Lusi Agustina Kamil, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION TAI DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya dalam
aspek ekstrakurikuler,
SMP Laboratorium
Percontohan UPI Bandung menyediakan berbagai jenis kegiatan yang memfasilitasi minat dan bakat siswa, seperti English Conversation English
ClubBilingual Teaching, Bahasa Jepang Japanese Club, Karya Ilmiah Remaja, Atletik, Basket Ball, Volley Ball, Futsal, Baca Tulis Al-Quran,
Kerohanian Islam, Seni Tradisional dan lain-lain. Ekstrakurikuler ini selain menjadi ajang penyaluran minat dan bakat
siswa juga menjadi wadah bagi siswa dengan minat yang sama untuk saling berinteraksi satu sama lainnya. Komunikasi yang terjalin atas dasar minat
yang sama biasanya membuka jalan bagi terbinanya hubungan interperpersonal yang baik.
c. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Dari segi tenaga pengajar SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung menggunakan Tenaga pengajar adalah lulusan S1, S2 dan S3 dari
Universitas Pendidikan Indonesia dan Perguruan Tinggi lainnya, yang berpengalaman dalam bidang ilmunya serta selalu mengembangkan
kemampuannya.
2. Deskripsi Kelas Penelitian
a. Denah Kelas
Gambar 4.1 Denah Kelas
Meja Guru Papan Tulis
Siswa Siswa
Siswa Siswa
Siswa Siswa
Siswa Siswa
Siswa Siswa
Siswa Siswa
Lusi Agustina Kamil, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION TAI DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Ruang kelas IPS disusun secara tradisional dimana meja guru terlatak di pojok ruangan yang sejajar dengan pintu. Lalu White Board dan proyektor
berada di depan siswa diantara meja guru dan pintu. Kursi dan meja siswa juga diatur secara tradisional dimana meja dan kursi mereka diatur 2-2
memanjang ke belakang. Posisi kursi dan meja ini mempengaruhi komunikasi interpersonal yang terjalin baik antar siswa maupun antara guru
dengan siswa. Letak meja guru yang berada di pojok ruangan membuat guru seakan-
akan jauh dari lingkungan siswa, dan letak kursi dan meja siswa yang diatur 2-2 memanjang ke belakang hanya memungkinkan komunikasi yang terjadi
antar kedua siswa di meja yang sama. Selain itu siswa memilih sendiri tempat duduk yang mereka sukai sehingga sebagia besar siswa memilih
duduk dengan teman sepermainan mereka. Keadaan ini sebenarnya menghambat kemampuan komunikasi interpersonal siswa karena siswa
hanya berkomunikasi dengan teman sebangku sekaligus teman sepermainan mereka, sehingga mereka jarang melakukan komunikasi dengan teman yang
lainnya. b.
Gambaran Umum Karakeristik Siswa Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung terdiri dari
29 siswa dengan komposisi 12 orang siswa laku-laki dan 17 orang siswa perempuan. Dari segi kemampuan kognitif, kelas ini memiliki kemampuan
kognitif yang lebih dibandingkan dengan kelas lainnya. Oleh karena itu kelas ini kemudian ditetapkan sebagai kelas dengan penerapan Bilingual
Teaching, dimana hampir semua pembelajaran eksakta menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Adapun sarana dan
prasarana di dalam kelas tergolong sangat lengkap, hal tersebut terlihat dari tersedianya White Board, Mading Kelas, Presensi dan Absensi Kelas, Daftar
Lusi Agustina Kamil, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION TAI DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tugas Harian, Lemari yang berisi alat kerajinan tangan dan kesenian, Kompas, Atlas Sejarah dan Atlas Dunia, Peta berbagai provinsi Indonesia,
Globe, dan Kursi dan Meja dengan kualitas yang sangat baik. Adapun Persentase jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari
diagram berikut.
Grafik 4.1 Perbandingan Jumlah Siswa Laki-Laki dan Perempuan
Sumber: Olah Data Peneliti 2015 c.
Deskripsi Kondisi Siwa dalam Pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru
di dalam kelas. Oleh karena itu peneliti kemudian menentukan satu kelas dari kelas VII yang terdapat di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung
sebagai sasaran objek peelitian. Pemilihan kelas ini didasarkan pada minat peneliti untuk meneliti permasalahan mengenai kemampuan komunikasi siswa.
Setelah itu peneliti melakukan wawancara pra-penelitian dengan pihak terkait seperti guru-guru wali kelas VII, guru Bimbingan dan Konseling yang
menangani siswa kelas VII, dan guru Mata Pelajaran IPS. Dari hasil wawancara tersebut peneliti akhirnya memutuskan untuk memilih kelas VII A
tahun ajaran 2014-2015 sebagai objek penelitian. Kelas VII A memiliki tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang
cenderung lebih redah dari kelas-kelas lainnya. Hal tersebut terlihat dari sikap
41 59
Laki-Laki Perempuan
Lusi Agustina Kamil, 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION TAI DALAM PEMBELAJARAN IPS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
individualis siswa baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Dengan dilakukannya penelitian di kelas ini diharapkan peneliti mampu
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan pembelajaran yang aktif dan berdasar pada pembelajaran kooperatif. Sehingga siswa dapat terbiasa
untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman-temannya.
B. Deskripsi Kondisi Pra-Penelitian.