Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user 6

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Beton adalah suatu campuran yang tediri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan workability, durabilitas, dan waktu pengerasan McCormac, 2003. Beton pra-cetak menunjukkan bahwa komponen struktur beton tersebut tidak dicetak atau dicor ditempat komponen tersebut akan dipasang. Biasanya ditempat lain, dimana proses pengecoran dan curing-nya dapat dilakukan dengan baik dan mudah. Jadi komponen beton pra-cetak dipasang sebagai komponen jadi, tinggal disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi struktur utuh yang terintegrasi. Wiryanto Dewobroto,2007 Beton serat didefinisikan sebagai beton yang dibuat dari campuran semen, agregat, air, dan sejumlah serat yang disebar secara random. Ide dasar beton serat adalah menulangi beton dengan fiber yang disebarkan secara merata ke dalam adukan beton, dengan orientasi random sehingga dapat mencegah terjadinya retakan-retakan beton yang terlalu dini di daerah tarik baik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan Soroushian dan Bayashi, 1987. Beton serat mempunyai kelebihan daripada beton tanpa serat dalam beberapa sifat strukturnya, antara lain keliatan ductility, ketahanan terhadap beban kejut impact resistance, kuat tarik dan kuat lentur tensile and flexural strength, kelelahan fatigue life, kekuatan terhadap pengaruh susut shrinkage, dan ketahanan terhadap keausan abration Soroushian dan Bayashi, 1987. commit to user 7 Serat pada umumnya berupa batang-batang dengan diameter antara 5 µm - 1000 µm mikro meter, dan panjang sekitar 60 mm. Bahan serat dapat berupa: karbon, kaca, textile, serat asbestos, serat tumbuh-tumbuhan rami, bambu, ijuk, serat plastik polypropylene, atau potongan kawat baja As’ad, 2008. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan serat sebanyak 0,75 sampai dengan 1 dari volume adukan akan memberikan hasil yang optimal Wahyu, 2002. Penelitian yang terdahulu pernah dilakukan oleh Chen dan Liu 2003 tentang penggunaan serat berbeda pada beton ringan. Beton ringan yang mempunyai kekuatan tinggi menghasilkan deformasi shrinkage yang lebih tinggi. Bagaimanapun juga dengan bertambahnya waktu, serat akan menahan shrinkage yang terjadi. Setelah 60 hari, deformasi shrinkage tidak bertambah. Perbedaan jenis serat masih menunjukkan kemampuan yang berbeda untuk menahan shrinkage. Sementara itu penelitian penggunaan agregat daur ulang dengan limbah beton sebagai agregat kasar menyebabkan pengurangan kuat tekan sebesar 10 – 15 dibanding penggunaan agregat kasar normal. Kuat tekan beton daur ulang limbah beton secara umum tidak tergantung dari kuat tekan asal limbah beton tersebut Hardjasaputra, 2008. Beton dengan agregat daur ulang memiliki kuat tekan ,kuat lentur ,dan stiffness yang lebih rendah, serta, rangkak dan susut kering yang lebih tinggi dari beton dengan agregat normal Snyder, 2009. pengurangan kuat tekan beton akibat penggunaan agregat daur ulang dibandingkan dengan agregat baru ternyata tidak terlalu signifikan, namun terjadi perbedaan dalam kapasitas shrinkage karena agregat daur ulang cenderung commit to user 8 menghasilkan beton yang lebih porous Beatrix Kerkhoff dan Eberhard Sieber, 2001.

2.2. Landasan Teori