G. Berat Segar Tanaman Berat segar tanaman merupakan akibat dari penimbunan hasil bersih
asimilasi C0
2
sepanjang musim pertumbuhan, karena asimilasi C0
2
merupakan hasil penyerapan energi matahari dan akibat radiasi matahari, kemudian di
distribusikan secara merata ke seluruh permukaan bumi. Berat segar tanaman hampir seluruhnya disebabkan pengambilan air oleh tanaman. Sekitar 80-95
berat segar sel dan jaringan tumbuhan terdiri dari air, sisanya 10-15 terdiri atas zat organik dan an organik baik yang terlarut maupun dalam bentuk
koloid Harjadi, 1993. Sekitar 80-95 air yang terdapat dalam sel tumbuhan dewasa merupakan air vakuola. Air tersebut masuk melalui membran vakuola
yakni tonoplas dengan osmosis Bidwell, 1974. Hasil analisis ragam Lampiran 8 pada berat segar menunjukkan
bahwa media tanam dan konsentrasi BAP berpengaruh sangat nyata dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat segar
tanaman. Rerata berat segar pada perlakuan media tanam disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rerata berat segar tanaman pada perlakuan media tanam Perlakuan
Rerata g Pasir + tanah + arang sekam M1
99,43 a Pasir + tanah + ppk kandang M2
116,48 a Pasir + arang sekam + ppk kandang M3
138,07 b Keterangan:Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata pada DMRT 5 Hasil DMRT 5 pada tabel 7, menunjukkan bahwa perlakuan media
tanam M1 terhadap berat segar tanaman berbeda tidak nyata dengan perlakuan media tanam M2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan media tanam M3.
Panjang Akar
c b
a
5 10
15 20
25
Perlakuan cm
Panjang Akar 22.6608
19.7533 16.5442
M1 M2
M3
Rerata berat segar tanaman pada perlakuan media tanam M3 diperoleh berat segar tanaman buah naga tertinggi yaitu 138,07 g, dan terendah pada
perlakuan media tanam M1 yaitu 99,43 g. Hal ini disebabkan karena media tanam M3 mengandung unsur hara yang lebih banyak daripada media tanam
M2 dan M1. Unsur Nitrogen untuk pembentukkan tunas atau perkembangan batang tanaman, unsur Fosfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit
tanaman, dan unsur Kalium dapat memperluas pertumbuhan akar. Perlakuan konsentrasi BAP berpengaruh sangat nyata terhadap berat
segar tanaman buah naga. Berdasarkan Kurva regresi dengan persamaan Y = 93.2255 + 16.5119 A
,
dapat diketahui semakin meningkatnya konsentrasi BAP maka berat segar semakin meningkat. Perlakuan konsentrasi BAP 30
ppm menghasilkan berat segar tertinggi yaitu 149,48 g, dan terendah tanpa perlakuan yaitu 98,13 g. Hal ini disebabkan karena zat pengatur tumbuh yang
berfungsi sebagai pengatur yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan berbagai organ maupun sistem organ sehingga dapat menambah berat segar
tanaman Lingga, 1986. Menurut Wilkins 1989, efek karakteristik dari sitokinin BAP adalah menyebabkan terjadinya pembesaran sel sehingga
tanaman akan memanjang dan terjadilah pertumbuhan. Sebaliknya apabila konsentrasi yang diberikan lebih tinggi dari pada konsentrasi optimum dapat
mengganggu metabolisme dan perkembangan tumbuhan. Keadaan ini akan menyebabkan reaksi turgor sel dalam tanaman sehingga permiabilitas
terganggu dan sel dapat mengalami kekeringan.
150 140
130 120
110
B e
ra t
B a
s a
h g
S = 8.70560 R-Sq = 90.0 R-Sqadj = 85.0 Berat Basah = 93.2255 + 16.5119 A
Gambar 8. Kurva regresi pengaruh konsentrasi BAP terhadap berat segar
H. Berat Kering Tanaman Pengeringan bahan tanaman bertujuan untuk menghilangkan semua