PENDAHULUAN VARIABEL PERHITUNGAN KAPASITAS

BAB IV PERHITUNGAN DATA DAN ANALISA

4.1. PENDAHULUAN

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan dari lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan rekaman video untuk nantinya akan diamati oleh peneliti. Durasi rekaman yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali dengan durasi 2,5 jam untuk sekali rekaman : pagi, siang, dan malam. Adapun alasan mengapa pengamatan di lokasi dilakukan dengan rekaman video adalah dikarenakan sulit untuk mendapatkan data yang dibutuhkan apabila pengamatan dilakukan langsung di lokasi. Setelah rekaman selesai dilakukan maka data yang dibutuhkan dapat diperoleh. Data yang diperlukan untuk penelitian adalah data waktu gap, waktu follow- up, dan volume kendaraan. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dilakukan pengamatan dengan memutar video secara berulang-ulang. Setelah diperoleh data yang dibutuhkan maka dilakukan perhitungan untuk mendapat nilai waktu gap kritis dan follow-up yang merupakan variabel utnuk mencari nilai kapasitas putaran balik.

4.2. VARIABEL PERHITUNGAN KAPASITAS

4.2.1. Data Volume Kendaraan Pengumpulan data volume dilakukan dengan mengamati dan menghitung jumlah kendaraan pada lokasi. Untuk perhitungan jumlah kendaraan yang memutar pada bukaan median, jenis kendaraan yang diamati hanyalah mobil penumpang saja. Kendaraan sepeda motor tidak diperhitungkan karena sepeda motor mengambil waktu gap yang bias terlalu kecil sehingga dianggap tidak berpengaruh pada nilai kapasitas. Sedangkan untuk kendaraan yang lebih berat dari mobil penumpang juga diabaikan dalam perhitungan volume karena Universitas Sumatera Utara jumlah kedaraan berat yang melakukan gerakan memutar pada jalan lokasi penelitian jumlahnya sangat sedikit sehingga juga dianggap tidak mempengaruhi nilai kapasitas putaran balik meskipun dalam pengamatan nilai gap yang diperlukan kendaraan berat cukup besar dan bisa mempengaruhi nilai perhitungan kapasitas putaran balik. Untuk perhitungan volume kendaraan pada arus mayorutama semua jenis kendaraan diikutsertakan. Alasannya adalah karena kendaraan yang memutar memerlukan toleransi dari semua jenis kendaraan pada arus mayor untuk dapat memutar dengan aman, dimana ini juga berarti mempengaruhi nilai gap dari kendaraan yang akan memutar. Setelah dilakukan perhitungan volume dari hasil rekaman video, diperoleh nilai volume kendaraan pada lokasi penelitian. Adapun data volume sudah diringkas dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.1. Volume Kendaraan WAKTU TIPE KENDARAAN Arah memutar Becak MC LV HV emp = 0,5 emp = 0,5 emp = 1 emp = 1,3 07.00-07.30 29,5 329,5 495 59,8 38 07.30-08.00 27 634,5 523 45,5 39 08.00-08.30 29 704 542 79,3 42 08.30-09.00 20,5 661 547 107,9 49 09.00-09.30 16,5 312,5 236 55,9 20 12.00-12.30 24,5 508 685 114,4 64 12.30-13.00 28,5 461 701 84,5 77 13.00-13.30 30,5 623 515 80,6 47 13.30-14.00 33 618,5 780 75,4 54 14.00-14.30 32 579 864 88,4 71 17.30-18.00 31 593,5 654 70,2 48 18.00-18.30 32,5 554 579 53,3 36 18.30-19.00 30,5 597,5 459 68,9 26 19.00-19.30 27,5 522 558 36,4 37 19.30-20.00 20,5 491,5 363 24,7 29 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat dilihat nilai volume kendaraan pada ruas jalan dalam setiap waktu penelitian pagi, siang, malam. Nilai volume maksimum dalam setiap segmen waktu penelitian diperoleh dengan menjumlahkan nilai volume maksimum pada setiap jenis kendaraan. Tabel 4.2. Volume Kendaraan Pagi Hari WAKTU TIPE KENDARAAN Arah memutar Becak MC LV HV emp = 0,5 emp = 0,5 emp = 1 emp = 1,3 07.00-07.30 29,5 329,5 495 59,8 38 07.30-08.00 27 634,5 523 45,5 39 08.00-08.30 29 704 542 79,3 42 08.30-09.00 20,5 661 547 107,9 49 09.00-09.20 16,5 312,5 236 55,9 20 Contoh, pada tabel 4.2., untuk data pengamatan pagi hari, nilai volume maksimim untuk becak adalah 29,5 smp30 menit, sepeda motor adalah 704 smp30 menit, dan seterusnya. Kemudian jumlah volume maksimum dijumlahkan sehingga diperoleh nilai volume kendaraan maksimum untuk pengamatan pagi hari, yaitu 29,5+704+547+107,9 = 1388 smp30 menit. Dan untuk nilai volume maksimum kendaraan yang memutar adalah sebesar 49 smp30menit. Nilai volume kendaraan maksimum untuk setiap waktu pengamatan adalah sebagai berikut; Volume maksimum untuk arus lawan - Pagi = 1388 smp30 menit - Siang = 1634 smp30 menit - Malam = 1354 smp30 menit Volume maksimum untuk arus memutar : - Pagi = 49 smp30 menit Universitas Sumatera Utara - Siang = 77 smp30 menit - Malam = 48 smp30 menit 4.2.2. Gap Kritis Dan Follow-Up a. Metode Rata-rata Seperti yang sudah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka, keadaan arus kendaraan yang hendak memutar terbagi menjadi dua; jenuh