Kendala yang dihadapi Pariwisata

50 kami lakukan yaitu membuat rancangan peraturan daerah tentang pariwisata dan rancangan peraturan daerah mengenai Ripparda, serta kami juga melakukan kegiatan di museum sebagai tempat seleksi duta pariwisata tebing tinggi, selain itu kami juga memanfaatkan ruangan sanggar untuk latihan seni tari dan musik tradisional serta kami juga mengadakan kegiatan panggung seni sebagai ajang kreatifitas bagi pemudai serta masyarakat kota tebing tinggi pada umumnya”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan sarana dan prasarana pariwisata di kota tebing tinggi, dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata telah terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dari sarana dan prasarana yang ada saat ini.

4.2.3. Kendala yang dihadapi

Adapun kendala yang terdapat di dalam upaya strategi pengembangan sektor pariwisata di kota tebing tinggi sesuai dengan pernyataan dari kepala dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata tebing tinggi ialah sebagai berikut: “adanya kendala yang dihadapi oleh dinas pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata diantaranya pembebasan lahan untuk pengembangan wisata tirta di area sungai padang, dimana wisata tirta ini akan menjadi terobosan baru di bidang pariwisata kota tebing tinggi, serta belum adanya peraturan tentang perundangan tanda daftar usaha, dan juga belum diinventarisnya cagar budaya yang ada di kota tebing tinggi sehingga menghambat pengembangan potensi wisata sejarah di tebing tinggi”. Hal ini juga di dukung dengan pernyataan yang diberikan oleh kepala bidang kebudayaan dan pariwisata kota tebing tinggi yang menyatakan sebagai berikut: “bahwa belum adanya rencana induk pembangunan pariwisata dalam PERDA tentang pariwisata dan juga kurang nya keseriusan dalam hal pengembangan potensi pariwisata dikota tebing tinggi yang terjadi akibat Universitas Sumatera Utara 51 sulitnya pembebasan lahan serta masih kurangnya tenaga ahli yang dimiliki, sebab hingga saat ini masih sedikitnya tenaga kerja pariwisata di tebing tinggi yang sudah mendapatkan sertifikat ahli”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak kendala yang terdapat di tebing tinggi untuk mengembangkan potensi pariwisata di daerah tersebut, sehingga mengakibatkan lamanya pembangunan pariwisata berjalan sehingga terdapat ketidak seriusan di dalam proses pengembangan sektor pariwisata itu sendiri.

4.2.4. Partisipasi masyrakat dan pelaku pariwisata

Partispasi adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan, menurut keith davis partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosional seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijakan. 26 26 https:id.m.wikipedia.org Dalam hal ini partisipasi masyarakat tebing tinggi dapat di lihat dari hasil penelitan yang penulis lakukan dilapangan dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat cukup mendukung untuk kegiatan pariwisata di tebing tinggi hal ini juga sesuai dari pernyataan ibuk Farida Rahman yang berada di kelurahan durian kecamatan bajenis kota tebing tinggi yang menyatakan bahwa: “kegiatan pariwisata ditebing tinggi saat ini sudah mulai berkembang dengan seringnya pemerintah melakukan kegiatan yang dapat menarik minat bagi para wisatawan untuk masuk ke tebing tinggi”. Universitas Sumatera Utara 52 Pernyataan tersebut juga di dukung oleh pernyataan dari bapak Tengku Dendi Utama P yang beralamat di kelurahan bagelen kecamatan padang hilir yang menyatakan bahwa: “pemerintah tebing saat ini sedang mengembangkan potensi wisata yang ada ditebing dengan mengikut sertakan masyarakat agar terlibat didalam kegiatan tersebut”. Setelah melakukan wawancara dengan masyarakat maka penulis melanjutkan penelitain dengan mewawancarai pelaku pariwisata dibidang kuliner yaitu dengan seorang penjual lemang yang merupakan salah satu makanan khas yang berasal dari kota tebing tinggi yaitu ibu Liana yang menyatakan bahwa: “saat ini perkembangan pariwisata sangat baik di tebing tinggi dimana masyarakat dan pelaku pariwisata serta pemerintah dapat bekerjasama untuk memajukan sektor pariwisata, dari penjualan lemang ini saya dapat menghasilkan uang hingga dua juta rupiah dalam satu hari, hal ini tidak lepas dari dukungan pemerintah yang sering mengadakan pelatihan dan seminar tentang peluang di bisnis ini”. Hal ini juga di dukung dari pernyataan ibu hj Eliya Lubis yang merupakan pelaku ukm roti kacang yang merupakan makanan khas dari tebing tinggi yang menyatakan bahwa: “saat ini kami sedang mengembangkan potensi wisata kuliner yang terdapat di tebing tinggi, sebagai pelaku ukm dibidang kuliner kami berterima kasih kepada dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah kepada kami dalam menjalankan usaha roti kacang, dimana hingga saat ini pemerintah masih sangat memperhatikan pelaku ukm dengan memberikan bantuan berupa alat-alat serta pelatihan dengan pemateri yang ahli dibidangnya sehingga kami dapat terus belajar dan meningkatkan kualitas yang kami miliki sehingga akan menarik para wisatawan untuk singgah di kota tebing tinggi dan membeli oleh-oleh khas dari daerah tebing tinggi, hingga saat ini kami memiliki pengahsilan yang Universitas Sumatera Utara 53 lumayan besar dimana dalam satu hari dapat mengahsilkan lebih dari dua juta rupiah. Kami berharap akan terus dapat memberikan yang terbaik terhadap pariwisata di kota tebing tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh diatas maka dapat diketahui bahwa pemerintah Kota Tebing tinggi telah melakukan berbagai upaya dalam memberdayakan masyarakat maupun para pelaku UKM diantaranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan memberikan bantuan alat-alat produksi yang ditujukan pada pelaku UKM untuk dapat turut serta dalam pengembangan wisata kuliner di Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dan obervasi yang dilakukan penulis dilapangan maka dapat diketahui bahwa pengembangan sektor wisata kuliner memiliki peluaang yang cukup tinggi dimana Kota Tebing Tinggi memiliki kuliner khas yang hanya ditemukan di Kota Tebing Tinggi sehingga hal tersebut dapat menarik wisatawan agar dapat berkunjung ke Kota Tebing Tinggi. Universitas Sumatera Utara 54 BAB V ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dianalisis semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai rumusan masalah dalam penelitian. Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara dengan informan dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata sebagai pelaksana pengembangan pariwisata yang sudah disusun dalam rencana strategi dan rencana kerja, observasi melalui catatan-catatan penulis sewaktu melakukan peneiltian di lapangan, maka dapat diberikan analisis tentang proses Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata di Kantor Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi. Di dalam menganalisis data yang telah penulis sajikan pada bab sebelumnya, penulis akan menyesuaikan dengan teori-teori tentang strategi dengan variabel sebelumnya. Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah dengan analisis deskriptif kualitatif, dengan mengacu pada induksi data, interpretasi data, dan konseptualisasi data sesuai dengan fokus kegiatan penelitian. Penulis akan melakukan analisis berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan selama penelitian di lapangan. Universitas Sumatera Utara 55 5.1. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Tebing Tinggi Pengembangan objek wisata merupakan pembangunan objek wisata yang dilakukan secara bertahap, teratur dan berkelanjutan. Pengembangan objek wisata merupakan bagian dari usaha pembangunan serta kesejahteraan masyarakat. Menurut Marpaung 27 1. Memelihara dan membina keindahan alam dan kekayaan serta kebudayaan masyarakat Indonesia sebagai daya tarik kepariwisataan, Pengembangan kepariwisataan dilandaskan atas usaha-usaha sebagai berikut: 2. Menyediakan dan membina fasilitas-fasilitas transportasi, akomodasi, entertainment, dan pelayanan pariwisata lainnya yang diperlukan termasuk pendidikan pegawai, 3. Menyelenggarakan promosi kepariwisataan secara aktif dan efektif di dalam dan di luar negeri, 4. Mengusahakan kelancaran formalitas perjalanan dan lalu lintas para wisatawan dan dengan demikian menghilangkan unsur-unsur yang menghambatnya, 5. Mengerahkan kebijaksanaan dan kegiatan perhubungan sebagai sarana utama guna memperbesar jumlah dan kelancaran arus wisatawan. Strategi pengembangan pariwisata merupakan suatu proses yang berlangsung untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung, karena menurut Robert C. Lonati pariwisata adalah jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan 27 Marpaung H dan Herman, B. 2002. Pengantar pariwisata. Bandung: Alfabeta. Universitas Sumatera Utara 56 lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor- sektor produktif lainnya, karena itu dibutuhkan strategi pariwisata untuk melihat sudah sejauh mana tingkat keberhasilan dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung saat ini. 28 Pembangunan jangka panjang berupa jalan Tol lintas Sumatera juga berpengaruh pada pengembangan sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi. Dalam hal ini Kota Tebing Tinggi merupakan tempat keluar dan masuknya pintu tol utama di wilayah Sumatera Utara, secara umum masyarakat yang melakukan perjalanan akan melewati Kota Tebing Tinggi oleh sebab itu, wisata kuliner yang diterapkan oleh pemerintah Kota Tebing Tinggi akan berkembang dengan pesat. Pemerintah Kota Tebing Tinggi memiliki Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata secara bertahap dan berkesinambungan juga. Strategi yang dimaksudkan adalah dengan memberdayakan masyarakat sebagai pelaku usaha Berdasarkan data yang diperoleh penulis dilapangan, maka diketahui bahwa Kota Tebing Tinggi memiliki Potensi wisata yang cukup menarik diantaranya adalah pengembangan sektor wisata tirta, wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata religi. Untuk mengoptimalkan pengembangan wisata tersebut maka pemerintah Kota Tebing Tinggi melakukan berbagai macam strategi untuk merealisasikannya. Strategi yang telah diterapkan oleh pihak pemerintah Kota Tebing Tinggi sejauh ini dinilai cukup baik. Apabila pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi dapat berjalan dengan maksimal maka juga akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat. 28 Pendit, Nyoman. 2006: 3 Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradaya Paramita Universitas Sumatera Utara 57 khususnya dalam bidang kuliner sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Strategi pengembangan sektor pariwisata yang berbasis pemberdayaan kemasyarakatan dinilai cukup baik. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh salah satu pelaku UKM roti kacang di Kota Tebing Tinggi yang menyatakan bahwa pemerintah setempat telah banyak memberikan bantuan, baik berupa pelatihan- pelatihan kewirausahaan maupun alat-alat yang mendukung dalam pengembangan usaha yang mereka lakukan. Perencanaan pembangunan Kota Tebing Tinggi sebagai kawasan wisata Kuliner sangat disambut baik oleh masyarakat setempat khususnya para pelaku UKM lemang dan roti kacang dimana kuliner ini merupakan makanan khas dari Kota Tebing Tinggi. Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pemerintah Kota Tebing Tinggi yang dalam hal ini dilakukan oleh dinas Pemuda Olahraga, Budaya, dan Pariwisata sangat memfokuskan dan memperhatikan pengembangan dalam sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi. Selain itu, dengan adanya program jangka pendek dan jangka panjang yang telah ditetapkan oleh dinas tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan pengembangan sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi. Strategi dan perencanaan yang telah dibuat juga dinilai positif oleh masyarakat setempat karena strategi tersebut juga berdampak cukup besar terhadap perekonomian masyarakat. Universitas Sumatera Utara 58 5.2. Sarana dan Prasarana Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan, Pariwisata, Kota Tebing Tinggi merupakan pengelola wisata yang ada di Kota Tebing Tinggi. Oleh karena itu, Dinas harus senantiasa memberikan pelayanan yang baik kepada setiap pengunjung atau wisatawan yang datang. sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk mencapai makna dan tujuan, maka untuk mengembangkan pariwisata di Kota Tebing Tinggi pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung. Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dilapangan maka peranan dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi dalam penyediaan sarana dan prasarana dibidang pariwisata dalam hal ini dapat dikategorikan baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kepala Dinas yang pada dasarnya telah memfokuskan pada penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung agar wisatawan yang berkunjung ke Kota Tebing Tinggi dapat merasa nyaman dan dapat menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemeirntah Kota Tebing Tinggi ialah dengan menyediakan pusat rekreasi berupa taman kota dimana pada tempat ini ditargetkan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Kota Tebing Tinggi untuk saling melakukan interaksi sosial. Bentuk sarana lainnya yang dikembangkan oleh pemerintah setempat adalah memanfaat daerah kawasan sungai padang dan bahilang sebagai tempat rekreasi kota. Salah satu kegiatan yang pernah diadakan di sungai tersebut ialah perlombaan dayung yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Tebing Tinggi. Universitas Sumatera Utara 59 Berdasarkan data yang telah diperoleh dilapangan, juga dapat diketahui bahwa pengelolaan sarana dan prasarana wisata di Kota Tebing Tinggi yang dilakukan oleh pemerintah setempat dapat dikategorikan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata yang menyatakan bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana wisata yang ada di Kota Tebing Tinggi dilakukan secara menyeluruh. Upaya yang dilakukan pemerintah setempat antara lain dengan melalukan pengawasan kepada sarana dan prasarana yang berada di wilayah Kota. Pemerintah Kota Tebing tinggi juga melakukan pembenahan-pembenahan dari berbagai sektor agar kiranya dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk dapat berkunjung di Kota ini. Salah satu bentuk lain peran serta pemerintah setempat dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana wisata di Kota Tebing Tinggi ialah dengan membuat rancangan peraturan daerah Kota Tebing Tinggi tentang pariwisata yang mengatur tentang pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimaksud. Pemerintah setempat tentunya juga perlu berkoordinasi dengan masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang mendukung dibidang pengembangan pariwisata Kota Tebing Tinggi agar kiranya pengembangan sektor pariwisata tersebut dapat berjalan dengan maksimal. Berdasarkan data yang telah diperoleh maka peranan Dinas Pemuda dan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana wisata dapat dikatakan baik dan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan oleh pihak Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang memiliki strategi untuk mengembangkan sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi. Universitas Sumatera Utara 60 5.3.Kendala Mewujudkan suatu strategi oleh setiap instansibadan maka akan selalu ditemukan kendala yang dapat mengganggu proses pencapaian tujuan dari strategi tersebut sehingga realisasi dari strategi yang telah ditetapkan menjadi kurang maskimal. Untuk melihat sejauh mana realisasi dari pelaksanaan suatu strategi maka perlu di identifikasi terlebih dahulu kendala-kendala yang dihadapi dinas terkait di bidang pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi agar dapat menemukan solusi ataupun penyelesaian masalah dari kendalah yang telah dihadapi. Dalam merealisasikan pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi, maka Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi juga menemukan berbagai macam kendala, diantaranya adalah pembebasan lahan untuk pengembangan wisata tirta di area sungai padang, serta belum adanya peraturan tentang perundangan tanda daftar usaha, dan juga belum diinventarisnya cagar budaya yang ada di kota tebing tinggi sehingga menghambat pengembangan potensi wisata sejarah di tebing tinggi. Menurut pendapat penulis, maka kendala-kendala yang telah disebutkan diatas memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap setiap tahapan pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi, salah satunya ialah belum adanya PERDA yang mengatur tentang pariwisata di Kota Tebing Tinggi. Oleh karena itu, kepada pemerintah Kota Tebing Tinggi diharapkan agar bertindak cepat untuk mencari solusi penyelesaian dari kendala tersebut agar kiranya pengambangan pariwisata di Kota Tebing Tinggi dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Universitas Sumatera Utara 61 5.4. Partisipasi Masyarakat dan Pelaku Pariwisata Dalam perencanaan suatu strategi harus melibatkan masyarakat sebagai subjek dari strategi tersebut. Partispasi adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan, menurut keith davis partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosional seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijakan. Berdasarkan data yang telah diperoleh oleh penulis maka dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat Kota Tebing Tinggi dalam hal pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi dapat dikategorikan baik. Masyarakat Kota Tebing Tinggi memiliki pendapat bahwa kegiatan pariwisata di Kota Tebing Tinggi sudah mulai berkembang tentunya dikarenakan peran serta dari pemerintah dalam merealisasikan strategi tersebut. Upaya pengambangan sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi yang dilakukan oleh pemerintah juga di apresiasi secara positif oleh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Pola pengambangan potensi wisata yang dilakukan oleh pemerintah mengikutsertakan masyarakat dan dapat berpengaruh besar pada perekonomian masyarakat Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, maka diketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi dapat dinilai baik. Peran serta pemerintah dalam melibatkan masyarakat pada proses pengembangan sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi juga dinilai baik oleh masyarakat. Hal ini sangat memberikan pengaruh besar kepada perekonomian masyarakat, mengingat bahwa proyek jalan Tol lintas Sumatera Universitas Sumatera Utara 62 yang akan selesai dalam waktu dekat juga dapat dijadikan peluang oleh masyarakat dan pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi. Salah satu potensi wisata yang akan dikembangkan oleh pemerintah Kota Tebing Tinggi ialah wisata Kuliner dimana Tebing Tinggi memiliki beberapa kuliber khas daerah tersebut seperti lemang dan roti kacang yang sudah terkenal dan memiliki daya tarik yang cukup tinggi di kalangan wisatawan yang berkunjung ke Kota Tebing Tinggi. Pola hubungan kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah setempat dalam proses pengembangan pariwisata Kota Tebing Tinggi dapat terjalin dengan harmonis, hal ini didukung dengan adanya upaya dari pemerintah setempat dalam memberdayakan UKM melalui