Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

SKRIPSI

GAMBARAN STATUS GIZI PASIEN DI RUANG CVCU RUMAH

SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

OLEH

GERHARD B HAREFA

091101042

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul : Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Gerhard B Harefa

NIM : 091101042

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2013

Abstak

Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Asupan gizi di rumah sakit mempunyai hubungan erat dengan status gizi pasien selama perawatan, serta berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Pada pasien di ruang CVCU penilaian status gizi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Tempat penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 1 Juni sampai 30 Juni 2013. Penelitian ini menggunakan kuesioner. Data diolah dengan sistem komputerisasi dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase. Penelitian status gizi pasien di ruang CVCU berdasarkan berat badan ideal yaitu kurang sebanyak 30 orang (100%) dan status gizi pasien di ruangan CVCU berdasarkan asupan makanan yaitu baik sebanyak 23 orang (76,7%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan status gizi di ruang CVCU di RSUP H. Adam Malik Medan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Gambaran Status Gizi Pasien di Ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan USU Medan.

Penysunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kepada Erniyati, S.Kp, MNS selaku PD I, Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku PD II dan Ikhsanuddin Ahmad selaku PD III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Salbiah, S.Kp, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing akademis panulis yang telah membimbing penulis selama di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Achmad Fathi, Skp, MNS selaku dosen penguji I dan Ikram S.Kep,Ns, M.Kep serta Cholina Trisa Siregar S.Kp, Ns, M.Kep, Sp. KMB selaku dosen penguji II yang memberikan masukan dan saran penyelesaian skripsi ini.

5. Direktur SDM dan Pendidikan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang memberikan izin penelitian

6. Teristimewa kepada Ayahanda (Yr. Harefa) dan Ibunda (F. Zega) terimakasih buat doa dan dukungan yang sangat berarti bagi saya baik secara moril maupun materi. Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh keluarga tersayang yang telah memberi dorongan, semangat dan memotivasi saya selama penyusunan skripsi.

7. Para responden yang telah bersedia berpartisipasi meluangkan waktu untuk pengisian kuesioner.

8. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2009 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Terlebih-lebih kepada sahabat-sahabat saya Herdawati Munthe, Nova Erpi, Sri hartati, Trinita, Delfitra, Kristin, Eunike dan Suryani yang telah memberi semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu peneliti selama penyusunan skripsi yang tidak disebut satu persatu.


(6)

Semoga Tuhan Yang Maha Esa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, Juli 2013


(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

DaftarIsi ... ii

Bab 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 4

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka 1. Gizi ... 6

1.1. Pengertian gizi ... 6

1.2. Karbohidrat ... 7

1.3. Lemak ... 7

1.4. Protein ... 8

1.5. Vitamin ... 8

1.5.1. Vitamin Larut Lemak ... 9

1.5.2. Vitamin Larut Air ... 10

1.6. Mineral ... 10

1.7. Air ... 10

2. Status gizi ... 11

2.1. Pengertian Status Gizi ... 11

2.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Status Gizi ... 13

2.3. Penilaian Status Gizi ... 15

3. CVCU ……… 16

Bab 3. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Konseptual ... 27

2. Defenisi Variabel Penelitian ... 28

Bab 4. Metodologi Penelitian 1. Desain Penelitian ... 31

2. Populasi, Sampel dan Teknik sampling ... 31

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 32

5. Instrumen Penelitian ... 33

6. Uji Realibilitas ... 33

7. Rencana Pengumpulan Data ... 34


(8)

Bab 5. Pembahasan

5.1. Hasil Penelitian ... 28 5.2. Pembahasan ... 30

Bab 6. Kesimpulan dan Rekomendasi

6.1. Kesimpulan ... 34 6.2. Rekomendasi ... 34 Daftar Pustaka

Lampiran

1. Lembar Persetujuan Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Kalender Penelitian 4. Taksasi Dana 5. Riwayat Hidup 6. Surat Suevei Awal 7. Surat Izin Penelitian

8. Tabel Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Asupan Makanan, Status Gizi berdasarkan Antropometri dan Data Demografi


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Definisi Operasional ... 22 Tabel 5.1.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik responden di RSUP H Adam Malik Medan ... 29 Tabel 5.1.2. Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Antropometri ... 30 Tabel 5.1.3. Distribusi Frekuansi Status Gizi berdasarkan Asupan Makanan ... 30


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Status Gizi Pasien di Ruang cvcu di RSUP H Adam Malik Medan ... 21


(11)

(12)

Judul : Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Gerhard B Harefa

NIM : 091101042

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2013

Abstak

Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Asupan gizi di rumah sakit mempunyai hubungan erat dengan status gizi pasien selama perawatan, serta berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Pada pasien di ruang CVCU penilaian status gizi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Tempat penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 1 Juni sampai 30 Juni 2013. Penelitian ini menggunakan kuesioner. Data diolah dengan sistem komputerisasi dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase. Penelitian status gizi pasien di ruang CVCU berdasarkan berat badan ideal yaitu kurang sebanyak 30 orang (100%) dan status gizi pasien di ruangan CVCU berdasarkan asupan makanan yaitu baik sebanyak 23 orang (76,7%). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan status gizi di ruang CVCU di RSUP H. Adam Malik Medan.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

Menurut Almatsier (2002), status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan

intake zat gizi lainnya. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Namun disamping gizi baik atau gizi optimal terdapat juga gizi buruk. Gizi buruk merupakan masalah umum yang banyak dijumpai pada kebanyakan orang. Dampak dari gizi yang buruk berpengaruh besar bagi setiap kesehatan individu.

Kejadian kurang gizi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi rumah sakit dalam upaya penyembuhan pasien. Prevalensi kurang gizi di rumah sakit masih


(14)

cukup tinggi (30% - 50%). Asupan gizi di rumah sakit mempunyai hubungan erat dengan status gizi pasien selama perawatan, serta berpengaruh terhadap proses penyembuhan (Weta & Wirasamadi, 2009).

