reseptor NMDA di tingkat spinal pada tikus diabetes Bai dkk., 2014; Schreiber dkk., 2015.
2.2.1.8 Modulasi simpatis nyeri Serabut nosiseptif A-delta dan C normalnya tidak langsung terhubung ke
sistem saraf simpatis. Teori yang sudah diterima secara luas yaitu sistem saraf simpatis tidak mengaktifkan sistem saraf sensorik dalam kondisi normal Aslam
dkk. 2014. Neuropati menyebabkan hipersensitivitas pada saraf sebagai akibat transmisi
abnormal yang dimediasi oleh epinefrin dari satu akson yang lain, disebut dengan transmisi epaptik Aslam dkk., 2014. Saraf yang rusak di perifer juga
menyebabkan pembentukan keranjang, disebut sprout simpatik di GRD, yang menghasilkan pelepasan noradrenalin, dan pada akhirnya menyebabkan hubungan
saraf simpatik-sensorik Kanno dkk., 2010. Hal ini menyebabkan peningkatan ektopik dan firing spontan, disebut sebagai nyeri yang dipertahankan secara
simpatik symphatetically maintained pain Aslam dkk., 2014.
2.2.2 Diagnosis Nyeri Neuropati Diabetik
Diagnosis NND merupakan diagnosis klinis yang berdasarkan deskripsi nyeri oleh pasien dengan penyebab nyeri neuropatik lainnya harus disingkirkan
Tesfaye dkk., 2010. Gejalanya dirasakan pada bagian tubuh distal, simetris, sering dihubungkan dengan perburukan nokturnal, dan seringkali dideskripsikan
seperti tertusuk-tusuk, sakit di bagian dalam, tajam, seperti tersetrum, dan terbakar, serta sering ditemukan hiperalgesia dan alodinia pada pemeriksaan
Tesfaye dkk., 2013; Aslam dkk., 2014; Schreiber dkk., 2015. Sejumlah skala
penilaian numerik sederhana dapat digunakan untuk menilai frekuensi dan derajat nyeri. Derajat nyeri dapat dinilai dengan skala analog visual VAS ataupun skala
penilaian nyeri numerik NPRS yang sudah banyak digunakan pada penelitian- penelitian mengenai nyeri. Sedangkan untuk menilai nyeri neuropatik, terdapat
beberapa alat penapis yang dapat digunakan dengan mayoritas penelitian menggunakan Douleur Neuropathique en 4 Questions DN4, Leeds Assessment
of Neuropathic Symptoms and Signs LANSS, dan Pain Disability Quetionnaire PD-Q. Setiap alat penapis memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-
sendiri. Berdasarkan suatu ulasan oleh CDTH 2015 dari 14 penelitian mengenai akurasi diagnostik alat penapis, DN4 merupakan alat penapis yang paling baik
dengan sensitivitas 76 sampai 100 dan spesifisitas 45 sampai 92 pada semua pasien dewasa dengan nyeri, lebih unggul dari LANSS, PD-Q, dan Neuropathic
Pain Quetionnaire dalam mendeteksi suatu nyeri neuropatik. Kuesioner DN4 pertama kali dikembangkan oleh kelompok nyeri neuropatik
Perancis pada tahun 2005 untuk membedakan nyeri neuropatik dan non- neuropatik, berisi 10 komponen gabungan antara wawancara dan pemeriksaan
fisik Bouhassira dkk., 2005. Uji validasi DN4 sebagai alat penapis untuk NND oleh Spallone dkk. 2012 menunjukkan bahwa DN4 memiliki akurasi diagnostik
yang tinggi dengan sensitivitas 80, spesifisitas 92, nilai prediktif positif 82, dan nilai prediktif negatif sebesar 91. Uji reliabilitas DN4 dalam Bahasa
Indonesia telah dilakukan oleh Lestari dkk. 2013 dengan nilai kesepakatan antar pemeriksa
sangat baik κ=0,86.
2.2.3 Penatalaksanaan Nyeri Neuropati Diabetik