kegiatan pelatihan-pelatihan maupun pemasaran produk hasil UKM yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berperan sebagai pelaku UKM. Pemerintah mendukung secara penuh terkait dengan pengembangan UKM di Kota Tebing Tinggi dan hal tersebut di apresiasi oleh masyarakat sebagai pelaku UKM. Salah seorang pelaku UKM roti kacang juga berpendapat bahwa mereka juga ikut berpartisipasi dalam pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi hal ini didasari pada pemerintah Kota Tebing Tinggi yang telah memberikan perhatian lebih pada pengembangan sektor wisata kuliner sehingga para pelaku UKM kerap kali mendapat bantuan dari pemerintah dalam menjalankan usaha mereka. Salah satu bentuk bantuan yang diterima oleh masyarakat ialah bantuan alat-alat produksi dan pelatihan-pelatiahan Universitas Sumatera Utara 63 kewirausahaan yang diadakan oleh pemerintah dalam memberdayakan para pelaku UKM di Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi yang dilakukan penulis dilapangan, maka pandangan masyarakat tentang pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi ini secara umum dapat dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dan para pelaku UKM di Kota Tebing Tinggi yang sangat tinggi untuk terlibat secara langsung maupun tidak langsung terhadap proses dan tahapan pengambangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi. Peran serta pemerintah dalam memberdayakan masyarakat dan para pelaku UKM di Kota Tebing Tinggi juga dapat dikategorikan baik oleh masyarakat. Oleh karena itu masyarakat dan pemerintah perlu manjalin hubungan kerjasama yang harmonis dalam mengembangkan sektor pariwisata Kota Tebing Tinggi. Universitas Sumatera Utara 64 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Strategi pengembangan objek Pariwisata di Kota Tebing Tinggi yang memiliki Potensi untuk terus di kembangkan berdasarkan penelitian dan analisis yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Tebing Tinggi Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan yang di lakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa Kota Tebing Tinggi memiliki potensi di dalam sektor pariwisata seperti, Wisata Tirta, Wisata Budaya, Wisata Kuliner, adapun strategi yang dilakukan oleh Pemerintah dinilai sudah cukup baik dengan melaksanakan strategi berbasis pemberdayaan kemasyarakatan. Dimana pemerintah melibatkan langsung masyarakat di dalam memajukan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi. 2. Sarana dan Prasarana Bedasarkan data yang di peroleh penulis dari hasil penelitan lapangan dapat disimpulkan bahwa peranan pemerintah didalam penyediaan Sarana dan Prasarana dinilai cukup baik, hal tersebut dapat diihat dari upaya yang pemerintah Kota Tebing Tinggi lakukan di dalam penyediaan Sarana dan Prasarana dengan membangun fasilitas serta mengadakan kegiatan di area sungai padang dan sungai bahilang untuk menarik para wisatawan agar berkunjung ke Kota Tebing Tinggi. Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah di dalam mengembangkan sektor pariwisata dapat dilihat dari Universitas Sumatera Utara 65 keseriusan pemerintah yang saat ini sedang merancang peraturan daerahKota Tebing Tinggi tentang pariwisata yang mengatur tentang pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. 3. Kendala Dalam mewujudkan strategi suatu instansibadan pasti selalu tedapat masalah di dalamnya, maka disini Pemerintah Kota Tebing Tinggi juga mendapatkan masalah di dalam mewujudkan strategi tersebut yaitu dengan adanya keberatan dari masyarakat disekitar area sungai padang dan sungai bahilang untuk dilakukannya pembebasan lahan, serta belum adanyaperaturan tentang perundangan tanda daftar usaha, dan juga belum diinventarisnya cagar budaya yang ada di kota tebing tinggi sehingga menghambat pengembangan potensi wisata sejarah di tebing tinggi. 4. Partisipasi Masyarakat dan Pelaku Pariwisata Berdasarkan data yang di peroleh oleh penulis dapat disimpulkan bahwa Partisipasi Masyarakat dan Pelaku Pariwisata di Kota Tebing Tinggi cukup baik, hal itu dapat dilihat dari partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pengembangan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi. peran serta pemerintah dalam melibatkan masyarakat di dalam mengembangkan pariwisata juga cukup baik karena dapat membantu perekonomian masyarakat di Kota Tebing Tinggi, hal ini didukung dengan adanya upaya dari pemerintah setempat dalam memberdayakan UKM melalui kegiatan pelatihan-pelatihan maupun pemasaran produk hasil UKM yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berperan sebagai pelaku UKM. Universitas Sumatera Utara 66 6.2 saran Setelah menganalisis hasil dari penelitian tersebut , maka penulis mempunyai beberapa saran yang perlu untuk disampaikan kepada Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam hal ini di wakili kepada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi, yaitu: 1. Dinas pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi harus segera menyelesaikan konflik dengan masyarakat pinggiran sungai padang dan sungai bahilang, agar dapat lebih maksimal di dalam upaya peningkatan sektor Wisata Tirta 2. Pemerintah harus segera membuat peraturan daerah Kota Tebing Tinggi tentang pariwisata yang mengatur tentang pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Universitas Sumatera Utara 23 BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu kegiatan secara objektif. Penelitian yang dimaksudkan untuk mengukur suatu fenomena sosial tertentu dengan mengembangkan konsep dan menghimpun data tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa 18