Dukungan nutrisi sangat perlu dan merupakan bagian dari terapi yang berperan penting dalam kesembuhan pasien. Dukungan nutrisi yang optimal akan meningkatkan daya tahan tubuh pasien sehingga meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit. Hasil dari berbagai penelitian, ditemukan angka prevalensi malnutrisi di rumah sakit cukup tinggi, tidak hanya di negara berkembang tapi juga negara maju. Di Belanda, prevalensi malnutrisi di rumah sakit 40%, Swedia 17%-47%, Denmark 28%, dinegara lain seperti Amerika, Inggris angkanya antara 40%-50% (Lipoeto, Megasari & Putra, 2006). Di negara berkembang seperti Jakarta, dari beberapa studi yang dilakukan (1995-1999) juga menunjukkan sekitar 20%-60% pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum dalam kondisi malnutrisi saat masuk perawatan, dan 69% pasien cendrung menurun status gizinya selama rawat inap di rumah sakit (Dinarto, 2002). Pada pasien rawat inap malnutrisi sudah dapat dideteksi sejak masa rawat 2 minggu atau bahkan kurang. Hal ini terbukti dari studi yang dilakukan di Amerika (2006), didapatkan 69% dari pasien rawat inap di rumah sakit, mengalami malnutrisi sejak 10 hari setelah dirawat (Snigh, 2006).

Malnutrisi pada pasien bisa terjadi karena proses penyakit yang dideritanya yang bisa mempengaruhi asupan makanan, meningkatkan kebutuhan, merubah metabolisme dan bisa terjadi malabsorpsi serta karena tidak adekuatnya asupan kalori


(15)

makanan yang dikonsumsi oleh pasien. Umumnya kedua hal ini secara bersama-sama menyebabkan malnutrisi pada pasien (Nur-Fatimah, 2002).

Malnutrisi yang terjadi pada pasien di rumah sakit adalah hal yang dapat dihindari dan ditanggulangi, dengan pemberian dukungan nutrisi optimal dan tepat bagi pasien. Pada pasien tersebut sejak awal masuk rumah sakit hendaknya dilakukan penilaian status gizi dan status gizi ini terus dipantau. Hal ini ditujukan untuk mengidentifikasi individu-individu yang membutuhkan dukungan zat gizi segera, mencegah agar seseorang yang masih sehat tidak menderita permasalahan gizi, serta menghindari komplikasi lebih lanjut jika seseorang telah menderita masalah gizi (Lipoeto, Megasari & Putra, 2006).

Banyak faktor yang mempengaruhi masalah kurang gizi di rumah sakit diantaranya adalah perkiraan kebutuhan gizi pasien yang tidak akurat, koordinasi yang kurang antar team kesehatan, seperti monitoring dan pencatatan berat badan dan tinggi badan yang tidak dilaksanakan, penggunaan parenteral nutrisi yang terlalu lama, asupan makanan yang kurang, sering memuasakan pasien untuk tujuan test diagnostik, terjadinya gangguan gastrointestinal (mual, tidak nafsu makan, kembung), tingkat beratnya penyakit dan status gizi awal masuk rumah sakit merupakan penyebab menurunnya keadaan gizi. Menurunnya keadaan gizi ini dapat dilihat dari penurunan berat badan. Pasien–pasien yang rentan terhadap kejadian kurang gizi diantaranya adalah pasien yang berada pada ruang perawatan penyakit dalam, bedah, anak, geriatri, dan luka bakar. Asupan zat gizi yang adekuat bagi pasien yang dirawat inap di rumah sakit sangat diperlukan untuk membantu mempercepat proses


(16)

penyembuhan pasien, memperpendek lama hari rawat, mencegah timbulnya komplikasi, menurunkan mortalitas dan morbiditas, dan juga dapat menghemat biaya pengobatan bagi pasien (Weta & Wirasamadi, 2009).

Khususnya pada pasien di ruang CVCU penilaian status gizi sangat penting untuk dilakukan. Tujuan diet penyakit jantung adalah memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan bila terlalu gemuk, dan mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air (Almatsier, 2004).

Hasil penelitian Weta & Wirasamadi, 2009 mengatakan bahwa secara umum (tanpa memandang jenis kelamin) terjadi penurunan rata–rata berat badan dan IMT (Indeks Masa Tubuh) pada pasien rawat inap selama perawatan di rumah sakit karena rata–rata asupan zat gizi yaitu energi, protein dan karbohidrat kecuali lemak berada di bawah kebutuhan. Begitu juga dengan hasil penelitian Lipoeto, Megasari & Putra, 2006 mengatakan bahwa sebagian besar pasien rawat inap dengan diagnosa responden yaitu penyakit jantung, diabetes melitus, gangguan ginjal, infeksi, neoplasma dan penyakit paru yang dirawat di rumah sakit mempunyai Indeks Massa Tubuh gizi kurang (56,67%), dan hanya 40% pasien dengan gizi normal serta 3,33% gizi lebih. Setelah 2 minggu perawatan jumlah pasien dengan gizi kurang meningkat menjadi 60%. Terdapat penurunan bermakna IMT pada awal masuk rumah sakit dan setelah 2 minggu perawatan. Terdapat penurunan berat badan yang bermakna pada awal masuk rumah sakit dan setelah 2 minggu perawatan. Sebagian besar pasien (73,33%)


(17)

mendapatkan makanan yang kurang dari jumlah kalori yang dibutuhkan sehingga asupan kalori juga tidak mencukupi kebutuhan kalori totalnya.

Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti status gizi pada pasien yang dirawat inap di ruang CVCU karena penilaian status gizi sangat penting khususnya di ruang CVCU untuk mencegah timbulnya komplikasi, menurunkan mortalitas dan morbiditas.

1.2.Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi status gizi pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan.

Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi status gizi pada pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan berat badan ideal.

b. Mengidentifikasi status gizi pada pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan asupan makanan.

1.3.Pertanyaan penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimana status gizi pasien di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan.


(18)

1.4.Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan status gizi pasien di ruang CVCU.

2. Pasien

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi tentang pentingnya mengatur pola hidup sehat dengan mempertahankan status gizi yang baik untuk mencegah timbulnya gejala komplikasi.

3. Rumah sakit

Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan bagi pihak rumah sakit tentang kepatuhan untuk melaksanakan diet yang diberikan bagi penderita yang rawat inap dan sebagai bahan masukan bagi pihak instalasi gizi Rumah Sakit mengenai komposisi zat gizi yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien yang berada di ruang CVCU di Rumah Sakit.


(19)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Gizi

1.1. Pengertian Gizi

Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002).

Setiap bahan makanan mempunyai susunan kimia yang berbeda-beda dan mengandung gizi yang bervariasi pula baik jenis maupun jumlahnya. Baik secara sadar maupun secara tidak sadar manusia mengkonsumsi makanan untuk kelangsungan hidupnya. Dengan demikian jelas bahwa tubuh manusia memerlukan gizi untuk memperoleh energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari, untuk memelihara proses tubuh dan untuk tumbuh dan berkembang khususnya bagi yang masih dalam masa pertumbuhan.

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Gizi yang diperlukan oleh tubuh kita dapat digolongkan dalam enam macam yaitu, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air (Budiyanto, 2009).


(20)

1.2. Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuhan. Di negara maju seperti Amerika dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram. Untuk memelihara kesehatan,WHO menganjurkan 55-75% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana. Sumber karbohirat adalah padi,umbi-umbian,kacang-kacangan kering,gula dan lain-lain. Hasil olah bahan ini adalah bihun,mie,roti,tepung-tepungan,selai, dan sebagainya. Sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi di Indonesia adalah beras,jagung,ubi,singkong,talas dan sagu (Almatsier 2009).

1.3. Lemak

Istilah lemak meliputi senyawa heterogen termasuk lemak dan minyak yang umum dikenal dalam makanan malam,fosfolipida,sterol dan ikatan lain sejenis yang terdapat didalam makanandan tubuh manusia. Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, sebagai sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang, dan kelezatan, sebagai pelumas dan bahan lainnya (Almatsier, 2009).

Lemak yang banyak terdapat dalam bahan makanan yang bersumber dari hewani, misalnya daging berlemak, jeroan, dan sebagainya, sedangkan minyak banyak digunakan untuk memasak/menggoreng. Lemak dibutuhkan manusia dalam jumlah tertentu. Departemen kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak


(21)

melebihi 25% dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari (Arisman, 2010).

1.4. Protein

Istilah protein berasal dari kata yunani proteus, yang berati yang utama atau yang didahulukan. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar dari tubuh sesudah air. Seperlima adalah protein, setengahnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit dan selebihnya didalam jaringan tubuh dan cairan tubuh. Semua enzim berbagai hormone, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein (Almatsier, 2009).

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, kerang, dan lainnya. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, sperti tempe dan tahu, dan kacang-kacangan lain. Angka Kecukupan Protein orang dewasa menurut hasil-hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75gram/kgBB, berupa protein patokan tinggi, yaitu protein telur. Catatan Biro Pusat Statistika pada tahun 1999, menunjukkan secara nasional konsumsi protein sehari-hari rata-rata penduduk Indonesia adalah 48,7 gram sehari. Ini telah melebihi rata-rata standar kecukupan protein sehari,yaitu 45 gram (Almatsier, 2009).

1.5. Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus


(22)

didapat dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik didalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat dirusak karena penyimpanan dan pengolahan (Almatsier, 2009).

1.5.1. Vitamin larut lemak

a. Vitamin A

Vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retiroid dan precursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A berfungsi dalam hal penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, dan lainnya. Sumber vitamin A adalah hati,kuning telur, susu, sayuran hijau dan lainnya (Almatsier, 2009)

b. Vitamin D

Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit dimana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Fungsi vitamin D adalah dalam membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang (Almatsier, 2009).

c. Vitamin E

Fungsi vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogendari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal bebeas. Vitamin E banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan, terutama pada minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayur –sayuran juga memiliki kandungan vitamin E yang baik (Almatsier, 2009).


(23)

d. Vitamin K

Fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, brokoli, dan lainnya (Almatsier, 2009).

1.5.2. Vitamin Larut Air

a. Vitamin C

Vitamin C mempunyai banyak fungsi didalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalm reaksi-reaksi hidroksilasi. Vitamin C banyak terdapat didalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, neneas, rambutan, pepaya, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat didalam sayuran daun-daunan dan jenis kol (Almatsier, 2009).

1.6. Mineral

Mineral merupakan bagian tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fospor, dan magnesiumadalah bagian dari tulang, besi dan hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim. Sumber paling baik mineral adalah makanan


(24)

hewani kecuali magnesium yang terutama lebih banyak didalam makanan nabati (Budianto,2009).

1.7. Air

Air berfungsi didalam tubuh sebagai melancarkan transformasi zat gizi dalam tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, serta melancarkan dalam proses buang air besar dan buang air kecil. Untuk memenuhi fungsi tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum, sekurang-kurangnya 2 liter atau setara dengan 8 gelas air setiap hari. Selain itu,mengkonsumsi cairan yang tidak terjamin keamanannya dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia yang terdapat pada air (Arisman, 2010).

2. Status Gizi

2.1.Pengertian Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Status gizi dibedakan atas tiga bagian yaitu status gizi kurang, gizi seimbang dan gizi lebih (Almatsier, 2009).

Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zatgizi dalam sel tubuh (Almatsier, 2009).

