b. Hasil ujicoba instrumen tes pemahaman konsep
Ujicoba instrumen tes pemahaman konsep dan tes keterampilan berpikir kreatif dilakukan agar tes yang digunakan benar-benar dapat
mengukur variabel penelitian. Sebelum digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen terhadap 30 mahasiswa pendidikan Fisika
pada salah satu LPTK di Makassar Sulawesi Selatan yang telah mempelajari materi gelombang dan optika. Instrumen tes pemahaman
konsep yang diuji cobakan sebanyak 25 soal dalam bentuk objektif pilihan ganda. Instrumen tes keterampilan berpikir kreatif yang diujicobakan
sebanyak 35 soal dalam bentuk open-ended. Adapun analisis uji coba instrumen tes menggunakan software BUTPAD, selengkapnya dapat dilhat
pada Lampiran B. 1
Validitas, Reliabiltas, Taraf Kemudahan, dan Daya Pembeda Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Berdasarkan hasil analisa validitas untuk tiap butir soal diperoleh 25 soal pemahaman konsep adalah valid dengan nilai reliabilitas
perangkat tes sebesar 0,975 yang berada pada kategori sangat tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tes pemahaman konsep memiliki
keajegan yang sangat baik. Hasil analisa taraf kemudahan untuk tiap butir soal diperoleh
tingkat kemudahan dengan kategori sedang sebanyak 16 butir soal, dan mudah 9 butir soal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat dikatakan pada
umumnya taraf kemudahan soal cukup memadai, karena sebagian besar soal terdapat pada kategori sedang.
Hasil analisa daya pembeda untuk tiap butir soal diperoleh tingkat daya pembeda dengan kategori sangat baik sebanyak 18 butir soal,
dan baik sebanyak 7 butir soal. Berdasarkan hasil analisis ini dapat dikatakan pada umumnya daya pembeda soal memadai, karena sebagian
besar soal terdapat pada kategori sangat baik. 2
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
Berdasarkan hasil analisa validitas untuk tiap butir soal diperoleh 35 soal keterampilan berpikir kreatif adalah valid dengan nilai
reliabilitas perangkat tes sebesar 0,936 yang berada pada kategori sangat tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa tes keterampilan berpikir kreatif
memiliki keajegan yang sangat baik.
BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN SARAN-SARAN
Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan dilanjutkan
dengan mengajukan beberapa rekomendasi sebagai acuan dalam mengambil kebijakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi serta
beberapa saran diberikan sebagai bahan acuan perbaikan proses pembelajaran agar didapat hasil yang lebih baik dalam menerapkan pembelajaran berbasis simulasi
komputer PBSK pada berbagai materi perkuliahan dan materi pelajaran di sekolah.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis data, dan temuan penelitian, maka disimpukan bahwa:
1. Model pembelajaran berbasis simulasi komputer PBSK terdiri dari: a
sintaks pembelajaran pendahuluan, inti pembelajaran, pemantapan dan penutup; b sistem sosial terjadinya kerjasama antar mahasiswa dan
mahasiswa dengan dosen; c prinsip pengelolaan: dosen berperan sebagai fasilitator; d sistem pendukung komputer dan perangkat pembelajaran; e
dampak instruksional keterampilan berpikir kreatif dan pemahaman konsep dan dampak pengiring kemampuan mengembangkan software simulasi
gelombang dan optika. 2.
PBSK dalam meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa lebih baik dibanding dengan pembelajaran konvensional pada materi kuliah gelombang
dan optika; dalam kategori sedang dengan rata-rata N-gain 0,52. Indikator
pemahaman konsep yang tertinggi adalah ekstrapolasi dengan rata-rata N-gain 0,44.
3. PBSK dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa lebih
baik dibanding dengan pembelajaran konvenional pada materi kuliah gelombang dan optika; dalam kategori tinggi dengan rata-rata N-gain 0,89.
Indikator keterampilan berpikir kreatif yang tertinggi adalah merumuskan masalah dengan rata-rata N-gain 0,97.
4. Kemampuan mahasiswa mengembangkan software simulasi gelombang dan
optika termasuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata N-gain 0,95. 5.
Mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap software PBSK dan pelaksanaan PBSK dan mereka tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti
PBSK. 6.
Dosen memberikan tanggapan sangat positif terhadap software PBSK dan dosen tidak mengalami hambatan dalam melaksanakan PBSK.
B. Rekomendasi
Rekomendasi yang diajukan dalam penelitian ini diantaranya: 1.
Lembaga pengguna lulusan LPTK adalah sekolah-sekolah. Sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru semua bidang studi untuk
mengembangkan kemampuannya melalui pendidikan lanjutan, penataran dan pelatihan, serta kegiatan ilmiah lainnya yang terkait dengan pengembangan
penerapan microsoft Excel 2003 dalam membuat berbagai program simulasi komputer yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif
guru-guru, sehingga
mereka mampu
melakukan inovasi-inovasi
pembelajaran, dan asesmen berbasis TIK di sekolah. 2.
Dosen merupakan pelaksana pembelajaran di LPTK. Dosen dapat memberikan contoh penerapan Microsoft Excel sebagai media pembelajaran
yang diintegrasikan dengan materi kuliah yang diajarkan. Contoh tersebut menjadi acuan bagi mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
3. Model PBSK ini masih memerlukan pengujian lebih lanjut dengan
menggunakan lingkup dan subyek penelitian yang lebih luas. Perlu juga diteliti tentang kemampuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keterampilan membuat program simulasi dengan menggunakan Microsofot Excel 2003 yang dimiliki dosen, baik ditinjau dari kemampuan bidang studi
maupun proses belajar mengajar. 4.
Dosen-dosen pengampu mata kuliah bidang studi perlu memperoleh penyegaran dalam memanfaatkan Microsoft Excel 2003 dalam membuat
program simulasi komputer yang bertujuan untuk memberikan keterampilan dasar dalam membuat program simulasi komputer.
C. Saran-Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, penulis memberikan saran kepada pembaca yang berminat untuk menindaklanjuti penelitian ini.
1. Untuk mendapatkan dampak instruksional dan dampak pengiring yang lebih
baik dari hasil penelitian ini sebaiknya dosen dan mahasiswa memiliki keterampilan menggunakan Microsoft Excel 2003. Dosen menyampaikan hasil