dan tidak jenuh. Mengacu pada penelitian yang telah dilakukan Aldian dan Michael 2011 untuk mencari nilai waktu gap kritis digunakan metode dengan mencari nilai rata-rata dari nilai gap yang diperoleh dari pengamatan di lokasi penelitian. Metode tersebut juga digunakan untuk mencari nilai waktu follow-up. Data yang dapat digunakan pada metode ini terbatas pada kondisi tertentu. Tidak semua data gap dapat digunakan. Data yang memenuhi syarat untuk perhitungan adalah gap yang hanya dimanfaatkan oleh satu kendaraan memutar saja. Dan data waktu gap yang masuk pada perhitungan harus mengikuti distribusi lognormal karena distribusi ini dirasa telah memenuhi untuk menentukan nilai gap kritis seperti dalam penelitian Aldian Taylor 2001 dan penelitian lain seperti yang dilakukan Troutbeck 1993, Salter 1974, dan banyak lagi. Salah satu contoh keadaan arus tidak jenuh pada arus memutar dapat dilihat pada potongan rekaman pengamatan dibawah ini. Dari distribusi inilah dapat menjadi acuan untuk memutuskan data mana yang dapat digunakan untuk perhitungan rata-rata sesuai metode Aldian Taylor 2001. Universitas Sumatera Utara ♣ Gap Kritis Gambar 4.1. Kejadian Arus Tidak Jenuh Dapat dilihat pada potongan gambar di atas, 2 kendaraan pada arus mayor oval kuning menyediakan gap yang dimanfaatkan oleh hanya 1 kendaraan oval biru. Kondisi seperti inilah yang termasuk dalam data gap menurut metode yang digunakan oleh Aldian Taylor 2001. Mengacu pada pengertian di atas, maka dilakukan pengamatan dari rekaman video. Hasil pengamatan yang sudah dilakukan untuk memperoleh data waktu gap pada kondisi arus tidak jenuh adalah sebagai berikut. - Pagi Hari Pengamatan pagi hari dilakukan dari pukul 07.00-09.30 WIB. Hasil dari pengamatan rekaman video, data waktu gap pagi hari arus tidak jenuh diperoleh sebanyak 126 data. Adapun data waktu gap pagi hari terdapat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3. Data Waktu Gap Pagi Hari No Ciri Kendaraan Data Accepted Gap No Ciri Kendaraan Data Accepted Gap No Ciri Kendaraan Data Accepted Gap 1 Silver 3,13 43 P U 8,34 85 Angkot 14,47 2 P U 3,29 44 Silver 8,39 86 Angkot 14,71 3 Taksi 3,32 45 Angkot 8,52 87 Hitam 14,82 4 Hitam 3,39 46 Hitam 8,58 88 Hitam 14,83 Universitas Sumatera Utara 5 Hitam 3,87 47 Silver 8,6 89 Angkot 14,93 6 Abu 3,94 48 Silver 8,68 90 Hijau 15,17 7 Hitam 4,04 49 Putih 8,71 91 Putih 15,35 8 Angkot 4,13 50 Angkot 8,79 92 Silver 15,62 9 Kuning 4,38 51 Angkot 8,85 93 Angkot 16,61 10 Taksi 4,42 52 Hitam 8,88 94 Angkot 17,43 11 Angkot 4,62 53 Hitam 9,01 95 Silver 17,57 12 Angkot 4,82 54 Angkot 9,08 96 Hijau 17,67 13 Hitam 4,94 55 Angkot 9,08 97 Hitam 19,31 14 Merah 5,1 56 Angkot 9,11 98 Hitam 19,56 15 Angkot 5,19 57 Angkot 9,14 99 Angkot 19,74 16 Angkot 5,4 58 Angkot 9,35 100 Angkot 19,82 17 Angkot 5,42 59 Hitam 9,7 101 Hitam 20,28 18 Putih 5,45 60 Angkot 10,06 102 P U 20,61 19 Putih 5,47 61 Silver 10,08 103 Putih 20,93 20 Putih 5,5 62 Angkot 10,16 104 Angkot 21,38 21 Angkot 5,54 63 Kuning 10,23 105 Hitam 21,57 22 Angkot 5,58 64 Angkot 10,45 106 Angkot 21,86 23 Angkot 5,64 65 Hijau 10,75 107 P U 22,9 24 P U 5,86 66 Angkot 10,77 108 Hitam 22,94 25 Angkot 6,14 67 P U 10,8 109 Angkot 22,96 26 Merah 6,17 68 Angkot 10,83 110 Hitam 23,77 27 Angkot 6,21 69 Hitam 10,87 111 Angkot 24,89 28 Angkot 6,34 70 Angkot 11,03 112 Angkot 25,61 29 Hitam 6,42 71 Hitam 11,09 113 Putih 26,08 30 Hitam 6,42 72 Angkot 11,55 114 Hitam 26,64 31 Silver 6,44 73 Angkot 11,85 115 Angkot 27,07 32 Putih 6,67 74 Hitam 12,02 116 Abu 29,41 33 Angkot 6,75 75 Angkot 12,03 117 Putih 32,73 34 Putih 6,96 76 Hitam 12,29 118 Hitam 32,97 35 Angkot 7,16 77 P U 12,42 119 Angkot 33,08 36 P U 7,22 78 Hitam 12,79 120 Putih 34,32 37 Abu 7,28 79 Angkot 12,9 121 Merah 36,58 38 Angkot 7,47 80 Angkot 13,04 122 Hitam 37,75 39 Angkot 7,59 81 Angkot 13,28 123 Hitam 39,87 40 P U 7,7 82 Biru 13,51 124 Hitam 43,24 41 Angkot 8,01 83 Angkot 14,01 125 Hitam 46,82 42 Hitam 8,28 84 Angkot 14,03 126 Biru 47,69 p u = pick up Data di atas diolah berdasarkan metode Aldian Taylor 2001 dengan metode rata-rata. Tetapi data waktu gap di atas harus diolah untuk melihat apakah data tersebut mengikuti Universitas Sumatera Utara distribusi lognormal atau tidak. Berdasarkan frekuensi waktu gap diperoleh data seperti berikut ini. Tabel 4.4. Frekuensi Waktu Gap Pagi Waktu Gap s N Kendaraan Waktu Gap s N Kendaraan 1-1,99 24-24,99 1 2-2,99 25-25,99 1 3-3,99 6 26-26,99 2 4-4,99 7 27-27,99 1 5-5,99 11 28-28,99 6-6,99 10 29-29,99 1 7-7,99 6 30-30,99 8-8,99 12 31-31,99 9-9,99 7 32-32,99 2 10-10,99 10 33-33,99 1 11-11,99 4 34-34,99 1 12-12,99 6 35-35,99 13-13,99 3 36-36,99 1 14-14,99 7 37-37,99 1 15-15,99 3 38-38,99 16-16,99 1 39-39,99 1 