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal


(25)

tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan ole konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu.

Secara umum status gizi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut ( Budianto, 2009)

a. Gizi Kurang

Gizi kurang merupakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak cukup makan dengan demikian konsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu tertentu. Berat badan menurun adalah tanda utama dari gizi kurang (Budianto, 2009).

b. Gizi Seimbang

Gizi seimbang merupakan asupan gizi seimbang dengan kebututuhan gizi seseorang yang bersangkutan. Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh kebutuhan gizi basal, kegiatan dan pada keadaan fisiologis tertentu serta dalam keadaan sakit.

Pemberian makanan yang sebaik-baiknya adalah harus memperhatikan kemampuan tubuh seorang untuk mencerna makanan, seperti umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain, seperti sakit, hamil dan menyusui. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan lima kelompok zat gizi ( karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral ) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Disamping itu manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faal didalam tubuh (Budianto, 2009).

Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan gizi yang diperlukan untuk hidup


(26)

sehat dan prooduktif. Dalam mengkonsumssi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada masalah yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan zat gizi pada jenis makanan lain, sehingga akan diperoleh masukan zat gizi seimbang. Untuk mengejar pertumbuhan yang normal, kebutuhan lebih didasarkan pada berat badan dan ini diperuntukkan bagi golongan anak-anak sampai umur pubertas.

c. Gizi Lebih

Gizi lebih merupakan keadaan patologis atau tidak sehat yang disebabkan kebanyakan makan. Mengkonsumsi energi lebih banyak daripada yang diperlukan tubuh untuk jangaka waktu yang panjang dikenal sebagai gizi lebih. Kegemukan (obesitas) merupakan tanda pertama yang bisa dapat dilihat dari keadaan gizi lebih (Budianto, 2009).

2.2.Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Faktor yang secara langsung mempegaruhi status gizi adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga produktivitas dan kondisi perumahan (Suhardjo, 1996).

Menurut Suhardjo, (1996) faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain,

a. Faktor Langsung

1. Konsumsi pangan

Penilaian konsumsi pangan rumah tangga atau secara perorangan merupakan cara pengamatan langsung dapat menggambarkan pola konsumsi penduduk menurut


(27)

daerah, golongan sosial ekonomi dan sosial budaya. Konsumsi pangan lebih sering digunakan sebagai salah satu teknik untuk memajukan tingkat keadaan gizi.

2. Infeksi

Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui mekanismenya. Yang paling penting adalah efek langsung dari infeksi. Sistematik pada katabolisme jaringan menyebabkan kehilangan nitrogen. Meskipun hanya terjadi infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan nitrogen.

b. Faktor tidak langsung

1. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan sangat menentukan pola makan yang dibeli. Dengan uang tambahan, sebagian besar pendapatan tambahan itu untuk pembelanjaan makanan. Pendapatan merupakan faktor yang paling penting untuk menentukan kualitas dan kuantitas makanan, maka erat hubungannya dengan gizi (Supariasa, 2002).

Arti pendapatan dan manfaatnya bagi keluarga:

a) Peningkatan pendapatan berarti memperbesar dan meningkatkan pendapatan golongan miskin untuk memperbaiki gizinya.

b) Pendapatan orang-orang miskin meningkat otomatis membawa peningkatan dalam jumlah pembelanjaan makanan untuk keluarga.

2. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah bahan makanan yang akan


(28)

diberikan. Pengetahuan tentang ilmu gizi secara umum sangat bermanfaat dalam sikap dan perlakuan dalam memilih bahan makanan. Dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah akan sulit dalam penerimaan informasi dalam bidang gizi, bila dibandingkan dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik (Budianto, 2009).

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Status gizi yang baik adalah penting bagi kesehatan bagi setiap orang, termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan anaknya. Setiap orang akan mempunyai gizi yang cukup jika makanan yang kita makan mampu menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan tubuh. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan engan baik, sehingga dapat mencapai keadaan gizi seimbang (Budianto, 2009).

3. Pendidikan

Suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan). Pendidikan itu adalah suatu proses, maka dengan sendirinya mempunyai masukan dan keluaran. Masukan proses pendidikan adalah sasaran pendidikan atau anak didik yang mempunyai karakteristik, sedangkan keluaran proses pendidikan adalah tenaga atau lulusan yang mempunyai kualifikasi tertentu sesuai dengan tujuan institusi yang bersangkutan (Supariasa, 2002).

2.3.Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif, untuk


(29)

kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota tim penilai (Almatsier, 2009).

Komponen penilaian status gizi meliputi survei asupan makanan, pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan antropometris. Dari ke empat penilaian status gizi diatas, pemeriksaan antropometris yang sering digunakan (Supar iasa, 2002).

a. Pemeriksaan Antropometri

Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis kelamin, lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan tunggal, atau majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis, serta faktor lingkungan (termasuk iklim, musim, dan keadaan social-ekonomi). Pengaruh lingkungan terutama gizi, lebih penting daripada latar belakang genetis atau faktbiologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi (Supariasa, 2002).

Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometri adalah besaran komposisi tubuh yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi. Tujuan ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu untuk penapisn status gizi, survey status gizi, dan pemantauan status gizi. Ukuran antropometri bergantung pada kesederhanaan, ketepatan, kepekaan, serta ketersediaan alat ukur; di samping keberadaan nilai baku acuan yang akan digunakan sebagai pembanding (Supariasa, 2002).


(30)

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan beberapa parameter seperti ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain yaitu, umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LLA), lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, 2002).

Penilaian antropometri status gizi didasarkan pada pengukuran berat badan dan tinggi badan, serta usia. Data ini dipakai dalam menghitung 3 macam indeks, yaitu berat terhadap tinggi badan (BB/TB) yang diperuntukkan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang, tinggi terhadap usia (TB/U) yang digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi di masa lampau, dan berat terhadap usia (BB/U) yang menunjukkan secara sensitive gambaran status gizi saat ini(saat diukur) (Supariasa, 2002).

