Prasetya, Donny Tri, 2009. Kesenjangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus.

commit to user 19 c. Strategi ketiga, dapat dipenuhi melalui hasil analisis skalogram fasilitas ekonomi di kedua wilayah penelitian, dalam menyediakan jasa pelayanan prasarana input produksi pertanian, seperti lembaga keuangan perbankan dan non perbankan termasuk koperasi, depottoko saprotan sarana produksi pertanian, PPL Pertanian; d. Strategi keempat, melalui penetapan 7 produk andalan dan 1 produk unggulan baik di Kecamatan Pundong maupun Piyungan, merupakan langkah awal untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi karena adanya comparative advantage . Hasil evaluasi dengan analisis Location Quotient LQ, menunjukkan bahwa 7 produk andalan dan 1 produk unggulan yang telah ditetapkan mengalami pergeseran atau perubahan terutama untuk produk andalan. Produk unggulan di Kecamatan Pundong perlu dilakukan pengembangan yang lebih optimal; e. Strategi kelima, melalui pengembangan pariwisata di kedua wilayah penelitian, yang dikemas melalui paket-paket wisata dan sebagai pusat informasi dan daerah pemasaran hasil industri kecil yang sangat strategis bagi kedua wilayah penelitian.

2.2.8. Prasetya, Donny Tri, 2009. Kesenjangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus.

Kesenjangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus tersebut terjadi dalam berbagai tingkatan dan aspek. Penelitian ini bertujuan untuk : 1 Mengetahui perbedaan perkembangan wilayah antara pusat wilayah kabupaten dengan kecamatan pendukung di Kabupaten Kudus tahun 1997 dan 2007, 2 Mengetahui prioritas pembangunan wilayah di Kabupaten Kudus. Metode commit to user 20 penelitian yang digunakan adalah metode analisa data sekunder yaitu mengolah data yang telah ada yaitu data tahun 1997 dan 2007. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab tujuan penelitian yang telah diajukan. Untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah maka digunakan analisis tabel skoring. Sebelum dilakukan skoring langkah penting yang harus dilakukan adalah memberikan asumsi terhadap indikator-indikator berupa indikator sosial ekonomi demografi, aksesibilitas wilayah dan pelayanan sosial ekonomi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan : 1 Perbedaan nilai variabel yang menyebabkan tingkat perkembangan wilayah antara wilayah yang masuk kategori maju dengan tertinggal cukup mencolok. Kecamatan yang mengalami perkembangan cepat hanya Kecamatan Kota, perkembangan sedang Kecamatan Kaliwungu, Jati, Jekulo, Gebog, Dawe, Mejobo dan Bae. Sedangkan kecamatan masih masuk dalam kategori tertinggal adalah Kecamatan Undaan,. Makna dari temuan ini bahwa kesenjangan perkembangan wilayah antara pusat Kota Kabupaten dengan wilayah pendukungnya masih tinggi. 2 Wilayah-wilayah yang menjadi prioritas I untuk dikembangkan dalam konteks mereduksi fenomena kesenjangan wilayah meliputi Kecamatan Kecamatan Undaan. 2.2.9 . Aryan Saruhian, 2006, Ilmu ekonomi regional tidak membahas kegiatan individual melainkan menganalisis suatu wilayah atau bagian wilayah secara keseluruhan atau melihat berbagai wilayah dengan potensinya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu kebijakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. Artinya unit analisis ekonomi regional adalah wilayah ataupun sektor. Jadi secara ringkas, persoalan utama yang dibahas dalam ekonomi regional adalah menjawab pertanyaan dimana lokasi dari berbagai kegiatan commit to user 21 tersebut dilakukan. Pusat pertumbuhan growth centre dapat diartikan dengan dua cara, yakni secara fungsional dan geografis.

2.2.10. Fitri Ami Handayani, 2006. Mengurangi kesenjangan wilayah Gerbangkartasusila