17-17,99 3 40-40,99 18-18,99 41-41,99 19-19,99 4 42-42,99 20-20,99 3 43-43,99 1 21-21,99 3 44-44,99 22-22,99 3 45-45,99 23-23,99 1 46-46,99 1 24-24,99 1 47-47,99 1 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Grafik Frekuensi Gap Pagi Adapun dari hasil perhitungan distribusi lognormal dan disertai dengan kurva distribusi normal dapat dilihat dalam grafik berikut ini yang menunjukkan bahwa data waktu gap pagi di atas mengikuti distribusi normal. Gambar 4.3. Grafik Distribusi Gap Pagi Universitas Sumatera Utara Dari grafik menunjukkan nilai gap yang terjadi pada pagi hari dominan terjadi sekitar 5- 11 detik. Terdapat pula kejadian gap hingga 47 detik lamanya. Dari seluruh data di atas, tidak seluruhnya digunakan untuk mencari nilai rata-rata gap untuk menentukan nilai gap kritis. Hal ini disebabkan banyak faktor yang menyebabkan hasil pengamatan data tidak dapat dipercaya 100. Untuk itu data waktu gap yang dimasukkan dalam perhitungan diputuskan mulai dari waktu gap 3-25 detik, dan dapat dilihat dari Gambar 4.3 nilai probabilitas data gap 25 detik bernilai 0,9047. Data yang dipakai untuk mencari nilai rata-rata diputuskan mulai dari 3 detik hingga waktu gap 25 detik. Dari tabel data waktu gap di atas diketahui data tersebut dimulai dari data nomor 1 sampai 112 ditandai warna hijau pada tabel. Untuk mencari nilai rata-rata digunakan rumus; �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � � � dimana; �� = rata-rata data; � � = data ke-n; � = banyak data; Berdasarkan rumus di atas maka nilai rata-rata waktu gap pagi hari diperoleh �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � 112 112 = 1218,63 112 = 10,8806 Hasil rata-rata dari data tersebut diperoleh = 10,881 detik. Maka nilai gap kritis untuk pagi hari adalah 10,881 detik - Siang Hari Pengamatan siang hari dilakukan dari pukul 12.00-14.30 WIB. Diperoleh data sebanyak 157 waktu gap pada siang hari. Dari hasil pengamatan siang hari, diperoleh data seperti tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Data Waktu Gap Siang No Ciri kendaraan data accepted gap No Ciri kendaraan data accepted gap No Ciri kendara an data accepted gap 1 angkot 2,33 54 hitam 5,11 107 angkot 8,67 2 angkot 2,99 55 angkot 5,11 108 hitam 8,81 3 angkot 3,01 56 silver 5,12 109 angkot 8,91 4 silver 3,02 57 angkot 5,19 110 abu 9,06 5 abu 3,17 58 silver 5,19 111 putih 9,1 6 hitam 3,23 59 putih 5,21 112 putih 9,12 7 angkot 3,23 60 angkot 5,36 113 putih 9,27 8 abu 3,31 61 silver 5,36 114 abu 9,33 9 angkot 3,35 62 hitam 5,36 115 taksi 9,4 10 angkot 3,36 63 angkot 5,44 116 hitam 9,5 11 angkot 3,38 64 putih 5,46 117 merah 10,56 12 putih 3,4 65 putih 5,48 118 hitam 10,59 13 angkot 3,48 66 kuning 5,56 119 hitam 10,6 14 angkot 3,58 67 hitam 5,6 120 angkot 10,62 15 silver 3,64 68 hitam 5,63 121 angkot 11,34 16 hitam 3,66 69 angkot 5,64 122 hitam 11,69 17 angkot 3,67 70 pu 5,66 123 pu 11,88 18 angkot 3,7 71 angkot 5,67 124 angkot 12,29 19 silver 3,81 72 angkot 5,71 125 hitam 12,33 20 angkot 3,82 73 angkot 5,76 126 hitam 13,86 21 hitam 3,82 74 hitam 5,83 127 silver 14,9 22 angkot 3,9 75 angkot 5,97 128 angkot 15,07 23 angkot 3,97 76 hijau 6,07 129 angkot 15,68 24 putih 3,97 77 angkot 6,08 130 hitam 15,79 25 hitam 4,01 78 angkot 6,08 131 pu 15,89 26 pu 4,01 79 putih 6,12 132 pu 16,36 27 hitam 4,05 80 hitam 6,15 133 hitam 16,87 28 hitam 4,07 81 hitam 6,17 134 angkot 17,14 29 kuning 4,07 82 hitam 6,27 135 hitam 17,29 30 pu 4,11 83 putih 6,33 136 putih 17,35 31 putih 4,15 84 angkot 6,42 137 silver 17,46 32 abu 4,28 85 hijau 6,57 138 pu 18,05 33 taksi 4,28 86 angkot 6,58 139 putih 18,9 34 angkot 4,33 87 silver 6,6 140 pu 19,06 35 merah 4,33 88 hitam 6,62 141 hitam 20,94 36 angkot 4,35 89 putih 6,97 142 angkot 21,11 37 sampri 4,4 90 merah 6,97 143 abu 21,9 38 hitam 4,46 91 pu 7,03 144 angkot 22,47 39 putih 4,46 92 hitam 7,1 145 hitam 23,12 40 putih 4,53 93 sedan 7,19 146 merah 23,42 Universitas Sumatera Utara 41 putih 4,7 94 angkot 7,32 147 hitam 23,8 42 angkot 4,76 95 abu 7,34 148 sampri 23,91 43 angkot 4,8 96 hitam 7,41 149 angkot 24,49 44 hitam 4,81 97 putih 7,45 150 pu 24,85 45 hitam 4,91 98 silver 7,47 151 putih 25,62 46 putih 4,94 99 angkot 7,54 152 abu 26,64 47 hitam 5,01 100 hitam 7,55 153 hitam 27,38 48 angkot 5,03 101 silver 7,76 154 angkot 29,35 49 abu 5,03 102 silver 7,82 155 silver 30,19 50 silver 5,04 103 pu 8,12 156 angkot 35,22 51 putih 5,05 104 hitam 8,4 157 pu 44,78 52 sedan 5,11 105 putih 8,48 53 angkot 5,11 106 abu 8,51 pu = pick up Data pada tabel kemudian dibagi berdasarkan frekuensi waktu gap. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut. Tabel 4.6. Frekuensi Waktu Gap Siang Waktu Gap s N Kendaraan Waktu Gap s N Kendaraan 2-2,99 2 18-18,99 2 3-3,99 22 19-19,99 1 4-4,99 22 20-20,99 1 5-5,99 29 21-21,99 2 6-6,99 15 22-22,99 1 7-7,99 12 23-23,99 4 8-8,99 7 24-24,99 2 9-9,99 7 25-25,99 1 10-10,99 4 26-26,99 1 11-11,99 3 27-27,99 1 12-12,99 2 28-28,99 13-13,99 1 29-29,99 1 14-14,99 1 30-30,99 1 15-15,99 4 35-35,99 1 16-16,99 2 40-40,99 1 17-17,99 4 Universitas Sumatera Utara Adapun hasil dari data di atas diplot kedalam grafik frekuensi berikut, kemudian diplot ke grafik distribusi lognormal dan normal untuk melihat data mengikuti distribusi lognormal atau tidak. Gambar 4.4. Grafik Data Waktu Gap Siang Gambar 4.5. Grafik Distribusi Gap Siang Universitas Sumatera Utara Seperti data gap pagi hari, tidak keseluruhan data di atas dapat digunakan karena alasan ketidakpercayaan terhadap seluruh data. Data yang digunakan untuk perhitungan rata-rata sama seperti data pagi hari yaitu data gap 3-25 detik , data yang bertanda hijau pada tabel data ke-3 sampai data ke-151. Sehingga nilai rata-rata waktu gap siang hari adalah : �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � � � �� = ∑� 3 + � 4 + ⋯ + � 149 149 = 1246,95 149 = 8,368 Maka diperoleh nilai gap kritis untuk siang hari, berdasarkan nilai rata-rata waktu gap, adalah sebesar 8,368 detik. - Malam Hari Pengamatan untuk malam hari dilakukan dari pukul 17.30-20.00 WIB. Diperoleh data sebanyak 143 data waktu gap. Data waktu gap malam hari terdapat pada tabel berikut ini. Tabel 4.7. Data Waktu Gap Malam No Ciri kendaraan Data accepte d gap No Ciri kendaraan Data accepte d gap No Ciri kendaraan Data accepted gap 1 putih 1,66 48 angkot 5,99 96 silver 11,58 2 pu 3,23 49 angkot 6,15 97 angkot 11,65 3 hitam 3,27 50 hitam 6,32 98 pu 11,85 4 hitam 3,28 51 angkot 6,36 99 angkot 12,03 5 taksi 3,35 52 angkot 6,38 100 hitam 12,26 6 angkot 3,43 53 hitam 6,46 101 hitam 12,32 7 pu 3,52 54 angkot 6,75 102 mp.hijau 12,46 8 angkot 3,7 55 hitam 6,76 103 biru 12,68 9 putih 3,78 56 angkot 6,86 104 hitam 12,71 10 angkot 3,89 57 hitam 6,91 105 hitam 12,84 11 silver 3,94 58 silver 6,92 106 angkot 12,92 12 hitam 3,95 59 sedan 7,08 107 hitam 13,2 13 silver 4,05 60 silver 7,12 108 silver 13,33 14 hitam 4,09 61 hitam 7,17 109 hitam 13,62 15 sedan 4,11 62 merah 7,17 110 silver 14,14 16 hitam 4,17 63 angkot 7,19 111 angkot 14,56 Universitas Sumatera Utara 17 putih 4,22 64 silver 7,33 112 hitam 14,82 18 hitam 4,34 65 angkot 7,35 113 angkot 15,73 19 angkot 4,35 66 angkot 7,38 114 mp. hitam 16,2 20 angkot 4,37 67 angkot 7,42 115 angkot 16,58 21 angkot 4,39 68 angkot 7,47 116 putih 17,14 22 hitam 4,58 69 merah 7,56 117 silver 17,82 23 biru 4,58 70 hitam 7,72 118 hitam 18,02 24 angkot 4,73 71 putih 7,73 119 mp hitam 18,36 25 hitam 4,76 72 hitam 7,79 120 angkot 18,53 26 pu 4,78 73 hijau 7,83 121 angkot 19,18 27 mp. hitam 4,88 74 mp abu 7,87 122 hitam 19,4 28 silver 4,9 75 silver 8,01 123 sedan 20,17 29 mp silver 4,93 76 angkot 8,1 124 putih 21,67 30 angkot 4,93 77 silver 8,16 125 hitam 21,7 31 angkot 4,97 78 abu 8,24 126 hitam 21,8 32 mp hitam 5,04 79 silver 8,5 127 angkot 22,38 33 angkot 5,12 80 hitam 8,54 128 angkot 23,54 34 putih 5,3 81 angkot 8,66 129 abu 23,78 35 angkot 5,31 82 merah 8,76 130 putih 24,89 36 angkot 5,4 83 hitam 8,92 131 putih 25,28 37 angkot 5,43 84 silver 9,26 132 sedan 25,94 38 silver 5,53 85 hitam 9,27 133 angkot 27,67 39 angkot 5,59 86 silver 9,33 134 silver 30,11 40 putih 5,66 87 angkot 9,8 135 hitam 31,45 41 mp hijau 5,8 88 hitam 9,85 136 angkot 31,5 42 hitam 5,81 89 mp silver 9,88 137 angkot 31,92 43 hitam 5,85 90 angkot 10,06 138 hitam 32,02 44 angkot 5,86 91 angkot 10,18 139 angkot 33,39 45 silver 5,9 92 angkot 10,37 140 angkot 33,92 46 sedan 5,92 93 silver 10,42 141 angkot 36,59 47 angkot 5,99 94 pu 10,67 142 silver 38,19 95 hitam 11,37 143 mp hitam 40,02 pu = pick up Sama seperti data sebelumnya, data di atas kemudian dibagi sesuai frekuensinya kemudian dihitung distribusi lognormal dan diplot ke dalam grafik seperti di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Frekuensi Waktu Gap Malam Waktu N Kendaraan Waktu N Kendaraan Waktu N Kendaraan 1-1,99 1 18-18,99 3 36-36,99 1 2-2,99 19-19,99 2 38-38,99 1 3-3,99 11 20-20,99 1 40-40,99 1 4-4,99 19 21-21,99 3 5-5,99 17 22-22,99 1 6-6,99 10 23-23,99 2 7-7,99 16 24-24,99 1 8-8,99 9 25-25,99 2 9-9,99 6 26-26,99 10-10,99 5 27-27,99 1 11-11,99 4 28-28,99 12-12,99 8 29-29,99 13-13,99 3 30-30,99 1 14-14,99 3 31-31,99 3 15-15,99 1 32-32,99 1 16-16,99 2 33-33,99 2 17-17,99 2 34-34,99 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6. Grafik Frekuensi Waktu Gap Malam Gambar 4.7. Grafik Distribusi Gap Malam Waktu gap mulai dari 3-25 detik digunakan untuk mencari nilai rata-rata waktu gap. Adapun data untuk malam hari yang dimaksud adalah data ke-2 sampai data ke-132 tabel yang bertanda hijau. Sehingga nilai rata-rata waktu gap malam hari adalah; �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � � � �� = ∑� 2 + � 3 + ⋯ + � 132 131 = 1229,45 131 = 9,385 Nilai rata-rata data waktu gap pada malam hari sebesar 9,385 detik. Maka nilai gap kritis untuk malam hari adalah 9,385 detik. ♣ Follow-up Untuk mencari nilai follow-up juga dilakukan dengan metode rata-rata. Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dilakukan pengamatan dari hasil rekaman video. Follow-up terjadi karena terdapat lebih dari satu kendaraan yang memanfaatkan gap yang sama. Sehingga terjadi selang waktu antara kendaraan arus minor Universitas Sumatera Utara yang pertama bergerak dengan kendaraan arus minor berikutnya. Namun kondisi arus lalu lintas ketika mengamati kejadian follow-up tidak dalam kondisi arus tidak jenuh melainkan kondisi arus jenuh karena follow-up terjadi karena ada kendaraan yang mengantri dan memanfaatkan gap yang sama. Gambar 4.8. Ilustrasi follow-up Yang diamati untuk mendapatkan nilai follow-up adalah ketika kendaraan pada lingkaran kuning mencapai spot tertentu yang telah dilalui kendaraan di depannya lingkaran merah. Demikian seterusnya bila ada lebih dari dua kendaraan. Selanjutnya data follow-up yang diperoleh, sama seperti data gap kritis, akan dicari nilai rata-ratanya yang nantinya akan menjadi nilai waktu follow-up. - Pagi Hari Pada pengamatan pagi hari 07.00-09.30 WIB diperoleh data waktu sebanyak 55 data. Data follow-up pagi hari dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.9. Data Waktu Follow-Up Pagi Hari Universitas Sumatera Utara No. Kend Waktu No. Kend waktu No. Kend waktu 1 4,47 21 7,09 41 9,94 2 4,84 22 7,09 42 10,37 3 5,06 23 7,15 43 10,72 4 5,13 24 7,21 44 10,95 5 5,3 25 7,21 45 11,12 6 5,31 26 7,37 46 11,41 7 5,37 27 7,65 47 11,63 8 5,48 28 7,94 48 11,89 9 5,48 29 8,5 49 12,25 10 5,49 30 8,57 50 12,53 11 5,73 31 9,01 51 12,96 12 5,75 32 9,11 52 15,34 13 5,88 33 9,2 53 16,61 14 5,88 34 9,22 54 17,28 15 5,98 35 9,31 55 18,05 16 6,34 36 9,35 17 6,52 37 9,6 18 6,57 38 9,71 19 6,75 39 9,78 20 6,76 40 9,79 Lalu data di atas dibagi kedalam frekuensi sesuai nilai waktu follow-up kemudian diplot pada grafik sesuai frekuensinya, sama seperti pengerjaan data gap kritis sebelumnya. Tabel 4.10. Frekuensi Waktu follow-up pagi Waktu N Kendaraan Waktu N Kendaraan 4-4,99 2 12-12,99 3 5-5,99 13 13-13,99 6-6,99 5 14-14,99 7-7,99 8 15-15,99 1 8-8,99 2 16-16,99 1 9-9,99 11 17-17,99 1 10-10,99 3 18-18,99 1 11-11,99 4 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9. Grafik frekuensi waktu follow-up pagi Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10. Grafik distribusi follow-up pagi Seperti pengerjaan data gap kritis, tidak semua data follow-up digunakan dalam perhitungan rata-rata waktu follow-up. Untuk perhitungan follow-up, data yang digunakan adalah waktu follow-up 3-15 detik. Dari tabel di atas diketahui data yang dapat dipakai adalah data ke-1 sampai data ke-52 bertanda biru pada tabel. Maka sesuai rumus, nilai rata-rata follow-up pagi adalah ; �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � � � �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � 52 52 = 425,06 52 = 8,174 Diperoleh nilai �� follow-up pagi hari sebesar 8,174 detik. Maka nilai follow-up kendaraan pada pagi hari adalah 8,174 detik. - Siang Hari Pada pengamatan siang hari 12.00-14.30 WIB diperoleh data waktu sebanyak 142 data. Data follow-up pagi hari dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.11. Data Follow-Up Siang Hari No. kend waktu No. kend Waktu No. kend waktu 1 3,36 51 9,34 101 13,5 2 4,09 52 9,37 102 13,71 3 4,21 53 9,45 103 13,83 4 4,98 54 9,5 104 13,85 5 5,22 55 9,56 105 13,92 6 5,55 56 9,61 106 14,04 7 5,67 57 9,62 107 14,2 8 5,75 58 9,62 108 14,39 9 5,78 59 9,71 109 14,43 10 5,81 60 9,71 110 14,5 Universitas Sumatera Utara 11 5,82 61 9,72 111 14,53 12 5,87 62 9,73 112 14,64 13 5,87 63 9,78 113 14,64 14 6,03 64 9,78 114 15,19 15 6,17 65 9,84 115 15,59 16 6,26 66 9,87 116 15,98 17 6,28 67 9,96 117 16,05 18 6,4 68 9,97 118 16,24 19 6,45 69 10,01 119 16,37 20 6,66 70 10,17 120 16,55 21 6,82 71 10,22 121 16,63 22 7,01 72 10,34 122 16,78 23 7,06 73 10,34 123 17,04 24 7,11 74 10,44 124 17,07 25 7,17 75 10,54 125 17,25 26 7,22 76 10,58 126 17,43 27 7,25 77 10,65 127 17,57 28 7,4 78 10,65 128 17,7 29 7,45 79 10,81 129 17,89 30 7,45 80 10,94 130 18,09 31 7,51 81 11,05 131 18,85 32 7,59 82 11,17 132 19,15 33 7,67 83 11,25 133 19,47 34 7,7 84 11,3 134 19,89 35 7,74 85 11,71 135 20,11 36 7,87 86 11,74 136 21 37 7,94 87 11,8 137 21,36 38 8,01 88 12,11 138 24,39 39 8,09 89 12,12 139 26,19 40 8,22 90 12,46 140 29,82 41 8,34 