commit to user
30 masyarakat terutama pada wilayah yang menjadi pusat pengembangan
menurut analisis data sekunder; b.
Data sekunder diperoleh dari beberapa kantor pemerintah yang terkait diantaranya Bappeda, BPS, Kecamatan Gemolong.
3.5. Metode Analisis
Untuk menjawab tujuan pertama maka digunakan analisis-analisis tentang keterkaitan antara tata ruang wilayah dan potensinya dengan pendekatan-
pendekatan perencanaan wilayah dan ekonomi, diantaranya :
3.5.1. Analisis Jarak dan Kesempatan Terdekat
Menurut Supriyadi dan Brata Kusuma, 2005 hal 124 mengatakan bahwa Analisis jarak dan kesempatan terdekat merupakan salah satu teknik analisis yang
cukup penting dalam proses perencanaan wilayah . Analisis jarak yang dituangkan dalam bentuk matriks jarak diperlukan untuk mengukur jarak dari wilayah-
wilayah permukiman lainnya yang memungkinkan bagi terlaksananya proses interaksi dari anggota masyarakat.
Dalam proses perencanaan daerah yang dititik beratkan di daerah kabupaten kota dengan azas desentralisasi yang diterapkan di Indonesia,
wilayah-wilayah permukiman biasanya meliputi wilayah–wilayah kecamatan yang berada dalam satu lingkup distrik. Matriks jarak dalam hal ini diukur dari
pusat-pusat kecamatan
urban center
ke pusat pemerintahan daerah
local center
atau dari pusat kecamatan yang satu ke pusat-pusat kecamatan lainnya. Untuk wilayah-wilayah perbatasan, proses interaksi dimungkinkan juga terjadi
dengan permukiman-permukiman di luar distrik.
commit to user
31 Sedangkan Matriks Kesempatan Terdekat diperlukan untuk mengukur
jarak dari suatu wilayah permukiman ke pusat-pusat pelayanan tertentu pendidikan, kesehatan dll baik untuk pusat-pusat pelayanan yang ada dalam
suatu wilayah permukiman yang sama atau yang berada di permukiman lainnya termasuk yang berada di pusat pemerintahan daerah ibu kota kabupatenkota.
Matriks kesempatan terdekat dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat permukiman agar dapat menentukan pilihannya dalam
rangka memperoleh fasilitas pelayanan dalam jangkauan jarak daerah terdekat dari permukiman dimana ia tinggal. Namun bagi seorang perencana
pembangunan wilayah, matriks ini bermanfaat dalam rangka menentukan keputusan-keputusan hasil perencanaan yang akan direkomendasikan , dengan
mempertimbangkan proses interaksi yang terjadi, intensitas aktivitas penduduk yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian, pendidikan, dan sebagainya serta
kemungkinan-kemungkinan lainnya yang terkait dengan masalah pembangunan, dengan demikian diharapkan akan terjadi suatu keseimbangan yang adil dan
merata di antara wilayah-wilayah permukiman yang ada, dalam memperoleh membangun pusat-pusat pelayanannya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas
pembangunan sehingga dapat mendorong distribusi penduduknya, aktivitasnya maupun distribusi pemukimannya.
3.5.2 Analisis Pola Pemukiman