PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(1)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

Lusi Agustina Kamil 1104152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan

UPI Bandung)

Lusi Agustina Kamil NIM. 1104152

Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© LUSI AGUSTINA KAMIL, 2015 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JUNI 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau dengan cara lainnya tanpa seizin penulis.


(3)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Pembelajaran IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII A SMP Laboraturium Percontohan UPI Bandung)

Oleh

Lusi Agustina Kamil

NIM.1104152

Disetujui,

Pembimbing 1,

Dr. Nana Supriatna M. Ed. NIP. 19770602 200312 2 001

Pembimbing 2,

Dr. Ridwan Effendi, M. Ed. NIP. 196209261989041

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna M. Ed. NIP. 19770602 200312 2 001


(4)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS


(5)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung).” Peneitian ini memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Hal ini didasarkan pada hasil observasi awal peneliti yang melihat bahawa pembelajaran IPS belum mampu menumbuhkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang merupakan salah satu keterampilan yang dibutukan untuk hidup dalam masyarakat. Adapun kelas penelitian merupakan kelas yang memiliki kemampuan kognitif yang yang baik, tetapi memiliki kecenderungan pada sikap individualis. Sementara itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Dalam desain penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart terdapat beberapa tahapan pada setiap siklusnya, yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpuan data yang digunakan yaitu observasi, catatan lapangan, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) telah berhasil meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Hal ini terlihat dari hasil pelaksanaan penelitian yang dilakukan selama tiga siklus yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Siswa sudah mampu berkomunikasi secara aktif dan mampu untuk bekerja sama dalam kelompok. Hasil penelitian ini dapat enjadi rekomendasi bagi pihak sekolah dan guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran yang lebih bermakna.

Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), Pembelajaran IPS


(6)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The tittle of this paper is “Improvement of Interpersonal Communication Ability through Team Assisted Individualization (TAI) in Social Studies Teaching and Learning (Classroom Action Research at Seventh Grade A of SMP

Laoratorium Percontohan UPI Bandung)”. The main purpose of this research is to

improve student’s interpersonal communication ability through Team Assisted

Individualization (TAI). This research conducted based on the results of the pre-observation which showed that social studies has not been able to improve the ability of interpersonal communication which one of the most important abilities for students to live in their social environment. This study took place in the class which has more superiority in cognitive aspect than the other classes but has a tendency to an individualist action. The type of this research is classroom action research (CAR) which is developed by Kemmis and Mc Taggart. This design contains four steps, which are plan, act, observe, and reflect. The technique which are used for collecting data are observation, interview, and documentary study. The instruments are observation sheets, field notes, and interview. Based on the result if this classroom research, that Team Assisted Individualization (TAI) has managed to improve interpersonal communication ability of students of Seventh Grade A SMP laboratorium Percontohan UPI Bandung. This fact are observed from the result of the research inolementation during three cycles indicates a signivicant increase in each cycle. Students are able to interact, communicate and working todether as a small group in class. The results could be a recommnedation for the schools and teachers to be able to develop more contextual and meaningful learning and teaching.


(7)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Komunikasi ... 10

B. Komunikasi Interpersonal ... 13

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 19

D. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 22

E. Pembelajaran IPS ... 25

F. Komunikasi Interpersonal sebagai Bagian dari Kecerdasan Interpersonal ... 25


(8)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(TAI) ... 30

H. Penelitian yang Relevan ... 32

1. Tesis ... 32

2. Skripsi ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Subjek Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 35

1. Pendekatan Kualitatif ... 35

2. Penelitian Tindakan Kelas ... 35

3. Desain Penelitian ... 38

C. Definisi Operasional ... 41

D. Instrumen Penelitian ... 42

1. Penelti ... 42

2. Pedoman Observasi ... 42

3. Pedoman Wawancara ... 46

4. Catatan Lapangan ... 46

5. Triangulasi ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Observasi ... 46

2. Wawancara ... 46


(9)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Data Kualitatif ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Data Penelitian ... 50

1. Deskripsi Sekolah ... 50

2. Deskripsi Kelas Penelitian ... 53

3. Deskripsi Kondisi Siswa dalam Pembelajaran ... 55

B. Deskripsi Kondisi Pra-Penlitian ... 56

C. Deskripsi Perencanaan Penerapan Model Pembeljaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 57

D. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan ... 58

1. Siklus I ... 58

2. Siklus II ... 82

3. Siklus III ... 96

E. Deskripsi Hasil Wawancara ... 111

F. Pembahasan ... 126

1. Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung ... 126

2. Perencanaan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 127

3. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 128


(10)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Assisted Individualization (TAI) ... 131

5. Kendala dan Solusi dalam Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 135

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 135

A. Kesimpulan ... 137

1. Kesimpulan Umum ... 137

2. Kesimpulan Khusus ... 137

B. Saran ... 139

1. Bagi Sekolah ... 139

2. Bagi Siswa ... 139

3. Bagi Guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 139

4. Bagi Peneliti Selanjutnya... . 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A.Latar Belakang

Berdasarkan kegiatan observasi awal pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan diskusi kepada guru mata pelajaran IPS, kelas VII A menunjukkan beberapa permasalahan diantaranya adalah rendahnya tingkat kemampuan komunikasi siswa, keadaan kelas yang sangat individualis, serta motivasi belajar siswa yang selalu berpusat pada perolehan nilai. Permasalahan tersebut dijabarkan dalam beberapa keadaan sebagai berikut.

1. Banyak siswa yang tidak mau mengambil inisiatif untuk memulai

pembicaraan dalam suatu diskusi yang diterapkan oleh guru.

2. Sebagian besar siswa malas untuk menjadi juru bicara dalam kegiatan presentasi.

3. Siswa masih terbata-bata dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari pembicaraan mereka.

4. Banyak siswa yang berbicara pada saat ada orang lain yang berbicara di depan dan seringnya siswa menertawakan teman yang mengalami hal yang memalukan.

5. Siswa tidak pernah memberikan apresiasi sederhana kepada teman seperti bertepuk tangan setelah mendengarkan presentasi teman-temannya.

6. Hampir seluruh siswa memilih teman kelompok berdasarkan jenis kelamin

dan “geng” bermain mereka sehari-hari.

