Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari setiap hari orang-orang telah menggunakan teknologi dalam setiap aktifitasnya. Salah satu pemanfatan teknologi adalah dari segi komunikasi. Berkembangnya teknologi mengakibatkan berubahnya pola perilaku komunikasi masyarakat yang tadinya dibatasi oleh ruang dan waktu menjadi pola komunikasi tanpa batas Ido Prijana, 2009. Dengan demikian pola perilaku komunikasi tanpa batas menyebabkan proses komunikasi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Teknologi dalam proses berkomunikasi selalu mengalami perkembangan. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah teknologi perangkat mobile. Salah satu perangkat mobile yang saat ini banyak digunakan adalah smartphone. Riset yang dilakukan oleh Horace H. Dediu yang dipublikasikan oleh inet.detik.com pada tanggal 03 Februari 2014 menunjukan bahwa Indonesia menempati posisi kelima dalam daftar pengguna smartphone terbesar di dunia Heriyanto, 2014. Survey lain dilakukan pada tahun 2013 oleh Yahoo dan Mindshare yang dipublikasikan melalui www.the-marketeers.com menunjukan bahwa terdapat 41 juta pemilik smartphone di Indonesia. Dari 41 juta pemilik smartphone, 39 pengguna adalah anak muda dengan usia 16 sampai 21 tahun Perdana, 2013. Proses penyebaran informasi melalui smartphone merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari mobile computing. Mobile computing merupakan proses mengkases data, informasi atau yang lainnya menggunakan computer 2 atau sejenisnya tanpa terbatas waktu dan tempat Talukder Yavagal, 2007:7. Proses mobile computing mempermudah pengguna dalam melakukan komunikasi dimana pengguna dapat berkomunikasi tanpa terbatas waktu dan tempat. Salah satu fungsi mobile computing dalam penyebaran informasi yaitu user mobility. Manfaat dari user mobility adalah segala informasi yang disampaikan dapat diakses dari berbagai lokasi Talukder Yavagal, 2007:8. Pemanfaatan mobile computing hingga saat ini belum dapat dirasakan di lingkungan kampus Universtas Negeri Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi di lingkungan kampus Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, proses penyebaran informasi kampus dilakukan melalui dua cara yaitu website resmi dan surat edaran yang dikirimkan ke masing-masing elemen kampus seperti jurusan maupun program studi. Proses penyebaran informasi kampus yang masih menggunakan surat edaran hanya berfokus pada gedung pusat baik fakultas maupun jurusan. Informasi yang disebarkan melalui surat edaran hanya ditempel pada papan pengumuman yang terletak di gedung pusat baik fakultas maupun jurusan. Letak papan pengumuman yang hanya berada di gedung pusat fakultas maupun jurusan menyebabkan informasi yang tersebar hanya terfokus pada area tersebut. Penelitian yang memanfaatkan teknologi mobile computing dalam proses penyebaran informasi kampus pernah dilakukan Abdul Hadi Zulkarnaen. Dia membuat suatu aplikasi sistem informasi akademik kampus berbasis android. Hasil penelitian dari Abdul Hadi adalah berupa aplikasi sistem informasi akademik salah satu kampus di Palembang berbasis android. Melalui aplikasi tersebut pengguna dapat mengetahui secara langsung materi perkuliahan, tugas, pengumuman, dan forum diskusi antar mahasiswa dengan dosen Zulkarnaen, 3 2013. Penelitian Zulkarnaen hanya membahas bagaimana proses pembuatan aplikasi dan tujuan dari dibuatnya aplikasi tanpa adanya pengujian standar kualitas aplikasi yang dikembangkan, sehingga aplikasi yang dikembangan oleh Zulkarnaen belum diketahui kelayakannya. Berangkat dari permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan aplikasi “Announcio” sebagai media penyebaran atau berlangganan informasi kampus yang memanfaatkan kerja dari mobile computing dan perangkat smartphone android. Penelitian ini nantinya juga akan melakukan pengujian kualitas terhadap perangkat lunak sesuai dengan standar internasional kelayakan perangkat lunak ISO 9126 dari segi functionality, reliability, efficiency, usability, maintainability, dan potability untuk aplikasi berbasis web serta standar kelayakan dari App Quality Alliance untuk aplikasi berbasis mobile. Perlunya standarisasi kelayakan perangkat lunak karena pengguna sering merasa tidak puas dengan perangkat lunak yang dibuat.

B. Identifikasi Masalah