BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3.6 Stress
3.6.1 Pengertian Stress
Stress didefenisikan dengan banyak cara yang berbeda selama lebih dari 100
tahun. Konsep modern stress menganggap bahwa manusia hidup di dunia yang memiliki banyak ancaman dan tantangan dan bahwa kebutuhan hidup sehari-hari
yang selalu berubah memerlukan penyesuaian psikologis, perilaku, dan fisiologis yang konstan. Oleh karena itu, stress didefenisikan sebagai proses ketika stressor
mengancam keselamatan dan kesejahteraan organisme. Stress
diawali dengan reaksi waspada alarm reaction terhadap adanya ancaman yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti meningkatnya
denyut jantung yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor hal-hal yang memicu stress dan akan mencapai tahap exhaution jika individu
tidak mampu untuk terus bertahan. Ketika menghadapi stressor, maka tubuh akan membentuk reaksi secara
terpadu untuk menghadapi stressor. Hormon kortisol akan mengkoordinasi seluruh sistem dalam tubuh jantung, paru-paru, peredaran darah, metabolisme
tubuh, sistem kekebalan tubuh untuk bereaksi terhadap stressor. Oleh sebab itu ketika stress, maka denyut jantung naik secara mendadak,
pernapasan semakin cepat, dan paru-paru mengambil oksigen lebih banyak. Jadi, saat stress jantung akan berdebar-debar dan tubuh akan mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh di kulit, sumsum tulang dan kelenjar limfe untuk lebih siaga. Aliran darah di kulit juga akan dikurangi dan dialihkan ke organ lain yang lebih
penting, sehingga kulit akan mengeluarkan keringat dingin dan temperature di tangan akan turun.
3.6.2 Jenis Stresor
Stresor meliputi cakupan cukup luas beberapa faktor yang berkisar dari stressor psikologis, kekhawatiran, dan stressor lingkungan sampai stressor fisik, dan
Universitas Sumatera Utara
stressor imunologis. Stresor dapat menyenangkan eustress, seperti pada kasus pernikahan atau kelulusan, atau tidak menyenangkan distres, seperti kehilangan
pekerjaan. Walaupun pajanan stress yang kadang-kadang terjadi dapat memberikan stimulasi dan tantangan intelektual, stress yang berkepanjangan
menantang kemampuan tubuh untuk mempertahankan homeostatis fisik dan emosional dan dikaitkan dengan respon tubuh negatif. Homeostatis didefenisikan
oleh Walter B. Cannon sebagai pemeliharaan lingkungan internal fisiologis. Stresor mengancam kemampuan tubuh untuk mempertahankan homeostatis
fisiologis. Tubuh berespons terhadap setiap perubahan kondisi internal dengan berbagai reflex yang dirancang untuk mengembalikannya ke keadaan sebelumnya.
3.6.3 Penyakit Terkait Stres