Dari pemaparan keadaan kelas tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya beberapa permasalahan tersebut mempengaruhi dan berpusat pada satu penyebab, yaitu rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal siswa membuat masing-masing siswa sulit bergaul dengan teman diluar “zona pertemanan” mereka, dan akhirnya menyebabkan keadaan kelas yang individualis dan sulit untuk bekerja sama. Ditambah lagi dengan gaya belajar siswa yang selalu berpusat pada perolehan nilai sehingga menciptakan suatu kompetisi yang tidak sehat.


(12)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menimbulkan tekanan yang bisa menjadi pemicu frustrasi. Karena sebagai remaja yang masih berada dalam masa peralihan, motivasi dan tingkat emosi siswa sangat fluktuatif dan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal yang beragam. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memfasilitasi siswa dengan suatu proses pembelajaran IPS yang selain meningkatkan kemampuan kognitif siswa, tetapi juga tidak mengesampingkan aspek penanaman pengalaman dan kompetensi sosial siswa sebagai bekal untuk memasuki lingkungan sosial yang lebih kompleks. Karena sejatinya pembelajaran IPS bukan semata diartikan sebagai proses penyampaian materi yang kemudian diukur degan angka semata, tetapi lebih menekankan pada proses penempaan karakter sosial dan pengalaman siswa.

Sebagai mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), IPS memiliki tugas utama mempersiapkan kemampuan peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai agar siswa mampu berpatisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan masyarakat. IPS menjadi solusi bagi pengembangan aspek kognitif sekaligus keterampilan sosial siswa. Namun hal tersebut juga membuktikan bahwa pembelajaran IPS di kelas VII A belum optimal.

Salah satu kompetensi sosial yang dibutuhkan siswa dalam lingkungan sosialnya adalah kemampuan komunikasi interpersonal. Arni Muhammad (2005, hlm. 159) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan interaksi secara tatap muka ataupun bermedia dan balikannya dapat diketahui secara langsung

Komunikasi interpersonal yang efektif sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi siswa di sekolah. Suranto (2011, hlm. 93) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal bisa mengarahkan siswa kepada hal positif dan negatif. Komunikasi interpersonal yang positif akan mengarahkan pada perilaku prososial dan kooperatif yang ditandai dengan munculnya sikap penghargaan terhadap orang lain, empati, dan sikap rendah hati. Sedangkan komunikasi


(13)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini IPS memegang peranan penting bagi peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Karena komunikasi interpersonal tercantum dalam tujuan pembelajaran IPS yang tertuang dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Sebagaimana tercantum dalam SK dan KD Pembelajaran IPS di atas, pembelajaran IPS diaharapkan mampu membentuk pribadi siswa yang selain mampu memahami konsep-konsep intelektual, peka terhadap keadaan lingkungan mereka, mampu berkontribusi dalam pemecahan masalah sehari-hari, juga memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dalam berbagai tingkat masyarakat. Kemampuan berkomunikasi dalam masyarakat sangat erat kaitannya dengan pembentukan karakter siswa. Siswa dengan kemampuan komunikasi yang tinggi akan mudah bersosialisasi. Kemampuan inilah yang kemudian akan membantu siswa dalam memenuhi tugas perkembangannya.

Menurut Elizabeth B. Hurlock (2006, hlm. 10) salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya mereka serta mencapai kemandirian dalam berperilaku dalam lingkungan sosial. Dalam mencapai tujuan perkembangan tersebut, selain dukungan dari agen sosialisasi yang optimal juga dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik. Apabila kedua aspek ini tidak saling mendukung maka dikhawatirkan akan munculnya masalah pada tahapan perkembangan siswa selanjutnya Dengan demikian sekolah sebagai agen sosialiasasi sekaligus tempat dimana siswa menghabiskan sebagian besar waktunya diharapkan mampu menciptakan suasana sosial dan psikologis yang


(14)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam rangka mengatasi permasalahan komunikasi interpersonal yang dikhawatirkan menghambat tugas perkembangan siswa, serta sebagai upaya optimalisasi pembelajaran IPS, perlu adanya suatu variasi dalam pembelajaran IPS. Variasi tersebut dapat diterapkan dalam model, metode dan strategi pembelajaran. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Salah satu variasi dalam proses pembelajaran yang sekaligus mengatasi permasalahan dalam kelas adalah metode pembelajaran Kooperatif (Pembelajaran Kooperatif) tipe Team Assisted Individulaization (TAI). Slavin dalam Isjoni (2009, hlm. 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Pembelajaran kooperatifjuga menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok (Arif Rohman, 2009, hlm. 186).

Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran bahwa siswa sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam kemampuan maupun pencapaian prestasi. Agar tujuan pembelajaran mampu diselesaikan oleh setiap siswa, guru memerlukan suatu model pembelajaran yang mampu mengakomodasi diversitas kemampuan siswa tersebut, oleh karena itulah Team Assisted Individualization (TAI) diterapkan.

Dalam pelaksanaannya, Team Assisted Individualization (TAI) memiliki 8 tahapan yang membedakannya dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya, yaitu 1) placement test, yaitu untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan sebagai dasar pertimbangan pengelompokan maka siswa diberi tes atau hasil tes


(15)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

student creative, yaitu sebelum siswa bekerja dalam kelompoknya, terlebih dulu masing-masing berusaha memahami serta mencoba mengerjakan tugas secara individu, 5) team study, yaitu siswa mengerjakan dan membahas tugas dalam kelompok, 6) wholeclass unit, yaitu anggota kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, 7) fact test; guru memberikan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, 8) team score and team recognition, yaitu guru menghitung skor kelompok di setiap akhir pembelajaran untuk menentukan penghargaan kelompok. Dalam prose diskusi, team study dan whole-class unit, siswa dituntut untuk memiliki keterampilan dalam berinteraksi dalam kelompok, sehingga secara tidak langsung siswa bisa mengasah dan mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal mereka.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Melalui Model Pembelajaran Team Assisted Individualization” (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VII A Sekolah Menengah Pertama Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah : Bagaimana meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VII A Sekolah Menengah Pertama Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)?

Adapun lebih khusus dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengapa kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung rendah?

2. Bagaimana guru mendesain model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI?


(16)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

interpersonal siswa di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI?

4. Bagaimana kendala dan upaya guru dalam menghadapi kendala saat

menerapkan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI?

