5. Keagamaan
Agama adalah salah satu aspek kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Di Desa Tugu semua masyarakatnya
menganut agama islam. Beberapa kegiatan keagamaan juga rutin dilakukan. Setiap hari kamis malam ibu-ibu melakukan kegiatan yasinan
membaca yasin, sedangkan untuk para pemudi melakukannya pada hari malam minggu.
Menurut Pak Kiman selaku tokoh agama setempat sebenarnya kesenian yang ada itu baik. Hal yang menjadikannya tidak baik adalah
keimanan yang kurang dari setiap pelaku seni. Tokoh agama di Desa Tugu tidak menutup diri dari kesenian dan tidak menganggapnya sebagai
hal yang buruk. Karena kesenian merupakan warisan dari leluhur dan harus dijaga.
B. Kehidupan Kesenian di Desa Tugu
Hampir setiap desa di Ponorogo memiliki grup kesenian. Mayoritas kesenian yang ada adalah kesenian Reyog Ponorogo. Setiap masyarakat di
Ponorogo sangat menjaga kesenian yang mereka miliki. Hal ini tebukti dengan diadakannya pementasan rutin oleh pemerintah, untuk setiap grup
Reyog kecamatan di alun-alun kota pada malam bulan purnama. Salah satu kecamatan yang rutin ikut berpartisipasi adalah Kecamatan
Mlarak. Di Kecamatan Mlarak terdapat beberapa desa yang aktif berkesenian. Salah satu desa yang aktif adalah desa Tugu. Desa ini termasuk
desa yang sangat peduli terhadap kesenian. Di desa lain grup Reyog desa sudah hampir hilang karena kurangnya regenerasi.
Masyarakat di desa Tugu sangat apresiatif terhadap setiap pementasan yang ada. Banyak dari masyarakat yang mengajak anak-anak mereka untuk
melihat. Para orang tua juga selalu memakai baju khas Ponorogo ketika ada pementasan dan budaya ini juga diajarkan pada anak-anaknya. Anak-anak
juga terlihat gembira ketika ada pementasan. Ini sebagai bukti bahwa masyarakat desa telah menanamkan cinta terhadap kesenian yang ada sejak
dini.
Gambar 2: penanaman cinta kesenian orang tua pada anaknya Foto: Reni Ardiyana, 2016
Di desa Tugu terdapat dua grup Reyog. Selain Reyog di desa ini juga terdapat tiga grup gajah-gajahan. Hampir di setiap hari-hari besar selalu