commit to user
60
Yang termasuk jumlah dana yang diterima dana pihak ketiga oleh bank pada kriteria ini adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia jika ada,
GiroDeposito dan tabungan masayarakat, Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebihdari 3 bulan, Surat berharga yang diterbitkan
oleh bank yang berjangka waktulebih dari 3 bulan, Modal pinjaman dan modal inti.
Untuk bank syariah, instrument Loan to Deposit Ratio LDR yang digunakan pada rasio likuiditas oleh bank umum konvensional memiliki
istilah yang berbeda yaitu Finance to Deposit Ratio FDR . Akan tetapi LDR dan FDR ini pada dasarnya memiliki arti yang sama, yang membedakan
hanya pada istilah kredit digunakan pada bank umum konvensional dan pembiayaan digunakan pada bank syariah. Rasio FDR dapat dirumuskan
sebagai berikut :
FDR =
鍐DRúL 䎸ekgɣú úú ú ƼɣrúL Ahú Ƽú ú 䎸ɣ痀úh eRɣ ú
x 100
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang perbandingan kinerja bank sudah dilakukan oleh
beberapa orang peneliti, antara lain:
1. Sabi 1996, melakukan penelitian perbandingan kinerja bank antara bank
domestik dengan bank asing pada masa transisi menuju ekonomi yang
commit to user
61
berorientasi pasar market-oriented economy di Hungaria periode 1992-1993. Ukuran kinerja yang digunakan adalah rasio keuangan yang dibagi kedalam
tiga kelompok, yaitu profitabilitas, likuiditas dan komitmen terhadap ekonomi domestik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, dibanding dengan bank
lokal, profitabilitas bank asing lebih tinggi, tingkat likuiditas dan penyaluran
kredit berisiko lebih kecil.
2. Samad dan Hasan 2000 melengkapi penelitian Sabi 1996 dengan
menggabungkan metode inter-temporal dan inter-bank. Metode intertemporal digunakan untuk membandingkan kinerja Bank Islam Malaysia Berhad
BIMB pada awal dan akhir pendiriannya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ROA dan ROE akhir periode lebih baik dibandingkan
awal periode. Metode inter-bank digunakan untuk membandingkan kinerja BIMB dengan 8 bank konvensional di Malaysia selama periode 1984-1997.
Hasilnya menunjukkan bahwa BIMB mempunyai likuiditas relatif lebih baik
dan risiko kecil dibandingkan 8 bank konvensional.
3. Chaniapong 2003, merujuk dari penelitian Manijeh Sabi untuk
membandingkan kinerja bank domestik dengan bank asing di Thailand setelah krisis keuangan melanda Asia Tenggara pada tahun 1997. Data yang
digunakan adalah rasio keuangan yang dihitung berdasarkan neraca keuangan dan laporan labarugi dari kedua kelompok bank selama periode 1995-2000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank asing mempunyai tingkat
commit to user
62
profitabilitas lebih tinggi dibandingkan bank domestik. Namun demikian angka profitabilitas semua bank menunjukkan peningkatan selama
pascakrisis. Studi tersebut juga membuktikan bahwa perbedaan bank asing dan bank domestik dimasa setelah krisis menjadi semakin kecil atau bahkan
tidak ada.
4. Rubitoh 2003, melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja
keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank konvensional selama 1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu
adalah RORA profitabilitas, CAR rasio kecukupan modal, LDR rasio penyaluran terhadap dana pihak ketiga, FBI, NNRF, hasil kredit, dan
produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga
kinerja bank syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank
syariah mencapai 53 persen, sedang bank konvensional hanya lima persen.
5. Maysun 2003 , melakukan penelitian perbandingan kinerja bank antara
Bank Syariah dan Bank Konvensional. Metode yang digunakan untuk meneliti kinerja 14 Bank Umum Dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus
Pada Aset 1-10 Triliun tahun 2003 adalah Data Envelopment Analysis DEA. DEA menggunakan multi input dan multi output untuk menjelaskan kinerja
bank secara riil sehingga dapat dilakukan kebijakan koreksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kinerja bank. Hasil analisis menunjukkan bahwa
commit to user
63
dari 14 Bank Umum yang diteliti hanya 7 Bank yang mempunyai kinerja yang baik dari sisi efisiensi teknisnya yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank
Mestika, Bank Bumi Putera, Bank Eksekutif, Bank Agro Niaga, Bank Nusantara Parahyangan, dan Bank Ekonomi Raharja yang ditunjukkan nilai
efisiensi yang mencapai angka 100. Bank yang inefisien dalam proses produksinya adalah Bank Syariah Mandiri dengan tingkat efisiensinya baru
mencapai 83,58; Bank Artha Niaga Kencana sebesar 79,15; Bank Yudha Bhakti 73,96; Bank Maspion 71,40; Bank Bumi Artha 67,11; Bank
BTPN 49,72; dan efisiensi terendah pada Bank Danpac yaitu sebesar 46,87 atau terjadi inefisiensi sebesar 53,13. Sumber inefisiensi yang
terjadi menurut hasil analisis DEA pada umumnya berasal dari input-input yang digunakan yaitu modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kantor bank, dan
beban operasional terkecuali untuk bank Bumi Artha inefisiensi juga terjadi pada outputnya yang berupa pembiayaan. Untuk perbandingan bank-bank
umum syariah dan bank-bank umum konvensional kelompok bank umum syariah kinerjanya yang dicerminkan dengan efisiensi lebih baik dari pada
kelompok bank umum konvensional. Hal itu terlihat dari nilai mean-nya sebesar 91,79 untuk kelompok bank umum syariah dan 82,35 untuk
kelompok bank umum konvensional.
commit to user
64
I. Kerangka Pemikiran
Dalam memecahkan suatu masalah perlu disusun suatu kerangka pemikiran agar mempunyai bentuk yang terarah pada pemecahan masalah. Skema
kerangka pemikiran dari “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional ” adalah:
Gambar 2.13 Kerangka Konseptual Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam membandingkan kinerja antara bank syariah dan bank konvensional dipengaruhi
oleh beberapa rasio keuangan, antara lain CAR, ROE, ROA, NPL. BOPO, LDR.
Bank Umum Syariah
Bank Konve nsional
Kinerja Perbankan
R A
S IO
K E
U A
N G
A N
CAR NPLNPF
ROA ROE
LDRFDR BOPO
commit to user
65
J. Hipotesis