5. Bagaimana efektivitaskemampuan komunikasi interpersonal siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran aksi dan interaksi siswa serta perkembangan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization. Perubahan sikap yang diharapkan dari tujuan yang dimaksud adalah:

1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan komunikasi

interpersonal siswa kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

2. Mendesain model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam meningkatkan interaksi interpersonal siswa kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

3. Melaksanakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam meningkatkan interaksi interpersonal siswa kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

4. Mengkaji kendala dan upaya guru saat menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam meningkatkan interaksi interpersonal siswa kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

5. Mengetahui perubahan karkter siswa setelah penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam meningkatkan komunikasi


(17)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan sarana informasi bagi dunia pendidikan dalam upaya meningkatkan pembelajaran di sekolah.

2. Manfaat Praktis.

a. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dalam pembelajaran.

b. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana dalam memperluas wawasan keilmuan mengenai model pembelajaran yang lebih bervariatif.

c. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi alternatif perbaikan pembelajaran IPS dan meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.

d. Bagi sekolah, menjadi gambaran bagi sekolah bahwa untuk

meningkatkan mutu pendidikan dalam sekolah salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran.

E.Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai istilah-istilah dalam rumusan masalah dalam penelitian ini, maka perlu dikemukakan definisi operasional sebagai berikut.

1. Kemampuan komunikasi interpersonal diartikan sebagai kemampuan untuk

melakukan komunikasi secara efektif yang meliputi kemampuan untuk memulai suatu hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan untuk memberikan bersikap asertif, empati serta kemampuan mengelola dan mengatasi konflik dengan orang lain.

2. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)merupakan

model pembelajaran dimana siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Model


(18)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fact test, team scores and team recognition. Keterlaksanaan model pembelajaran diukur menggunakan lembar observasi keterlaksaan model pembelajaran.

3. Mata Pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta pelajaran ilmu sosial lainnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan. Sistematika penulisan penelitian ini meliputi lima bab, BAB I yaitu pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

Pada BAB II yaitu Kajian Pustaka yang berisi uraian mengenai Komunikasi Interpersonal, Metode Pembelajaran Team Assisted Individulaization, dan Pembelajaran IPS

Pada BAB III membahas mengenai Metodologi Penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan, subjek penelitian, teknik pengolahan dan analisis data dan tahap-tahap data penelitian.

Pada BAB IV membahas mengenai Hasil dan Pembahasan Penelitian. Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran umum peningkatan kemampuan komunikasi interpesonal siswa melalui metode pembelajaran Team Assisted Individulaization.

Pada BAB V membahas mengenai Kesimpulan dan Saran. Pada bagian ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.

Di bagian akhir penulisan, penulis melampirkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran lain yang mendukung selama penelitian berlangsung, disertai pula riwayat hidup penulis sebagai identitas diri.


(19)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Penelitian di lakukan di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia di Jln. Senjayaguru Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan sekolah dimana peneliti melakukan praktek mengajar dan memiliki nilai rata-rata yang baik dalam bidang pendidikan. Selain itu, penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization belum pernah diterapkan disekolah ini. Sehingga peneliti memilih menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Subjek

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung, yang terletak di kompleks Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini memfokuskan pada penerapan model pembelajaran koopeeratif tipe Team Assisted Individualization untuk mengembangkan komunikasi interpersonal siswa dalam pembelajran IPS. Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan guru sebagai mitra peneliti.

B.Metode Penelitian 1. Pedekatan Kualitatif

Dalam melaksanakan suatu penelitan yang baik, diperlukan pendekatan dan metode yang sesuai. Pada penelitian peningkatan komunikasi interpersonal melalui penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.


(20)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.

Selain itu, Denzin dan Lincoln (dalam Satori dan Komariah, 2010, hlm.23-24) juga memberikan pandangan, bahwa pendekatan kualitatif adalah:

Penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kualitatif.

Pendapat lain yang mengemukakan pendekatan kualitatif diungkapkan oleh Mulyana (dalam Satori dan Komariah, 2010, hlm.23) yang mengatakan bahwa:

Pendekatan kualitatif cenderung mengarah pada penelitian yang bersifat naturalistic fenomenologis dan penelitian etnografi. Karenanya seringkali penelitian kualitatif dipertukarkan dengan penelitian naturalistik atau naturalistic inquiry dan etnografi dalam antropologi kognitif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang bersifat alamiah dan lebih menekankan kepada fakta-fakta yang ditemukan di lapangan.

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang membedakannya dengan pendekatan kuantitatif. Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012, hlm. 13) adalah sebagai berikut.

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)


(21)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah menentukan pendekatan, untuk mencapai tujuan penelitian peneliti menentukan metode yang sesuai. Sukmadinata (2012, hlm. 52) menjelaskan bawa metode penelitian merupakan serangaian kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research merupakan suatu metode penelitian yang pertma kali dikembangkan oleh Kurt Lewin dan kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli lainnya seperti Kemmis dan Mc Taggart dan Dave Butt.

Hopkins dalam Wiriaatmadja (2012, hlm. 11) mendefinisikan PTK sebagai berikut:

Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Selain itu, Rapoport (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm.11) menjelaskan definisi PTK sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu social dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Sedangkan pendapat lain mengenai penelitian tindakan juga dikemukakan oleh Ebutt (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm.12) yang mengatakan bahwa:

Penelitian tindakan adalah Kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.


(22)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuannya, maupun memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran dalam kelas. PTK mengacu pada asumsi bahwa guru merupakan instrumen kunci yang paling mengetahui berbagai permasalahan di dalam kelas. Sehingga diharapkan dengan PTK dapat turut meningkatkan kepekaan tenaga pendidik terhadap keadaan pembelajaran. PTK juga memberikan pembeda bahwa penelitian tidak seharusnya selalu didasarkan pada teori, tetapi bisa juga berdasarkan pada keadaan lapangan.

3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk siklus yang mengacu pada model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart, yang terdiri dari tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe),dan refleksi (reflect) yang kemudian membentuk suatu siklus (Wiriatmadja, 2005, hlm. 66)

Gambar 3.1

Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart

(dalam Wiriatmadja, 2005, hlm. 66)

Langkah-langkah siklus pelakasanaan penelitian yang dilakukan peneliti secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan (Plan)

Pada tahap ini peneliti melakukan rencana awal dengan mencari semua informasi dari hasil diskusi dengan guru yang bersangkutan (selaku mitra peneliti), guru Bimbingan dan Konseling, serta siswa (sebagai sasaran utama penelitian) sehingga ditemukan masalah. Selanjutnya dilakukan


(23)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identifikasi masalah hingga ditentukan rumusan masalah. Selanjutnya, bekerja sama dengan guru yang bersangkutan, peneliti membuat rencana pelaksanaan tindakan seperti membuat rencana pelaksanaan pengajaran yang memuat langkah-langkah model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)hingga menyusun evaluasi pembelajaran dan juga menyusun instrument penelitian yang diperlukan. Adapun secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan

dilaksanakanuntuk meminta kesediaannya diadakan penelitian.

