2.2 Bakteri Komensal
Bakteri komensal adalah makhluk hidup
kecil bersel satu
yang hidup bersama organisme lain, tetapi tidak bersifat merugikan dan mungkin juga bisa
menguntungkan.Bakteri komensal dapat ditemukan di beberapa bagian tubuh manusia seperti bagian
tenggorokan , kulit, orga reproduksi, mulut, dan usus
merupakan bagian tubuh yang paling banyak ditempati oleh bakteri.Bakteri komensal dapat di temukan di antara celah dari gigi dan gusi. Bakteri komensal
yang sering ditemui adalah sebagai berikut, Bakteri E.coli merupakan flora menetap dalam saluran cerna usus manusia,
E. coli adalah bakteri komensial pada usus manusia dan umumnya bukan patogen penyebab penyakit, namun apabila di dalam air tersebut terkontaminasi oleh
bakteri E. coli yang bersifat fecal jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang akan berdampak pada timbulnya penyakit seperti radang usus, diare,
infeksi pada saluran kemih dan empedu. Tetapi E.coli sendiri merupakan bakteri yang dapat ditemukan di berbagai tempat di luar tubuh seperti pada air, terdapat
beberapa jenis bakteri yang hidup di dalam air yaitu bakteri Coliform dan E. coli Sri Utami Ning, 2012
Klebsiella sp., merupakan bakteri oportunistik dan juga sekaligus sebagai flora menetap dalam saluran cerna, selain itu bakteri ini juga ditemukan
diberbagai tempat di luar tubuh manusia seperti di permukaan benda yang berair, tanah, sayuran, dan lokasi industri Bagley, ST., 1985.
Dan selanjutnya ditemukan bakteri Bacillus subtilis, bakteri ini ditemukan di
dalam tanah dan saluran pencernaan ruminansia dan manusia. Seorang anggota genus Bacillus , B. subtilis adalah berbentuk batang, mempunyai endospora
pelindung , memungkinkan untuk mentolerir kondisi lingkungan yang ekstrim. Cutting, Simon M et al, 2009.
2.3 Plak Gigi
Plak gigi memegang peranan penting dalam proses karies gigi dan inflamasi jaringan lunak sekitar gigi. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas
kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang
Universitas Sumatera Utara
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan Pintauli, 2008.
Plak sangat tipis, baru terlihat setelah dilakukan pewarnaan, dan plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur-kumur,semprotan air atau udara tetapi
plak dapat dibersihkan secara mekanis yaitu membersihkan plak dengan menyikat gigi Farani Sudarso, 2008
2.3.1 Struktur dan Komposisi Plak
Plak gigi diklasifikasikan atas plak supragingiva dan plak subgingiva berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva berada pada atau
koronal dari tepi gingiva. Plak subgingiva, lokasinya apikal dari tepi gingiva, diantara gigi dan jaringan yang melindungi sulkus gingiva Daliemunthe, 2008.
Komposisi plak dental terdiri dari mikroorganisme dan matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan anorganik, komposisi utama adalah
mikrooganisme. Lebih dari 500 spesies bakteri ditemukan dalam plak dental Gerhrig-Nield, 2009. Awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan
jenis yang paling banyak dijumpai seperti streptokokus salivarius, actinomyces viscosus dan beberapa strain lainnya Rifki, 2010.Mikroorganisme non-bakteri
yang dijumpai dalam plak antara lain spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Mikroorganisme tersebut terdapat dalam matriks interseluler, dan juga
mengandung sedikit sel jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit Haake, 2009.
Matriks interseluler plak merupakan 20-30 massa plak, terdiri dari bahan organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk
bakteri. Bahan organiknya mencakup polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Komponen anorganik yang paling utama adalah kalsium dan fosfor, dan
sejumlah kecil mineral lain seperti natrium, kalium, dan fluor Rifki, 2010. Sumber bahan anorganik plak supragingiva adalah saliva. Sebaliknya komponen
anorganik plak subgingiva berasal dari cairan sulkus yang merupakan transudat Daliemunthe, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Pembentukan Plak Dental
Plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingiva permukaan gigi, karena daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan.
