Bentuk Penyajian Musik Krumpyung

c. Instrunen Musik Krumpyung Pada kesenian musik Krumpyung terdapat seperangkat instrumen musik berlaras slendro dan seperangkat instrumen musik berlaras pelog atau mengacu pada Gamelan Jawa yang menggunakan laras slendro dan pelog dalam perangkat instrumen beserta susunan tangga nada yang digunakan. Pada laras slendro dalam kesenian musik Krumpyung terdapat susunan tangga nada yang terdiri dari lima nada dalam satu gembyang atau oktaf, nada tersebut adalah; 1 ji, 2 ro, 3 lu, 5 mo, 6 nem, sedangkan susunan tangga dalam laras pelog terdiri tujuh nada dalam satu gembyang atau oktaf, nada tersebut adalah; 1 ji, 2 ro, 3 lu, 4 pat, 5 mo, 6 nem, 7 pi. Berikut pembahasan dari instrumen yang dipergunakan dalam kesenian musik Krumpyung : 1 Krumpyung Instrumen musik krumpyung terbuat dari deretan pipa- pipa bambu yang bagian tengah hingga ujung telah dipotong separuhnya hingga menyerupai pipa-pipa dalam alat musik organ. Instrumen ini termasuk dalam golongan alat musik idiofon dan pada laras slendro maupun pelog terdapat susunan nada berjumlah tiga gembyang atau oktaf yang terbagi dalam oktaf rendah hingga oktaf tinggi. Instrumen krumpyung diletakkan menggantung dan dimainkan dengan cara digoyangkan atau digetarkan dengan tangan sehingga menghasilkan bunyi yang disebabkan oleh benturan pipa-pipa bambu tersebut. Gambar 4: instrumen krumpyung Dokumentasi: Darma, September 2015 Apabila dilihat dari bentuk dan cara memainkannya, maka instumen krumpyung sangat identik dengan alat musik angklung yang berasal dari Jawa Barat. Perbedaan instrumen krumpyung dengan alat musik angklung terdapat pada tangga nada yang digunakan, instrumen krumpyung menggunakan tangga nada pentatonis Jawa, sedangkan alat musik angklung menggunakan tangga nada pentatonis Sunda. Adapun contoh pola permainan dari instrumen krumpyung dalam laras slendro sebagai berikut: Instrumen krumpyung berperan untuk memainkan isian melodi dalam lagu-lagu yang dibawakan, pola tersebut biasanya dimainkan berubah-ubah sampai lagu yang dibawakan selesai. Pemain instrumen ini cenderung memaikan isian melodi secara improvisasi. Hal ini menimbulkan kesan yang sangat unik dalam kesenian musik Krumpyung. 2 Saron Instrumen saron pada kesenian musik Krumpyung adalah alat musik yang termasuk dalam golongan alat musik idiofon, yaitu sumber bunyi dihasilkan dari alat musik itu sendiri. Gambar 5: instrumen saron Dokumentasi: Darma, September 2015 Cara memaikan alat musik tersebut adalah dengan cara ditabuh dipukul pada bagian bilahannya dengan satu tangan menggunakan alat pemukul dari kayu yang telah dibalut karet ban pada bagian kepala pemukulnya. Instrumen saron memiliki ukuran bilahan bambu terkecil diantara instrumen lainnya. Pada instrumen saron hanya terdapat susunan nada berjumlah satu oktaf baik dalam laras slendro maupun pelog. Nada yang dihasilkan oleh instrumen saron berada dalam oktaf paling tinggi di antara instrumen lain yang terdapat dalam kesenian musik Krumpyung. Adapun contoh pola permainan dari instrumen saron dalam laras slendro sebagai berikut: Instrumen saron berperan untuk memainkan isian melodi dalam lagu-lagu yang dibawakan. Pola tersebut biasanya dimainkan berubah-ubah sampai lagu yang dibawakan selesai, akan tetapi juga sering terjadi pengulangan pola dalam satu lagu yang dibawakan. 