2) Diskusi dengan guru mata pelajaran IPS, guru Bimbingan da

Konseling serta siswa guna mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran untuk kemudian mengusulkan solusi, dan meminta kesediaan beliau untuk menjadi mitra dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

3) Studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan tersebut 4) Menyusun proposal penelitian dan mengajukannya ke tim skripsi. 5) Seminar proposal penelitian.

6) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Skenario Pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

7) Membuat dan menyusun indikator keterlaksanaan model pembelajaran

Team Assisted Individualization (TAI)dan indikator ketercapaian kemampuan komunikasi interpersonal.

8) Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal sekolah dan kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan (Act)

Setelah melakukan persiapan, selanjutnya peneliti mulai melakukan tindakan kelas dengan mengacu pada perencanaan yang telah disusun. Yaitu dengan menerapkan metode inkuiri sosial untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa. Yang bertindak sebagai pelaksana


(24)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan yaitu guru IPS yang bersangkutan. Adapun secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1) Menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)dalam pembelajaran sesuai dengan yang terrencana dalam RPP yang telah disusun.

2) Menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebagai acuan pengamatan keterlaksaan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)dan ketercapaian kemampuan komunikasi interpersonal siswa selama penerapan model.

3) Melakukan diskusi dengan mitra penelitian terhadap hasil observasi untuk kemudian menjadi bahan acuan perbaikan di tindakan selanjutnya.

4) Perencanaan perbaikan tindakan brdasarkan hasil diskusi dengan mitra penelitian.

5) Menganalisis dan mengolah data yang telah didapatkan dari oenerapan tindakan yang telah dilaksanakan,

c. Observasi (Observe)

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan data secara langsung. Peneliti bersama mitra melakukan pengamatan berdasarkan lembar observasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan mencatat berbagai aktivitas siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan melihat tiga aspek yaitu

1) Kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) pada pembelajaran IPS;

2) Aktivitas siswa terhadap pembelajaran IPS ketika diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI); dan

3) Cara siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan model


(25)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Refleksi Tindakan (Reflection)

Refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan. Refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil data yang diperoleh saat observasi dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan rencana tindakan pada tahap siklus selanjutnya. Peneliti melakukan refleksi dengan cara sebagai berikut:

1) Mengecek kelengkapan untuk proses kegiatan pembelajaran dan

instrument penelitian

2) Mendiskusikan serta menganalisis hasil data yang telah diperoleh saat melakukan observasi

3) Menyusun kembali rencana pelaksanaan tindakan untuk siklus

tindakan selanjutnya dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus tindakan pertama

C.DEFINISI OPERASIONAL

Supayatidakterjadiperbedaanpersepsimengenaidefinisioperasionalvariabelpenel itian yang digunakandalampenelitianini, definisi operasional variabel penelitian yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan komunikasi interpersonal diartikan sebagai kemampuan untuk

melakukan komunikasi secara efektif yang meliputi kemampuan untuk memulai suatu hubungan interpersonal, kemampuan membuka diri, kemampuan untuk memberikan bersikap asertif, empati serta kemampuan mengelola dan mengatasi konflik dengan orang lain.

2. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ini

dikembangkan oleh Robert E. Slavin dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice. Ciri khas pada model pembelajaran ini adalah: setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompokkelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh


(26)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

D.INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen Penelitian diperlukan dalam tahap pengumpulan data. Untuk memperoleh data ini dibutuhkan instrumen yang menunjang. Dalam penelitian kualitatif, instrumen kunci adalah peneliti atau guru itu sendiri (human instrument) dan terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan (Sugiyono, 2012, hlm. 222). Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti harus melakukan pengamatan secara mendalam sehingga informasi dan data yang diperlukan lebih valid.

Alat yang menjadi penunjang alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti

Dalam penelitian kualitatif peneliti memegang kunci yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian (Kunandar, 2010, hlm. 135). Hal ini dikarenakan peneliti sebagai guru, yang melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis, menafsirkan, serta menjadi pelapor terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.

2. Pedoman Observasi

Nazir (2011, hlm. 175) menjelaskan bahwa pengumpulan data dengan observasi langsung adalah proses pengumpulan data tanpa menggunakan atau membutuhkan pertolongan lainnya. Adapun kriteria observasi adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang tekah direncanakan.

c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.


(27)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi digunakan dalam proses pengamatan selama pelaksanaan tindakan. Saat pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Lembar observasi mengukur kemampuan siswa dalam mencapai

indikator-indikator kemampuan komunikasi interpersonal. Lembar

observasi juga bertujuan untuk mengamati performance siswa dalam pelaksanaan diskusi kelompok.


(28)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Lembar Observasi Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

No. Indikator Aspek yang Diamati Aspek Penilaian

B C K

1. Keterbukaan

 Siswa bersedia

mengungkapkan pendapatnya sendiri secara spontan.

 Siswa memulai pembicaraan

dengan orang.

2. Empati

 Siswa mengucapkan pujian

kepada kelompok lain yang lebih baik.

 Siswa mengucapkan terima

kasih setelah menerima bantuan dari orang lain.

3. Sikap

Mendukung

 Siswa tidak memotong

pembicaraan orang lain.

 Siswa mau mendukung

pendapat orang lain yang dianggap benar.

 Siswa bersedia berpihak pendapat lain yang lebih benar jika diperlukan.

4. Sikap Positif

 Siswa berani mengungkapkan

rasa setuju dan tidak setuju dengan sopan.

5. Kesetaraan

 Siswa secara aktif bertukar pendapat dengan teman laki-laki maupun perempuan.


(29)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Lembar Observasi Keterlaksaan Model PembelajaranTeam Assisted Individualization (TAI)

No. Tahap Deskripsi Kegiatan

Keterlaksanaan

Keterangan Ya Tidak

1. Tahap 1

Placement test Guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompoknya dan berhadap-hadapan dengan kelompok lain.

2. Tahap 2

Teams

3. Tahap 3

Teaching group

Guru membagikan format skor Ular Tangga dan menjelaskan aturan permainan.

