1.2. Perumusan Masalah
Belum optimalnya pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat memunculkan adanya citra negatif dan pandangan yang buruk terhadap
pemerintah. Keluhan-keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung juga menjadi bukti masih belum optimalnya
pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah selama ini. Menurut Word Economic Forum WEF Indonesia menempati urutan ke 38 dari 148 negara
dalam hal kualitas kinerja birokrasi publik, kalah jauh dari Singapura dan Malaysia yang berada pada urutan ke 2 dan urutan ke 24.
Sebagai salah satu faktor personal yang mempengaruhi komitmen pegawai terhadap organisasi, motivasi dalam hal ini motivasi pelayanan publik atau public
service motivation PSM memegang peranan yang sangat penting untuk pencapaian tujuan organisasi. Motivasi pelayanan publik atau public service
motivation PSM dan komitmen organisasi yang dimiliki oleh pegawai negeri sipil harus terus dikembangkan dan ditingkatkan, hal ini agar pegawai negeri sipil
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan lebih baik dan bertanggung jawab. Motivasi pelayanan publik yang tinggi diharapkan dapat menumbuhkan
komitmen organisasi yang tinggi pada pegawai negeri sipil, sehingga mereka akan terus mengabdi dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik lagi.
Berdasarkan hal tersebut, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat motivasi pelayanan publik atau public service
motivation PSM pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta?
2. Bagaimana tingkat komitmen organisasi pegawai negeri sipil di
lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta? 3.
Bagaimana pengaruh motivasi pelayanan publik atau public service motivation PSM terhadap komitmen afektif pegawai negeri sipil di
lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta?
1.3. Batasan Masalah
Motivasi pelayanan publik atau public service motivation PSM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan pegawai negeri sipil untuk
merespon terhadap motif-motif dasar yang unik dalam suatu organisasi publik, dengan kata lain adalah motif dasar yang dimiliki oleh pegawai negeri sipil untuk
melakukan pelayanan publik. Ada 4 empat dimensi motivasi pelayanan publik atau public service motivation PSM yang menjadi fokus dalam penelitian ini
yaitu ketertarikan untuk membuat kebijakan publik attraction to public policy making, komitmen terhadap kepentingan publik dan kewajiban sebagai warga
negara commitment to public interest and civic duty, simpati compassion, dan sikap pengorbanan diri self-sacrifice.
Komitmen organisasi yang dimaksud di sini adalah keterikatan antara pegawai negeri sipil dengan institusi mereka. Dalam penelitian ini peneliti
memfokuskan pada pengaruh motivasi pelayanan publik terhadap komitmen afektif yakni keinginan karyawan untuk tinggal di dalam organisasi karena secara
emosional mereka terikat dengan organisasi. Hal ini disebabkan motivasi bukan merupakan faktor penyebab timbulnya komitmen kontinuan dan komitmen
normatif Allen dan Meyer, 1990. Namun demikian, dalam penelitian ini tingkat komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif akan diukur
untuk melihat komitmen mana yang dominan dikalangan pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kota Yogjakarta.
Pegawai negeri sipil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil yang bekerja pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pemerintah Kota Yogyakarta, Dinas Perijinan Pemerintah Kota Yogyakarta, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kota Yogyakarta, Dinas
Kesehatan Pemerintah Kota Yogyakarta dan Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Pemerintah Kota Yogyakarta.
1.4. Tujuan Penelitian