Tabel 1 : Penggolongan keadaan gizi menurut indeks antropometri

Status gizi

Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks

BB/TB

Gizi baik >90%

Gizi cukup 81-90%

Gizi kurang < 80%

Dalam (Supariasa, 2002) pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhi interprestasi status gizi yang keliru. Masih banyak diantara pakar yang berkecimpung dibidang gizi belum mengerti makna dari beberapa indeks antropometri. Oleh karena itu, di bawah ini akan diuraikan tentang berbagai indeks antropometri.


(31)

a. Berat badan menurut umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.

b. Tinggi badan menurut umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan bertambahnya umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.

c. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Berat badan memliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jellife pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks ini untuk menilai status gizi. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini, dan merupakan indeks yang independen terhadap umur.


(32)

d. Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)

Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LLA berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar lengan atas merupakan parameter antropometri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh tenaga yang bukan professional. Indeks lingkar lengan atas sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak. Pada usia 2 sampai 5 tahun perubahannya tidak nampak secara nyata, oleh karena itu lingkar lengan atas banyak digunakan dengan tujuan screening individu, tetapi dapat juga digunakan untuk pengukuran status gizi.

b. Survei Asupan Makanan

Survei asupan makanan merupakan metode penetuan status secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi (Supariasa, 2002).

c. Pemeriksaan Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja, dan juga specimen jaringan dari tubuh seperti otot dan hati (Supariasa, 2002).

3. CVCU (Cardiovaskular Care Unit)

Ruang CVCU (Cardiovaskuler Care Unit) terdiri dari ruangan keluarga, ruangan pasien, dimana terdapat pula ruangan untuk melakukan operasi ruanganpenyimpangan alat, ruang teknisi untuk laboratorium, ruangan staf dan ruangan pendukung (Rab, 1998). Lebih lanjut Hudak & Galo (1997) mendefenisikan


(33)

cvcu sebagai suatu ruangan yang merawat pasien dan kegagalan berbagai organ yang mengancam hidup membutuhkan perawatan yang teliti, pengaturan pengobatan jantung dan pembuluh darah yang sering dan teratur dan pendapat lain juga mengatakan cvcu adalah unit perawatan pasien kritis dengan patofisiologi jantung yang buruk dan dapat terjadi secara cepat yang berkhir dengan kematian (1998).


(34)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang berada di ruang CVCU dimana pengukuran gizi ada 3 cara tetapi pada penelitian ini hanya ada 2 yang digunakan, yaitu antropometri dan survey asupan makanan dan dari 2 cara pengukuran status gizi, salah satunya antropometri juga tidak secara keseluruhan digunakan, tetapi hanya menggunakan berat badan ideal. Peneliti akan mengidentifikasi status gizi pasien di ruang CVCU di RSUP H. Adam Malik.

Keterangan: variabel yang diteliti Status gizi

pasien CVCU

- Asupan Makanan

Status Gizi Pasien

- Baik

- Cukup

- kurang

- Berat badan ideal

Status Gizi Pasien

- Baik

- Cukup


(35)

2. Defenisi Variabel Penelitian

NO Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Status gizi

pasien CVCU

a. Berat badan ideal

b. Asupan makanan

Penilaian keadaan status gizi pasien kardiovaskular dengan melakukan pengukuran berat badan ideal dan asupan makanan di ruang CVCU

Berat badan menurut tinggi badan merupakan cara untuk menentukan status gizi orang dewasa pada saat sekarang dengan satuan berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam centimeter

Penentuan status gizi dengan melihat jumlah, frekuensi, dan jenis zat gizi yang diberikan pada pasien kardiovaskular di ruang CVCU Tinggi badan per berat badan Kuesioner

Gizi baik ( >90) Gizi cukup (81-90) Gizi kurang (<80) Gizi baik (46-60) Gizi cukup (30-45) Gizi kurang (15-29) Ordinal Ordinal


(36)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran status gizi pada pasien di CVCU. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan suatu keadaan secara objektif.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang di rawat di ruangan CVCU di RSUP H. Adam Malik Medan. Dari survey yang telah dilakukan, terdapat sebanyak 30 orang perbulan pada tahun 2012.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Alimul, 2009). Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh jumlah populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 30 orang.

c. Teknik Sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling. Total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua populasi dijadikan sampel (Setiadi, 2007).


(37)

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan. Alasan peneliti memilih di RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan yang memiliki fasilitas ruang CVCU serta pelayanan yang cukup baik.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan 1 Juni sampai 30 Juni 2013.

4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan dan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kepala di RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin dari di RSUP H. Adam Malik Medan, maka peneliti melaksanakan penelitiannya. Peneliti menyerahkan lembar persetujuan penelitian kepada responden, supaya responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak mencantumkan nama responden. Lembar persetujuan tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan apabila responden bersedia maka responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang telah dibaca dan dipahami.


(38)

5. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner antropometri dan asupan makanan serta data demografi. Data demografi terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, berat badan dan tinggi badan. Berdasarkan Supariasa (2002), mengatakan bahwa untuk menilai status gizi berdasarkan berat badan ideal terbagi tiga kategori yaitu apabila berat badan ideal >90% maka dikategorikan baik, apabila berat badan ideal berada pada rentang 81-90% maka dikategorikan cukup, dan apabila berat badan ideal berada pada rentang <80% maka dikategorikan kurang. Kuesioner berat badan ideal terdiri dari tinggi badan dan berat badan. Kuesioner asupan makanan terdiri dari 15 pernyataan. Pernyataan positif terdiri dari 6 pernyataan dan pernyataan negatif terdiri dari 9 pernyataan. Pilihan jawaban dari pernyataan tersebut terdiri dari empat yaitu Tidak Pernah, Jarang, Sering, dan Selalu. Jawaban benar bernilai 4 dan jawaban salah bernilai 1. Semakin tinggi nilai maka semakin baik status gizi pasien.