4. Tahap 4

Student creative

Siswa membuat pertanyaan dan jawaban untuk permainan Ular Tangga. Pertanyaan ini harus berisi materi Interaksi dan Sosialisasi.

5.

Tahap 5 Team study

Siswa bersama kelompoknya mempelajari materi Interaksi dan Sosialisasi.


(30)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Tahap 6

Whole class unit

Siswa bersama kelompoknya bermain Ular Tangga

7. Tahap 7

Fact test

Guru memberikan posttest kepada siswa mengenai materi Interaksi dan Sosialisasi

8.

Tahap 8 Team scores

and team recognition

Guru memberikan pernghargaan kepada kelompok super dan

memberikan motivasi kelompok yang lain.


(31)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data berupa gambaran yang tidak bisa diamati dengan lebar observasi. Pedoman wawancara berbentuk daftar pertanyaan yang diajuka baik kepada siswa, guru maupun pihak-pihak terkait mengenai pelaksanaan pembelajaran, pengetahuan serta pengalaman yang diperoleh oleh siswa maupun guru selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat oleh peneliti berdasarkan pada hal-hal yang terjadi selama penerapan model pembelajaran Team Asissisted Individualization (TAI). Perbedaan catatan lapangan dengan lembar observasi adalah pada catatan lapangan, peneliti menuliskan seluruh aspek mulai dari proses pembelajaran di kelas, cara guru mengelola kelas, hingga hubungna interaksi yang tejadi antara siswa maupun guru secara keseluruhan.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti dan guru mitra sebagai observer.

2. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk memperoleh data yang tidak bisa diamati secara langsung oleh peneliti, baik sebelum, selama, maupun setelah penerapan model pembelajaran. Selain itu, wawancara juga dapat membantu peneliti untuk mengetahui pendapat siswa maupun respon guru terhadap pembelajaran

IPS dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted


(32)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mencari penguatan terhadap data-data yang telah diperoleh selama proses pembelajaran. Selain itu, dokumentasi juga membantu mengungkap fakta yang terjadi selama prose pembelajaran, yang luput dari pengamatan peneliti maupun observer.

F. Analisis Data

Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dianalisis. Sugiyono (2010, hlm.244) mendefinisikan analisis data sebagai berikut: Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang kurang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang diceritakan kepada orang lain Miles dan Huberman (dalam Baswori dan Suwandi, 2008, hlm.209) menjelaskan bahwa ada 3 kegiatan yang dilakukan dalam analisis data yaitu sebagai berikut:

1) Reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

pengabstrakan dan penginformasian data dari lapangan yang masih dalam bentuk data kasar

2) Display data, sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan

3) Pengambilan kesimpulan (verivikasi), langkah terakhir dari kegiatan adalah kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti dengan maksud untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting

Adapun langkah-lagkah pengolahan data dijelaskan sebagai berikut: 1. Data Kuantitatif.

Pengolahan data untuk mengukur kemampuan komunikasi interpersonal siswa dilakukan secara kuantitatif yaitu penskoran. Rumus yang digunakan adalah:

Persentase =Jumlah siswa yang terlibatJumlah seluruh siswa × %

Dari perhitungan rata-rata tersebut nilai keberhasilan terjadi ketika nilai menunjukkan rata-rata sebagai berikut:


(33)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Rata-rata (Persentase)

Persentase Skor Persentase

P > 80% Sangat Tinggi

60% < P ≤ 80% Tinggi

40% < P ≤ 60% Sedang

20% < P ≤ 40% Rendah

P < 20% Sangat Rendah

Sumber: Diadaptasi dari Arikunto (1987, hlm. 68)

2. Data Kualitatif

Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Data-data yang sudah dikumpulkan dengan menggunakan berbagai

instrumen dipilah dan diberi kode menurut jenis dan sumbernya.

b. Peneliti melakukan intrepretasi pada keseluruhan data untuk

memudahkan dalam proses deskripsi temuan penelitian. c. Pengolahan data sesuai dengan jenisnya.

d. Validasi data, Adapun cara lain menggambarkan reliabilitas dan validitas menurut Patilima (2011, hlm.97-98) yaitu sebagai berikut :

1) Triangulasi data-data akan dikumpulkan melalui sumber majemuk untuk memasukan data pengamatan, wawancara, dan diskusi kelompok terfokus;

2) Pemerikasaan anggota informan akan berperan sebagai pemeriksa sepanjang proses analisis;

3) Pengamatan jangka panjang dan berulang di lokasi penelitian-pengamatan tetap berulang;

4) Klarifikasi prasangka peneliti

5) Mempertimbangkan masalah-masalah dari informan

6) Menyediakan alas an untuk keputusan mereka menyediakan

masukan atau tidak;

7) Menjelaskan bagaimana mereka mengetahui tentang masukan,

jenis masukan, dan mengapa;

8) Menjelaskan bagaimana masukan dari informan telah digunakan dalam analisis dan interpretasi data


(34)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168-171) menyatakan bahawa validasi data dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan berikut:

1) Member Check, yaitu memeriksa kembali keteragan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasuber, siapapun juga (Kepala Sekolah, Guru, Teman sejawat guru, siswa, pegewai administrasi sekolah, orang tua siswa dan lain-lain).

2) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan hasil orang lain.

3) Saturasi, yakni situasi pada waktu data sudah jenuh.

4) Eksplanasi saingan, eksplanasi saingan bukanlah menyanggah atau mencari kesalahan peneliti saingan, melainkan mencari data yang mendukung.

5) Audit Trail, yaitu memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.

6) Expert Opinion, yakni meminta pendapat kepada pakar atau pihak yang dianggap ahli dalam penelitian tindakan kelas. Pakar ini memriksa tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan.

Pada penelitian ini, teknik validasi data yang digunakan oleh peneliti adalah Member Check, Triangulasi, Audit Trail, dan Expert Opinion. Dalam Member Check, peneliti memeriksa kembali data-data yang telah diperoleh dari narasumber penelitian, yaitu guru mata pelajaran IPS Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung selaku guru mitra, dan Guru Bimbingan dan Konseling yang bertugas di Kelas VII A SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung. Selanjutnya pada triangulasi, peneliti

menggunakan data triangulasi dari sudut pandang guru IPS, siswa kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung dan peneliti sendiri.

