30
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu keterampilan
motorik halus dapat ditingkatkan melalui kegiatan kolase pada anak kelompok B di TK PKK Kartini Padokan Kidul, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Menurut Sa’dun Akbar
2010:28 Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses
pemecahan masalah tersebut dilakukan secara siklus dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas tertentu.
Wina Sanjaya 2010:99 mengemukakan bahwa jenis penelitian kolaboratif yaitu hadirnya suatu kerja sama dangan pihak-pihak lain seperti
atasan, teman sejawat, atau guru dengan peneliti. Dalam penelitian kolaboratif ini guru hanya berperan sebagai anggota tim peneliti yang berfungsi untuk
melaksanakan tindakan seperti yang telah dirancang oleh peneliti. Dalam penelitian tindakan kelas ini dikemas dalam bentuk penelitian
tindakan kelas kolaboratif dengan bekerjasama dengan guru kelas dalam merencanakan, mengobservasi, dan merefleksikan tindakan yang telah dilakukan.
Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mengumpulkan data, menganalisis data serta
melaporkan hasil penelitian dengan dibantu kolaborator.
B. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan modifikasi model penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart Wijaya
Dedi, 2011: 21 yang meliputi empat komponen diantaranya: perencanaan planning, tindakan action, pengamatan, dan refleksi reflection dalam suatu
32 sistem spiral yang saling terkait antara langkah satu dengan langkah berikutnya
yang secara singkat akan dapat digambarkan seperti berikut:
Keterangan : 0. Pre Action Pra Tindakan
1.Plan perencanaan 2. Act observe pelaksanaan dan observasi
3. Reflect refleksi 4. Revised plan revisi perencanaan
Gambar 2. PTK model spiral Kemmis Mc. Taggart Sumber: Wijaya Kusumah Dedi Dwitagama, 2011:21
Berdasarkan gambar di atas, setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yang terdiri dari:
Siklus I
1. Perencanaan
Rencana penelitian tindakan umumnya bersifat fleksibel. Artinya rencana penelitian ini telah tersusun dan terencana, tetapi tidak menutup kemungkinan
untuk mengalami perubahan sesuai keadaan yang terjadi. Sebagai tahap persiapan, peneliti melakukan observasi mengenai keadaan sekolah secara umum, kegiatan
33 pembelajaran yang dilakukan dan sarana pendukung yang digunakan dalam
pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan tindakan yang akan dilakukan dalam penyusunan perencanaan. Hal-hal
yang perlu direncanakan anatara lain: a.
Menyusun Rencana Kegiatan Harian RKH bersama dengan guru kelas kelompok B TK PKK Kartini Padokan Kidul yang kemudian RKH tersebut
digunakan sebagai acuan dalam penyampaian pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
pertemuan. 2.
Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan dilakukan dalam pembelajaran seperti biasa sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan ini guru dan peneliti merekam semua yang terjadi dalam pembelajaran baik dalam bentuk catatan maupun hasil
karya anak guna dijadikan data yang akan digunakan sebagai bahan refleksi dan evaluasi.
3. Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan selama kegiatan kolase berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan
dalam proses kegiatan kolase dilakukan oleh peneliti untuk mengamati perubahan keterampilan motorik halus yang ada pada diri anak pada saat melakukan kegiatan
34 kolase. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang akan
diolah untuk menentukan tindakan yang akan dilaksanakan selanjutnya. 4.
Refleksi Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis dan dievaluasi,
yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran. Pelaksanaan refleksi ini berupa diskusi antara peneliti dan guru
kelas dengan melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi yang dilakukan dijadikan sebagai acuan mencari jalan keluar
untuk mengatasi permaslahan yang terjadi sehingga dapat disusun rencana tindakan pada siklus selanjutnya apabila diperlukan.
Siklus II
Siklus kedua ini dilaksanakan apabila pada pelaksanaan siklus pertama belum mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan. Kegiatan yang
dilaksanakan pada siklus kedua ini bertujuan untuk memperbaiki permasalahan- permasalahan yang terjadi atau ditemukan pada siklus pertama. Tahap-tahap yang
dilakukan pada siklus kedua ini juga sama dengan tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus pertama. Keterampilan motorik halus anak pada kegiatan kolase pada
siklus kedua diharapkan dapat mencapai hasil yang lebih optimal daripada siklus pertama.
C. Setting Penelitian