Penumpukan plak lebih sering terjadi pada retakan, pit, dan fisur pada permukaan gigi, dibawah restorasi yang mengemper, dan sekitar gigi yang erupsinya tidak
teratur. Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu. Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah higiena oral, serta
faktorfaktor penjamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva Daliemunthe, 2008.
Proses pembentukan plak dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu: a.
Pembentukan pelikel dental, Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase
awal dari pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal
dari saliva dan cairan sulkus, begitu juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris Daliemunthe, 2008.
Komponen khas
pelikel pada
berbagai daerah
bervariasi komposisinya. Pengamatan terhadap pelikel enamel baru terbentuk dua
jam menunjukkan bahwa komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa pelikel dibentuk oleh adsorpsi
makromolekul sekitar secara selektif Daliemunthe, 2008. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk
dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan ludah dan pada permukaan gigi dan berupa material stein yang
terang apabila diwarnai dengan bahan pewarna plak Haake, 2010. Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif, yang bertindak sebagai
pelumas permukaan dan mencegah desikasi pengeringan jaringan Daliemunthe, 2008. Selain itu pelikel merupakan substrat tempat
bakteri dari sekitarnya melekat. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan
Universitas Sumatera Utara
lainnya merupakan sisi yang melekatkan bakteri pada permukaan gigi Gerhrig-Nield, 2009.
b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi
Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental Situmorang, 2005. Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan
gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Actinomices viscosus dan Streptococus
sanguis Rifki, 2010. Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada
permukaan bakteri. Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Masa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan
dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi perubahan
ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang
sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gramnegatif Daliemunthe, 2008.
c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak
Plak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi melalui dua mekanisme terpisah, yaitu Haake, 2009:
Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri
baru Dalam tiga hari, Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai
pengkoloni awal ke permukaaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia,
Prevotella loescheii,
spesies Capnocyttophaga,
Fusobakterium nucleatum,
dan Porphyromonas
gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam
massa plak.Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder
ke bakteri
pengkoloni awal
dinamakan koagregasi
Daliemunthe, 2008.Fase akhir pematangan plak pada hari ke 7 ditandai
Universitas Sumatera Utara
dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya bakteri gram negatif Haake, 2009.
2.3.3 Plak dan karies gigi
Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, mulai dari permukaan gigi hingga meluas kearah pulpa.
Karies gigi disebabkan oleh aktivitas metabolisme mikroorganisme, yang dapat mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi jaringan keras gigi Rifki, 2010.
Karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktor yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada tiga faktor utama yang
memegang peranan yaitu faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet serta ditambah
faktor waktu Tarigan, 1999. Proses terjadinya karies dimulai dari enamel ditutupi oleh endapan pelikel
saliva, kemudian mikroorganisme melekat yang disebut plak, apabila ada substratmakanan berkarbohidrat lengket di plak disebut debris, mikroorganisme
meragi substrat sehingga menyebabkan pH plak turun menjadi 5 mengakibatkan demineralisasi enamel. Bila hal ini berlangsung berulang-ulang dapat terjadi
karies Rifki, 2010.
2.2.4 Plak dan penyakit periodontal
Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi dalam plak yang menyebabkan gingiva mengalami
peradangan. Ada dua tipe penyakit periodontal yang biasa dijumpai yaitu gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang
ringan,biasanya gingiva berwarna merah, membengkak dan mudah berdarah sedangkan periodontitis adalah kerusakan tulang pendukung gigi Pintauli, 2008.
Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan penumpukan plak yang semakin banyak dan akan mengiritasi gingiva, dan berlanjut merusak jaringan
penyangga yang lebih dalam. Bila penyakit ini berlangsung terus maka tulang penyangga lamakelamaan menjadi goyang dan sampai pada akhirnya gigi yang
Universitas Sumatera Utara
terkena penyakit ini akan tanggal sendiri tanpa pencabutan Pintauli, 2008 Pratiwi, 2009.
2.4 Alat Ortodontik