Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Tinjauan Peneliti Terdahulu

5 2. Opini Audit Tahun Sebelumnya, 2 Opini Audit Tahun Sebelumnya, SAMA 3. Leverage, 3. Altman Zscore BERBEDA 4. Pertumbuhan Perusahaan 4 Pertumbuhan Perusahaan SAMA 5. Tahun Penelitian 2008-2011 5 Tahun Penelitian 2011-2013 BERBEDA Pada penelitian Putri 2011 hasil yang diperoleh adalah kualitas audit dan opini audit sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit going concern, sedangkan pada penelitian Tampubolon 2011kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concernpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

a. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah : Universitas Sumatera Utara 6 1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern? 2. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern? 3. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern? 4. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern? b. Tujuan Penelitian Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going concernpada perusahaan manufaktur. 2. Untuk mengetahui pengaruhkondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern. 3. Untuk mengetahui pengaruhopini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern. 4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.

c. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa didapatkan dari hasil penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 7 1. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan opini audit going concern. 2. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam perusahaan. 3. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang memiliki dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang dimiliki di masa mendatang. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Opini Audit

Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus kas. Jenis – jenis pendapat auditor IAI, 2011 : SA Seksi 508 antara lain : 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku. Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain dalam laporan auditnya. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion Universitas Sumatera Utara 9 Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Hal – hal yang dikecualikan tersebut antara lain : a. Pembatasan Lingkup Audit b. Penyimpangan dari Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Indonesia. 4. Pendapat tidak wajar adverse opinion Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang harus dijelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya a semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan b dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan. 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion Universitas Sumatera Utara 10 Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakah bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

2.1.2 Opini Audit Going concern

Opini audit going concernberarti jaminan atas kelangsungan hidup sebuah entitas. Dengan adanya going concernmaka suatu entitas akan mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka panjang, dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Namun laporan audit yang dimodifikasi mengenai going concernmerupakan adanya indikasi bahwa auditor menilai terdapat resiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus melibatkan beberapa tahap analisis, yaitu harus mempertimbangkan hasil operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang dan kebutuhan likuiditas masa mendatang. Auditor mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern, dan jika ditemukan auditor harus memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan. SA Seksi 341 memberikan pedoman bagi auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor yaitu: a. Tanggung Jawab Auditor Universitas Sumatera Utara 11 Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan jangka waktu pantas dengan cara sebagai berikut: 1. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang, secara keseluruhan, 2. Menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. 3. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan mengambil kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. b. Prosedur Audit Universitas Sumatera Utara 12 Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang lain harus cukup untuk tujuan tersebut. Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut: 1. Prosedur analitik 2. Review terhadap peristiwa kemudian. 3. Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang. 4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitia penting yang dibentuk. 5. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan entitas tersebut. 6. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan. c. Pertimbangan atas kondisi dan peristiwa auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya Universitas Sumatera Utara 13 kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tersebut: 1. Trend negatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, ratio keuangan penting yang jelek. 2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, rektrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva. 3. Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi. 4. Masalah luar yang telah terjadi - sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan Universitas Sumatera Utara 14 atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai. d. Pertimbangan atas rencana manajemen Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi secara keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi atau peristiwa tersebut yang meliputi : 1. Rencana untuk menjual aktiva 2. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utan 3. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran 4. Rencana untuk menaikkan modal pemilik e. Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan auditor 1. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti tersebut auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Universitas Sumatera Utara 15 2. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti tersebut, auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memiliki rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tidak dapat secara efektif mengurangi dampak negatif kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat. 3. Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan mengenai kecukupan pengungkapan mengenai sifat dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan ia yakin adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha, mitigating factor dan rencana manajemen serta ia akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan. 4. Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2.1.3 Kualitas Audit

