commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
Dari penelitian mengenai pengaruh pemberian jus mangga terhadap kerusakan histologis paru mencit yang dipapar asap rokok, diperoleh data
hasil pengamatan pada setiap kelompok perlakuan seperti tercantum pada tabel 2. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data ordinal
yaitu gambaran kerusakan histologis paru yang dibagi dalam 4 kategori. Keempat kategori itu adalah kategori normal, kerusakan derajat ringan,
sedang, dan berat. Derajat kerusakan paru didasarkan pada beberapa parameter yaitu : destruksi septum alveolar, edema paru, dan infiltrasi sel
radang. Pada pengamatan sediaan preparat, gambaran mikroskopis destruksi
septum alveolar berupa adanya septum alveolar yang mengalami penipisan, atrofi, dan pada beberapa tempat terdapat kerusakan total septum alveolar.
Gambaran mikroskopis edema paru pada pengamatan sediaan preparat ditandai dengan bertambah longgarnya jaringan pada septum
alveolar, dan dapat pula ditemukan adanya alveolus yang berisi cairan. Gambaran mikroskopis infiltrasi sel radang pada pengamatan sediaan
preparat berupa sebukan sel radang pada jaringan interstisial paru.
Tabel 2. Data Gambaran Kerusakan Preparat pada Masing-Masing Kelompok
Kelompok Preparat
Normal Preparat
Derajat Kerusakan
Ringan Preparat
Derajat Kerusakan
Sedang Preparat
Derajat Kerusakan
Berat ∑
K 6
15 9
30
commit to user PI
6 24
30 PII
18 9
3 30
Gambar 4.1 Histogram Jumlah Kerusakan Preparat pada Masing-Masing
Kelompok Keterangan
: K
: Kelompok Kontrol, mencit mendapat aquadest sebanyak 0,2 ml20g BB mencit per oral selama 14 hari berturut-turut
PI : Kelompok Perlakuan I, mencit diberi paparan asap dari 1
batang rokok setiap hari selama 14 hari berturut-turut. PII
: Kelompok Perlakuan II, mencit diberi paparan asap dari 1 batang rokok setiap hari selama 14 hari berturut-turut, dan 2
jam sebelumnya telah diberi jus mangga 0,2 ml20g BB mencit per oral setiap hari
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada kelompok kontrol didapati adanya gambaran yang bervariasi yaitu gambaran normal, kerusakan ringan,
dan kerusakan sedang. Pada kelompok kontrol tidak ditemukan adanya
commit to user gambaran kerusakan berat. Gambaran yang ditemukan pada kelompok ini
sebagian besar berupa gambaran mikroskopis kerusakan ringan. Sedangkan pada kelompok perlakuan I ditemukan gambaran mikroskopis kerusakan
berat dengan jumlah terbanyak dibandingkan dengan kelompok lainnya, dan tidak ditemukan adanya gambaran normal. Pada kelompok perlakuan II juga
tidak ditemukan gambaran yang normal namun ditemukan gambaran mikroskopis kerusakan ringan dengan jumlah terbanyak dibandingkan
dengan kelompok perlakuan lainnya. B.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan uji statistik Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Uji statistik Kruskal Wallis dilakukan untuk mengetahui bahwa
paling sedikit satu kelompok menunjukkan nilai yang lebih besar daripada kelompok lainnya, kemudian untuk mengetahui adanya perbedaan yang
bermakna diantara dua kelompok perlakuan dilakukan uji statistik Mann Whitney.
Dari perhitungan statistik menggunakan uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,000. Karena nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa paling tidak terdapat satu kelompok menunjukkan nilai-nilai yang lebih besar dari kelompok lainnya.
Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai nilai-nilai yang lebih besar, maka dilakukan analisis dengan uji Mann Whitney. Berikut ini
adalah hasil uji statistik Mann Whitney.
Tabel 3. Hasil Analisis Uji Statistik Mann Whitney
Kelompok yang dibandingkan
n
1
n
2
p Perbedaan
commit to user K-PI
30 30
0,000 Bermakna
K-PII 30
30 0,064
Tidak Bermakna PI-PII
30 30
0,000 Bermakna
Keterangan : n
1
: Jumlah sampel pada kelompok pertama n
2
: Jumlah sampel pada kelompok kedua p
: Nilai signifikansi Dari hasil perhitungan uji statistik Mann Whitney yang tertera pada
tabel 3, didapatkan adanya perbedaan yang bermakna antara K-PI dan PI-PII. Sedangkan untuk K-PII didapatkan hasil yang tidak bermakna
commit to user
BAB V PEMBAHASAN