3 Demung Gambar 6: instrumen demung Dokumentasi: Darma, September 2015 Instrumen musik demung pada kesenian musik Krumpyung juga termasuk dalam golongan alat musik idiofon. Apabila dilihat dari segi bentuknya, instrumen demung memiliki kemiripan dengan instrumen saron. Pada instrumen demung terdapat susunan nada berjumlah satu oktaf baik dalam laras slendro maupun pelog. Nada yang dihasilkan oleh instrumen demung berada satu oktaf lebih rendah daripada instrumen saron. Instrumen saron memiliki ukuran bilahan bambu yang sedikit lebih besar daripada instrumen saron. Cara memainkan alat musik tersebut adalah dengan cara dipukul pada bagian bilahannya dengan satu tangan menggunakan alat pemukul dari kayu yang telah dibalut karet ban pada bagian kepala pemukulnya. Adapun contoh pola permainan dari instrumen demung dalam laras pelog sebagai berikut: Peran instrumen demung tidak jauh berbeda dengan peran instrumen saron yang sama berperan untuk memainkan isian melodi dalam lagu-lagu yang dibawakan. Pola tersebut biasanya dimainkan berubah-ubah sampai lagu yang dibawakan selesai, akan tetapi juga sering terjadi pengulangan pola dalam satu lagu yang dibawakan. 4 Bonang Instrumen musik bonang pada kesenian musik Krumpyung termasuk dalam golongan alat musik idiofon. Pada instrumen bonang terdapat susunan nada berjumlah dua oktaf dengan susunan nada; 1 ji, 2 ro, 3 lu, 5 mo, 6 nem pada laras slendro dan susunan nada; 1 ji, 2 ro, 3 lu, 4 pat, 5 mo, 6 nem, 7 pi pada laras pelog. Oktaf tengah tersusun secara paralel pada barisan bawah, sedangkan oktaf tinggi disusun secara paralel pada barisan atas dengan bilahan bambu yang berukuran lebih kecil daripada bilahan bambu pada oktaf rendah. Cara memaikan alat musik tersebut adalah dengan cara dipukul pada bagian bilahannya dengan kedua tangan menggunakan dua alat pemukul dari kayu. Gambar 7: instrumen bonang Dokumentasi: Darma, September 2015 Adapun contoh pola permainan dari instrumen bonang dalam laras slendro sebagai berikut: Instrumen bonang berperan untuk memainkan isian melodi dan harmoni dalam lagu-lagu yang dibawakan. Harmoni yang dimainkan istrumen bonang adalah dua nada yang dimainkan secara bersama. Instrumen ini juga sering dimainkan sebagai pembuka lagu. 5 Gambang Instrumen musik gambang pada kesenian musik Krumpyung termasuk dalam golongan alat musik idiofon. Pada instrumen gambang terdapat susunan nada berjumlah tiga oktaf yang terbagi dalam oktaf tengah hingga oktaf tinggi. Pada instrumen gambang dengan laras slendro terdapat 15 bilahan bambu yang tersusun secara paralel berukuran besar hingga kecil serta memiliki panjang dan pendek yang berbeda-beda, sedangkan pada laras pelog terdapat 21 bilahan bambu. Gambar 8: instrumen gambang Dokumentasi: Darma, September 2015 Ukuran bilahan bambu menunjukkan tinggi atau rendahnya nada yang dihasilkan, semakin kecil dan pendek ukuran dari batang bambu akan menghasilkan nada yang semakin tinggi. Cara memaikan alat musik tersebut adalah dengan cara dipukul pada bagian bilahannya dengan kedua tangan menggunakan dua alat pemukul dari kayu. Adapun contoh pola permainan dari instrumen gambang dalam laras pelog sebagai berikut: Instrumen gambang berperan untuk memainkan isian melodi dan harmoni dalam lagu-lagu yang dibawakan. Harmoni yang dimainkan istrumen bonang adalah dua nada yang dimainkan secara bersama. 6 Kendang Gambar 9: instrumen kendang Dokumentasi: Darma, September 2015 Instrumen musik kendang pada kesenian musik Krumpyung termasuk dalam golongan alat musik membranofon yang terbuat dari bahan kayu berbentuk silinder dan dilapisi kulit kerbau atau kambing pada bagian ujung sisi lubang kayu. Sumber bunyi yang dihasilkan berasal dari kulit atau membran yang dipukul atau ditepak dengan menggunakan kedua tangan tanpa menggunakan alat bantu atau alat pemukul. Adapun contoh pola permainan dari instrumen kendang adalah sebagai berikut: Gambar 10: pola permainan instrumen kendang Sumber: dokumentasi Darma 2015 Instrumen kendang berperan sebagai pengatur ritmis dan tempo pada kesenian musik Krumpyung. Irama serta cepat atau lambatnya tempo diatur oleh instrumen kedang. 