45
Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R
Square pada regresi berganda Ghozali,2006. Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai
Cox Snell R Square dengan nilai maksimumnya.
Tabel 4.9 Tabel
Nagelkerke R Square
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 14.376
a
.607 .945
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Tabel di atas menunjukkan nilai Nagelkerke R Square. Dilihat
dari hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke R Square adalah
sebesar 0,945 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 94,5 ,
sisanya sebesar 5,5 100-94,5 dijelaskan variabilitas variabel-variabel lain di luar model penelitian.
d. Matrik Klasifikasi
Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini
audit going concern pada auditee.
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 4.10 Tabel
Classification Table Prediksi
Classification Table
a,b
Observed Predicted
PenerimaanOpini Percentage Correct
1 Step
PenerimaanOpini
120 100.0
1 32
.0 Overall Percentage
78.9 a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Classification Table
a
Observed Predicted
PenerimaanOpini Percentage Correct
1 Step
1
PenerimaanOpini
118 2
98.3 1
32 100.0
Overall Percentage 98.7
a. The cut value is .500
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 18
Tabel 4.10 menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit
going concernyaitu sebesar 100 persen. Hal ini berarti bahwa dengan
menggunakan model regresi yang diajukan ada 32 auditee 100
persen yang diprediksi akan menerima opini audit going
concerndari total 152 auditee. Kekuatan prediksi model untuk penerima opini audit non
going concern adalah sebesar 98,3
Universitas Sumatera Utara
47
persen, yang berarti bahwa dengan menggunakan model regresi yang diajukan ada 118
auditee 98,3 persen yang diprediksi akan menerima opini audit non
goin concern dari total 152 auditee.
4.3. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh variabel independen yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnnya, dan pertumbuhan
perusahaanterhadap opini Audit Going concern.. Dalam uji hipotesis
dengan regresi logistik Variables in the Equation, pada kolom Significant
dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0,05 5. Apabila tingkat signifikansi 0,05, maka Hipotesis diterima.
Tabel 4.11 Tabel
Variables in the Equation
Variables in the Equation
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
95 C.I.for EXPB Lower
Upper Step 1
a
ADTR -.904
1.625 .309
1 .578
.405 .017
9.789 PRIOP
170.243 1650.629 .011
1 .918 8.625E7
3 .000
. Z93
-.251 .482
.272 1
.602 .778
.302 2.001
SALGR 1.728
2.358 .537
1 .464
5.630 .055 571.842
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5. Dari pengujian dengan regresi logistik di atas
maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut ini:
GCAO = -166,895 – 0,904 ADTR + 170,243 PRIOP – 0,251 Z93 + 1,728 SALGR
Tabel 4.12 Tabel Hasil Hipotesis
No Hipotesis
Beta Sig
Kesimpulan
1 H1
-0,904 0,578
Tidak Didukung
2 H2
170,243 0,918
Tidak Didukung
3 H3
– 0,251 0,602
Tidak Didukung
4 H4
1,728 0,464
Tidak Didukung
H1 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kecenderungan
penerimaan opini audit going concern.
Kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP pada tabel di atas menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,904 dengan tingkat
Constant -166.895 1650.540
.010 1
.919 .000
a. Variables entered on step 1: KualitasAudit, OpiniAuditThnLalu, KondisiKeuangan, PertumbuhanPrshn.
Universitas Sumatera Utara
49
signifikansi 0,578 0,05 yang berarti H1 tidak dapat didukung, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap opini audit going concern.
H2 :
Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positf terhadapkecenderungan penerimaan opini audit
going concern.
Opini audit tahun sebelumnya pada tabel di atas menunjukkan
koefisien positif sebesar 170,248 dengan tingkat signifikansi 0,904 0,05 yang berarti H2 tidak dapat didukung, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa opini audit sebelumnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit
going concern, dengan catatan tanda nilai koefisien telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan positif.
H3
: Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan Altman
Model 1993 berpengaruh
negatif terhadap
kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Nilai kondisi keuangan pada tabel di atas menunjukkan koefisien
negatif sebesar 0,251dengan tingkat signifikansi 0,602 0,05 yang berarti H3 tidak dapat didukung, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kondisi keuangan yang di ukur dengan Altman Model tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap opini audit going concern, dengan catatan arah
koefisien telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan negatif.
Universitas Sumatera Utara
50
H4 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap
kecenderungan penerimaan opini audit going concern.
Pertumbuhan perusahaan pada tabel di atas menunjukkan koefisien
positif sebesar 1,728 dengan tingkat signifikansi 0,464 0,05 yang berarti H4 tidak dapat diukung, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.
4.4. HASIL PENELITIAN