91 12,52 141 36,23 42 8,38 92 12,69 142 40,56 43 8,4 93 12,92 44 8,71 94 13,12 45 8,88 95 13,17 46 8,9 96 13,23 47 8,91 97 13,24 48 8,92 98 13,28 49 9,2 99 13,44 50 9,23 100 13,46 Universitas Sumatera Utara Hasil pengelompokan berdasarkan frekuensi dari data di atas adalah sebagai berikut. Kemudian data diplotkan ke dala grafik frekuensi dan grafik distribusinya seperti terdapat di bawah ini. Tabel 4.12. Frekuensi waktu follow-up siang Waktu N Kendaraan Waktu N Kendaraan 3-3,99 1 14-14,99 8 4-4,99 3 15-15,99 3 5-5,99 9 16-16,99 6 6-6,99 8 17-17,99 7 7-7,99 16 18-18,99 2 8-8,99 11 19-19,99 3 9-9,99 20 20-20,99 1 10-10,99 12 21-21,99 2 11-11,99 7 24-24,99 1 12-12,99 6 26-26,99 1 13-13,99 12 29-29,99 1 Gambar 4.11. Grafik frekuensi follow-up siang Universitas Sumatera Utara Gambar 4.12. Grafik distribusi follow-up siang Data yang digunakan adalah waktu follow-up 3-15 detik. Dari tabel diketahui data yang dapat dipakai adalah data ke-1 sampai data ke-116 bertanda biru pada tabel. Maka sesuai rumus, nilai rata-rata follow-up pagi adalah ; �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � � � �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � 116 116 = 1128,93 116 = 9,44 Diperoleh nilai �� follow-up siang hari sebesar 9,44 detik. Maka nilai follow-up kendaraan pada pagi siang adalah 9,44 detik. - Malam Hari Pada pengamatan malam hari 17.30-20.00 WIB diperoleh data waktu sebanyak 127 data. Data follow-up pagi hari dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.13. Data Follow-up Malam Hari No. kend waktu No. kend waktu No. kend waktu Universitas Sumatera Utara 1 4,35 44 7,65 86 11,31 2 4,39 45 7,74 87 11,43 3 4,54 46 7,8 88 11,53 4 4,59 47 7,81 89 11,54 5 4,61 48 7,89 90 11,6 6 4,89 49 7,91 91 11,63 7 5,16 50 7,93 92 11,79 8 5,18 51 8,14 93 11,85 9 5,27 52 8,46 94 11,95 10 5,27 53 8,47 95 12,11 11 5,41 54 8,52 96 12,31 12 5,47 55 8,55 97 12,37 13 5,59 56 8,55 98 12,47 14 5,83 57 8,56 99 12,53 15 5,89 58 8,57 100 13,08 16 5,96 59 8,64 101 13,25 17 6,04 60 8,7 102 13,25 18 6,11 61 8,73 103 13,37 19 6,16 62 8,73 104 13,97 20 6,38 63 8,73 105 14,12 21 6,44 64 8,79 106 14,28 22 6,55 65 8,8 107 14,29 23 6,61 66 8,98 108 14,56 24 6,63 67 8,98 109 14,69 25 6,64 68 9,04 110 14,92 26 6,75 69 9,1 111 15,12 27 6,77 70 9,5 112 15,13 28 6,77 71 9,54 113 15,3 29 6,8 72 9,56 114 15,77 30 6,95 73 9,8 115 17,03 31 6,98 74 9,96 116 17,26 32 6,99 75 10,22 117 17,63 33 7,03 76 10,25 118 18,19 34 7,05 77 10,26 119 18,24 35 7,06 78 10,51 120 18,81 36 7,12 79 10,53 121 19,71 37 7,16 80 11,05 122 20,08 38 7,19 81 11,17 123 21,38 39 7,22 82 11,22 124 22,2 40 7,43 83 11,25 125 25,93 41 7,54 84 11,28 126 26,44 42 7,58 85 11,28 127 27,18 43 7,62 Universitas Sumatera Utara Hasil pengelompokkan berdasarkan frekuensi dari data di atas adalah seperti di bawah ini. Kemudian data diplot sesuai frekuensinya dan diplot juga berdasarkan hasil distribusinya seperti berikut ini. Tabel 4.14. Frekuensi waktu follow-up malam Waktu N Kendaraan Waktu N Kendaraan 4-4,99 6 15-15,99 4 5-5,99 10 17-17,99 3 6-6,99 16 18-18,99 3 7-7,99 18 19-19,99 1 8-8,99 17 20-20,99 1 9-9,99 7 21-21,99 1 10-10,99 5 24-24,99 1 11-11,99 15 25-25,99 1 12-12,99 5 26-26,99 1 13-13,99 5 27-27,99 1 14-14,99 6 Gambar 4.12. Grafik frekuensi follow-up malam Universitas Sumatera Utara Gambar 4.13. Grafik distribusi follow-up malam Data yang digunakan adalah waktu follow-up 3-15 detik. Dari tabel diketahui data yang dapat dipakai adalah data ke-1 sampai data ke-114 bertanda biru pada tabel. Maka sesuai rumus, nilai rata-rata follow-up pagi adalah ; �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � � � �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � 114 114 = 1036,64 114 = 8,866 Diperoleh nilai �� follow-up malam hari sebesar 8,866 detik. Maka nilai follow-up kendaraan pada pagi siang adalah 8,866 detik. b. Metode Regresi Siegloch Seperti yang dijelaskan sebelumnya, metode regresi Siegloch ini dikembangkan untuk kondisi arus jenuh pada arus minor jalan. Arus jenuh adalah kondisi dimana terdapat antrian Universitas Sumatera Utara kendaraan pada bukaan median untuk menunggu waktu gap yang dianggap aman untuk melakukan putaran balik. Tidak jarang dalam kondisi seperti ini terdapat lebih dari satu kendaraan yang mengambil satu gap yang sama, dikarenakan waktu yang terlalu lama menunggu. Dengan metode regresi Siegloch baik nilai gap kritis dan nilai follow-up dapat diketahui sekaligus tanpa harus memisah data seperti metode rata-rata sebelumnya. Gambar 4.14. Kondisi jenuh arus minor Metode ini telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian untuk mencari nilai kapasitas pada bukaan median, salah satunya dalam jurnal Warner Brilon Ralph Koenig 1997. Adapun langkah-langkah estimasi metode ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi kondisi yang memiliki kejadian antrian pada bukaan median 2. Hitung jumlah kendaraan gt yang melakukan putaran balik selama satu gap t 3. Plot hasil pengamatan pada grafik, contoh seperti berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.15. Grafik plot data metode Siegloch Grafik di atas menunjukkan sumbu vertikal jumlah kendaraan yang mampu lewat dalam waktu satu waktu gap t yang ditunjukkan sumbu horizontal. 4. Sebelum meregresi hasil plot, hitung dahulu nilai waktu rata-rata dari masing-masing gt. Hal ini dilakukan karena bisa terdapat lebih dari satu nilai gt yang pada waktu t yang sama pula, sehingga yang masuk dalam plot grafik hanya satu nilai saja. 5. Hasil dari rata-rata nilai t pada masing-masing gt pada grafik contoh pada langkah no. 6, dilambangkan dengan kotak warna merah. Dan nilai rata-rata inilah yang akan diregresi nantinya untuk mendapat nilai gap kritis dan waktu follow-up. 6. Contoh gambar grafik di bawah menunjukkan hasil regresi dari nilai gt terhadap t. Dari garis regresi maka dapat diperoleh nilai follow-up time dan parameter nol. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.16. Grafik regresi metode Siegloch Dari grafik di atas dapat dilihat lebih lengkap bagaimana semua variabel diperoleh dari grafik. Variabel � ��� � � didapat dari grafik. Seperti yang ditunjukkan lingkaran merah dan hijau. Sedangkan untuk nilai gap kritis � � diperoleh dari rumus � � = � + 0,5 � � Demikian dijelaskan langkah-langkah pengerjaan dari metode regresi Siegloch. Berikut ini adalah hasil pengerjaan dari data yang didapat dari hasil pengamatan rekaman video yang terbagi tiga segmen waktu; pagi, siang, dan malam. - Pagi hari Hasil dari pengamatan video rekaman pagi hari 07.00-09.30 WIB diperoleh data untuk metode Siegloch seperti berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Data Gap Pagi Metode Siegloch gt t gt t gt t gt t 3,51 3,71 1 6,18 1 9,68 7,77 4,57 1 8,01 1 9,15 4,8 4,88 1 7,4 1 8,55 7,35 11,6 1 7,41 1 9 7,35 7,92 1 11,79 1 9,72 5,56 1 10,68 1 33,84 1 9,5 3,47 1 7,92 1 13,87 1 9 11,15 1 18,89 1 15,31 1 14,95 3,61 1 10,48 1 26,08 1 21,19 22,96 1 11,91 1 23,62 2 27,96 6,36 1 8,82 1 12,43 2 12,55 4,24 1 20,58 1 12,34 2 12,48 6,22 1 6,84 1 11,6 3 20,38 gt = jumlah kendaraan yang memutar dalam 1 gap t = waktu 1 gap Langkah selanjutnya dalam metode Siegloch adalah mencari nilai rata-rata waktu untuk gt yang bernilai sama. Untuk data di atas, mencari nilai rata-rata tiap gt adalah sebagai berikut : �� = ∑� 1 + � 2 + ⋯ + � � � Untuk nilai gt = 0; berarti hanya ada satu kendaraan dalam sebuah antrian pada bukaan median yang memanfaatkan gap pada arus mayor, sedangkan kendaraan di belakangnya tidak ikut bergerak. Terdapat 18 jumlah data gt = 0. Maka nilai rata-rata saat gt = 0 adalah : �� ��=0 = ∑ � 1 + ⋯ + � 18 18 = 3,51 + 7,77 + ⋯ + 7,92 18 = 127,03 18 = 7,057 Universitas Sumatera Utara Untuk gt = 1; berarti ada dua kendaraan yang memanfaatkan satu gap yang sama dari antrian pada bukaan median. Dari tabel diketahui ada sebanyak 30 data. Nilai rata-rata waktu ketika gt = 1 adalah : �� ��=1 = ∑ � 1 + ⋯ + � 30 30 = 10,68 + 7,92 + ⋯ + 21,19 30 = 386,74 30 = 12,891 ����� Dan begitu seterusnya untuk semua gt. �� ��=2 = ∑ � 1 + ⋯ + � 3 3 = 27,96 + 12,55 + 12,48 3 = 52,99 3 = 17,663 ����� �� ��=3 = 20,38 ����� Hasil perhitungan di atas diringkas ke dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.16. Rata-rata t terhadap gt gt �̅ 7,057222222 1 12,89133333 2 17,66333333 3 20,38 Dalam proses pengerjaan, terdapat dua grafik yang disatukan. Grafik pertama adalah hasil plot data jumlah kendaraan gt yang memanfaatkan satu gap t. Dan grafik kedua adalah plot hasil nilai rata-rata waktu follow-up �̅ terhadap gt. Universitas Sumatera Utara 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 5 10 15 20 25 30 35 g t t Metode Siegloch gap pagi 7,057222222 12,89133333 17,66333333 20,38 y = 0,218x - 1,662 R² = 0,975 -1 1 2 3 4 5 10 15 20 25 30 35 40 Rata-rata t rata-rata t Gambar 4.17. Grafik plot data t terhadap gt Gambar 4.18. Grafik rata-rata t Kedua grafik disatukan untuk dapat melihat lebih jelas grafik metode regresi Siegloch. Hasil penyatuan dua grafik di atas adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.19. Grafik regresi Siegloch pagi Dari grafik di atas diperoleh nilai : parameter nol = 6,5 detik; follow-up time = 2,05 detik. Nilai parameter nol diperoleh dari perpotongan garis linear regresi dengan sumbu x grafik, dan nilai waktu follow-up diperoleh dari hasil slope garis regresi. Selanjutnya untuk memperoleh nilai gap kritis dapat diperoleh dengan rumus