Pada Audit Trail, peneliti menggunakan data dari catatan lapangan dan dokumentasi selama penelitian. Dan terakhir pada Expert Opinion, peneliti meminta saran dan bimbingan dari dosen pembimbing mengenai keseluruhan jalannya penelitian tindakan kelas.


(35)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Secara garis besar bab ini akan menjabarkan kegiatan-kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagaimana yang sudah direncanakan didesain penelitian. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi tindakan untuk mencapai peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa melalui model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

A.Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Sekolah

SMP Laboratorium Percontontohan UPI berlokasi pusat lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia, tepatnya di di Jl. Senjayaguru No. 1 Kampus UPI Bandung. Pendirian sekolah ini merupakan realisasi dari kebutuhan bagi Universitas Pendidikan Indonesia yang notabene merupakan universitas pendidikan untuk mengkaji, mengembangkan dan melakukan pengujian bagi berbagai inovasi dalam bidang pendidikan.

a. Sarana dan Prasarana

Dari segi bangunan, gedung sekolah SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung terletak di dalam kompleks sekolah mulai dari TK, SD, SMP,dan SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Apabila dibandingkan dengan gedung sekolah TK, SD, dan SMA gedung ini terlihat lebih sederhana dengan dua lantai dan ruang kelas yang saling berhadapan.

Berbeda dengan sekolah lain dimana masing-masing kelas memiliki ruangan sendiri, SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung menerapkan sistem “Moving Class” dimana ruang kelas dipergunakan berdasarkan mata pelajarannya. Misalnya, saat mata pelajaran Matematika, siswa akan berpindah dari kelas mereka semula ke ruang kelas Matematika. Lalu bila


(36)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mata pelajaran selanjutnya adalah IPS, maka setelah pembelajaran Matematika selesai, siswa akan berpindah ke ruang kelas IPS, dan seterusnya.

Lokasi sekolah yang berada dekat dengan lingkungan mahasiswa UPI dan siswa SMA membuat mereka terbiasa melihat pola interaksi mereka. Kebiasaan ini kemudian terbawa dalam pergaulan mereka sehari-hari dalam lingkungan sekolah, dimana komunikasi antara guru dengan siswa yang umumnya bersifat kaku, menjadi lebih santai dan lebih intens. Pola ini terlihat sangat jelas pada hubungan siswa dengan guru baru, guru praktikan, maupun guru dengan usia yang lebih muda. Siswa khususnya siswa kelas VII A jarang melakukan komunikasi secara intens dengan guru-guru yang lebih senior.

Sistem “Moving Class” yang diterapkan oleh sekolah juga sedikit banyak mempengaruhi komunikasi interpersonal siswa. Siswa pada umumnya sering menngunakan waktu pergantian pelajaran untuk mengobrol dan bercanda dengan teman-temannya, tetapi dengan sistem “Moving Class” waktu luang di antara pembelajaran tersebut harus mereka gunakan untuk berpindah ke kelas selanjutnya.

Dari segi prasarana sekolah, SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung termasuk ke dalam kategori baik sekali. Dalam setiap kelas, sekolah sudah memberikan berbagai peralatan yang menunjang pembelajaran, seperti Projector dan kabel nya, Peta dalam berbagai jenis dan ukuran, kompas dan atlas sejarah maupun dunia, alat-alat kerajinan tangan, dan mading kelas. Hal ini merupakan keharusan bagi sekolah untuk menunjang keterlaksanaan berbagai inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

Ketersediaan sarana dan parasarana ini memudahkan guru maupun siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, keadaan ini juga membuat setiap setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam berprestasi dalam bidang akademik. Namun karena siswa kelas VII A merupakan kelas khusus


(37)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana siswa kelasnya merupakan anak-anak dengan kemampuan kognitif dan bahasa inggris yang lebih baik membuat siswa kelas lain jarang berinteraksi dengan siswa kelas VII A.

b. Kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakurikuler

SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung menggunakan kurikulum nasional dan muatan lokal yang ditetapkan sekolah. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Untuk memperkuat penguasaan bahan ajar intrakurikuler, diberikan jam pelajaran tambahan berupa kegiatan ko-kurikuler pada beberapa mata pelajaran, yaitu bahasa Inggris (Bilingual Teaching), bahasa Jepang, Matematika, dan baca tulis Al-Quran.

Meskipun sekolah menggunakan kurikulum KTSP 2006 tetapi sekolah

juga menyisipkan komponen-komponen kurikulum 2013 dalam

pembelajaran, misalnya dengan anjuran kepada guru mata pelajaran untuk menggunakan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran dan proses penilaian. Hal ini berpengaruh kepada interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran, dimana guru tidak selalu menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara mandiri. Namun dalam penilaian pembelajaran, guru masih melihat kepada aspek kognitif dibandingkan dengan aspek afektif dan psikomotorik siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memfasilitasi siswa dalam belajar secara mandiri dengan menggunakan 5W + 1H. Dengan pendekatan ini siswa mampu mengembangkan kemampuan komunikasi mereka seperti bertanya dan menyampaikan pendapat dalam pembelajaran. Namun strategi pembelaaran yang bersifat individualis membuat komunikasi yang terjalin hanya terjadi antara siswa dan guru, sedangkan komunikasi antar siswa kurang terjalin dengan baik. Strategi pembelajaran individualis mencipatakan suatu pembelajaran kompetetif yang berorientasi pada pencapaian “nilai mata pelajaran”.


(38)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya dalam aspek ekstrakurikuler, SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung menyediakan berbagai jenis kegiatan yang memfasilitasi minat dan bakat siswa, seperti English Conversation (English Club&Bilingual Teaching), Bahasa Jepang (Japanese Club), Karya Ilmiah Remaja, Atletik, Basket Ball, Volley Ball, Futsal, Baca Tulis Al-Quran, Kerohanian Islam, Seni Tradisional dan lain-lain.

Ekstrakurikuler ini selain menjadi ajang penyaluran minat dan bakat siswa juga menjadi wadah bagi siswa dengan minat yang sama untuk saling berinteraksi satu sama lainnya. Komunikasi yang terjalin atas dasar minat yang sama biasanya membuka jalan bagi terbinanya hubungan interperpersonal yang baik.

c. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Dari segi tenaga pengajar SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung menggunakan Tenaga pengajar adalah lulusan S1, S2 dan S3 dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Perguruan Tinggi lainnya, yang berpengalaman dalam bidang ilmunya serta selalu mengembangkan kemampuannya.

2. Deskripsi Kelas Penelitian a. Denah Kelas

Gambar 4.1 Denah Kelas

Meja Guru Papan Tulis

Siswa

Siswa Siswa Siswa

Siswa

Siswa Siswa Siswa

Siswa Siswa

Siswa Siswa


(39)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruang kelas IPS disusun secara tradisional dimana meja guru terlatak di pojok ruangan yang sejajar dengan pintu. Lalu White Board dan proyektor berada di depan siswa diantara meja guru dan pintu. Kursi dan meja siswa juga diatur secara tradisional dimana meja dan kursi mereka diatur 2-2 memanjang ke belakang. Posisi kursi dan meja ini mempengaruhi komunikasi interpersonal yang terjalin baik antar siswa maupun antara guru dengan siswa.

Letak meja guru yang berada di pojok ruangan membuat guru seakan-akan jauh dari lingkungan siswa, dan letak kursi dan meja siswa yang diatur 2-2 memanjang ke belakang hanya memungkinkan komunikasi yang terjadi antar kedua siswa di meja yang sama. Selain itu siswa memilih sendiri tempat duduk yang mereka sukai sehingga sebagia besar siswa memilih duduk dengan teman sepermainan mereka. Keadaan ini sebenarnya menghambat kemampuan komunikasi interpersonal siswa karena siswa hanya berkomunikasi dengan teman sebangku sekaligus teman sepermainan mereka, sehingga mereka jarang melakukan komunikasi dengan teman yang lainnya.

b. Gambaran Umum Karakeristik Siswa

Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung terdiri dari 29 siswa dengan komposisi 12 orang siswa laku-laki dan 17 orang siswa perempuan. Dari segi kemampuan kognitif, kelas ini memiliki kemampuan kognitif yang lebih dibandingkan dengan kelas lainnya. Oleh karena itu kelas ini kemudian ditetapkan sebagai kelas dengan penerapan Bilingual Teaching, dimana hampir semua pembelajaran eksakta menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Adapun sarana dan prasarana di dalam kelas tergolong sangat lengkap, hal tersebut terlihat dari tersedianya White Board, Mading Kelas, Presensi dan Absensi Kelas, Daftar


(40)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tugas Harian, Lemari yang berisi alat kerajinan tangan dan kesenian, Kompas, Atlas Sejarah dan Atlas Dunia, Peta berbagai provinsi Indonesia, Globe, dan Kursi dan Meja dengan kualitas yang sangat baik. Adapun Persentase jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari diagram berikut.

Grafik 4.1

Perbandingan Jumlah Siswa Laki-Laki dan Perempuan

Sumber: Olah Data Peneliti (2015)

c. Deskripsi Kondisi Siwa dalam Pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Oleh karena itu peneliti kemudian menentukan satu kelas dari kelas VII yang terdapat di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung sebagai sasaran objek peelitian. Pemilihan kelas ini didasarkan pada minat peneliti untuk meneliti permasalahan mengenai kemampuan komunikasi siswa. Setelah itu peneliti melakukan wawancara pra-penelitian dengan pihak terkait seperti guru-guru wali kelas VII, guru Bimbingan dan Konseling yang menangani siswa kelas VII, dan guru Mata Pelajaran IPS. Dari hasil wawancara tersebut peneliti akhirnya memutuskan untuk memilih kelas VII A tahun ajaran 2014-2015 sebagai objek penelitian.

Kelas VII A memiliki tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang cenderung lebih redah dari kelas-kelas lainnya. Hal tersebut terlihat dari sikap

41%

59%

Laki-Laki


(41)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individualis siswa baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Dengan dilakukannya penelitian di kelas ini diharapkan peneliti mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan pembelajaran yang aktif dan berdasar pada pembelajaran kooperatif. Sehingga siswa dapat terbiasa untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman-temannya.

B.Deskripsi Kondisi Pra-Penelitian.

Kelas VII A merupakan kelas dengan kemampuan kognitif yang lebih tinggi dibadingkan dengan kelas lain. Dalam pembelajaran mereka selalu berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Pada awal pembelajaran, guru melakukan salam pembuka dan presensi siswa. Pada tahap ini keadaan kelas belum kondusif yang ditandai dengan masih banyaknya siswa yang izin keluar kelas untuk membuang sampah dan membereskan peralatan bekas makan siang mereka.

Ketika kegiatan ini dimulai, siswa sudah mulai menyesuaikan diri dan siap belajar. Setiap siswa dengan aktif mengikuti sampai saat pembagian kelompok. Pada diskusi kelompok berlangsung terlihat hanya dua siswa dalam masing-masing kelompok yang mengerjakan tugas sedangkan anggota kelompok yang lain sibuk bermain dengan ponsel maupun laptop mereka. Terlihat ada beberapa siswa yang mendominasi dalam masing-masing kelompok.

Setelah diskusi selesai setiap kelompok ditugaskan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Namun sebagian besar siswa masih sibuk dengan tugas mereka sendiri. Sikap mereka juga kurang mengapresiasi kelompok yang lain. Hal tersebut terlihat dari sedikitnya siswa yang bertepuk tangan atau sekedar memberikan atensi pada penjelasan kelompok lain.

Setelah pembelajaran selesai peneliti melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran. Beliau menjelaskan bahwa kelas VII A memang memiliki sikap yang individualis dimana siswa lebih suka mengerjakan tugas individu dibandingkan dengan kerja kelompok. Apabila diberikan tugas kelompok maka hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas. Selain itu apabila pembelajaran dilakukan secara berkelompok, maka siswa akan memilih teman-teman dekat mereka


(42)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai anggota. Sehingga terlihat sekali pola pertemanan mereka yang terkesan eksklusif.

Setelah mengetahui kondisi awal siswa kelas VII A, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII A memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah. Berangkat dari kesimpulan ini kemudian peneliti bersama guru mitra merencanakan pelaksanaan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

C.Deskripsi Perencanaan Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam Pembelajaran IPS.

Penelitian yang berhasil membutuhkan perencanaan yang baik. Oleh karena itu sebelum pelaksanaan siklus pertama, peneliti melakukan perencanaan yang dibimbing oleh dosen pembimbing dan guru mitra. Perencanaan ini terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu:

1. Wawancara pra-penelitian kepada guru mata pelajaran IPS terkait

permasalahan yang terjadi di kelas VII A dan alternatif solusi yang diberikan.

