4. Perekonomian
Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Tugu adalah petani dan buruh tani. Di Desa Tugu banyak lahan yang kosong sehingga sebagian
besar penduduk memanfaatkannya sebagai lahan pertanian. Tumbuhan yang banyak ditanam masyarakat adalah padi. Selain padi terdapat pula
singkong, jagung, dan cabai. Masyarakat juga memiliki kesibukan berternak hewan. Beberapa
hewan yang diternak yaitu sapi, kambing, ayam, dan bebek. Banyak dari masyarakat yang memiliki hewan ternak ini, karena selain sebagai
investasi juga sebagai pendukung pertanian yang bisa diambil kotoran hewan ternaknya untuk pupuk alami.
Pemuda dan pemudi yang telah lulus lebih banyak yang bekerja di luar kota. Ada yang bekerja di pabrik, di toko, dan di warung makan.
Beberapa dari masyarakat juga bekerja menjadi TKI, hal ini banyak dilakukan karena beberapa masyarakat berfikir dengan menjadi TKI hasil
yang didapat lebih cepat dan banyak. Ekonomi masyarakat yang sebagian mencari pekerjaan diluar
daerah, akan memberi dampak sulitnya regenerasi untuk kesenian yang ada. Hal ini juga dirasakan para seniman desa. Para seniman merasa
kesulitan dalam mencari penari dikarenakan setelah lulus SMA banyak pemuda pemudi yang berhenti berkesenian dan memilih mencari
pekerjaan diluar kota.
Kesenian di Desa Tugu tidak dijadikan mata pencaharian yang utama karena seniman di Desa Tugu juga memiliki pekerjaan lain seperti
bertani, perangkat desa, dan PNS. Meskipun begitu, para seniman di desa ini tidak mengesampingkan kesenian mereka. Para seniman mampu
membagi waktu antara kesenian dan kegiatan lain mereka. Kehidupan kesenian juga mempengaruhi kehidupan perekonomian
di desa ini. Dengan adanya pentas kesenian, masyarakat akan berjualan di sekitar pementasan. Beberapa ibu rumah tangga yang tidak bekerja
juga ikut menjual minuman dan makanan khas seperti es cao, es dawet gempol, puli, pecel, dan bumbu tahu.
Jajanan yang sudah mulai hilang juga masih dijual di sekitar tempat pentas. Tentunya memberi dampak yang positif pada generasi muda saat
ini. Selain menambah perekonomian, kehidupan seni juga dapat melestarikan makanan dan minuman khas daerah.
Gambar 1: Masyarakat Berdagang Foto: Reni Ardiyana, 2016