Kualitas audit audit quality didefenisikan sebagai probabilitas gabungan dari kemampuan seorang auditor untuk menemukan suatu pelanggaran dalam Universitas Sumatera Utara 16 pelaporan keuangan klien dan melaporkan pelanggaran tersebut DeAngelo 1981.Menurut DeAngelo, kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar big four accounting firms dipersepsikan akan melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil non big four accounting firm. Hal tersebut karena KAP besar memiliki lebih banyak sumber daya dan lebih banyak klien sehingga mereka tidak tergantung pada satu atau beberapa klien saja, selain itu karena reputasinya yang telah dianggap baik oleh masyarakat menyebabkan mereka akan melakukan audit dengan lebih berhati-hati. Menurut Lennox sebagaimana dikutip Riyatno 2007, ada hubungan positif antara ukuran KAP dan kualitas audit, yaitu alasan reputasi dan deep pocket yang dimiliki oleh KAP besar. Penelitian Lennox telah membuktikan kesesuaian dengan hipotesis reputasi yang berargumen bahwa KAP besar mempunyai insentif lebih besar untuk mengaudit lebih akurat karena mereka memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan klien client specificrents yang akan hilang jika mereka memberikan laporan yang tidak akurat. Dalam hal ini Auditor yang memiliki kualitas yang baik akan lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concernterhadap perusahaan.. Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big four. Kategori KAP the big four di Indonesia : Universitas Sumatera Utara 17 1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan. 2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko dan Sandjaja. 3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan 4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerja sama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.

2.1.4 Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Menurut Mutchler 1984 dalam wawancara dengan praktisi auditor menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concernpada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Mutchler juga menguji pengaruh ketersediaan informasi public terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model discriminant analysis yang Universitas Sumatera Utara 18 memasukkan opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pandiangan 2013. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Tampubolon 2011 dan Putri 2011 yang menemukan bukti bahwa opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya mempengaruhi keputusan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern tersebut.

2.1.5 Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan yang sesungguhnya. Mc Keown 1991 menemukan bahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concernpada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik maka auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going concern Ramadhany, 2004.

2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan

Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan.perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan karena kebangkrutan Universitas Sumatera Utara 19 merupakan salah satu dasar bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern maka perusahaan yang mengalami pertumbuhan perusahaan yang negatif akan makin tinggi kecenderungan untuk menerima opini going concern.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalahDoris 2010 dengan judul penelitian “Pengaruh Going concern, Kualitas Audit, dan Pertumbuhan Perusahaan terhdadap Penerimaan Opini Audit Wajar dengan Pernyataan Going concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.Putri 2011 dengan judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going concern pada Perusahaan Manufaktur Terbuka Tbk. Pandiangan 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI” Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Pandiangan 2013 Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Variabel Independen : Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Variabel Regresi Logistik Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif dan siginifikan terhadap opini audit going concern. Sedangkan Kualitas audit, Debt to equity ratio DER dan Pertumbuhan perusahaan Universitas Sumatera Utara 20 Kualitas Audit X1 Terdaftar Di BEI dependen : opini audit going concern berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern. 2 Doris 2010 Pengaruh going concern, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan terhadap pemberian opini audit wajardengan pernyataan going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Variabel independen : quick ratio, long term debt to asset ratio, return on asset,kualitas audit,pertumb uhan perusahaan Variabel dependen : opini audit wajar dengan pernyataan going concern Regresi logistik Quick ratio, return on asset, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruhsignifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan long term debt to asset ratio dan kualitas audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pemberian opini audit going concern. 3 Tampubolon 2011 Pengaruh kualitas audit, profitabilitas, leverage, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen : kualitas audit, profitabilitas, leverage, opini audit tahun sebelumnya Variabel dependen : Opini audit going concern Regresi logistik Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan kualitas audit, profitabilitas, dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sumber : Hasil olahan peneliti

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 77

Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 7 93

Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 88

OPINI AUDIT GOING CONCERN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 14

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN PERTUMBUHAN Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Pada

0 12 15

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN,OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN PERTUMBUHAN Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Pada

0 2 16

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 0 6

AUDI02. PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

0 0 25

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11