2. Observasi kelas VII A yang dilakukan dengan cara melihat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Observasi ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung penggunaan metode dan media pembelajaran, serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

3. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif solusi pemecahan masalah. 4. Persiapan materi pembelajaran.

5. Penyusunan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan media yang menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualizaton (TAI) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.

6. Penyusunan innstrumen penelitian yang berfugsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). Instrumen ini terdiri dari lembar observasi


(1)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa, KD 6.4, Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan, KD 2.1, Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial, KD 2.3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial dan 2.4Menguraikan proses interaksi sosial, KD 4.1, Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan dan KD 4.2 Membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan objek geografi.

d. Kemampuan komunikasi interpersonal siswa melalui model pembelajaran Team Asissted Individualization (TAI) dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan.

e. Meskipun perencanaan dan pelaksanakan telah dilakukan sematang mungkin tetapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan adanya kendala-kendala yang dihadapi, baik oleh siswa, maupun peneliti sebagai guru. Secara umum kendala tersebut akan dijelaskan sebagai berikut

1) Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) lebih sering digunakan untuk meningkatkan hasil belajar maupun kemampuan komunikasi matematis dalam mata pelajaran eksakta sehingga peneliti masih sering membutuhkan bantuan dari guru mata pelajaran IPS selaku guru mitra.

2) Diskusi kelas kadang berjalan kurang kondusif karena guru kesulitan dalam membimbing satu persatu kelompok diskusi tersebut.

3) Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) masih jarang digunakan secara umum dalam pembelajaran sehingga siswa masih bingung dengan berbagai intruksi guru mengenai tahapan pembelajaran.

4) Masih adanya siswa yang belum bisa beradaptasi dengan anggota kelompok.

B.Saran

Hasil kesimpulan tentang penerapan model pembelajaran Team Assisted


(2)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

interpersonal siswa memberikan peluang bagi guru untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi Sekolah

Sekolah sebagai agen sosialisasi yang penting harus dapat memfasilitasi perkemabangan aspek sosio-psikologis siswa, dan salah satunya adalah menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

2. Bagi Siswa

Dengan menerapkan model pembelajara Team Assisted Individualization (TAI) siswa diharapkan memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Disamping itu, dengan komunikasi interpersonal yang baik maka diharapkan siswa mampu bekerja sama dalam kelompok sebagai miniatur sistem masyarakat, sehingga siswa perlu terus meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.

3. Bagi Guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dengan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif maka siswa akan memiliki motivasi yang tinggi dalam pembelajaran. Selain itu, IPS adalah mata pelajaran sosial yang menjadikan masyarakat sebagai bahan kajiannya. Oleh karena itu guru harus mampu memberikan pembelajaran yang memberikan keterampilan-keterampilan sosial baik secara tersirat maupun tersurat sebagai modal siswa dalam kehidupan di masyarakat kelak.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mampu mengembangkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) yang diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan aspek karakter siswa.


(3)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A.Buku

Ardianto, Elvinaro, Siti Karlinah & Lukiati Komala. (2009). Komunikasi Massa:

Suatu Pengantar. Bandung: Widya Padjajaran.

Arikunto, Suharsimi. (1987). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

Buchori dan Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan.

Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Chatib, Munif dan Said, Alamsyah. (2012). Sekolah Anak-Anak Juara: Berbasis

Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Kaifa.

Djatmiko, Yayat Hayati. (2005). Perilaku Organisasi. CV Alfabeta. Bandung Effendy, Onong Uchjana. (2006). Teori dan Praktik Ilma Komunikasi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakaya.

Fajar, Arnie. (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gardner, H. (2004). Changing Minds. Diterjemahkan oleh Nugraha, Luki. Tangerang: ArgroMedia Pustaka.

__________. (2006). Multiple Intellegence (Kecerdasan Majemuk). Batam: Interaksara.

Hardjana, & Agus, M. (2007). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.

Yogyakarta: Kanisius.

Hurlock, Elizabeth B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta.

Kunandar. (2010).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Laksbang Mediatama.

Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Lwin, May (2008) Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: PT Indeks.


(4)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muhammad , Arni. (2005). Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. (2011). Metode Penelitian. Cetakan 6. Bogor: Penerbit Ghalia.

Patilima, Hamid . (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ross, E. Wayne. (2006). The Social Studies Curriculum. New York: State

Univesity of New York Press, Albany.

Ruben, Brent D., Stewart, Lea. (2013). Komunikasi Dan PerilakuManusia

(EdisiKelima). Jakarta : Rajawali Pers.

Safariya, T. (2005). Interpersonal Intellegence: Metode Pengembangan

Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Satori,Djam'an dan Komariah, Aan . (2010).Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Slavin, Robert. E. (1995). Cooperative Leraning Theory, Research and Practice. Massachussett, USA. Allymand & Bacon.

______________. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Diterjemahkan oleh Yusron, Narulita. Bandung. Nusa Media.

Somantri, Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Soyomukti, Nurani. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta; Arr- Ruzz Media.

Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma.

Pustaka.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


(5)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supratiknya, A. (1994). Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Suprijono, Agus. (2009) Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suranto, Aw. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Thoha, Miftah. (2005). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

West, Richard & Lynn H. Turner. (2010). Introducing Communication Theory:

Analysis and Application. Boston: McGraw-Hill.

Widjaja, H. A. W . (2010). Komunikasi : Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriaatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

B.Skripsi dan Tesis

Abdullah, Nurningsih HI. (2013). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Bebasis Masalah Dengan Strategi Team Assisted Individualization (TAI). (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Agustin, Lisna Dwi. (2014). Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode REACT (Relating, Experiencing,

Applying, Cooperating, Transfering). (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

Fitriani, Ihsaniyah. (2013). Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Team Assisted Individualization (TAI) Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SDN Bringin 02 Kota Semarang. (Skripsi). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Ishak, Muchammad. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Sika Kerja Sama dan Sikap


(6)

Lusi Agustina Kamil, 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bekerja Sama Siswa. (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Purnamasari, Mila Hermalia. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Dalam Pembelajaran Fisika

SMP Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Riyanti, Dewi. (2012). Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Pemeliharaan Bahan Tekstil Dengan Metode Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) Di SMKN 6 Yogyakarta. (Skripsi). Fakultas Teknik


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

APLIKASI PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN Aplikasi Pembelajaran Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Materi Penting

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 1 17

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANMATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Di Kelas IV Semest

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI S IPS 1104152 title

0 0 4