Teknik pengumpulan data Pengolahan dan Analisa Data Pembahasan

4.3.2 Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan total sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Pengambilan data dengan total sampling adalah mengambil sampel dari seluruh data yang memenuhi kriteria inklusi. • Kriteria inklusi penelitian ini adalah semua penderita sepsis dengan hasil kultur darah positif bakteri, serta yang diukur kadar procalcitonin-nya pada bulan Januari 2014 hingga Desember 2014 di RSUP Haji Adam Malik. • Kriteria eksklusi penelitian ini adalah semua penderita sepsis dengan hasil kultur darah negatif atau hasil kultur darah positif non bakteri pada bulan Januari 2014 hingga Desember 2014 di RSUP Haji Adam Malik.

4.4 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dirumuskan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan survei pendahuluan yang berhubungan dengan sampel populasi penderita sepsis di RSUP Haji Adam Malik Medan dari periode 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2014. 2. Meminta rekam medis yang berisi data penderita sepsis. Rekam medis tersebut diperoleh di RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2014. 3. Mencatat data yang diperlukan seperti terlampir dalam formula data dan data yang diambil hanya data-data yang diteliti. 4. Hasil yang didapat akan dihitung persentasenya dan disajikan dalam bentuk diagram dan tabel. Universitas Sumatera Utara

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu dimulai dari editing , coding, entry, cleaning data, dan saving. Langkah pertama adalah editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Kedua adalah coding, yaitu data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer. Ketiga adalah entry, yaitu data yang telah diberi kode dimasukkan ke dalam program komputer. Kemudian yang keempat adalah cleaning data , yaitu pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukkan data. Dan yang terakhir adalah saving, data kemudian disimpan dan siap dianalisa. Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dan dikelompokkan agar dapat diolah menggunakan program SPSS sesuai dengan tujuan penelitian. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Sumatera yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah semua pasien yang didiagnosa sepsis yang melakukan pemeriksaan kadar procalcitonin serta kultur darah di berbagai divisi RSUP H. Adam Malik dalam kurun waktu Januari 2014 – Desember 2014. Sampel diambil dari Instalasi Rekam Medis. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling . Dengan metode ini, dari 708 sampel ditemukan hanya 361 sampel yang dilakukan pemeriksaan procalcitonin dimana hanya 199 sampel yang melakukan pemeriksaan kultur darah, dan hanya 46 sampel yang positif bakteri. Deskripsi karakteristik sampel meliputi: jenis kelamin, umur, kadar procalcitonin dan jenis bakteri berdasarkan Gram. Universitas Sumatera Utara 5.1.3. Deskripsi Pasien Sepsis berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Tabel 5.1 Distribusi Pasien Sepsis berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 27 58,7 Perempuan 19 41,3 Total 46 100 Dari 46 sampel, penderita sepsis yang terbanyak adalah laki-laki yaitu 27 orang 58,7, sementara perempuan sebanyak 19 orang 41,3. Karakteristik Pasien Sepsis berdasarkan umur dapat dibagi menjadi 5 kelompok interval. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.2 Distribusi Pasien Sepsis berdasarkan Umur Kelompok Usia Jumlah Persentase 0-15 23 50 16-30 2 4,3 31-45 7 15,2 46-60 12 26,1 60 2 4,3 Total 46 100 Hasil Penelitian ini memperoleh kelompok sampel terbanyak berada pada rentang umur 0-15 tahun yaitu sebanyak 23 orang 50, sedangkan kelompok sampel paling sedikit berada pada rentang umur 16-30 dan 60 tahun yaitu masing-masing sebanyak 2 orang 4,3 . Universitas Sumatera Utara

