5.2. Pembahasan
Pitiriasis Kapitis atau dandruff atau ketombe merupakan suatu kelainan pada kulit kepala yang ditandai oleh skuama yang berlebihan pada kulit kepala
scalp berwarna putih atau abu-abu yang tersebar pada rambut. Pertumbuhan ketombe sendiri didasari oleh tiga faktor, yaitu kolonisasi
Malassezia.sp, peningkatan produksi sebum dan faktor predisposisi pada individu. Clavaud, et al.,2013; Schwartz,2013.
Ketombe didapati pada 50 populasi global pasca-pubertas dan remaja, ketombe juga dapat mengenai semua etnis dan jenis kelamin,namun jarang
ditemukan pada anak-anak, jikapun ada biasanya dalam bentuk yang ringan .Tingkat keparahan ketombe dipengaruhi oleh usia terutama masa pubertas dan
usia menengah mencapai pada usia 20 tahun dan jarang terjadi pada usia 50 tahun. Haustein and Nenoff 2013
hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana didapati penderita ketombe berusia 17-24 tahun.
Pertumbuhan ketombe sendiri dapat dipicu oleh meningkatnya kelembaban pada kulit kepala dan meningkatnya aktivitas kelenjar sebum. Dan
berdasarkan salah satu penelitian mengenai hubungan pemakaian jilbab dengan kejadian ketombe didapati peningkatan risiko kejadian ketombe sebesar 7,57
kali pada mahasiswi yang menggunakan jilbab dan yang tidak menggunakan jilbab Zahra, 2011.Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Vashti 2014 yang mendapati beberapa faktor resiko dalam pemakaian jilbab terhadap kejadian ketombe yaitu , jumlah lapisan jilbab yang digunakan, warna
jilbab dan penggunaan ciput dalaman jilbab. Walaupun demikian, peneliti mendapatkan hasil statistik yang
menggambarkan tidak adanya hubungan antara kebiasaan dalam pemakaian jilbab terhadap kejadian ketombe. Penyebab tidak adanya hubungan antara
kebiasaan pemakaian jilbab terhadap kejadian ketombe pada penelitian ini adalah pemakaian jilbab bukanlah satu-satunya faktor dalam menyebabkan
ketombe.
Salah satu faktor dalam perkembangan ketombe ialah kerentanan individu.. Diduga hal ini disebabkan karena perbedaan dari fungsi barrier
stratum korneum, perbedaan respon imun dari protein dan polisakarida yang berasal dari Malassezia sp. dari setiap individu Thomas and dawson, 2007.
Selain itu faktor higienitas juga berpengaruh dimana membersihkan rambut secara rutin dapat mencegah terjadinya ketombe.Faktor lain yang dapat
mempengaruhi adalah aktivitas fisik setiap individu. Dimana aktivitas yang berat dapat memicu produksi sebum yang lebih banyak sehingga meningkatkan
kejadian ketombe dan individu dengan pekerjaan harian yang ringan memiliki produksi sebum yang lebih sedikit.
Penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat yang paling baik adalah desain cohort dimana pengamatan dan follow up dilakukan
sampai periode tertentu di masa depan untuk melihat terjadinya efek atau penyakit yang diteliti, sedangkan penelitian ini menggunakan desain cross
sectional dimana pengamatan dan pengambilan data hanya dilakukan pada satu waktu saja sehingga sulit untuk menentukan hubungan sebab akibat.
Walaupun dalam penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan pemakaian jilbab terhadap kejadian ketombe, tetapi
berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti terdapat hubungan antara kebiasaan pemakaian jilbab terhadap kejadian ketombe. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian lagi dalam pelaksanaannya mengatasi masalah- masalah yang ada di kemukakan diatas terutama mengenai faktor – faktor lain
yang dapat menyebabkan ketombe dan desain penelitian yang lebih baik agar didapatkan hasil yang lebih valid dan reliable.