup usaha secara total atau sementara

D. Upaya-upaya Yang DISPENDA Lakukan Untuk Meningkatkan Pajak Restoran

Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Restoran, antara lain :

1. Ekstensifikasi Pemungutan Pajak Restoran

Ekstensifikasi adalah kebijakan yang di lakukan di bidang perpajakanyang di tujukan untuk meningkatkan penerimaan perpajakan melalui

penambahan jumlah wajib pajak dan perluasan objek Pajak Restoran. Ekstensifikasi sangatlah penting karena dengan Ekstenfikasi ini dapat


(65)

meningkatkan sumber-sumber penerimaan yang ada di kota medan, khususnya pada penerimaan dari Pajak Restoran dalam Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.

Ekstensifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

a. Rutin melakukan pemeriksaan kepada wajib pajak untuk menguji kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya

b. Melakukan penjagaan / pencatatan billing tagihan

c. Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dimana yang berhubungan dengan izin mendirikan restoran, izin usaha restoran

2. Intensifikasi Pemungutan Pajak Restoran

Intensifikasi adalah kebijakan yang di tempuh dengan tujuan agar wajib pajak membayar sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga realisasi penerimaan Pajak Restoran sesuai dengan target yang telah di tetapkan. Intensifikasi dapat dialakukan dengan beberapa cara yaitu:

a. Melakukan pelatihan kepada pegawai untuk meningkatkan kemampuan dalam memeriksa pajak, menginformasikan pajak kepada wajib pajak dan calon wajib pajak


(66)

BAB V

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari penyajian yang disampaikan penulis di dalam laporan akhir ini maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman denga dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

2. Sistem yang dilakukan dalam pemungutan pajak restoran adalah self assesment dan official assesment system

3. Dispenda kota medan merupaka unsur pelaksanaan pemerintah daerah dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab walikota medan dibidang pengelolaan dan pendapatan daerah.

4. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Restoran mengalami sedikit peningkatan pada Tahun 2012-2014 dari 80,90% menjadi 94,01%, tetapi peningkatan penerimaan Pajak Restoran lebih disebabkan bertambahnya jumlah objek Pajak Restoran di Kota Medan


(67)

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dibuat maka penulis dapat memberikan beberapa saran yakni sebagai berikut:

1. Para pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan hendaknya lebih meningkatkan kinerja dan disiplin agar dapat mengoptimalkan penerimaan Pajak Daerah.

2. Dispenda kota Medan hendaknya lebih meningkatkan pengawasan terhadap objek Pajak Restoran dan pendataan terhadap potensi-potensi objek pajak baru agar dapat lebih meningkatkan penerimaan dari sektor Pajak Restoran.

3. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini para pegawai Dispenda kota Medan, perlu ditingkatkan lagi kualitas dan disiplin kerjanya dengan diberikan pelatihan-pelatihan khusus dan intensif dalam bidang perpajakan.

4. Dispenda kota Medan harus lebih meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai Pajak Daerah.

5. Dispenda kota Medan hendaknya lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap Wajib Pajak yang menghindari kewajiban perpajakannya.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Samudera, Azhari Aziz, 2015, Perpajakan Di Indonesia, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta.

Suandy, Erly, 2011, Hukum Pajak, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Daftar Undang-Undang

Undang – Undang No.34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang – Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retibusi Daerah.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah.

Keputusan Menteri Dalam Negeri No.170 Tahun 1997 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan lain-lain.

Peraturan Daerah Nomor12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Kota Medan


(1)

2.Faktor-faktor yang menghambat penerimaan Pajak Restoran:

a. Masih kurangnya kesadaranWajib Pajakuntuk menyampaikan atau melaporkan SPTPD tepat waktu

b.Wajib Pajak belum sepenuhnya melaporkan dan membayarkan Pajak Restoran yang terutang

c. Masih terdapatnya Wajib Pajakyang menyetorkan Pajak Restorannya tidak sesuai dengan yang dilaporkannya

d.Terdapatnya Wajib Pajakyang menutup usahanya dan tidak melaporkannya ke DIPENDA

C. Penyebab Belum Tercapainya Target Penerimaan Pajak Restoran 1. Belum semua Wajib Pajak memahami dengan baik tentang isi

Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah.

2. Sebagian kecil masyarakat masih mempunyai pola pikir menghindari untuk mengurus administrasi yang berhubungan dengan birokrasi karena alasan selalu dipersulit padahal Dinas Pendapatan Daerah telah menyediakan berbagai sarana sebagai sumber menyediakan berbagai sarana sebagai sumber informasi untuk kenyamanan seperti

tersedianya situs web dispenda.pemkomedan.go.id, adanya layanan informasi dan pengaduan di callcenter 1500221, meja informasi dan pengaduan langsung di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, tercantumnya SOP (Standart Operasional Prosedur) pengurusan pajak daerah di Dinas Pendapatan, dan bahkan masyarakat bisa mendatangi 7


(2)

UPT (Unit Pelaksanaan Teknis) yang tersebar diseluruh kota Medan untuk mendapat informasi yang benar tentang Pajak Daerah

3. Kebiasaan pada sebagian kecil jenis usaha kecil dan menengah yang masih mengelola keuangan usahanya secara tradisional atau sangat sederhana dimana kesadaran membukukan atau mencatatkan transaksi usahanya secara benar dan teratur masih rendah sehingga belum dapat menghitung dan melaporkan SPTPD dengan sesuai omzet yang sebenarnya

4. Kurangnya pengetahuan wajib pajak restoran dalam memahami peraturan yang berlaku, Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang pajak restoran dari pemerintah kepada Wajib Pajak

5. Masih rendahnya kesadaran wajib pajak untuk melaporkan kondisi usaha saat tutup usaha secara total atau sementara

D. Upaya-upaya Yang DISPENDA Lakukan Untuk Meningkatkan Pajak Restoran

Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Restoran, antara lain :

1. Ekstensifikasi Pemungutan Pajak Restoran

Ekstensifikasi adalah kebijakan yang di lakukan di bidang perpajakanyang di tujukan untuk meningkatkan penerimaan perpajakan melalui

penambahan jumlah wajib pajak dan perluasan objek Pajak Restoran. Ekstensifikasi sangatlah penting karena dengan Ekstenfikasi ini dapat


(3)

meningkatkan sumber-sumber penerimaan yang ada di kota medan, khususnya pada penerimaan dari Pajak Restoran dalam Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.

Ekstensifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

a. Rutin melakukan pemeriksaan kepada wajib pajak untuk menguji kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya

b. Melakukan penjagaan / pencatatan billing tagihan

c. Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dimana yang berhubungan dengan izin mendirikan restoran, izin usaha restoran

2. Intensifikasi Pemungutan Pajak Restoran

Intensifikasi adalah kebijakan yang di tempuh dengan tujuan agar wajib pajak membayar sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga realisasi penerimaan Pajak Restoran sesuai dengan target yang telah di tetapkan. Intensifikasi dapat dialakukan dengan beberapa cara yaitu:

a. Melakukan pelatihan kepada pegawai untuk meningkatkan kemampuan dalam memeriksa pajak, menginformasikan pajak kepada wajib pajak dan calon wajib pajak


(4)

BAB V

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari penyajian yang disampaikan penulis di dalam laporan akhir ini maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman denga dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

2. Sistem yang dilakukan dalam pemungutan pajak restoran adalah self assesment dan official assesment system

3. Dispenda kota medan merupaka unsur pelaksanaan pemerintah daerah dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab walikota medan dibidang pengelolaan dan pendapatan daerah.

4. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Restoran mengalami sedikit peningkatan pada Tahun 2012-2014 dari 80,90% menjadi 94,01%, tetapi peningkatan penerimaan Pajak Restoran lebih disebabkan bertambahnya jumlah objek Pajak Restoran di Kota Medan


(5)

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dibuat maka penulis dapat memberikan beberapa saran yakni sebagai berikut:

1. Para pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan hendaknya lebih meningkatkan kinerja dan disiplin agar dapat mengoptimalkan penerimaan Pajak Daerah.

2. Dispenda kota Medan hendaknya lebih meningkatkan pengawasan terhadap objek Pajak Restoran dan pendataan terhadap potensi-potensi objek pajak baru agar dapat lebih meningkatkan penerimaan dari sektor Pajak Restoran.

3. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini para pegawai Dispenda kota Medan, perlu ditingkatkan lagi kualitas dan disiplin kerjanya dengan diberikan pelatihan-pelatihan khusus dan intensif dalam bidang perpajakan.

4. Dispenda kota Medan harus lebih meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai Pajak Daerah.

5. Dispenda kota Medan hendaknya lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap Wajib Pajak yang menghindari kewajiban perpajakannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Samudera, Azhari Aziz, 2015, Perpajakan Di Indonesia, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta.

Suandy, Erly, 2011, Hukum Pajak, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Daftar Undang-Undang

Undang – Undang No.34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang – Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retibusi Daerah.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah.

Keputusan Menteri Dalam Negeri No.170 Tahun 1997 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan lain-lain.

Peraturan Daerah Nomor12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Kota Medan