7 Kempul Gambar 11: instrumen kempul Sumber: dokumentasi Darma 2015 Instrumen musik kempul pada kesenian musik Krumpyung termasuk dalam golongan alat musik idiofon. Pada instrumen kempul terdapat susunan nada berjumlah dua oktaf yang terdapat dalam oktaf rendah baik dalam laras slendro maupun pelog. Pada instrumen ini terdapat sejumlah batang bambu yang tersusun secara paralel berukuran besar hingga kecil serta memiliki panjang dan pendek yang berbeda-beda. Nada yang dihasilkan oleh instrumen kempul terdapat pada oktaf rendah. Cara memainkan alat musik tersebut adalah dengan cara dipukul pada bagian bilahannya dengan alat pemukul dari kayu. Adapun contoh pola permainan dari instrumen kempul dalam laras slendro sebagai berikut: Pola permainan instrumen kempul cenderung monoton atau sering terjadi pengulangan pola. Terdapat satu nada yang biasanya dimainkan untuk menandai aksen-aksen dalam kalimat pada suatu lagu yang dibawakan. 8 Gong Instrumen musik gong pada kesenian musik Krumpyung termasuk dalam golongan alat musik idiofon. Pada instrumen gong baik dalam perangkat slendro maupun pelog hanya terdapat dua nada yaitu 5 mo dan 6 nem pada oktaf terendah daripada keseluruhan instrumen kesenian musik Krumpyung. Cara memaikan instrumen gong adalah dengan cara dipukul pada bagian bilahannya dengan satu tangan menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu. Gambar 12: instrumen gong Dokumentasi: Darma, September 2015 Adapun contoh pola permainan dari instrumen gong dalam laras slendro adalah sebagai berikut: Pola permainan instrumen gong cenderung monoton, hanya terdapat satu nada yang biasanya dimainkan pada permulaan dan akhiran lagu. 2. Lagu yang Dibawakan Pada umumnya pertunjukan musik Krumpyung secara tunggal seperti dalam acara hajatan warga biasanya terdapat durasi tampil selama 45 menit s.d. 60 menit, jumlah lagu yang dibawakan berjumlah 8 hingga 10 buah lagu. Pada saat musik Krumpyung disajikan sebagai pengiring tari tradisional setempat, maka jumlah lagu yang dibawakan dapat mencapai 18 hingga 20 buah lagu. Pada dasarnya dalam pementasan musik Krumpyung tidak ada aturan baku mengenai jumlah lagu yang harus dibawakan, jumlah lagu yang dibawakan dapat sangat bervariatif mengikuti permintaan atau durasi yang telah ditentukan oleh penyelenggara acara. Lagu yang dibawakan merupakan lagu-lagu dengan syair atau lirik dengan bahasa Jawa. Lagu-lagu yang dibawakan tersebut kebanyakan diambil dari lagu yang sudah ada sejak jaman dahulu dan diperkenalkan secara turun temurun, maupun lagu-lagu daerah setempat hingga lagu-lagu baru yang diciptakan sesuai dengan tema acara dan kebutuhan pementasan. Dalam penyajiannya tidak terdapat aturan baku untuk membawakan suatu lagu tertentu dan juga urutan repertoarnya. Berikut merupakan notasi lagu Gambang Suling dalam laras pelog yang sering dibawakan oleh kesenian musik Krumpyung: 3. Tempo dan Dinamik Tempo adalah cepat atau lambatnya suatu lagu dimainkan, perubahan tempo pada suatu lagu sangat lazim digunakan. Dalam lagu- lagu yang dibawakan oleh kesenian musik Krumpyung pada dasarnya terdapat 3 tempo yang digunakan yaitu tempo cepat, sedang, dan lambat. Tempo cepat dan sedang merupakan tempo yang sering digunakan karena alat musik pada kesenian Krumpyung terbuat dari bambu yang kurang dapat menghasilkan suara atau nada yang panjang sustain. Cepat atau lambatnya tempo biasanya disesuaikan dengan irama lagu yang dimainkan, apabila yang merupakan lagu dengan irama riang maka tempo yang digunakan cenderung cepat. Dalam lagu-lagu