2.2 Lokasi Penelitan

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pemuda Olahraga, Kebudaaan dan Pariwisata Kota Tebing Tinggi.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari penelitiaanya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Informan penelitian adalah implementor dari kebijakan yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. 18 Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Universitas Sumatera Utara 24 Dalam penelitian ini penulis menggunakan informan yang terdiri dari: 1. Informan Kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang diteliti. 2. Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang diperoleh secara langsung pada saat melakukan penelitian di lapangan. Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut: a. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan informan yang telah dijadikan sumber data. Sehingga akan diperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian. b. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencata gejala-gejala yang terjadi dilapangan untuk melengkapi data-data Universitas Sumatera Utara 25 yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut: a. Studi Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan- catatan atau dokumentasi-dokumentasi yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian. b. Studi Kepustakaan Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, dan pendapat para ahli yang berkompetensi, serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi dari gejala yang diteliti. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa kualitatif yaitu dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data yang tersedia, menelaah, menyusunnya Universitas Sumatera Utara 26 dalam satu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian terdapat beberapa langkah dalam melakukan analisis data, yaitu : 19 1. Reduksi Data Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting tentang penelitian dengan mencari tema dangan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian Data Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif, bagan, dan dalam bentuk tabel. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 19 Moleong, Lexi J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Ramaja Rosdakarya Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bersama dengan industri teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi penggerak utama perekonomian abad 21. Perkembangan pariwisata Indonesia tak terlepas dari perkembangan pariwisata dunia. Pertumbuhan pariwisata internasional juga memberikan dampak positif pada sektor ekonomi. Pertumbuhan tersebut sudah tentu juga akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Namun, untuk bisa mendapatkan dampak positif pertumbuhan pariwisata internasional tersebut di Indonesia, maka masyarakat Indonesia khususnya para pelaku bisnis kepariwisataan, harus dapat secara sistematis memperkenalkan aset-aset kepariwisataan Indonesia, termasuk budaya lokal, sumber daya alam dan manusia demikian juga dalam hal jasa dan barang. Penanganan industri pariwisata melibatkan hampir semua sektor ekonomi multi sektor baik yang tergolong fasilitas yang dibutuhkan wisatawan seperti hotel dan restoran. Jumlah industri berskala kecil dan menengah yang terkait dan menerima dampak multiplier dari pariwisata sangat banyak. Di Indonesia, pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Peluang dimaksud didukung oleh kondisi-kondisi alamiah seperti letak dan keadaan Universitas Sumatera Utara 2 geografisnya. Berdasarkan letak dan keadaan geografisnya yang strategis maka dipastikan akan ada banyak wisatawan asing melakukan perjalanan ke Indonesia. Dasar hukum pengembangan pariwisata yang sesuai dengan prinsip pengembangan adalah Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan tentang Pembangunan Kepariwisataan Pasal 6: Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata, Pasal 8: 1 Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupatenkota. 2 Pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka panjang nasional. Pasal 11: Pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan kepariwisataan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan. Adapun beberapa faktor yang menjadi alasan kuat mengapa pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan pariwisata antara lain: 1 Semakin menurunnya peranan minyak dan gas bumi sebagai penghasil devisa dibanding yang lalu, 2 Merosotnya nilai ekspor di sektor non minyak, 3 Prospek pariwisata memperlihatkan kecenderungan meningkat secara konsisten, 4 Potensi alam maupun budaya yang dimiliki kaitannya sebagai modal dasar dalam perkembangan pariwisata. Kondisi ini secara faktual memposisikan sektor Universitas Sumatera Utara 3 pariwisata menjadi penting peranannya dalam pembangunan nasional. Dimana tidak ada kegiatan ekonomi yang berdimensi luas ke semua sektor, tingkatan dan kepentingan seperti Pariwisata. Oleh karena itu adalah sangat vital untuk mengintegrasikan rencana pengembangan pariwisata dengan pembangunan nasional. Dengan semangat otonomi daerah yang pada dasarnya memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengurus setiap kepentingan masyarakat setempat, maka dalam rangka percepatan proses pembangunan daerah Kota Tebing Tinggi, Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata harus benar-benar menangkap pelimpahan tugas dan wewenang itu sebagai salah satu peluang yang menjadi andalan untuk memperoleh PAD dan memajukan masyarakat di daerah. Tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital karena pencapaian tujuan dasar dan sasaran strategis ini merupakan acuan yang menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategi. Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen organisasi harus dituntut untuk dapat menciptakan organisasi yang dapat mengembangkan dan mengimplementasikan strategi secara efektif yang antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya. Maka untuk menjadikan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata andalan diperlukan adanya suatu perencanaan strategi yang baik, implementasi dan adanya introspeksi terhadap isufaktor strategis, sehingga dengan adanya strategi dan implementasi strategi yang baik dalam pengembangan sektor pariwisata maka akan meningkatkan penerimaan bagi pendapatan asli daerah Universitas Sumatera Utara 4 PAD dengan demikian dapat mengetahui prospek perkembangan sektor pariwisata daerah kedepannya. Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pada studi penelitian difokuskan untuk menganalisa dan mengetahui pelaksanaan strategi- strategi yang perlu ditempuh dalam pengembangan pariwisata daerah Kota Tebing Tinggi ditinjau dari sektor strategi dengan judul: Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Tebing Tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka diperlukan perumusan masalah yang sangat berguna bagi arah dan langkah penelitian supaya lebih jelas dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah “Bagaimana Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kota Tebing Tinggi?”.