Rentang kelas pada kuesioner ini adalah 60-15 (nilai tertinggi – nilai terendah) = 45. Banyak kelas akan dikategorikan menjadi 3 sehingga panjang kelas diperoleh 15, dengan nilai terendah 15 dan panjang kelasnya 15 maka status gizi dapat dibagi menjadi, 15-29 (kurang), 30-45 (cukup) dan, 46-60 (baik).

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010). Uji


(39)

validitas yang dipergunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yaitu sejauh mana instrumen penelitian memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu. Uji validitas ini dilakukan oleh salah seorang dosen yang ahli pada bidang keperawatan keperawatan kritis. Apabila hasil instrumen penelitian yang dipergunakan telah valid maka dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini tidak dilakukan uji realibilitas.

7. Pengumpulan Data

Penelitian akan dilakukan setelah memperoleh surat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengirimkan surat izin ke RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti melakukan pengumpulan data awal.

Pada pengumpulan data awal peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner berupa data demografi, sebelum menanyakan kesediaan untuk ikut terlibat sebagai responden. Kemudian peneliti melakukan pendekatan terhadap calon responden lainnya. Calon responden yang bersedia diminta menandatangani lembar persetujuan. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Peneliti menjelaskan bahwa kuesioner terdiri dari data demografi yang berisi identitas pasien meliputi umur, jenis kelamin, suku bangsa, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, berat badan dan tinggi badan. Apabila responden bersedia maka peneliti akan meneliti status gizi pasien.


(40)

8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka analisa data dilakukan dengan memeriksa kembali semua kuesioner satu persatu serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Kemudian peneliti memberi kode terhadap setiap kuesioner untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi, kemudian melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang dientri untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Jenis analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data univariat. Analisis data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel hasil penelitian. Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat akan digunakan untuk menganalisis data demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, tingkat pendapatan, berat badan dan tinggi badan) jenis kategorik. Analisa data status gizi pasien di ruang cvcu dianalisa dengan analisa univariat dan ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi.


(41)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh mulai pada bulan 1 Juni sampai 30 Juni 2013 di RSUP H. Adam Malik Medan dengan jumlah responden 30 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini di uraikan berdasarkan data demografi dan kuesioner.

5.1.1 Data Demografi Responden

Dari hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik demografi responden yang diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : jumlah responden sebanyak 30 orang, usia mayoritas responden berada pada rentang dewasa madya 15 orang (50%), jenis kelamin mayoritas adalah laki-laki 22 orang (73,3 %), suku mayoritas responden suku bangsa Batak 15 orang (50%). Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas SMA 15 (53,3%). Untuk karakteristik pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta 13 (43,3%). Berdasarkan tingkat penghasilan per bulan mayoritas ada 2 yaitu Rp. 1.000.000-2.000.000 sebanyak 13 orang (43,3%) dan di atas Rp. 2.000.000 sebanyak 13 orang.


(42)

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan

Karakteristik Frekuensi Persentasi (%)

Usia

<20 1 3,3

41-60 15 50,0

>60 14 46,7

Jenis Kelamin

Laki-laki 22 73,3

Perempuan 8 26,7

Suku

Batak 15 50,0

Melayu 1 3,3

Jawa 12 40,0

Lain-lain 2 6,7

Pendidikan

SD 1 3,3

SMP 2 6,7

SMA 16 53,3

D III 2 6,7

Sarjana 9 30,0

Pekerjaaan

PNS 8 26,7

Wiraswasta 13 43,3

Lain-lain 9 30,0

Penghasilan

< Rp. 500.000 1 3,3

Rp. 500.000-1.000.000 3 10,0

Rp. 1.000.000-2.000.000 13 43,3


(43)

5.1.2 Status Gizi Pasien di ruang CVCU di RSUP. H Adam Malik Medan berdasarkan berat badan ideal.

Hasil penelitian dari 30 orang pasien di ruang cvcu berdasarkan berat badan ideal menunjukkan bahwa status gizi pasien kurang sebesar 100% dari 30 orang responden.

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan berdasarkan Berat badan ideal.

Status Gizi Frekuensi Persentasi (%)

Baik - -

Cukup - -

Kurang 30 100

5.1.3 Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan berdasarkan Asupan Makanan

Hasil penelitian dari 30 pasien di ruang cvcu berdasarkan berat badan ideal menunjukkan bahwa status gizi pasien kategori baik 23 orang (76,7%) dan kategori cukup 7 orang (23,3).

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan berdasarkan Asupan Makanan.

Status Gizi Frekuensi Persentasi (%)

Baik 23 76,7

Cukup 7 23,3


(44)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Status Gizi Pasien di ruang CVCU di RSUP. H Adam Malik Medan

berdasarkan Berat badan ideal

Data yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan antropometri diperoleh bahwa status gizi di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan berada pada kategori kurang (100%) sebanyak 30 orang. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Weta & Wirasamadi (2009) mengatakan bahwa berat badan pasien selama perawatan di rumah sakit mengalami penurunan dimana ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya adalah berupa penurunan kondisi fisik pasien, gangguan fisiologis dan utilitas sistem pencernaan, serta kondisi penyakit pasien sangat berpengarruh terhadap kemampuan penerimaan diet. Faktor eksternal berupa penentu asupan gizi, seperti lingkungan, sikap dan perilaku pemberi pelayanan dan menu yang disajikan.

5.2.2 Status Gizi Pasien di ruang CVCU RSUP. H Adam Malik Medan

berdasarkan asupan makanan

Data yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan asupan makanan menunjukkan bahwa status gizi pasien penyakit jantung di ruang cvcu RSUP. H Adam Malik Medan berada pada kategori baik sebanyak 23 responden (76,7%). Hal ini dikarenakan mungkin selama perawatan di rumah sakit asupan makanan pasien diperhatikan oleh pihak rumah sakit dengan pemberian kalori makanan atas pertimbangan status gizi pasien dan mungkin juga dilakukan penghitungan kebutuhan nutrisi pasien serta menu yang disajikan oleh instalasi gizi mungkin bervariasi sesuai


(45)

dengan selera pasien selama perawatan. Pengaturan konsumsi makanan bagi orang sakit perlu memperhatikan faktor psikologis, sosial budaya, keadaan jasmani dan keadaaan gizi orang sakit tersebut (Almatsier, 2003). Tingkat konsumsi makanan merupakan bagian penting dari suatu kesehatan seseorang. Hal ini juga berlaku pada pasien yang berada di ruang jantung. Penyelenggara makanan harus benar-benar memperhatikan konsumsi makanan yang tepat bagi pasien menyangkut penatalaksaan diet jantung bagi pasien.

Data yang didapat dari hasil penelitian ini menunjukkan pasien penyakit jantung di ruang cvcu di RSUP. H Adam Malik Medan adalah kelompok usia madya (41-60) sebanyak 15 orang (50,0%). Usia merupakan salah satu faktor resiko terhadap penyakit jantung (Ethical digest, 2005 dalam Yutio & Novianti, 2012). Penyakit jantung meningkat sesuai usia, berkisar kurang 1% dari usia >50 tahun hingga 5% pada usia <50-70 tahun (Firmansyah,2010). Semakin bertambah usia orang maka semakin banyak terjadi perubahan pada system dalam tubuh. Perubahan itu cenderung pada perubahan berbagai fungsi dalam tubuh (Edelberg, 2003).

Data yang didapat dari hasil penelitian ini menunjukkan pasien penyakit jantung di ruang cvcu RSUP. H Adam Malik Medan adalah laki-laki sebanyak 22 responden (73,3%). Penelitian ini didukung oleh penelitian Mawi (2010) yang mengatakan laki-laki cenderung banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol darpada mengkonsumsi makanan yang banyak serat sehingga mengakibatkan kadar kolesterol meningkat dan ditunjang dengan gaya hidup laki-laki yang sering mengkonsumsi rokok.


(46)

Jenis pekerjaan pada subjek penelitian ini pada pasien di ruang cvcu RSUP. H Adam Malik Medan adalah wiraswasta sebanyak 13 responden (43,3%). Hal ini sesuai dengan Journal of Nutrition College, 2009 yang mengatakan bahwa pekerjaan yang menumpuk dapat mengakibatkan ketidakteraturan pola makan dan kurangnya berolahraga. Seseorang terkena serangan jantung,paling banyak tidak melakukan kebiasaan berolahraga.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan serta rekomendasi mengenai status gizi pasien di ruang cvcu RSUP H. Adam Malik Medan di uraikan pada bab ini.

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi responden yang diperoleh adala usia mayoritas responden berada pada rentang dewasa madya, mayoritas berjenis kelamin laki-laki, mayorias tingkat pendidikan SMA, mayoritas suku bangsa batak, mayoritas pekerjaan wiraswasta mayoritas penghasilan perbulan Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 dan >Rp. 2.000.000.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi pasien di ruang cvcu berdasarkan berat badan ideal dengan jumlah responden 30 orang berada pada kategori kurang. Data yang diperoleh berdasarkan asupan makanan menunjukkan bahwa status gizi pasien di ruang cvcu berada pada kategori baik dengan jumlah responden 23 orang.

6.2. Rekomendasi

1. Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang status gizi pasien di ruang cvcu.


(48)

2. Pasien

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan dan informasi bagi pasien tentang pentingnya mengatur pola hidup sehat dengan mempertahankan status gizi yang baik untuk mencegah timbulnya gejala komplikasi.

3. Rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan status gizi di ruang cvcu di RSUP H. Adam Malik Medan.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, (2006). Penuntun Diet. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Arisman, (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed. 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Budianto, Agus Krisno. (2009). Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: Bayu Media. Hartono, Andry. (2006). Terapi Gizi dan Diet di Rumah Sakit Ed. 2. Jakarta: EGC. Hudak & galo, (1997). Keperawatan Kritis vol 1. Jakarta EGC

Jevons & Ewens. (2009). Pemantauan pasien kritis, Edisi 2., Jakarta: Erlangga. Kvale, P. (2005). Family-centered approach improves communication and care in

Intensive Care Unit. Diambil tanggal 4 November 2012 dari

Mawi, (2010). Indeks massa tubuh sebagai determinan penyakit jantung koroner pada orang dewasa berusia di atas 35 tahun Notoatmodjo. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Rab, T. (2007). Agenda gawat darurat (critical care) jilid I, Edisi 2., Bandung: PT Alumni.

Rab, T (1998). Agenda gawat darurat (critical care) jilid 1 . Bandung P.T alumni

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suhardjo, Kusharto. (1992). Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.

Suhardjo. 1996. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. Supariasa, I Dewa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.


(50)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Status Gizi Pasien di Ruang

CVCU di RSUP H. Adam Malik Medan

Saya yang bernama Gerhard Balusema Harefa/091101042 adalah mahasiswa Program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang “Status Gizi Pasien di Ruang CVCU di RSUP H. Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Medan,…..

