commit to user
21
Menurut Iwan Setiawan seperti yang dikutip oleh Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin 1996:14, untuk menyusun program latihan yang teratur perlu
diperhatikan unsur-unsur kemampuan atlet, baik fisik maupun mental, seperti : a. Waktu pelaksanaan program latihan untuk mengembangkan tenaga atau
kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas dan lain-lain untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
b. Cabang olahraga yang akan disiapkan. c. Standar tingkat nasional atau internasional.
d. Keadaan setempat : tradisi, iklim dan lain-lain. e. Faktor latihan : prestasi, volume, intensitas.
f. Jadwal perlombaan dan uji coba. g. Periodesasi latihan.
Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasi setinggi-tingginya, diperlukan jangka waktu yang lama, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan
secara bertahap yang terdiri dari program jangka panjang dan program tahunan. Program akan memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga jadwal
latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan atau musim latihan. Pembagian tahapan dalam progam latihan biasa disebut periodesasi. Dengan
periodesasi seorang pelatih dapat menyusun program latihan yang tepat bagi atletnya untuk mencapai prestasi maksimal.
Sudjarwo 1993:82 membagi program latihan dalam satu tahun menjadi tiga periode atau lima musim latihan, sebagai berikut :
a. Periode Latihan 1 Periode Persiapan Preparation Period
2 Periode Pertandingan Competition Period 3 Periode Peralihan Transition Period
b. Musim Latihan 1 Preliminary Season
2 Early Season 3 Mid Season
4 Late Season 5 Post Season
Menurut Bompa 1990 : 174 periodesasi latihan dalam tahunan sebagai berikut :
a. Masa Persiapan
Preparation Period
1 Persiapan Umum General Preparation
commit to user
22
Pada masa ini penekanan latihan ditujukan pada masa pembentukan atau pembinaan fisik seperti kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan,
agilitas, power, dan koordinasi mental, seperti disiplin, keberanian, tanggung jawab dan sebagainya. Bobot latihan akan berkisar 80-70 fisik
dan 30-35 teknik serta 5 mental. Periode ini berlangsung selama 2-3 bulan.
2 Persiapan Khusus Specific preparation Pada masa persiapan khusus ini lebih menekankan pada penguasaan
teknik dasar yang kemudian ditingkatkan menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna. Kondisi fisik yang telah dimiliki pada tahap sebelumnya
harus tetap diperhatikan sepenuhnya oleh pelatih. Periode latihan dapat berlangsung selama 2-3 bulan dengan bobot latihan 50 untuk latihan
teknik, 20 untuk latihan fisik dan 10 untuk latihan test.
b. Masa Pertandingan
Competition period
1 Masa Prakompetisi Pre Competition Pada periode ini penekanan lebih diutamakan pada masalah taktik.
Perkembangan mental emosional atlet perlu mendapat perhatian khusus. Perkiraan bobot latihan adalah 60 untuk latihan taktik, 15 latihan
mental, 20 test trials. Periode ini berlangsung sekitar 2-3 bulan. 2 Masa Pertandingan Competition period
Pada masa ini atlet harus dalam kondisi siaga alias combat ready atau siap tempur. Pada tahap ini harus diciptakan suatu kondisi baik sehingga
atlet percaya diri dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk memenangkan pertandingan.
c. Masa Peralihan atau seusai pertandingan
Transition period
Pada masa transisi atlet akan melakukan istirahat aktif dengan melakukan kegiatan fisik yang ringan seperti joging, senam atau melakukan aktivitas fisik
yang lain. Pada masa inilah dilakukan evaluasi dari hasil prestasi serta program dan proses latihan selama persiapan yang lalu melalui pemutaran film atau analisis
commit to user
23
yang cermat. Dengan demikian maka program selanjutnya dapat disusun berdasarkan hasil pertandingan serta pengalaman yang lalu.
Yusuf adisasmita dan Aip Syarifuddin 1996 : 128 menyatakan bahwa periodesasi latihan adalah “suatu proses pembagian latihan dari rencana latihan
tahunan ke dalam tahapan yang lebih kecil”. Adapun kegunaan dari periodesasi latihan adalah sebagai berikut :
1 Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari rencana tahunan.
2 Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat untuk pertandingan-pertandingan yang menjadi sasaran diantara pertandingan
utama selama kalender tahunan.
Adapun hal lain yang dapat membantu pelatih dalam rencana latihan sampai ke rencana pertandingan yang rencana tersebut sudah terjadwal dengan
baik dalam Kalender Pertandingan. “Kalender pertandingan merupakan faktor penentu yang menentukan periodisasi dan untuk pemuncakan target prestasi”
menurut Tudor O Bompa 1991:15. Menurut Sudjarwo 1993 : 81 penyusunan program latihan dapat dibagi
menjadi : 1 Program Jangka Panjang
Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran dua tahun ke atas, misalnya untuk PON atau Olimpiade.
2 Program Jangka Menengah Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun untuk
jangka waktu satu tahun. 3 Program Jangka Pendek
Program jangka pendek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun.
Rencana jam latihan harus sederhana dan fungsional, artinya bahwa rencana latihan itu sendiri harus menjadi alat yang penting untuk setiap atlet dan
pelatih dalam upaya latihannya. Menurut Tudor O Bompa 1991: 24 rencana jam latihan dibedakan menjadi dua siklus yaitu :
commit to user
24
a. Siklus Mikro