22 i
Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia merasakan berbagai dorongan dan keinginan dari perasaan marah sampai cinta dari sedih
sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang dalam pula.
j Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan, yang
meliputi pekerjaan,
permainan, ungkapan
diri yang
kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu.
k Peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah
diterima,dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ciri individu dengan konsep diri positif, memiliki keyakinan akan kemampuannya,
menyadari bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan, mampu menerima kritikan dan pujian, serta peka terhadap kebutuhan orang
lain.
3. Iklim Sosial Kelas
a. Pengertian Iklim Sosial Kelas
Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 252-253 bahwa siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkaran sosial siswa. Siswa memiliki kedudukan,
peranan, dan tanggung jawab sosial tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa memiliki pergaulan, seperti hubungan sosial yang akrab, kerjasama,
berkompetisi, berkongres, persaingan, konflik atau perkelahian dalam kehidupannya. Siswa memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh
sesama, dimana seseorang siswa dengan mudah menyesuaikan diri dan
23 segera belajar, jika siswa tertolak maka akan terasa tertekan. Menurut
Syaiful Bahri Djamarah 2008: 178-179 manusia adalah makhluk homo
socius. Semacam makhluk hidup yang berkecenderungan untuk hidup bersama satu sama lainnya. Hidup dalam kebersamaan dan saling
membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial. Ketika anak berada di sekolah maka ia berada dalam sistem sosial. Sistem sosial terbentuk
mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum. Iklim Sosial kelas merupakan suasana yang ditandai oleh
adanya pola interaksi sosial atau komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa Ali Muhtadi 2011: 9. Menurut Rahmat dalam Asril
2010: 1, iklim sosial kelas ditandai dengan munculnya: 1 sikap saling terbuka, 2 terjalinnya hubungan antar pribadi yang akrab, 3 sikap saling
menghargai satu dengan yang lain, 4 menghormati satu sama lain, dan 5 mendahulukan kepentingan bersama. Menurut Geneva Centre for Autism
1998: 3.1 Iklim sosial kelas yang positif terjadi ketika semua siswa merasa nyaman, ingin, dihargai, diterima, dan aman dalam lingkungan di mana
mereka dapat berinteraksi dengan siswa ataupun guru. Berdasarkan penjelasan di atas iklim sosial kelas adalah pola interaksi
sosial antara anggota sosial kelas, baik pola interaksi sosial antar anak maupun interaksi sosial antara anak dengan guru. Kelas merupakan
perwujudan masyarakat heterogen kecil di mana di dalamnya terdapat variasi komposisi dan hubungan antar personal yang melahirkan mekanisme
interaksi sosial yang berkelanjutan. Mekanisme ini terus berlanjut dalam lingkup sosialnya di kelas dan secara faktual terkumulasi ke dalam bentuk-
24 bentuk hubungan antara individu-individu di dalam suatu kelas ataupun
hubungan kelompok. Hal terpenting adalah interaksi yang terjadi antara guru dengan murid yang melambangkan bentuk konkret dari suasana kelas dan
membentuk suatu iklim sosial.
b. Unsur-Unsur dalam Pengelolaan Iklim Sosial Kelas