5 2. Opini Audit Tahun
Sebelumnya, 2 Opini Audit Tahun
Sebelumnya, SAMA
3. Leverage,
3. Altman Zscore
BERBEDA 4.
Pertumbuhan Perusahaan 4 Pertumbuhan
Perusahaan SAMA
5. Tahun Penelitian 2008-2011
5 Tahun Penelitian 2011-2013
BERBEDA
Pada penelitian Putri 2011 hasil yang diperoleh adalah kualitas audit dan opini audit sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit
going concern, sedangkan pada penelitian Tampubolon 2011kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern. Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit
going concernpada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
a. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
6
1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern?
2. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern?
3. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern?
4. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern?
b.
Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going
concernpada perusahaan manufaktur. 2. Untuk mengetahui pengaruhkondisi keuangan perusahaan berpengaruh
terhadap opini audit going concern.
3. Untuk mengetahui pengaruhopini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit
going concern. 4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap pemberian opini audit going concern.
c. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa didapatkan dari hasil penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
7
1. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
opini audit going concern.
2. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam
perusahaan. 3. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang memiliki dampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang dimiliki di masa
mendatang.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Opini Audit
Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi
keuangan, dan arus kas. Jenis – jenis pendapat auditor IAI, 2011 : SA Seksi 508 antara lain :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
unqualified opinion Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2.
Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku. Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu
paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain dalam laporan auditnya.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian
qualified opinion
Universitas Sumatera Utara
9
Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali
untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Hal – hal yang dikecualikan tersebut antara lain :
a. Pembatasan Lingkup Audit b. Penyimpangan dari Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di
Indonesia. 4.
Pendapat tidak wajar adverse opinion
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang harus dijelaskan dalam paragraf terpisah sebelum
paragraf pendapat dalam laporannya a semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan b dampak utama hal yang
menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk
dilaksanakan. 5.
Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion
Universitas Sumatera Utara
10
Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakah bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
2.1.2 Opini Audit Going concern
Opini audit going concernberarti jaminan atas kelangsungan hidup sebuah
entitas. Dengan adanya going concernmaka suatu entitas akan mampu
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka panjang, dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Namun laporan audit yang
dimodifikasi mengenai going concernmerupakan adanya indikasi bahwa auditor
menilai terdapat resiko auditee tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus
melibatkan beberapa tahap analisis, yaitu harus mempertimbangkan hasil operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang
dan kebutuhan likuiditas masa mendatang. Auditor mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern, dan jika
ditemukan auditor harus memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan.
SA Seksi 341 memberikan pedoman bagi auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
terhadap opini auditor yaitu: a.
Tanggung Jawab Auditor
Universitas Sumatera Utara
11
Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit selanjutnya periode tersebut akan disebut
dengan jangka waktu pantas dengan cara sebagai berikut: 1. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan
dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau
peristiwa yang, secara keseluruhan, 2. Menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
3. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas, ia harus memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi
dan peristiwa tersebut, menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan mengambil
kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas. b.
Prosedur Audit
Universitas Sumatera Utara
12
Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara
keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
waktu pantas. Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang lain harus cukup untuk tujuan tersebut. Berikut ini
adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut:
1. Prosedur analitik 2. Review terhadap peristiwa kemudian.
3. Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang.
4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitia penting yang dibentuk.
5. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara
pengadilan yang melibatkan entitas tersebut. 6. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dan pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.
c. Pertimbangan atas kondisi dan peristiwa
auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya
Universitas Sumatera Utara
13
kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya
kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama
dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tersebut:
1. Trend negatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha,
ratio keuangan penting yang jelek. 2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai
contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok
terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, rektrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru,
atau penjualan sebagian besar aktiva. 3. Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan
hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis,
kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi. 4. Masalah luar yang telah terjadi - sebagai contoh, pengaduan gugatan
pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi;
kehilangan franchise, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan
Universitas Sumatera Utara
14
atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan
namun dengan pertanggungan yang tidak memadai. d.
Pertimbangan atas rencana manajemen Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah
diidentifikasi secara keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas, ia harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi atau peristiwa tersebut yang
meliputi : 1. Rencana untuk menjual aktiva
2. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utan 3. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran
4. Rencana untuk menaikkan modal pemilik
e. Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap
laporan auditor 1. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa
seperti tersebut auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Universitas Sumatera Utara
15
2. Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti tersebut, auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal
satuan usaha tidak memiliki rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tidak dapat secara
efektif mengurangi dampak negatif kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.
3. Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan
mengenai kecukupan pengungkapan mengenai sifat dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan ia yakin adanya
kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha, mitigating factor dan rencana manajemen serta ia akan memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan. 4. Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak
memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2.1.3 Kualitas Audit
Kualitas audit audit quality didefenisikan sebagai probabilitas gabungan dari kemampuan seorang auditor untuk menemukan suatu pelanggaran dalam
Universitas Sumatera Utara
16
pelaporan keuangan klien dan melaporkan pelanggaran tersebut DeAngelo 1981.Menurut DeAngelo, kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik
dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar big four
accounting firms dipersepsikan akan melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil
non big four accounting firm. Hal tersebut karena KAP besar memiliki lebih banyak sumber daya dan lebih banyak klien
sehingga mereka tidak tergantung pada satu atau beberapa klien saja, selain itu karena reputasinya yang telah dianggap baik oleh masyarakat menyebabkan
mereka akan melakukan audit dengan lebih berhati-hati. Menurut Lennox sebagaimana dikutip Riyatno 2007, ada hubungan positif
antara ukuran KAP dan kualitas audit, yaitu alasan reputasi dan deep pocket yang
dimiliki oleh KAP besar. Penelitian Lennox telah membuktikan kesesuaian dengan hipotesis reputasi yang berargumen bahwa KAP besar mempunyai insentif
lebih besar untuk mengaudit lebih akurat karena mereka memiliki lebih banyak hubungan spesifik dengan klien
client specificrents yang akan hilang jika mereka memberikan laporan yang tidak akurat. Dalam hal ini Auditor yang
memiliki kualitas yang baik akan lebih cenderung mengeluarkan opini audit going
concernterhadap perusahaan.. Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kantor
akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP Big Four dan KAP yang tidak
berafiliasi dengan Big four.
Kategori KAP the big four di Indonesia :
Universitas Sumatera Utara
17
1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan.
2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko dan Sandjaja.
3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan
4. KAP KPMG Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerja sama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
2.1.4 Opini Audit Tahun Sebelumnya
Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun
sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit
going concern pada tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya
rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan.
Menurut Mutchler 1984 dalam wawancara dengan praktisi auditor menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit
going concernpada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun
berjalan. Mutchler juga menguji pengaruh ketersediaan informasi public terhadap prediksi opini audit
going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model
discriminant analysis yang
Universitas Sumatera Utara
18
memasukkan opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pandiangan 2013. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian
Tampubolon 2011 dan Putri 2011 yang menemukan bukti bahwa opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya mempengaruhi keputusan
auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern tersebut.
2.1.5 Kondisi Keuangan Perusahaan
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan yang sesungguhnya.
Mc Keown 1991 menemukan bahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit
going concernpada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan yang mempunyai kondisi
keuangan yang baik maka auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going
concern Ramadhany, 2004.
2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan
Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan.perusahaan dengan negative growth
mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan karena kebangkrutan
Universitas Sumatera Utara
19
merupakan salah satu dasar bagi auditor untuk memberikan opini audit going
concern maka perusahaan yang mengalami pertumbuhan perusahaan yang negatif akan makin tinggi kecenderungan untuk menerima opini
going concern.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalahDoris 2010 dengan judul penelitian “Pengaruh
Going concern, Kualitas Audit, dan Pertumbuhan Perusahaan terhdadap Penerimaan Opini Audit Wajar dengan
Pernyataan Going concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI.Putri 2011 dengan judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit
Going concern pada Perusahaan Manufaktur Terbuka Tbk. Pandiangan 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh Kualitas Audit, Opini
Audit Tahun Sebelumnya, Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit
Going concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI”
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Tahun Judul
Variabel Alat
Analisis Hasil Penelitian
1
Pandiangan 2013
Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit
Tahun Sebelumnya,
Leverage, dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Opini
Audit
Going concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang
Variabel Independen :
Kualitas Audit, Opini
Audit Tahun Sebelumnya,
Leverage, dan Pertumbuhan
Perusahaan
Variabel Regresi
Logistik Opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh positif
dan siginifikan terhadap opini audit
going concern.
Sedangkan Kualitas audit, Debt to equity
ratio DER dan Pertumbuhan
perusahaan
Universitas Sumatera Utara
20 Kualitas Audit X1
Terdaftar Di BEI dependen :
opini audit going concern
berpengaruh negatif terhadap opini audit
going concern.
2 Doris
2010 Pengaruh
going concern, kualitas
audit, dan pertumbuhan
perusahaan terhadap pemberian
opini audit wajardengan
pernyataan
going concern pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI Variabel
independen : quick ratio,
long term debt to asset ratio,
return on asset,kualitas
audit,pertumb uhan
perusahaan Variabel
dependen
: opini audit
wajar dengan pernyataan
going concern Regresi
logistik Quick ratio, return on
asset, dan pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruhsignifikan
terhadap penerimaan opini audit
going concern. Sedangkan
long term debt to asset ratio dan
kualitas audit berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap pemberian
opini audit
going concern.
3
Tampubolon 2011
Pengaruh kualitas audit, profitabilitas,
leverage, dan opini audit tahun
sebelumnya terhadap
penerimaan opini audit
going concern pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel independen :
kualitas audit, profitabilitas,
leverage, opini audit
tahun sebelumnya
Variabel dependen :
Opini audit going concern
Regresi logistik
Opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan opini audit
going concern. Sedangkan kualitas
audit, profitabilitas, dan
leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini
audit going concern.
Sumber : Hasil olahan peneliti
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian