Tingkat Sensorimotor Tingkat Praoperasional

autentik guru perlu menggunakan instrumen yang bervariasi tidak hanya satu instrumen yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada dikurikulum. b Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. c Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai input kondisi awal peserta didik, proses kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar, dan output hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang dikuasai atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. 139

D. Tinjauan tentang Karakteristik Siswa SD

Piaget mengatakan bahwa dasar dari belajar adalah aktivitas anak apabila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Piaget mengemukakan bahwa struktur kognitif yang dimiliki seseorang terjadi karena proses adaptasi, yang terjadi melalui dua proses tak terpisahkan, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyatuan pengintegrasian informasi, persepsi, konsep, dan pengalaman baru kedalam yang sudah ada dalam benak seseorang. Sedangkan akomodasi adalah penyesuaian atau penyusunan kembali skema ke dalam situasi yang baru. 140 Piaget menyatakan bahwa tahap perkembangan kognitif dibagi dalam empat tingkat. Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut. 141

1. Tingkat Sensorimotor

139 Kunandar, Op.Cit, h. 42 140 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas . Jakarta: Kencana.,2010, h. 121-122 141 John W. Santrock, John W, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid I . Alih Bahasa: Juda Damanik dan Achmad Chusairi, 2002, h. 44-45 Tingkat ini terjadi pada usia 0-2 tahun. Pada masa ini, anak membangun pemahaman dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris seperti melihat dan mendengar dengan tindakan-tindakan motorik fisik.

2. Tingkat Praoperasional

Tingkat ini terjadi pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, kemampuan kognitif anak mulai tumbuh, namun masih terbatas pada hal-hal yang dijumpai di lingkungannya saja. Anak mulai menggambarkan pengetahuannya dengan kata-kata dan gambar-gambar. 3. Tingkat Operasi Konkrit Tingkat ini terjadi pada usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak dapat melakukan operasi dan penelaran logis sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang konkrit. 4. Tingkat Operasi Formal Tingkat ini terjadi pada usia 11-15 tahun. Tahap ini desebut sebagai tahap hipotetik-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman- pengalaman konkrit, dan berpikir secara abstrak serta lebih logis. Berdasarkan tahap perkembangan di atas, maka siswa SD yang umumnya berada pada usia 7-12 tahun termasuk ke dalam tahap operasional konkrit. Konsep yang samar-samar pada masa awal kanak-kanak menjadi lebih konkrit pada masa ini. Piaget menggolongkan siswa SD yang berada pada usia tersebut sebagai masa kanak-kanak akhir. 142 Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase sebagai berikut ini. 143 b. Masa kelas rendah SD, yaitu masa yang berlangsung antara usia 67 – 910 tahun. Biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 SD. c. Masa kelas tinggi SD, yaitu masa yang berlangsung antara usia 910 – 1213 tahun. Biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 SD. Ciri -ciri anak pada masa kelas rendah sekolah dasar, yaitu sebagai berikut ini. 142 Izzati, Rita Eka dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press, 2008, h. 104 143 Ibid, h. 116 a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah b. Suka memuji diri sendiri. c. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting. d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu mengutungkan dirinya. e. Suka meremehkan orang lain. Berdasarkan ciri-ciri di atas, siswa pada kelas rendah tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting. Maka, siswa kelas rendah sekolah dasar masih perlu banyak bimbingan dan arahan dari guru dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Peneliti melakukan penelitian di kelas II karena karakteristik siswa yang masih masih perlu banyak bimbingan dan arahan dari guru dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Pendekatan Saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran melalui proses ilmiah yang dilakukukan melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Peneliti ingin mengetahui bagaimana proses implementasi Pendekatan Saintifik dengan karakter siswa di kelas rendah sekolah dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatdiperlukan . oleh karena itu dalam penulisan tesis ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif. Dikatakan demikian karena dalam penelitian ini berusaha mengungkapkan gejala tradisi tertentu yang secara fundamental tergantung kepada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang orang dalam bahasanya dan peristilahannya. 144 Berbicara tentang jenis penelitian, menurut para ahli banyak juga macamnya, sesuai dari sudut mana mereka memandang. Namun sesuai dengan penelitian yang dilakukan penyusun dalam hal ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena data yang akan disajikan dalam tesis ini berifat verbal dan bukan angka. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. 145 Adapun jenis peneitian ini adalah penelitian lapngan karena dilakukan dilingkungan sekolah. Pendektan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analistik, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan mengumpulkan data dari fakta fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan meneliti sesuai persoalan yang akan di pecahkan. Adapun yang menjadi pertimbangan penulis menggunakan metode kualitatif yaitu; Pertama, penulis menyajikan langsung hakikat hubungan antara penulis yang juga sebagai responden agar lebih efektif dan efisien. Kedua, data yang disajikan dalam penelitian ini diantaranya diperoleh melalui observasi mendalam, wawancara dan analisis dokumen dan fakta yang kemudian ditarik kesimpulan. Berbicara tentang penelitian kualitatif, Dedy Mulyana menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang 144 Lexy. J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja Rosdakarya Ofset, 2002. h; 114-115 145 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuatitatif, dan RD, Banung,Sinar Baru,2008 h; 56

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMP NEGERI 2 JOMBANG

0 8 27

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 1 SD

0 3 80

Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Langkah-Langkah Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cisarua)

0 0 10

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU - Raden Intan Repository

0 1 126

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Implementasi Pendekatan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah - Raden Intan Repository

1 1 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Implementasi Kurikulum 2013 1. Pengertian Implementasi - Implementasi Pendekatan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah - Raden Intan Repository

0 1 65

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian - Implementasi Pendekatan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah - Raden Intan Repository

0 0 9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian - Implementasi Pendekatan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah - Rad

0 0 28

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI BERBASIS KURIKULUM 2013 DI SMP PIRI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository

0 0 151

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMA NEGERI KOTA BANJARMASIN

0 0 19