Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu nilai Tolerence 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Uji Multikolinearitas menunjukkan hasil seperti disajikan pada tabel pengujian berikut : Tabel 4.6 Pengujian Multikolinearitas Coefficients a Model Correlations Collinearity Statistics Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 LN Ukuran Perusahaan .250 .272 .269 .905 1.105 LN Modal Kerja -.117 -.093 -.089 .970 1.031 LN DER -.079 -.167 -.161 .917 1.090 a. Dependent Variable: LN Profitabilitas Sumber : Output SPSS diolah penulis, 2013 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari masing-masing variabel independen lebih besar dari 0.10, yaitu untuk variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0.905, variabel Modal Kerja sebesar 0.970, dan variabel Debt to Equity Ratio sebesar 0.917. Universitas Sumatera Utara Nilai VIF dari masing-masing variabel independen diketahui kurang dari 10, yaitu untuk variabel Ukuran Perusahaan sebesar 1.105, variabel Modal Kerja sebesar 1.031 , dan variable Debt to Equity Ratio sebesar 1.090. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik scatterplot dan juga dengan melakukan uji Glejser. Hasil dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.7 Pengujian Heteroskedastisitas Gambar 4.3 Universitas Sumatera Utara Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel Return On Asset berdasarkan masukan variabel independen Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Debt to Equity Ratio. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

72 527 91

Pengaruh modal kerja dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 19 132

Pengaruh Intensitas Modal, Ukuran Perusahaan, Dan profitabilitas Terhadap Debt Financing pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia

0 6 84

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

ABSTRAK PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12