Manfaat Teoristis Manfaat Praktis

13

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Wacana

Istilah wacana sering diikuti dengan beragamnnya istilah, definisi, bukan hanya tiap disiplin ilmu mempunyai istilah sendiri, banyak ahli memberikan difinisi dan batasan yang berbeda mengenai wacana tersebut. Bahkan kamus, kalau dianggap menunjukan pada referensi pada acuan yang objektif, juga mempunyai definisi yang berbeda-beda pula. Luasnya makna ini dikarenakan oleh perbedaan lingkup dan disiplin ilmu yang memakai istilah wacana Eriyanto,2001: 1.Analisis wacana menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan antara wacana dan perkembangan sosial secara kultural dan dalam dominan-dominan sosial yang berbeda.. Norman Fairclough menggunakannya untuk menguraikan pendekatan yang telah dia kembangkan dan sebagai label yang diberikan kepada gerakan lebih luas dalam analisis wacana yang beberapa pendekatnnya, termasuk pendekatan dikemukakan, merupakan bagian dari gerakan itu Fairclough dan Wodak dalam Jorgensen dan Pillips, 2007:114. Ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana, yaitu pandangan pertama diwakili oleh positivisme-empiris, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek di luar dirinya. Pengalaman manusia dianggap secara langsung diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala atau distorsi, dengan memakai pernyataan- pernyataan logis, sintaksis, dan memiliki hubungan dengan pengalaman 14 empiris. Salah satu ciri ciri dari pemikiran ini adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas. Pandangan kedua, disebut sebagai konstruktivisme. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomenologi. Aliran ini menolak pandangan empirisme atau positivisme yang memisahkan subjek dan objek bahasa. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objek belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Oleh karena itu analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Wacana adalah upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. Pandangan ketiga disebut pandangan kritis. Pandangan ini mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pikiran-pikirannya, karena sangat berhubungan dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya Eriyanto, 2001:4-6.