yang bertema sedih atau haru biasanya cenderung menggunakan tempo sedang atau lambat, untuk hal ini biasa digunakan pada lagu-lagu yang berlaras pelog. Penggunaan variasi tempo atau perubahan tempo dari tempo sedang ke tempo cepat biasanya terdapat pada pembukaan lagu atau intro menuju tema lagu. Perubahan tempo dari tempo cepat yang kemudian semakin melambat sering terjadi pada saat memasuki akhir atau ending dari lagu yang dimainkan. Dinamik merupakan salah satu unsur ekspresi yang menentukan keras atau lembutnya suatu lagu atau karya dimainkan. Dalam kesenian musik Krumpyung secara garis besar menggunakan dinamik keras dan lembut dalam lagu-lagu yang dimainkan. Dinamik keras sering digunakan karena alat musik pada kesenian Krumpyung terbuat dari bambu yang harus ditabuh dengan keras untuk dapat menghasilkan suara yang diharapkan. Dinamik lembut biasanya digunakan pada saat terjadi perubahan tempo dari tempo cepat menuju tempo lambat. 4. Setting Penyajian Musik Krumpyung Setting penyajian merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi keindahan dalam suatu pertunjukan musik. Penyajian kesenian musik Krumpyung bersifat fleksibel sehingga dapat dilaksanakan dimana saja dengan menggunakan panggung ataupun tanpa dengan menggunakan suatu panggung. Berikut merupakan sketsa dari setting penyajian musik Krumpyung: Gambar 13: formasi penyajian musik Krumpyung Dokumentasi: Darma, September 2015 Keterangan: 1. Penyanyi sinden 2. Pemain kendang 3. Pemain demung 4. Pemain saron 5. Pemain krumpyung 6. Pemain kempul 7. Pemain gong 8. Pemain gambang 9. Pemain bonang Total pemain musik Krumpyung berjumlah sembilan pemain, terdiri dari satu penyanyi atau sinden dan delapan pemain instrumen musik. Sinden berada paling depan dengan posisi duduk bersimpuh, kemudian dibelakangnya merupakan pemain instrumen musik dengan posisi duduk besila di lantai atau biasa disebut lesehan. Gambar 14: bloking panggung musik Krumpyung Dokumentasi: Darma, September 2015 Kesenian musik Krumpyung pada dasarnya merupakan kesenian rakyat yang dapat dipentaskan dimanapun dan kapanpun. Penyajian musik Krumpyung di wilayah desa setempat biasanya dilaksanakan di tempat terbuka atau di halaman rumah warga tanpa diharuskan untuk menggunakan suatu panggung khusus, akan tetapi tidak dapat dipungkiri pada pementasan musik Krumpyung dalam berbagai kesempatan acara festival kesenian dan pertunjukan di luar daerah menggunakan suatu panggung yang besar. 5. Kostum Pemain Musik Krumpyung Kostum merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu penyajian musik. Kostum yang baik akan sangat mendukung unsur estetika bagi pemain musik dalam menampilkan suatu kesenian musik terhadap khalayak umum. Pada kesenian musik Krumpyung biasanya menggunakan busana yang serangam dengan tema busana yang cenderung bernuansa tradisional Jawa tanpa menggunakan alas kaki. Penggunaan aksesoris biasanya hanya sebatas ikat kepala, selendang dan blangkon. Gambar 15: kostum pemain musik Krumpyung Dokumentasi: Darma, September 2015 6. Persiapan Pementasan Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan sebelum pertunjukan musik Krumpyung dilaksanakan. Pertama yang dilakukan adalah mengecek kelengkapan alat musik beserta alat pemukulnya. Selanjutnya, menyetem alat musik yang digunakan agar alat musik yang digunakan dapat menghasilkan bunyi sesuai yang diinginkan. Apabila seluruh peralatan yang diperlukan untuk pertunjukan sudah siap, maka dilakukan penataan alat tersebut sesuai dengan bloking yang telah disepakati. Penggunaan microphone dalam pertunjukan musik biasanya dengan cara ditodongkan pada setiap instrumen musik yang digunakan, akan tetapi penggunaan microphone dalam pertunjukan musik Krumpyung tidak menjadi suatu hal yang wajib. Penggunaan microphone biasanya dilakukan dalam pertunjukan yang berskala besar dan menggunakan suatu panggung yang besar dengan intensitas penonton yang berjumlah banyak. 7. Tempat dan Waktu Penyajian Musik Krumpyung Penyajian kesenian musik Krumpyung dapat dilaksanakan di berbagai tempat. Pertunjukan musik Krumpyung di wilayah Desa setempat biasanya dilaksanakan di halaman rumah warga atau di suatu tempat terbuka, akan tetapi kesenian ini juga sering tampil dalam suatu gedung. Waktu penyajian musik Krumpyung dapat dilaksanakan kapan saja, dalam suatu pertunjukan musik Krumpyung secara tunggal tidak ada aturan tertentu yang mengatur waktu pementasan. Durasi pertunjukan pada pementasan tunggal musik Krumpyung biasanya antara 45 menit s.d. 60 menit. Penyajian musik Krumpyung dalam acara hajatan warga dan upacara adat desa biasanya dilaksanakan pada siang hari, sedangkan penyajian musik Krumpyung sebagai pengiring kesenian tari tradisional setempat yang mengandung unsur magis biasanya dilakukan pada malam hari, dimulai pukul 22.00 s.d. pukul 03.00 atau sebelum waktu sholat subuh. 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Fungsi Kesenian musik Krumpyung sebagai musik tradisi nusantara mempunyai beberapa fungsi meliputi; 1 sebagai pengungkapan emosional, 2 sebagai sarana hiburan, 3 sebagai sarana komunikasi, 4 sebagai pengiring tari, 5 sebagai norma sosial, 6 sebagai ritual, 7 sebagai pelestarian budaya, 8 sebagai kontribusi integrasi sosial, 9 sebagai sarana pendidikan, dan 10 sebagai sarana ekonomi. 2. Bentuk penyajian Bentuk Musik Krumpyung disajikan dalam bentuk ansambel atau penyajian musik secara bersama-sama, pada kesenian musik Krumpyung merupakan ansambel perkusi dengan vokal yang melantunkan lagu-lagu berbahasa Jawa yang bersifat lagu daerah setempat yang bersifat turun-temurun. Instrumen yang digunakan diantaranya adalah krumpyung, saron, demung, bonang, gambang, kempul, gong, dan kendang. Selain itu ada pula instrumen vokal yang dalam kesenian ini biasa disebut sebagai sinden atau penyanyi wanita, sehingga total pemain dalam kesenian musik Krumpyung berjumlah 9 orang. Tata cara penyajian musik Krumpyung meliputi bloking pemain dan instrumen, persiapan pementasan, kostum pemain, lagu yang dibawakan, tempat dan waktu pertunjukan. Bloking pertunjukannya terdiri dari dua baris, yaitu pada baris depan terdapat pemain instrumen saron, demung, krumpyung, kendang, dan sinden. Pada baris belakang terdapat pemain instrumen bonang, gambang, kempul, gong. Persiapan pementasan meliputi pengecekan kelengkapan alat, penyeteman, dan penataan instrumen. Kostum yang dikenakan pemain merupakan pakaian seragam bernuasa Jawa yang disesuaikan dengan adat dan budaya setempat. Lagu yang dibawakan merupakan lagu daerah berbahasa Jawa yang diturunkan secara turun temurun. Tempat dan waktu pertunjukan bersifat fleksibel atau dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun.

B. Saran

1. Perlu adanya pengembangan dalam pola permainan, variasi, dan kreatifitas dalam penyajian musik Krumpyung. Dengan adanya inovasi tersebut diharapkan kesenian musik Krumpyung dapat semakin menarik dan tidak lekang oleh kemajuan zaman. 2. Mengingat musik Krumpyung merupakan kesenian yang bersifat turun- temurun dalam masyarakat, maka sangat diperlukan regenerasi terhadap generasi muda supaya kesenian ini tetap dapat lestari. 3. Pemerintah daerah Kulon Progo dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap kesenian musik Krumpyung agar kesenian lokal seperti ini dapat terjaga keberadaanya dan dikenal masyarakat secara secara luas.