Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Samosir. Dengan letak geografis 1
30
’
- 2 40
’
Lintang Utara dan 98 -100
Bujur Timur.
2.1.5 Resepsi Sastra
Resepsi sastra merupakan penelitian teks sastra dengan bertitik tolak pada pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap
teks itu. Karya sastra tidaklah sama hasil pembacaan, pemahaman, dan penilaian sepanjang masa atau dalam seluruh golongan
masyarakat tertentu. Pradopo, 2001: 117.
Ini adalah fakta yang diketahui oleh setiap orang yang sadar akan
keragaman makna yang diberikan kepada karya sastra.
2.2 Landasan Teori
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan landasan teori karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Teori adalah pendapat yang
didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi Alwi, 2005: 117.
2.2.1 Resepsi Sastra
Dalam ilmu sastra, teori yang menekankan pada aspek pembaca dikenal dengan teori resepsi. Menurut Jauss, selaku perintis jalan teori
resepsi, kepada pembacalah terutama karya sastra itu ditujukan Irwansyah, 1989: 17. Dalam metode resepsi, peran pembaca sangat
mendominasi. Pembaca berperan aktif dalam memberikan tanggapan atau memberi makna sebuah karya sastra. Dalam teori resepsi yang menjadi
perhatian utama adalah pembaca karya sastra di antara jalinan segitiga pengarang, karya sastra, dan masyarakat pembaca Jauss, 1974: 12. Hal
ini disebabkan bahwa kehidupan historis sebuah karya sastra tidak
terpikirkan tanpa partisipasi para pembaca. Pembaca itu memunyai peranan aktif, bahkan merupakan kekuatan pembentuk sejarah Jauss,
1974: 12. Resepsi mendasarkan diri pada teori bahwa karya sastra itu sejak
terbitnya selalu mendapat resepsi atau tanggapan dari para pembaca. Dalam meneliti karya sastra berdasarkan metode respsi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan pendekatan sinkronik dan diakronik. Sinkronik
ialah cara penelitian terhadap karya sastra dalam satu masa atau periode. Jadi, yang diteliti adalah tanggapan pembaca dalam satu kurun
waktu. Namun, harus diingat bahwa dalam satu kurun waktu itu bisa ada norma-norma yang yang sama dalam memahami karya sastra. akan tetapi,
karena tiap-tiap orang itu memunyai cakrawala harapan sendiri, berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, bahkan juga ideologinya,
maka mereka akan menanggapi sebuah karya sastra dengan berbeda Untuk mengetahui tanggapan-tanggapan yang berbeda dapat
dikumpulkan dengan cara wawancara kepada pembaca sekurun waktu. Kemudian dapat diteliti tanggapan dari masing-masing pembaca. Dengan
demikian dapat disimpulkan karya sastra pada satu kurun waktu. Penelitian secara diakronis ialah penelitian dengan
menngumpulkan tanggapan-tanggapan pembaca ahli sebagai wakil-wakil pembaca dari tiap-tiap periode. Misalnya saja, bila orang akan meneliti
konkretisasi dan nilai sajak Chiril Anwar, maka dapat diteliti bagaimana
pembaca semasa karya itu terbit, kemudian diteliti resepsi-resepsi pada
periode-periode selanjutnya, dan resepsi pada periode sekarang ini terhadap karya-karya tersebut. Dengan demikian, dapat diketahui atau
dapat disimpulakan bagaimana nilai estetika sebuah karya sastra berdasarkan resepsi-resepsi disetiap periode itu.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah hasil meninjau, pandangan, dan pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari. Pustaka adalah kitab, buku, buku
primbon. Alwi, dk, 2003: 912. Penelitian dengan menggunakan pendekatan resepsi sudah pernah
dilakukan peneliti sebelumnya. Adapun peneliti yang sudah pernah mengkaji dengan pendekatan resepsi adalah Nicolaus 2015 dalam skripsinya yang
berjudul Interpretasi Mahasiswa Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya USU Stambuk 2011 Terhadap Antologi Puisi Suara Peri dan Mimpi :
Kajian Resepsi Sastra . Dalam skripsi tersebut, Nicolaus membahas Interpetasi
Mahasiswa terhadap Nilai Estetika yang terdapat dalam antologi puisi Suara Peri dan Mimpi
.