Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda Penelitian Analisis Data

BAB 3 BAHAN DAN METODA

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April tahun 2011 sampai Agustus tahun 2011 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah primordial daun andaliman Gambar 3.2.1 yang berasal dari desa Raya, Kabupaten Raya, Pematang Siantar. Bahan kimia yang digunakan adalah bahan-bahan penyusun media MS, zat pengatur tumbuh BAP dan atonik, agar, HgCL 100 mgl, HCl 0,1N, NaOH 0,1N, air kelapa, glutamin, akuades, alkohol 70, benlate 2 gl, bayclin 10 dan 20, tween 80. Alat-alat yang digunakan adalah botol kultur, pisau, gunting, pinset, autoklaf, neraca analitik, pemanas, shaker, gelas ukur, cawan petri, kertas saring, spatula, pipet tetes, pipet serologi, propipet, handsprayer, bunsen, pH meter, kertas pembungkus, aluminium foil, tissu gulung, kertas label, selotip, karet, entkas, dan rak kultur yang dilengkapi dengan lampu fluorescent neon 500 lux.

3.3 Metoda Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap RAL faktorial dengan 2 faktor, yaitu: Faktor 1 A : Perlakuan media ½ MS dengan penambahan ZPT Atonik A A : Konsentrasi 0 mll sebagai kontrol 1 : Konsentrasi 1 mll Universitas Sumatera Utara A 2 A : Konsentrasi 2 mll 3 Faktor 2 B : Perlakuan media ½ MS dengan penambahan ZPT BAP : Konsentrasi 3 mll B B : Konsentrasi 0 mll sebagai kontrol 1 B : Konsentrasi 1 mll 2 B : Konsentrasi 2 mll 3 Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan 4 X 4 = 16 perlakuan : Konsentrasi 3 mll A B A 1 B A 2 B A 3 B A B 1 A 1 B 1 A 2 B 1 A 3 B A 1 B 2 A 1 B 2 A 2 B 2 A 3 B A 2 B 3 A 1 B 3 A 2 B 3 A 3 B Jumlah percobaan adalah 16 perlakuan, dengan masing-masing ulangan 6 X, sehingga jumlah total 96 botol. 3 Gambar 3.2.1 Tanaman Andaliman Zanthoxylum acanthopodium D.C. 3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Sterilisasi alat dan bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini seperti cawan petri, botol kultur, pipet serologi, aluminium foil, kertas saring, dan pinset dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan air mengalir, dikeringkan dan disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 C dengan tekanan 17,5 psi selama 60 menit. Bersamaan dengan alat dimasukkan juga botol berisi akuades yang ikut dalam sterilisasi alat. Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Pembuatan media

Media yang digunakan adalah media ½ MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh Atonik dan BAP. Tahap awal pembuatan media adalah pembuatan larutan stok terlebih dahulu yaitu hara makro, mikro, iron, dan vitamin. Unsur-unsur lain ditimbang sesuai kebutuhan seperti sukrosa dan agar. Pembuatan media sebanyak 1000 ml. Unsur-unsur hara makro, mikro, iron, vitamin, sukrosa, ZPT, glutamin 0,1 gl dan air kelapa 150 mll dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambah dengan akuades sehingga volumenya menjadi 1000 ml. Pada media tersebut kemudian ditambahkan zat pengatur tumbuh atonik dan BAP. Keasaman media diukur dengan menggunakan pH meter sekitar 5,8. Untuk mendapatkan keasaman yang diharapkan, ditambah dengan HCl 0,1 N atau NaOH 0,1 N. Ke dalam media dimasukkan agar, lalu dipanaskan hingga larutan menjadi bening. Larutan tersebut kemudian dituang ke dalam botol kultur lalu ditutup dengan aluminium foil dan dikencangkan dengan karet gelang. Lalu media diautoklaf pada suhu 121 C dengan tekanan 17,5 psi selama 30 menit, lalu disimpan di ruang kultur lebih kurang selama 1 minggu sebelum digunakan.