1.3 Tujuan Penelitiann

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata di Kota Tebing Tinggi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah atau fenomena sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 5 1. Secara Subjektif Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, pengetahuan serta kemampuan menulis karya ilmiah yang berkaitan dengan disiplin Ilmu Administrasi Negara. 2. Secara Praktis Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi pemerintah. 3. Secara Akademis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kemampuan berpikir secara ilmiah dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

1.5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan teori-teori sebagai kerangka berpikir yang berguna untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian melihat masalah yang akan diteliti. Menurut Singarimbun teori adalah serangkaian asumsi, konsep, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Kerangka teori merupakan bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, subvariabel atau masalah pokok yang ada dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara 6 Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Pariwisata

1.5.1.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Oka A. Yoetipariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bukan untuk berusaha business atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut. 1 Sedangkan menurut Robert C. Lonati pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor- sektor produktif lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik, seperti industri kerajinan tangan dan cendramata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri. 2 1 Yoeti, Oka. A. 2000 : 21 Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. 2 Pendit, Nyoman. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradaya Paramita Universitas Sumatera Utara 7 1.5.1.2 Bentuk-Bentuk Pariwisata Menurut Wahabbentuk-bentuk pariwisata dapat dibedakan menjadi berbagai macam menurut jumlahnya, wisatawan dibedakan atas: 3 Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Tujuan Pariwisata adalah 1. Individual Tour wisatawan perorangan, yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-istri. 2. Family Group Tour wisata keluarga, yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hunungan kekerabatan satu sama lain. 3. Group Tour wisata rombongan, yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan pemeimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan anggotanya.

1.5.1.3 Tujuan Pariwisata

4 e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya : a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. meningkatkan kesejahteraan rakyat c. menghapus kemiskinan d. mengatasi pengangguran 3 Salah, Wahab. 1989. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 4 Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Universitas Sumatera Utara 8 f. memajukan kebudayaan g. mengangkat citra bangsa h. memupuk rasa cinta tanah air i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan j. mempererat persahabatan antarbangsa.

1.5.1.4 pengembangan pariwisata

Pengembangan pariwisata merupakan rangkaian untuk mewujudkan penggunaan berbagai sumber daya pariwisata yang terpadu, dari berbagai bentuk pariwisata diluar aspek yang berkaitan secara langsung maupun tidak secara langsung yang terlibat akan kelangsungan pengembangan pariwisata. Sektor pariwisata merupakan suatu andalan didalam perekonomian nasional, sehingga didalam oprasionalnya bertumpuh pada beberapa potensi seperti sektor alam, budaya dan sosial masyarakatnya didalam pengembangannya.

1.5.1.5 industri pariwisata

definisi mengenai usaha, pengusaha, dan industri pariwisata lhususnya yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan seperti yang terkandung dalam mandat pembangunan industri pariwisata yang ada dalam UU N. 10 th 2009, tentang kepariwisataan adalah sebagai berikut : 5 1. usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang danatau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. 5 Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Universitas Sumatera Utara 9 2. pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata. 3. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang danatau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Pengertian kelembagaan industri pariwisata seperti yang telah dijelaskan oleh UU tentang kepariwisataan tersebutlah yang merupakan mitra kerja yang diharapkan bersinergi dengan pihak pemerintah dan pemerintah daerah serta masyarakat yang terkait dengan kepariwisataan setempat untuk meyelenggarakan pembangunan kepariwisataan di indonesia.Berdasarkan penjelasan pasal 7 huruf a UU no 102009, tentang kepariwisataan maka yang menjadi ruang lingkup mandat pembangunan pariwisata di indonesia meliputi :

1. Struktur fungsi, hirarki, dan hubungan industri pariwisata

Yang dimaksud dengan struktur industri pariwisata adalah fungsi, hirarki dan hubungan didalam kumpulan usaha pariwisata yang diwadahi oleh asosiasi profesional yang saling berkoordinasi dan bersinergi untuk menigkatkan daya saing kepariwisataan indonesia.

2. Daya saing produk usaha pariwisata

Yang dimaksud dengan pengertian daya saing produk pariwisata dalam hal ini meliputi kualitas barang dan jasa yang mampu dinilai unggul oleh wisatawan Universitas Sumatera Utara 10 3. Kemitraan usaha pariwisata Dimaksudkan sebagai usaha bersama antar pelaku industri pariwisata dan dengan masyarakat ataupun dengan pemerintah, yang menguntunggkan semua pihak yang terlibat untuk menghasilkan produk dan jasa pariwisata.

4. Kredibilitas bisnis

Kredibilitas bisnis sangat diperlukan dalam usaha pariwisata. Kredibilitas bisnis dalam hal ini dimaksudkan sebagai penyelenggaraan usaha yang dilakukan secara terpercaya, adil, transparan, dan akuntabel.

5. Tanggung jawab terhadap lingkungan

Yang dimaksud dengan tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya dalam pengertian ini adalah kewajiban penyelenggaraan usaha berdasrkan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan dan pemanfaatan.

1.5.1.6 Strategi Pariwisata

strategi pariwisata merupakan suatu proses yang berlangsung untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung, karena menurut Robert C. Lonati pariwisata adalah jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya, karena itu dibutuhkan strategi pariwisata untuk melihat sudah sejauh mana tingkat keberhasilan dari kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung saat ini. 6 6 Pendit, Nyoman. 2006 : 3 Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradaya Paramita Universitas Sumatera Utara 11 1.5.2 Strategi

1.5.2.1 Pengertian Strategi

Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu “strategos”. Kata “strategos” ini berasal dari kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang artinya memimpin oleh Purnomu dan Zulkieflimansyah. Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran 7 Bryson menjelaskan bahwa strategi merupakan pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang menekankan pada bagaimana organisasi, apa saja yang dikerjakan, dan alasan organisasi mengerjakannya. Strategi yang efektif harus memenuhi kriteria seperti harus dapat bekerja, secara politik dapat diterima oleh stakeholder, sesuai filosofi dan nilai organisasi, memiliki etika, moral, hukum organisasi, serta harus mampu menghadapi isu strategis yang mesti diselesaikan . 8 Crown Dirganto menyatakan definisi strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar. Bryson, 2005:69-70. 9 7 PB, Triton. 2007 :13Manajemen Strategik: Terapan Perusahaan dan Bisnis. 8 M. Bryson, John. 2005. : 69-70 Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. 9 Dirgantoro, Crown. 2001 : 5 Manajemen Strategis: Konsep, Kasus dan Implementasi. Jakarta: PT.GRASINDO. Menurut Karyoso strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Sedangkan Universitas Sumatera Utara 12 menurut Amstrong strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder. 10 Menurut Richard Vancil strategi sebuah organisasi, atau sub unit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan, berupa: 11 1. Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak dapat ditiru. 1. Sasaran-sasaran jangka panjang, 2. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan, 3. Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek. Strategi mempunyai tiga karakteristik menurut Hunger dan Wheelen yaitu: 2. Consequentil adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukan sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen. 3. Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan. Berdasarkan definisi diatas maka strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Peranan yang dimainkan 10 PB, Triton. 2007 : 15 Manajemen Strategik: Terapan Perusahaan dan Bisnis 11 Nisjar,Kardi dan Winardi 1997 : 95 manajemen strategis, Bandung: Penerbit Mandar Maju. Universitas Sumatera Utara 13 oleh strategi tersebut adalah sebagai penentu arah yang harus ditempuh oleh organisasi bersangkutan. 1.5.2.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap strategi, yakni analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, serta analisis tujuan yang akan dicapai. Strategi organisasi ini bertujuan untuk memberikan dasar-dasar pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive atau dapat bertahan hidup. 1. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan salah satu unsur penting dalam strategi,sebab dengan analisis lingkungan akan menghasilkan informasiinformasi yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan organisasi. 2. Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal adalah analisis yang diberikan terhadap lingkungan dalam organisasi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan dalam organisasi. 12 Analisis tujuan yang akan dicapai berhubungan erat dengan visi dan misi suatu organisasi. Visi merupakan suatu keinginan terhadap keadaan di masa datang 3. Analisis Tujuan yang Akan dicapai. 12 Gitosudarmo, indriyo, 2001:118 , Pengantar Bisnis Yogyakarta:BPFE Universitas Sumatera Utara 14 yang dicita-citakan oleh seluruh anggota organisasi mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah 13 Hadirnya manajemen strategis sebagai suatu hal penting yang dibutuhkan oleh organisasi dan pemimpinnya kemudian berkembang menjadi suatu ilmu yang banyak dipelajari dan diajarkan untuk dapat membantu dalam berpikir kritis. Dengan manajemen strategis maka perencana strategi atau pemimpin perusahaan akan berpikir atau memandang perusahaan atau organisasi secara keseluruhan bukan setengah-setengah seperti yang dilakukan oleh manajer tiap divisi atau bagian, sehingga akan mudah dan cepat baginya untuk mengidentifikasi masalah- 1.5.3 Manajemen Strategis 1.5.3.1 Pengertian Manajemen Strategis