Rumusan Masalah Hipotesa Penelitian Manfaat Penelitian

baik, sehingga mampu mendiagnosis infeksi malaria falciparum, vivax, dan mix infection infeksi campuran. Maka dilakukanlah penelitian ini dengan melakukan uji diagnostik menggunakan RDT SD malaria terhadap pasien- pasien yang suspek malaria di daerah endemik malaria falciparum, vivax, dan mix infection infeksi campuran

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah alat penunjang uji SD Bioline malaria mempunyai kualitas yang baik?

1.3. Hipotesa Penelitian

Sensitivitas dan Spesifitas pemeriksaan SD Bioline terhadap pasien malaria falciparum, vivax dan mix infeksi adalah baik.

1.4 . Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kualitas hasil pemeriksaan SD Bioline dalam mendiagnosis infeksi malaria falciparum, vivax, dan mix infeksi di daerah endemik malaria.

1.4.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui Sensitivitas dan Spesifisitas pemeriksaan SD Bioline dalam menegakkan diagnosis infeksi malaria falciparum, vivax, dan mix infeksi di daerah endemik malaria. Universitas Sumatera Utara

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya kualitas pemeriksaan SD Bioline dalam menegakkan diagnosis infeksi malaria falciparum, vivax, dan mix infeksi, maka SD Bioline dapat digunakan secara luas sebagai alat penunjang diagnostik infeksi malaria falciaprum, vivax, dan mix infeksi di daerah-daerah endemik malaria di Indonesia yang belum mempunyai perangkat diagnostik mikroskopis. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Malaria 2.1.1. Definisi Malaria merupakan infeksi protozoa genus Plasmodium yang dapat menjadi serius dan menjadi salah satu masalah besar kesehatan dunia. 20,21 Setiap tahun hampir 10 dari seluruh populasi dunia menderita malaria. Dari jumlah itu sebanyak 500 juta penderita dengan gejala klinis dan diantaranya menimbulkan 1-3 juta kematian yang tersebar di lebih dari 90 negara. 22 Penyakit ini ditandai dengan adanya dingin menggigil, demam,berkeringat, dapat menimbulkan komplikasi serebral, anemia berat, gastroenteritis, hipoglikemia, edema paru, icterik dengan bilirubin ≥ 3mgdl, gagal ginjal dan kematian. Malaria juga ancaman bagi pelancong yang mengunjungi daerah endemik malaria. Di Indonesia sendiri angka kejadian malaria meningkat semenjak terjadinya krisis moneter di tahun 1997. Di Pulau Jawa misalnya, angka kejadian parasit tahunan Annual Parasite Incidence rate- API meningkat dari 0,1 ke 0,8 infeksi per 1000 orang antara tahun 1996 dan 2000. Pada tahun 2002 angka ini meningkat lagi hampir 70. 23 24 Disamping melalui gigitan nyamuk Anopeles, malaria juga dapat ditularkan melalui placenta dan transfusi darah dari donor yang terinfeksi malaria. Pada tahun 2001 ditemukan 5 kasus malaria falsiparum pada penderita hemodialisis regular di Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan yang pernah mendapat transfusi darah, dan dua kasus meninggal akibat malaria berat. 25 Universitas Sumatera Utara