Rumah dan Hotel Milik Mangkunegaran

xli Komisi Pengawas mendapatkan anjuran dari Penyuluh Pertanian untuk melakukan percobaan-percobaan untuk menanam berbagai jenis tembakau di tanah antara Karangpandan dan Tawangmangu, tujuannya ialah apabila berhasil, rakyat dianjurkan untuk menanam tembakau di musim kemarau karena keuntungannya lebih banyak, dan Dana Milik nanti yang akan membelinya dan kemudian menjualnya. Percobaan-percobaan telah dilakukan antara tahun 1929 dan 1932, usaha tersebut telah menghabiskan biaya sekitar f 11.000.- tetapi hasilnya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cocok sama sekali untuk budidaya tembakau. 58

9. Rumah dan Hotel Milik Mangkunegaran

Mangkunegara IV juga membeli rumah-rumah dan tanah-tanah yang ada di Semarang, antara lain: tanah persawahan di daerah Demak, tanah di desa Terboyo yang kemudian dialiri Banjirkanal, komplek-komplek tanah di kota Semarang diantaranya tanah swasta pendrikan, dan 12 rumah besar untuk tempat tinggal di kota Semarang. Rumah-rumah di daerah Wonogiri dan Karanganyar. 59 Perumahan orang Eropa terutama orang-orang Belanda di sebut dengan nama Villa Park. Perumahan ini berada di sebelah utara Istana Mangkunegaran. Perumahan ini memiliki luas kurang lebih sekitar 1,5 ha. Villa Park dibangun pada masa Mangkunegoro VI. Perumahan tersebut dibuat berbanjar, dan kelihatan indah. Perumahan ini merupakan bangunan yang disewakan untuk para pembesar Belanda. 60 Pembangunan tujuh buah rumah baru yang dimulai pada tahun 1917 tidak berjalan lancar seperti yang diduga semula. Pekerjaan pemborong berkurang giatnya, bahkan kelihatan akan jatuh palit, maka perjanjian pembangunan rumah itu dibatalkan pada bulan Juni 1918, dan penyelesaian pembangunan diawasi sendiri. Pada tahun 1918 itu telah dibeli sebuah rumah didekatnya, sehingga jumlah rumah yang pada tahun 1917 hanya terdiri dari 3 rumah tinggal dan 1 gudang di Jebres itu pada akhir tahun 1918 sudah terdiri dari 10 rumah dan 1 gudang. Pada bulan Mei 1917 selesailah rumah ke tujuh dari rumah – rumah yang mulai dibangun pada tahun 1917. Pada tahun 1920 jumlah rumah bertambah lagi dengan pembelian 1 buah rumah. Karena terdapat kekurangan 58 Soetono H.R, Op.Cit, hal., 23 59 Ibid, hal., 24 60 Radjiman, 1984. Sejarah Mataram Sampai Surakarta Adiningrat. Surakarta: Krida, 1984, hal., 105 xlii rumah, pada tahun 1922 di Villa Park dibangun lagi 3 buah rumah, yang dengan segera dapat disewakan. Pada tahun itu diputuskan untuk menukar sebuah rumah model Jawa yang dibeli pada tahun 1920 dengan sebuah rumah model Eropa di Beskalan, yang oleh orang banyak disebut “rumah singa”. 61

10. Surat-Surat Berharga