PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM PEMBUATAN KURVA STANDAR LARUTAN TIROSIN

22

4.2 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM

Dalam penentuan aktivitas protease, pertama - tama dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum untuk larutan standar tirosin dengan menggunakan spektrofotometer UV. Pada larutan sampel dihasilkan panjang gelombang maksimum pada 274,80 nm, yaitu pada absorbansi maksimum. Panjang gelombang maksimum tirosin berbeda - beda tergantung hasil dari pengukuran yang dilakukan. Akan tetapi berdasarkan teori yang diperoleh, pengujian aktivitas protease dimulai dengan membuat kurva standar tirosin dengan rentang panjang gelombang 270 - 280 nm. Kemudian dibuat grafik dan persamaan hubungan antara penyerapan absorbansi dan tirosin yang dibebaskan tiap berbagai level konsentrasi [31]. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, panjang gelombang maksimum sesuai dengan teori yang ada.

4.3 PEMBUATAN KURVA STANDAR LARUTAN TIROSIN

Panjang gelombang maksimum yang dihasilkan digunakan untuk membuat kurva larutan standar tirosin. Kemudian, kurva standar tirosin dibuat dengan cara mengukur absorbansi larutan standar tirosin dengan konsentrasi 200 ppm sampai 1000 ppm dengan rentang 200 ppm dengan spektofotometer UV pada panjang gelombang maksimum. Dari data absorbansi larutan tirosin pada berbagai konsentrasi dibuat kurva larutan standar tirosin antara konsentrasi larutan tirosin terhadap absorbansi berdasarkan hukum Lambert Beer. Persamaan regresi kurva standar tirosin dinyatakan sebagai y = a + bx, dengan ketentuan y adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi larutan tirosin. Grafik konsentrasi larutan tirosin terhadap absorbansi dapat dilihat pada Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara 23 Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Larutan Tirosin Keabsahan kurva kalibrasi standar tirosin dapat diuji dengan menentukan harga koefisien korelasi R 2 atau uji kelinieran yang menyatakan ukuran kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dan absorbansinya. Korelasi dinyatakan sempurna jika nilai R 2 mendekati 1. Berdasarkan data dan perhitungan didapatkan persamaan regresi linier larutan standar tirosin adalah y = 0,0027x + 0,9 dengan nilai R 2 = 0,9033. Harga R yang diperoleh mendekati 1, maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi layak artinya titik-titik pada kurva kalibrasi mendekati kemiringannya.

4.4 ANALISA RENDEMEN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ammonium Sulfat (NH4)2SO4 dan Waktu Perendaman Buffer Fosfat terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 0 15

Pengaruh Penambahan Ammonium Sulfat (NH4)2SO4 dan Waktu Perendaman Buffer Fosfat terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 2 4

Pengaruh Penambahan Ammonium Sulfat (NH4)2SO4 dan Waktu Perendaman Buffer Fosfat terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 0 10

Pengaruh Penambahan Ammonium Sulfat (NH4)2SO4 dan Waktu Perendaman Buffer Fosfat terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 0 3

Pengaruh Penambahan Ammonium Sulfat (NH4)2SO4 dan Waktu Perendaman Buffer Fosfat terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 1 16

Pengaruh Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) dan Perendaman Buffer Fosfat Terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

1 2 15

Pengaruh Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) dan Perendaman Buffer Fosfat Terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 0 2

Pengaruh Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) dan Perendaman Buffer Fosfat Terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 1 4

Pengaruh Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) dan Perendaman Buffer Fosfat Terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 0 3

Pengaruh Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) dan Perendaman Buffer Fosfat Terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun Papain (Carica Papaya, L.)

0 0 11