Kenyataan dilapangan masa purna bakti dimensi yang sangat rentan terhadap pergeseran mental, kemunduran fisik, dan berkurangnnya produktifitas
kerja. Hal inilah yang sering memicu terjadinya krisis interpersonal atau yang sering dikenal post power syndrome. Menurut Supardi 2002 dalam blognya
“Krisis interpersonal atau post power syndrome yaitu sekumpulan gejala yang muncul ketika seseorang tidak lagi menduduki suatu posisi sosial, biasanya satu
jabatan dalam institusi tertentu. Kondisi post-power syndrome terjadi bila seseorang mengalami pemutusan hubungan kerja, masa jabatan berakhir, SK-nya
tidak diperpanjang, mengalami pensiun dini oleh berbagai sebab atau usia kalendernya telah mencapai usia dimana orang tersebut harus pensiun”.
pendekatan untuk mengatasi kondisi krisis interpersonal dalam penelitian ini, peneliti mengukur motivasi berwirausaha awal peserta pelatihan kewirausahaan
dan motivasi berwirausaha akhir peserta pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun.
Motivasi berwirausaha dalam pelatihan berkaitan dengan keinginan dan antusias peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan, karena pelatihan merupakan
bagian dari satuan pendidikan luar sekolah yang memberikan keterampilan kepada peserta pelatihan dengan harapan peserta pelatihan mempunyai keterampilan dan
keahlian setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di Lembaga tersebut. Motivasi berwirausaha yang meningkat atau menurun dalam mengikuti pelatihan
akan berdampak pada pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar dan pemahaman akan wirausaha. Wirausaha merupakan pendapatan tambahan pada usia pensiun
selain gaji pensiun bagi pegawai negeri dan gaji pesangon bagi pegawai swasta.
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
Fokus masalah penelitian yaitu kenyataan dilapangan peserta mengikuti pelatihan dengan motivasi yang sungguh
–sungguh mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun didasarkan pada hasil wawancara
peneliti kepada peserta pelatihan. Karena peserta mengikuti pelatihan kewirausahaan merupakan rekomendasi dari perusahaan atau instansi
pemerintah untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun.
Guruh Rahmat Gumilar, 2013 Kontribusi Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha Bagi Peserta Pelatihan
Persiapan Purna Bakti Bakti Di Lembega LP2ES Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Peneliti berinisiatif mengukur motivasi berwirausaha awal dan motivasi berwirausaha akhir untuk mengetahui tingkat minat dan keinginan peserta
untuk berwirausaha dengan cara melaksanakan observasi awal mengamati pelaksanaan pelatihan kewirausahaan bahwa peserta selama mengikuti
pelatihan bersemangat mengikuti pelatihan dan bergembira mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun.
Program pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun merupakan program yang disusun untuk membekali para peserta program persiapan masa
purnabhakti dengan kesadaran berwirausaha dan motivasi untuk merubah diri dari konsep ketergantungan menuju kemandirian dan membangun pemahaman
terhadap etika bisnis serta wawasan dan keterampilan berwirausaha. Pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun merupakan program yang memiliki
tujuan agar peserta siap dari segi psikologis, mental, fisik, kesehatan dan yang lebih penting lagi ialah finansial, selain itu peserta juga dibekali pengetahuan
tentang dunia usaha, study kelayakan dan perencanaan usaha. Output pelatihan menurut Faozan2013 : 4 yaitu:
1. Peserta memahami arti masa pensiun dan permasalahannya sehingga dapat
siap secara mental spiritual dalam menghadapi dan menjalani masa pensiun dengan tetap sehat dan bugar produktif.
2. Peserta dapat mengetahui berbagai alternatif sektor usaha yang mungkin bisa
dikembangkan dalam mengisi masa pensiun yang produktif. 3.
Peserta dapat memahami bagaimana cara menemukan dan mengembangkan potensi diri.
4. Wawasan, pengetahuan, keterampilan dasar dalam pengelolaan aktivitas masa
pensiun, terutama dalam bidang mental, kesehatan, wirausahan dan bisnis. 5.
Peserta dapat memahami bagaimana memulai dan mengelola usaha yang menguntungkan.
Lembaga pelatihan LP2ES Bandung yang bertempat di Komplek Pondok Pesantren Daarut Tauhiid yang asri dan nyaman sehingga dapat memberikan
inspirasi sentuhan baru dan kesiapan lahir batin dalam menghadapi masa pensiun. Berikut ini hasil identifikasi beberapa permasalahan yang akan menjadi bahan
penelitian yaitu : 1.
Kontribusi penerapan pelatihan kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha bagi peserta pelatihan persiapan purna bakti di Lembaga
LP2ES Bandung. 2.
Motivasi berwirausaha peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun.
Adapun rumusan masalah dari identifikasi masalah diatas yaitu: ”Bagaimana
kontribusi pelatihan kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha bagi peserta pelatihan persiapan purna bakti di lembaga LP2ES Bandung?”.
Berdasarkan pada pertanyaan rumusan masalah diatas, maka peneliti menyusun pertanyaan penelitian sebagai fokus bahasan penelitian, sebagai
berikut: 1.
Bagaimana kontribusi penerapan pelatihan kewirausahaan terhadap motivasi berwirausaha bagi peserta pelatihan persiapan purna bakti di
Lembaga LP2ES Bandung? 2.
Bagaimana pelaksanaan pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun di Lembaga LP2ES ?
3. Bagaimana motivasi berwirausaha peserta sebelum dan sesudah mengikuti
pelatihan kewirausahaan masa persiapan pensiun ?
Guruh Rahmat Gumilar, 2013 Kontribusi Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha Bagi Peserta Pelatihan
Persiapan Purna Bakti Bakti Di Lembega LP2ES Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
C. Tujuan Penelitian