Pengaruh Dinamika Kelompok, Karakteristik Program dan Dukungan

commit to user 0,522 0,116 0,240 justru masyarakat jugalah yang seharusnya mengembangkan dan sekaligus mengamankannya untuk kepentingan bersama.

2. Pengaruh Dinamika Kelompok, Karakteristik Program dan Dukungan

Stakeholder Terhadap Partisipasi Kelompok. Berdasarkan hasil analisis data penelitian melalui teknik analisis jalur yang telah disajikan pada sub bab sebelumnya, diketahui bahwa dinamika kelompok, krakteristik program dan dukungan stakeholder secara bersama-sama berpengaruh terhadap partisipasi kelompok. Adanya pengaruh secara gabungan tersebut dibuktikan dengan nilai koefisien determinasi R 2 yang signifikan pada p value 0,000 lebih kecil dibanding a = 0,05. Hasil analisis koefisien determinasi mendapatkan nilai R 2 sebesar 0,306. Nilai yang diperoleh sebesar 30,6 mempunyai arti bahwa pengaruh dinamika kelompok, karakteristik program dan dukungan stakeholder terhadap partisipasi kelompok secara gabungan adalah 30,6 , sedangkan sisanya 69,4 dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk melihat seberapa besar pengaruh masing-masing variabel yaitu dinamika kelompok X 1 , karakteristik program X 2 dan dukungan stakeholder X 3 terhadap variabel partisipasi kelompok Y 1 dapat di lihat pada gambar 5 dibawah ini. Keterangan : Pengaruh X 1 , X 2 dan X 3 terhadap Y 1 Dukungan Stakeholder X Dinamika Kelompok Karakteristik Program X 2 Partisipasi Kelompok Y 1 0,150 0,174 0,116 0,477 0,011 0,413 commit to user Gambar 5. Model Pengaruh Faktor Dinamika Kelompok, Karakteristik Program dan Dukungan Stakeholder Terhadap Tingkat Partisipasi Kelompok Hasil penelitian ini membuktikan bahwa faktor karakteristik program X 2 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan partisipasi kelompok Y 1 . Hal ini dibuktikan dengan angka standardized coefficients Beta sebesar 0,413 artinya pengaruh karakteristik program terhadap peningkatan partisipasi kelompok sebesar 41,3 sedangkan pengaruh faktor lain yaitu dinamika kelompok 0,150 atau 15,0 dan faktor dukungan stakeholder 0,116 atau 11,6 ., sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh karakteristik program terhadap peningkatan partisipasi lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh faktor lain. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa faktor dinamika kelompok memberikan pengaruh terhadap partisipasi. Sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Madrie Metylia 2007 bahwa faktor penentu partisipasi masyarakat dalam pembangunan menurut sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor dari dalam diri individu masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan salah satu bentuk rasa pertanggungjawaban masyarakat terhadap pembangunan itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat ditentukan oleh proses komunikasi dan interaksi antar individu dalam masyarakat. Seperti halnya dalam P2KP ini, masyarakat tidak hanya dituntut untuk ikut mensukseskan penyelenggaraan program, namun lebih jauh lagi yakni sebagai aktor tingkat lokal. Partisipasi masyarakat di Kelurahan Kampung Baru memang sudah cukup baik, namun akan lebih baik lagi apabila seluruh komponen masyarakat tidak hanya masyarakat miskin yang dijadikan sasaran turut bahu membahu menumbuhkan rasa saling peduli terhadap kondisi sosial di lingkungannya. Pendek kata bahwa partisipasi masyarakat seharusnya tidak hanya dituntut bagi yang berperan sebagai commit to user objek, tetapi yang paling penting justru harus ditujukan bagi yang berperan sebagai objek pembangunan. Partisipasi masyarakat tersebut bukan sesuatu yang dianggap sudah wajar adanya, sebab seseorang untuk mengajukan suatu usulan kredit dalam P2KP disyaratkan untuk terlebih dahulu membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM serta membuatmengisi formulir atau proposal yang menyangkut kebutuhan modal usaha. Mengingat tingkat pengetahuan dari warga masyarakat yang tergolong kurang mampu relatif masih rendah, maka keharusan membuat usulan atau yang diistilahkan dengan proposal membuat masyarakat berupaya masyarakat lebih keras lagi seperti misalnya berkonsultasi dengan pengurus BKM atau dengan Fasilitator Kelurahan FASKEL. Berdasarkan langkah-langkahnya, program Pengentasan Kemiskinan Perkotaan P2KP adanya kelompok-kelompok keluarga miskin yang selanjutnya tergabung dalam kelompok swadaya masyarakat KSM. Diharapkan kelompok swadaya masyarakat ini merupakan kelompok swadaya masyarakat yang benar-benar mengerti pentingnya berkelompok juga paham dan sadar untuk bergabung dengan kelompok swadaya masyarakat membentuk komunitas yang lebih besar melalui Badan Keswadayaan Masyarakat BKM. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Zubaedi 2007 bahwa langkah pertama dalam pengembangan masyarakat adalah terbentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. Melalui kelompok, masing-masing individu belajar, menumbuhkan kesadaran dan menggali kepentingan bersama. Langkah berikutnya adalah membangkitkan partisipasi masyarakat, memupuk dan mengembangkan mekanisme musyawarah dan membangun jaringan lokal sebagai mitra kerja. commit to user Melalui Program pengentasan kemiskinan perkotaan P2KP ini pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat miskin di perkotaan sebagai upaya penanggulangan kemiskinan struktural dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk dana yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan memacu kegiatan ekonomi produktif. Dengan suntikan dana masyarakat dapat memunculkan aspirasi usaha melalui berbagai bidang usaha yang sesuai. Bentuk bantuan meliputi dana hibah dan pinjaman yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan usaha diperkotaan. Bentuk-bentuk kegiatan yang diwujudkan dalam program ini yaitu pemberdayaan Tri daya yang mencakup pemberdayaan di bidang ekonomi, sosial dan fisik lingkungan serta pendekatan yang bersifat botton-up yang digunakan untuk menggali aspirasi masyarakat sehingga pelaksanaan program yang dilaksanakan benar-benar merupakan hasil kesepakatan bersama dan sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai bagian pelaksana program dan bukan lagi sebagai objek proyek. Pendekatan sesuai dengan yang disampaikan oleh Sulekale, 2003 bahwa pendekatan pembangunan yang dipandang lebih relevan dalam melakukan pembangunan di Indonesia adalah pendekatan campuran atau model campuran mix model antara pendekatan dari atas dan pendekatan dari bawah. Bentuk otentik dari pendekatan ini adalah bahwa konsep umum program pembangunan telah dibuat oleh decision maker. Sebagai solusi peningkatan partisipasi, hasil pengujian model menunjukkan bahwa upaya peningkatan partisipasi kelompok dapat melalui usaha peningkatan dinamika kelompok, karakteristik program dan dukungan stakeholder yang semakin jelas . Diantara ketiganya, pengaruh karakteristik memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap partisipasi kelompok. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebenarnya hubungan commit to user 0,522 0,116 0,240 karakteristik program dengan partisipasi kelompok memberikan pengaruh secara langsung. Dengan demikian pada model pengaruh karakteristik program terhadap partisipasi kelompok berpengaruh dominan.

3. Pengaruh Dinamika Kelompok, Karakteristik Program dan Dukungan