5.1.4. Deskripsi Kuman Penyebab Sepsis

Tabel 5.3 Distribusi kuman penyebab sepsis, berdasarkan kelompok Gram positif dan Gram negatif N Gram Positif 14 30,4 Gram Negatif 32 69,6 Total 46 100 Pada tabel 5.3, ditemukan jenis bakteri penyebab infeksi pada sepsis yang terbanyak adalah jenis bakteri Gram negatif, yaitu sebanyak 32 sampel 69,6, sementara jenis bakteri Gram positif sebanyak 14 sampel 30,4. Tabel 5.4 Distribusi Kuman Penyebab Sepsis terbanyak Jumlah Persentase Acinetobacter baumannii 8 17,4 Pseudomonas aeruginosa 6 13,0 Klebsiella pneumoniae 5 10,9 Staphylococcus haemolyticus 5 10,9 Pada tabel 5.4, ditemukan bakteri penyebab Sepsis yang terbanyak merupakan bakteri gram negatif yaitu Acinetobacter baumannii 17,4, Pseudomonas aeruginosa 13,0, Klebsiella pneumonia 10,9, dan Staphylococcus haemolyticus 10,9 yang merupakan bakteri gram positif. Universitas Sumatera Utara 5.1.5. Deskripsi Pasien Sepsis Berdasarkan Pembagian Bakteri Gram Positif dan Negatif Terhadap Tingkat Kadar Procalcitonin Karakteristik Tingkat Kadar Procalcitonin dapat dibagi menjadi 3 kelompok interval, Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi Jumlah Tingkat Kadar Procalcitonin terhadap Jenis Bakteri Jenis Bakteri Kadar Procalcitonin ngmL Total 0,5 0,5-10 10 n n n n Gram + 2 4,3 6 13,0 6 13,0 14 30,4 Gram - 2 4,3 8 17,3 22 47,8 32 69,6 Total 4 8,6 14 30,3 28 60,8 46 100 Dari ketiga kelompok interval tersebut, didapatkan sampel terbanyak untuk kadar procalcitoninnya yaitu 10 ngmL 60,8, sedangkan yang paling sedikit adalah 0,5 ngmL 8,6. Penyebab sepsis terbanyak adalah bakteri gram negatif 69,6, serta merupakan kelompok jenis bakteri yang paling banyak menyebabkan kadar procalcitonin meningkat sampai diatas 10 ngmL 47,8, dibandingkan dengan bakteri gram positif hanya 13,0. Pada kelompok interval 0,5 ngmL dijumpai jumlah yang sama pada kedua jenis bakteri, yaitu masing- masing 4,3. Sedangkan pada kelompok interval 0,5-10 ngmL dijumpai penyebab terbanyak adalah kelompok jenis bakteri gram negatif juga 17,3 dan bakteri gram positif hanya 13,0. Universitas Sumatera Utara 5.1.6. Deskripsi hasil uji statistik dengan Mann-Whitney Test Tabel 5.6 Hasil uji statistik dengan uji Mann-Whitney Jenis Bakteri Mean Rank P value Kadar Procalcitonin Gram + 19,26 0,159 Gram - 25,34 Dari tabel diatas maka dapat dilihat perbandingan rerata peringkat mean rank kadar procalcitonin diantara kedua jenis bakteri, didapatkan lebih tinggi pada jenis bakteri gram negatif, yaitu 25,34 sedangkan pada gram positif hanya 19,26. Didapatkan nilai p p value sebesar 0,159. Nilai p: 0,159 0,05, maka hasil uji tidak signifikan secara statistik.

5.2. Pembahasan

Sepsis adalah respon tubuh terhadap adanya infeksi yang timbul bersama dengan manifestasi klinis dari suatu infeksi sistemik. Kultur darah adalah salah satu dari beberapa jenis kultur mikroorganisme, yang merupakan pemeriksaan baku emas gold standard dalam menegakkan diagnosis Sepsis secara konvensional. Karena memerlukan waktu yang lama, maka dipakailah procalcitonin sebagai biomarker yang spesifik untuk inflamasi sistemik, infeksi dan sepsis. Nargis, Ibrahim, Ahamed, 2014. Pada tabel 5.1, berdasarkan jenis kelamin, didapati Sepsis lebih banyak pada laki-laki. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Artero, Zaragoza Nogueira 2012, pria lebih cenderung untuk menderita sepsis, dengan relative risk rerata tahunan sebesar 1,28 95 CI 1,24-1,32, hal ini dapat terjadi karena lebih banyak pasien laki-laki dibandingkan pasien perempuan. Pada tabel 5.2 dijumpai pada kelompok usia 0-15 tahun memiliki angka insidensi yang paling tinggi, yaitu mencapai 50 sampel. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Shin, Ki Foxman 2009 dan Simonsen, et al., 2014. Insidensi kejadian sepsis Universitas Sumatera Utara pada negara maju, terdapat 1-4 per 1000 kelahiran, dan pada negara berkembang, mencapai 2,4-16 per 1000 kelahiran. Hal ini dapat terjadi karena salah satu faktor resiko adalah bayi lahir prematur, lahir dengan berat badan rendah, serta tidak diberikan antibiotika profilaksis untuk mencegah infeksi streptococcus group B Shah Padbury, 2014. Pada tabel 5.3, ditemukan kuman yang paling banyak menyebabkan Sepsis adalah jenis bakteri gram negatif, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Charles, et al., 2008 yaitu dari 97 episode bakteremia, 52 53,6 disebabkan oleh bakteri gram negatif dan oleh bakteri gram positif 45 46,4. Pada tabel 5.4 ditemukan bakteri penyebab sepsis terbanyak, yaitu: Acinetobacter baumannii 17,4, Pseudomonas aeruginosa 13,0, Klebsiella pneumonia 10,9, dan Staphylococcus haemolyticus 10,9. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Artero, Zaragoza Nogueira 2012, yaitu secara umum, penyebab sepsis terbanyak adalah jenis bakteri gram negatif, paling sering disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumonia dibandingkan dengan jenis bakteri gram positif. Pada tabel 5.5, dapat kita lihat bahwa pada tingkat kadar procalcitonin 10 ngmL adalah yang terbanyak, yaitu 60,9 dari keseluruhan sampel. Pada sampel bakteri gram negatif, 47,8, dan secara keseluruhan sampel, diperoleh 69,6. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Charles, et al., 2008 yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif memiliki kadar procalcitonin yang lebih tinggi dibandingkan dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif, pada saat bacteremia yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, nilai tertingginya adalah 746 ngmL, sedangkan oleh bakteri gram positif adalah 169 ngmL. Pada penelitian ini, didapatkan kadar procalcitonin yang disebabkan oleh bakteri gram negatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang disebabkan oleh bakteri gram positif. Hal ini sama dengan yang didapatkan oleh Nakajima, et al., 2014, tetapi pada penelitian ini didapatkan perbedaan yang tidak signifikan p=0,159 , sedangkan oleh Nakajima, et al., signifikan p0,05. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan