111 2 Hasil penjumlahan semua skor ”ya” dan ”tidak” kemudian
diprosentasekan untuk membuat kesimpulan mengenai keaktifan belajar siswa di kelas.
Adapun rumus data persentase keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut:
Dimana : P = Angka presentase
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of case jumlah frekuensibanyaknya individu
Anas Sudijono, 2006:43
b. Analisis data hasil angket Pada penelitian ini untuk mendeskripsikan atau mengetahui
kecenderungan variabel intensitas pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa pada mata diklat memilih bahan baku busana dengan metode guided
note taking menggunakan skor ideal maksimal dan skor ideal minimal sebagai norma perbandingan empat kategori, yaitu: kategori keaktifan
belajar: sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah dengan langkah- langkah perhitungan sebagai berikut:
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis data angket keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif dengan cara:
112 Pernyataan Positif
1 Selalu
Diberi skor 5 2
Sering Diberi skor 4
3 Jarang
Diberi skor 3 4
Kadang-kadang Diberi skor 2
5 Tidak pernah
Diberi skor 1 Pernyataan Negatif
1 Tidak pernah
Diberi skor 5 2
Kadang-kadang Diberi skor 4
3 Jarang
Diberi skor 3 4
Sering Diberi skor 2
5 Selalu
Diberi skor 1 b. Menentukan skor minimal, yaitu 1 x jumlah soal
c. Menetukan skor maksimal, yaitu 4 x jumlah soal d. Menghitung mean ideal Mi, yaitu
e. Menghitung standart
deviasi Sdi,
yaitu
I. Kriteria Keberhasilan
Kriteria merupakan patokan untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau program, dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria
yang telah ditentukan dan gagal apabila tidak mampu melampaui kriteria yang telah ditentukan. Oleh karena itu setiap evaluasi terhadap suatu program
membutuhkan suatu kriteria. Keberhasilan suatu tindakan biasanya didasarkan pada sebuah standar norma yang harus dipenuhi. Penelitian tindakan kelas
keberhasilannya dapat ditandai dengan pembahasan ke arah perbaikan, baik
113 terkait dengan guru maupun siswa. Keberhasilan suatu penelitian tindakan
yaitu dengan membandingkan hasil sebelum diberi tindakan dengan hasil setelah tindakan. Penelitian ini dimulai dengan pra siklus dan dihentikan
ketika telah memenuhi taget yang ditetapkan. Sebagai acuan untuk mempertimbangkan dan memberikan makna
terhadap apa yang telah dicapai sesudah tindakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan kriteria normatif, yaitu dengan membandingkan hasil
sebelum tindakan dengan sesudah tindakan. Kriteria yang dimaksud adalah apabila keadaan sebuah tindakan menunjukkan siswa keadaan lebih baik dari
sebelum tindakan, maka dikatakan bahwa tindakan tersebut berhasil. Adapun kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Terlaksananya pembelajaran pada mata diklat memilih bahan baku busana dengan penerapan metode guided note taking sesuai yang direncanakan
2. Banyaknya siswa yang memperoleh kategori keaktifan belajar siswa pada mata diklat memilih bahan baku busana adalah
≥ 75 yang mengacu pada E. Mulyasa 2008:101 bahwa dari segi proses, pembelajaran dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
Adapun keaktifan siswa selama pembelajaran dibagi menjadi empat kategori yang meliputi sangat rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi,
seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
114 Tabel 16. Kualifikasi Skor Hasil Angket Keaktifan Belajar S
iswa
Kategori Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Diklat Memilih Bahan Baku Busana
dengan Penerapan Metode Guided Note Taking
No. Kecenderungan
Kategori
1 X
≥ Mi + 1 Sdi Sangat Tinggi
2 Mi +1 Sdi X
≥ Mi Tinggi
3 Mi X
≥ Mi – 1 Sdi Rendah
4 X Mi – 1 Sdi
Sangat rendah Dimana:
X = skor siswa dari variabel X Mi = harga mean ideal
Sdi = standar deviasi Djemari Mardapi, 2008:123
115
