commit to user
- Kadar total rata-rata senyawa aktif 2 Faktor eksternal
- Metode ekstraksi - Perbandingan ukuran alat ekstraksi diameter dan tinggi alat
- Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan - Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
- Kandungan logam berat - Kandungan pestisida
Departemen Kesehatan RI, 2000. Pembuatan ekstrak daun ungu yang dengan menggunakan pelarut
erhanol 70 sebanyak 1 liter. Yang dihasilkan ekstrak kental sebanyak 37,7. Adapun kelebihan dari metode perkolasi yaitu lebih
cepat waktunya, bisa menghasilkan rendemen lebih sempurna dan hasil rendemen lebih banyak, dan kelemahanya yaitu membutuhkan
pelarut yang lebih banyak, biaya lebih besar, dan lebih sering diamati tetesannya supaya serbuk selalu terendam.
2. Uji Skrining Fitokimia
Pada skrining fitokimia daun ungu pada uji : a. Alkaloid
Untuk pengujian golongan alkaloid ternyata pada daun ungu tidak ditemukan adanya perubahan warna atau endapan walaupun diuji
dengan reagen Mayer, reagen Dragendorf, maupun reagen Wagner dalam reaksi penegasan. Alkaloid ada apabila direaksikan dengan asam
membentuk garam alkaloid, karena alkaloid mempunyai sifat basa. Garam alkaloid ini akan membentuk endapan atau kekeruhan bila
direaksikan dengan reagen Mayer, Dagendorf maupun Wagner. b. Saponin
Pada test pendahuluan menunjukkan adanya buih lebih dari 30 menit. Dengan demikian pada uji pendahuluan menunjukkan bahwa
saponin positif.
commit to user
Pada test Liebermann Burchard didapat saponin positif, terbentuk warna pink. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya saponin.
Pada uji saponin dalam percobaan ini positif jika : •
Identifikasi pendahuluan terdapat buih setinggi ± 1 cm yang tidak hilang dalam waktu lama pada identifikasi awal.
Saponin tidak terbentuk buih yang disebabkan karena saponin memiliki dua sifat, yaitu :
1 Saponin tersabunkan : yaitu saponin yang mampu menghasilkan buih
2 Saponin tak tersabunkan : yaitu saponin yang tidak mampu menghasilkan buih.
• Identifikasi penegasan
Jika ekstrak yang telah dicuci dengan hexan setelah ditambah CHCl
3
, serbuk Na Sulfat, asam acetat anhidrat dan H
2
SO
4
pekat menghasilkan cincin dengan warna pink. Dan dari hasil pengujian pada saponin disimpulkan hasilnya positif
c. Cardenolin dan Bufadienol Pada test Killer Killiani tidak menunjukkan adanya senyawa
Cardenolin dan Bufadienol karena tidak ditemukan cincin warna coklat kemerahan pada larutan. Pada test Killer Killiani dilakukan pencucian
terhadap ekstrak hexan dimaksudkan untuk menghilangkan senyawa yang tidak dikehendaki, mampu menghasilkan warna merah kuat.
Tetapi pada saat penambahan FeCl
3
dan H
2
SO
4
pekat tidak terbentuk cincin kemerahan.
d. Flavonoid Pada uji flavonoid terdapat 2 tahap yaitu test bate smith dan
Metcalf dan test wistater cyanidin. Mula-mula dilakukan persiapan dengan mencuci ekstrak dengan heksan yang kemudian diekstrak
dengan etanol 80. Pada test bate smith dan Metcalf untuk mendeteksi adanya leukoantosianin. Pada pengamatan dihasilkan
warna merah dan pada test wistater cyanidin untuk mendeteksi inti
commit to user
benzopiron menghasilkan warna orange merah bata. Dari pengujian daun ungu pada uji flavonoid menunjukkan hasil yang positif.
e. Tanin dan Polifenol Pada uji tannin dan polifenol mula-mula ekstrak ditambahkan
aquadest panas dan ditambahkan NaCl 10. dilakukan 2 tahap test yaitu test gelatin, dan test FeCl
3
. Pada test gelatin didapat endapan putih karena tidak adanya garam protein kompleks. Dan test FeCl
3
diadapat warna hijau kehitaman. Dan dari hasil test disimpulkan bahwa daun ungu mengandung polifenol karena karena terjadi warna lain
yaitu hijau kehitaman yang apabila mengandung tannin menghasikan warna biru kehitaman tannin terkondensasi, hijau coklat tannin
terkondensasi. f. Antraquinon
Pada uji antraquinon dilakukan 2 tahap yaitu test brontragers dan test modifikasi brontragers. Dari hasil yang didapat bahwa daun ungu
tidak mengandung antraquinon, karena pada hasil pengamatan warna yang didapat menjadi hijau kehitaman, sehingga tidak perlu dilakukan
test modifikasi borntragers. Karena tidak menunjukkan warna seperti teori.
3. Analisa Usaha Proses Pembuatan