3.4.3 Sterilisasi bahan

Eksplan berupa pucuk andaliman dipotong ± 2 cm dengan menggunakan pisau tajam dan steril, dibersihkan dengan air mengalir hingga bersih. Selanjutnya direndam dalam HgCl 100 mgl dan dishaker pada 100 rpm selama 15 menit. Lalu dibersihkan dengan alkohol 70 selama 2 menit. Dibilas dengan akuades, kemudian dimasukkan dalam larutan benlate 2 gl yang ditetesi dengan Tween 20 sebanyak 2 tetes kemudian dishaker selama 30 menit. Kemudian disterilkan dengan larutan klorox 20 selama 10 menit lalu dibilas 3 kali dengan akuades steril. Kemudian direndam kembali dengan larutan klorox 10 selama 10 menit lalu dibilas 3 kali dengan akuades steril. Kemudian eksplan dikeringkan di atas kertas saring steril dalam cawan petri. Universitas Sumatera Utara

3.4.4 Penanaman eksplan

Penanaman eksplan dilakukan di dalam laminar air flow. Botol-botol berisi media yang sudah disterilkan, dibuka tutupnya dengan menggunakan pinset yang sudah dicelupkan pada alkohol dan telah dibakar. Disediakan juga 2 lampu bunsen untuk mencegah kontaminasi. Kemudian setelah tutup botol dibuka, bagian sekitar mulut botol dilewatkan di atas api bunsen untuk memperkecil kontaminasi. Lalu eksplan yang telah disterilkan, diambil dari dalam cawan petri dan dimasukkan ke dalam botol kultur dengan menggunakan pinset steril. Lalu botol kultur ditutup dengan aluminium foil dan disusun di rak kultur.

3.4.5 Pemeliharaan kultur pucuk

Eksplan yang telah ditanam di dalam botol kultur diletakkan pada rak pemeliharaan dengan kondisi ruangan yang steril, suhu berkisar antara 17 C. Intensitas cahaya dengan penyinaran lampu neon 500 lux. Botol-botol yang berisi eksplan tersebut disusun dengan rapi sehingga memudahkan dalam pengamatan. Diupayakan ruangan dalam keadaan steril atau dengan menyemprotkan alkohol 70 setiap harinya sampai eksplan membentuk kalus atau planlet.

3.4.6 Parameter pengamatan

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: a. Pertumbuhan kultur pucuk andaliman Pertumbuhan kultur pucuk andaliman diamati pada hari awal tumbuhnya kalus hingga akhir terbentuknya kalus. b. Persentase kultur yang membentuk kalus persentase eksplan yang berkalus = jumlah eksplan yang berkalus jumlah eksplan per berat basah kultur x 100 c. Berat basah kultur g Berat basah kultur dihitung pada akhir penelitian. d. Pengamatan warna kalus Universitas Sumatera Utara e. Persentase terkontaminasi persentase kultur terkontaminasi dihitung setiap hari sejak awal hingga akhir penelitian dengan rumus : persentase terkontaminasi = jumlah eksplan yang terkontaminasi jumlah eksplan seluruh perlakuan x 100

3.5 Analisis Data

Data penelitian menggunakan metode RAL ini akan dianalisis dengan Analysis of Variace ANOVA dan jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan UJD atau sering disebut Duncan New Multiple Range Test DNMRT Sastrosupadi, 1995. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan Kultur Pucuk Andaliman

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Atonik Dan Bap (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ Ms Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium Dc.)

2 11 57

Pengaruh Penambahan Atonik Dan Bap (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ Ms Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium Dc.)

0 0 13

Pengaruh Penambahan Atonik Dan Bap (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ Ms Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium Dc.)

0 0 2

Pengaruh Penambahan Atonik Dan Bap (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ Ms Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium Dc.)

0 0 5

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 1 13

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 0 2

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 0 5

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 1 10

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 0 4

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 0 9