Kisi – kisi Instrumen METODE PENELITIAN

Wiwin Widiawati, 2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Iklim  Tipe iklim  Curah hujan Karakteristik responden Identitas responden  Nama  Usia  Jenis kelamin  Pendidikan  Pekerjaan  Pendapatan  Jumlah tanggungan Masyarakat Status kependudukan  Status tempat tinggal  Lama tinggal Tabel Lanjutan Kisi – kisi Instrumen Rumusan masalah Variabel Indikator Sasaran Kondisi masyarakat sebelum terjadi bencana Kepemilikan lahan  Status kepemilikan rumah  Luas rumah  Kondisi rumah  Lahan pertanian yang dimiliki  Luas lahan pertanian Masyarakat Pengetahuan masyarakat terhadap potensi gerakan tanah  Pengetahuan potensi gerakan tanah  Intensitas gerakan tanah yang dirasakan  Tingkat kerusakan Kondisi masyarakat setelah relokasi Proses relokasi  Sosialisasi relokasi pemukiman  Perencanaan relokasi  Pemilihan lokasi Wiwin Widiawati, 2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Pembagian lahan terhadap masyarakat Pengetahuan masyarakat terhadap potensi gerakan tanah  Pengetahuan potensi gerakan tanah  Intensitas gerakan tanah yang dirasakan Kepemilikan lahan  Status kepemilikan rumah  Luas rumah  Kondisi rumah  Lahan pertanian yang dimiliki  Luas lahan pertanian Tabel Lanjutan Kisi – kisi Instrumen Rumusan masalah Variabel Indikator Sasaran Fasilitas umum  Pasar  Tempat ibadah  Pusat kesehatan  Pusat pendidikan Masyarakat Aksesibilitas  Keterjangkauan  Jarak Kehidupan masyarakat  Kesesuaian pemukiman baru  Kenyamanan  Ketersediaan sandang, pangan dan papan  Kesejahteraan masyarakat Wiwin Widiawati, 2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Masalah di Lapangan KESIMPULAN 1. Analisis Deskriptif 2. Persentase 3. Skala Likert Pengolahan Data dan Analisis Data Data Primer - Observasi - Wawancara - Dokumentasi Pengumpulan Data 1.Bagaimana kondisi masyarakat sebelumterjadi bencana di Kec.Malausma Kab.Majalengka ? 2. Bagaimana kondisi masyarakat setelah terjadi bencana di Kec.Malausma Kab.Majalengka ? Teridentifikasinya kondisi masyarakat sebelum dan setelah bencana gerakan tanah Tujuan yang Dicapai Rumusan Masalah Observasi Lapangan Tahap Awal Data Sekunder -Data dari BAPPEDA Jabar -BPBD Kab. Majalengka -Studi Literatur

I. Alur Penelitian

Wiwin Widiawati, 2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai respon masyarakat korban bencana gerakan tanah terhadap relokasi permukiman di Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Kondisi masyarakat sebelum terjadi bencana gerakan tanah dilihat dari kepemilikan lahan rumah dan kepemilikan lahan pertanian menunjukan bahwa mayoritas masyarakat memiliki lahan pertanian sendiri dengan luas yang cukup besar, hal tersebut didukung oleh kondisi lahan di Kecamatan Malausma yang subur, dengan mayoritas masyarakat mengandalkan pendapatannya dari hasil pertanian 81,4 dengan tingkat pendapatan masyaraakat sebesar Rp.5.000.000 – Rp.1.000.000,bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat Dusun Cigintung sebenarnya mengetahui bahwa lokasi pemukiman lama merupakan daerah yang memiliki kerentanan gerakan tanah tinggi, pengetahuan masyarakat tersebut didapat dari sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintahan Kabupaten Majalengka. 2. Kondisi masyarakat setelah terjadi bencana dilihat dari indikator proses relokasi, kepemilikan rumah, kepemilikan lahan pertanian, fasilitas umum, aksesibilitas, pekerjaan dan pendapatan. Proses relokasi dan kepemilikan rumah memiliki kategori sangat kuat hal tersebut dinilai sudah baik dilihat dari kepemilikan rumah sudah menjadi hak milik masyarakat sendiri sehingga tidak akan ada sengketa mengenai kepemilikan rumah dikemudian hari. Aksesibilitas memiliki kategori yang kuat menunjukan akses menuju lokasi pemukiman sudah baik dan layak. Desa Jagamulya memiliki zona kerentanan rendah gerakan tanah sehingga masyaraakat merasa aman dan nyaman menempati lokasi pemukiman yang baru. Fasilitas umum dipemukiman baru dinilai cukup hal tersebut dikarenakan belum rampungnya semua fasilitas umum di pemukiman serta kurangnya tempat penampungan air dan sumber air yang kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan air masyarakat. Perubahan besar yang dialami masyarakat terletak pada segi mata 87 Wiwin Widiawati, 2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pencaharian dan pendapatan masyarakat, hal tersebut dilihat dari masyarakat yang sudak tidak memiliki lahan pertanian, hilangnya lahan pertanian masyarakat mengakibatkan 88,3 masyarakat mengalami perubahan mata pencaharian menjadi buruh di Kecamatan lain serta penurunan pendapatan masyaakat. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas menunjukkan gambaran hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Maka terdapat beberapa saran yang peneliti kemukakan, adapun saran penelitian sebagai berikut : 1. Pemerintahan Kabupaten Majalengka hendaknya lebih intensif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat di daerah – daerah yang memiliki zona kerentanan gerakan tanah yang tinggi, serta mengurangi pembangunan permukiman didaerah – daerah tersebut sehingga meminimalisir kerusakan dan kerugian jika terjadi gerakan tanah serupa. 2. Fasilitas umum merupakan hal yang harus diperhatikan dalam permukiman masyarakat karena akan mendukung dalam kegiatan kehidupan masyarakat, fasilitas umum yang belum tersedia di lokasi permukiman baru yaitu penampungan air bersih, masyarakat masih menggunakan ember – ember kecil dan selang yang kecil untuk menyalurkan air sehingga pasokan air bersih belum mencukupi untuk kebutuhan masyarakat, pembagunan penampungan air ini sangat dibutuhkan dalam suatu permukiman karena air merupakan bagian terpenting dalam kehidupan. Keberadaan Balai Desa pun hasur ada untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi mengenai pemerintahan maupun yang lainnya, serta harus adanya pos jaga pos ronda di lokasi permukiman sehingga memberikan rasa aman yang lebih bagi masyarakat. 3. Pemenuhan sandang, pangan dan papan bagi masyarakat tentunya menjadi perhatian utama agar terciptanya kehidupan yang berjalan dengan baik, masyarakat di permukiman baru mengandalkan peras bantuan dari pemerintah bulog untuk memenuhi kebutuhan pangan masyaraka, namun hendaknya pemerintahan Kabupaten Majalengka menambah pasokan beras