Peneliti Responden


(51)

Lampiran 2

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

I. Data Demografi

1. Inisial : …….

2. Usia : …….

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

4. Suku Bangsa : 1. Batak 2. Melayu 3. Jawa

4. Lain-lain (sebutkan)

5. Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3.SMA

4. DIII 5. Sarjana

6. Pekerjaan : 1. PNS 2. Peg. Swasta

3. Peg. BUMN 4.Wiraswsta 5. Lain-lain (sebutkan)

7. Tingkat penghasilan : 1. < Rp. 500.000

Petunjuk pengisian : Semua pertanyaan harus dijawab, berilah tanda (√) pada tempat yang telah disediakan dan isilah titik- titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab selain jawaban yang telah tersedia, setiap pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.


(52)

2.Rp.500.000-Rp.1.000.000 3. Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000 4. Rp. >Rp.2.000.000

8. a. Berat badan :


(53)

KUESIONER STATUS GIZI PASIEN

No Peryataan Tidak

pernah

Jarang Sering Selalu 1 Saya makan 3 x sehari sesuai jadwal dari rumah sakit

2 Saya memakan buah setelah makan

3 Saya mengkonsumsi beras tim/bubur yang diberikan oleh rumah sakit

4 Saya mengkonsumsi sayuran yang mengandung gas seperti kol, lobak, sawi, dan nangka muda

5 Saya mengkonsumsi makanan yang mengandung gas atau alkohol, seperti ubi, singkong, tape singkong, dan tape ketan yang dibawa oleh keluarga

6 Saya mengkonsumsi makanan selingan dari rumah sakit

7 Saya mengkonsumsi makanan yang pedas

8 Saya mengkonsumsi cemilan selain dari makanan yang disediakan rumah sakit

9 Saya mengkonsumsi teh/kopi kental sebelum sarapan 10 Saya mengkonsumsi gorengan yang dijajakan di

rumah sakit

11 Saya mengkonsumsi protein hewani seperti hati, sosis, kepiting dan kerang-kerangan

12 Saya minum air putih lebih dari 8 gelas sehari

13 Saya mengkonsumsi makanan yang asin seperti ikan asin.

14 Saya menkonsumsi daging sapi, ayam rendah lemak, dan ikan yang disediakan rumah sakit


(54)

(55)

Lampiran 4

Taksasi Dana Penelitian

1. Persiapan Proposal

- Biaya print proposal Rp. 100.000, - Biaya untuk pengadaan tinjauan pustaka Rp. 50.000,

- Perbanyak Proposal Rp. 40.000,

- Sidang Proposal Rp. 100.000,-

2. Pengumpulan Data

- Biaya survei awal Rp

44.000,-- Biaya Cendera Mata Rp. 100.000,-

- Biaya transport Rp. 100.000,-

- Penggandaan Kuesioner Rp. 50.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

- Biaya kertas dan tinta print skripsi Rp. 100.000,-

- Penjilidan Rp. 150.000,-

- Penggandaan laporan penelitian Rp. 150.000,- +


(56)

932.000,-Lampiran 5

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Gerhard B Harefa

Tempat Tanggal Lahir : Gunungsitoli, 15 Oktober 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Dr. Mansyur gg. pelita Medan

Riwayat Pendidikan :

1. 1997-2003 : SD Negeri 070978 Gunungsitoli, Nias 2. 2003-2006 : SMP Swasta Pembda 2 Gunungsitoli, Nias 3. 2006-2009 : SMA Negeri 1 Gunungsitoli, Nias


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

Frequencies

Statistics

STATUS GIZI

N Valid 30

Missing 0

Mean 1.23

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .430

Minimum 1

Maximum 2

Sum 37

STATUS GIZI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 23 76.7 76.7 76.7

CUKUP 7 23.3 23.3 100.0


(63)

STATISTIK DATA DEMOGRAFI

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 1 3.3 3.3 3.3

41-60 15 50.0 50.0 53.3

>60 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 22 73.3 73.3 73.3

PEREMPUAN 8 26.7 26.7 100.0


(64)

SUKU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BATAK 15 50.0 50.0 50.0

MELAYU 1 3.3 3.3 53.3

JAWA 12 40.0 40.0 93.3

LAIN-LAIN 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 1 3.3 3.3 3.3

SMP 2 6.7 6.7 10.0

SMA 16 53.3 53.3 63.3


(65)

SARJANA 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

PEKERJAAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 8 26.7 26.7 26.7

WIRASWASTA 13 43.3 43.3 70.0

LAIN-LAIN 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

TINGKATPENGHASILAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <Rp. 500.000 1 3.3 3.3 3.3

Rp. 500.000-1.000.000 3 10.0 10.0 13.3

Rp. 1.000.000-2.000.000 13 43.3 43.3 56.7

>Rp.2.000.000 13 43.3 43.3 100.0


(1)

(2)

(3)

Frequencies

Statistics

STATUS GIZI

N Valid 30

Missing 0

Mean 1.23

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .430

Minimum 1

Maximum 2

Sum 37

STATUS GIZI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BAIK 23 76.7 76.7 76.7

CUKUP 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


(4)

STATISTIK DATA DEMOGRAFI

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 1 3.3 3.3 3.3

41-60 15 50.0 50.0 53.3

>60 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 22 73.3 73.3 73.3

PEREMPUAN 8 26.7 26.7 100.0


(5)

SUKU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BATAK 15 50.0 50.0 50.0

MELAYU 1 3.3 3.3 53.3

JAWA 12 40.0 40.0 93.3

LAIN-LAIN 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 1 3.3 3.3 3.3

SMP 2 6.7 6.7 10.0

SMA 16 53.3 53.3 63.3

D-III 2 6.7 6.7 70.0


(6)

SARJANA 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

PEKERJAAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 8 26.7 26.7 26.7

WIRASWASTA 13 43.3 43.3 70.0

LAIN-LAIN 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

TINGKATPENGHASILAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <Rp. 500.000 1 3.3 3.3 3.3

Rp. 500.000-1.000.000 3 10.0 10.0 13.3

Rp. 1.000.000-2.000.000 13 43.3 43.3 56.7

>Rp.2.000.000 13 43.3 43.3 100.0