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK N 4 Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Sidikan No.60 Umbulharjo Yogyakarta 55162 Telp.Fax 0274
372238, 419973. SMK negeri 4 Yogyakarta merupakan salah satu SMK kelompok pariwisata di kota Yogyakarta yang mempunyai status sebagai
Sekolah Rintisan Berstandar Internasional RSBI dengan menerapkan Kurikulum KTSP spektrum. SMK Negeri 4 Yogyakarta mempunyai 7
kompetensi keahlian yaitu kompetensi keahlian akomodasi perhotelan, kompetensi keahlian usaha perjalanan
wisata, kompetensi keahlian
busana butik, kompetensi keahlian kecantikan kulit, kompetensi keahlian kecantikan rambut, kompetensi keahlian jasa boga, dan kompetensi
keahlian patiseri. SMK N 4 Yogyakarta dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan
empat orang wakilnya, masing-masing wakil kepala sekolah mempunyai tanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing yang satu sama
lainnya saling berkaitan. Jumlah tenaga pengajar di SMK SMK N 4 Yogyakarta kurang lebih 145 orang yang terdiri dari 5 guru berpendidikan
S2, 137 guru berpendidikan S1, 1 guru berpendidikan D4 dan 2 guru berpendidikan sarjana muda. Di samping itu SMK N 4 Yogyakarta
memiliki pegawai TU dan karyawan sebanyak 47 orang yang terdiri dari 1 pegawai berpendidikan S2, 1 pegawai berpendidikan S1, 3 pegawai
116 berpendidikan D3, 39 pegawai berpendidikan SMA dan sederajat, 2
pegawai berpendidikan SMP serta 1 pegawai berpendidikan SD. Jumlah siswa di SMK N 4 Yogyakarta pada tahun ajaran 20112012
adalah siswa, dengan rincian jumlah siswa kelas X UPW, X AP, X Jasa Boga, X Patiseri, X TKK, X TKR dan X Busana Butik adalah 589 siswa,
kelas XI UPW, XI AP, XI Jasa Boga, XI Patiseri, XI TKK, XI TKR dan XI Busana Butik adalah 549, XII UPW, XII AP, XII Jasa Boga, XII
Patiseri, XII TKK, XII TKR dan XII Busana Butik adalah 510. Memilih bahan baku busana MB3 adalah salah satu mata pelajaran
produktif keahlian busana butik di SMK kelompok pariwisata. Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa tentang pengetahuan
tekstil dan memilih bahan baku busana. Memilih bahan baku busana diajarkan untuk siswa kelas X busana butik SMK N 4 Yogyakarta pada
semester 1 dan 2. Mata pelajaran ini terdiri dari tiga kompetensi dasar yaitu mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan pelapis;
mengidentifikasi pemeliharaan bahan tekstil; dan menentukan bahan pelengkap.
Pengambilan data pada penelitian tentang peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode guided note taking pada mata
diklat memilih bahan baku busana dilaksanakan selama 3 minggu yaitu mulai akhir Maret sampai dengan April 2012. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode guided note taking pada mata
117 diklatmemilih bahan baku busana. Pengumpulan data dan penelitian
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, angket, catatan lapangan dan dokumentasi. Selanjutnya akan dibahas tentang pelaksanaan
tindakan kelas tiap siklus peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode guided note taking pada mata diklat memilih bahan
baku busana
2. Penerapan Metode Guide Note Taking pada Mata Diklat Memilih Bahan Baku Busana di SMK N 4 Yogyakarta
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengikuti alur penelitian tindakan kelas. Penerapan metode guided note taking dengan tujuh
langkah yang meliputi membuka pelajaran, membentuk kelompok, diskusi dan kerjasama dalam mengisi handout, presentasi, usaha mengaktifkan
siswa, evaluasi dan kesimpulan. Data yang disajikan merupakan hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran.
1.
Pra Siklus
Pengambilan data pra siklus ini dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 28 Maret 2012 selama 2 x 45 menit.
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada pra siklus adalah sebagai berikut:
- Pelaksanaan pembelajaran oleh guru Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap belajar,
kemudian guru mengawali pembelajaran dengan memberikan