perhitungan; � � = � + � � 2 = 6,5 + 2,05 2 = 7,525 ����� dimana : � � = gap kritis; � = parameter nol; � � = waktu follow-up Maka dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai gap kritis pagi hari = 7,525 detik; nilai follow-up time = 2,05 detik. Demikian cara yang juga akan digunakan untuk waktu siang dan malam untuk mencari nilai gap kritis dan waktu follow-up. Universitas Sumatera Utara - Siang Hari Pengamatan video rekaman siang hari dilakukan pada pukul 12.00-14.30 WIB. Diperoleh data sebanyak 113 data. proses pengolahan data dengan metode Siegloch sama seperti mencari nilai waktu follow-up pagi hari. Data waktu follow-up siang hari dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.17. Data gap siang metode Siegloch gt t gt t gt t gt t gt t 6,32 7,21 6,74 1 10,74 1 17,26 6,03 7,22 5,77 1 15,04 1 14,81 7,99 3,93 7,54 1 23,85 1 12,68 8,03 4,96 7,93 1 7,37 1 7,68 4,57 5,62 4,22 1 7,36 1 17,34 5,47 5,88 10,26 1 7,29 1 8,07 5,05 5,88 3,09 1 8,7 1 8,15 5,67 5,04 5,87 1 7,07 2 12,85 3,51 4,79 5,89 1 7,65 2 12,3 3,42 5,13 5,52 1 13,69 2 11,03 6,8 10,39 6,06 1 23,34 2 27,92 4,41 4,84 7,69 1 8,76 2 26,6 6,49 5,73 1 10,94 1 8,76 2 9,25 6,69 4,46 1 20,13 1 4,98 2 40,99 9,76 4,66 1 19,02 1 11,03 2 9,79 3,99 5,41 1 5,79 1 6,01 2 22,86 13,84 3,8 1 6,99 1 5,76 2 14,71 13,84 4,31 1 7,94 1 13,84 3 36,97 3,71 6,43 1 5,31 1 9,96 3 16,31 11,88 5,02 1 26,73 1 5,8 3 19,74 10,54 5,02 1 10,25 1 12,73 3 13,23 4,27 5,45 1 25,05 1 10,28 9,03 8,16 1 10,05 1 8,46 gt = jumlah kendaraan memutar dalam 1 gap t = lama waktu 1 gap Universitas Sumatera Utara Data waktu follow-up siang di atas kemudian dicari nilai rata-rata untuk setiap gt atau jumlah kendaraan yang memanfaatkan gap yang sama. Hasil dari rata-rata data di atas terdapat dalam tabel berikut. Tabel 4.18. Nilai rata-rata t terhadap gt gt t 6,331551724 1 11,52829268 2 18,83 3 21,5625 Nilai-nilai dari tabel di atas kemudian di plot ke dalam grafik scatter untuk selanjutnya diregresi. Adapun grafik hasil plot adalah sebagai berikut; � � � � Gambar 4.20. Grafik regresi Siegloch siang Dari grafik di atas diperoleh nilai : parameter nol = 5,8 detik; follow-up time = 2,8 detik. Maka nilai critical gap dapat diperoleh dengan rumus perhitungan : � � = � + � � 2 = 5,8 + 2,8 2 = 7,2 ����� Maka hasil yang diperoleh untuk data siang hari adalah gap kritis = 7,2 detik dan waktu follow-up = 2,8 detik. Universitas Sumatera Utara - Malam Hari Hasil dari pengamatan video rekaman malam hari 17.30-19.50 WIB diperoleh data untuk metode Siegloch seperti berikut ini. Tabel 4.19. Data gap metode Siegloch malam gt t gt t gt t gt t 6,3 19,83 1 10,54 1 23,55 4,46 8,97 1 10,54 2 8 5,82 10,05 1 13,68 2 38,57 6,42 9,48 1 18,87 2 27,39 13,38 6,02 1 8,49 2 11,13 18,32 5,13 1 8,74 2 12,37 11,19 6,2 1 6,65 2 11,59 8,93 9,37 1 10,55 2 11,41 4,22 6,16 1 8,89 2 47,6 4,86 6,82 1 8,92 2 15,9 12,27 7,94 1 10,86 2 15,74 9,68 6,77 1 7,5 2 11,17 14,3 5,35 1 8,34 2 13,27 9,19 17,31 1 7,29 2 15,95 7,3 6,55 1 7,92 3 14,43 9,7 5,34 1 11,98 3 34,22 7,51 8,95 1 10,86 3 13,1 4,1 9,5 1 11,99 3 22,62 3,19 12,01 1 18,29 3 49,46 18,04 7,34 1 10,67 3 13,05 6,12 10,49 1 10,31 4 15,15 5,19 8,09 1 31,03 4 38 5,19 1 5,87 1 7,66 4 18,85 4,51 1 8,15 1 11,24 4 36,93 5,06 1 12,4 1 13,49 5,16 1 18,32 1 25,46 gt = jumlah kendaraan memutar dalam 1 gap t = lama waktu 1 gap Data waktu follow-up kemudian dicari nilai rata-rata darii setiap gt. Untuk hasil rata-rata data di atas telah diringkas dalam tabel berikut. Tabel 4.20. Nilai rata-rata t g terhadap gt Universitas Sumatera Utara gt t 8,418333333 1 12,22741935 2 18,46846154 3 24,48 4 27,2325 Nilai-nilai dari tabel di atas kemudian di plot ke dalam grafik scatter untuk selanjutnya diregresi. Adapun grafik hasil plot adalah sebagai berikut; � � � � Gambar 4.21. Grafik regresi Siegloch malam Dari grafik di atas diperoleh nilai : parameter nol = 7,6 detik; follow-up time = 2,58 detik. Maka nilai gap kritis dapat diperoleh dengan rumus perhitungan; � � = � + � � 2 = 7,6 + 2,58 2 = 8,89 ����� Hasi yang diperoleh dari malam hari adalah: gap kritis = 8,89 detik dan waktu follow-up = 2,58 detik. Setelah dilakukan pengolahan dan perhitungan data lapangan seperti di atas, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara ♣ Untuk metode rata-rata Nilai gap kritis yang diperoleh : pagi = 10,8806 detik siang = 8,368 detik malam = 9,385 detik Nilai waktu follow-up diperoleh : pagi = 8,174 detik siang = 9,44 detik malam = 8,866 detik ♣ Untuk metode regresi Siegloch Nilai gap kritis yang diperoleh : pagi = 7,525 detik siang = 7,2 detik malam = 8,89 detik Nilai follow-up yang diperoleh : pagi = 2,05 detik siang = 2,8 detik malam = 2,58 detik

4.3. KAPASITAS BUKAAN MEDIAN