Pembebasan Tanggung Jawab Kurator

91 Ketika kewajiban itu tidak dapat dipenuhi maka salah satu solusi dari masalah ini ialah dipailitkan. Namun, sayangnya Indonesia pada saat itu hanya mempunyai Faillissements Verordening sebagai satu-satunya peraturan yang mengatur tentang kepailitan. Pengaturan kepailitan dalam Faillissements Verordening tersebut dirasa tidak memadai lagi dengan situasi saat itu karena kurang memberikan keseimbangan kepada debitur dan kreditur dalam menghadapi kepailitan, memberikan kepastian proses, baik menyangkut waktu, tata cara, tanggung jawab pengelolaan harta pailit, forum yang lebih professional dan lain-lain. 214

C. Pembebasan Tanggung Jawab Kurator

Kurator saat melaksanakan tugasnya dalam mengurus dan membereskan harta pailit terkadang melakukan kesalahan atau kelalaian yang berakibat berkurangnya nilai harta pailit, dan ada juga kurator yang telah menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin tetapi nilai harta pailit tetap berkurang. Kurator wajib bertanggung jawab apabila saat melaksanakan tugasnya melakukan kesalahan atau kelalaian sehingga menyebabkan harta pailit mengalami kerugian seperti yang tercantum dalam Pasal 72 UUK dan PKPU. Tetapi tanggung jawab kurator tersebut dapat dibebaskan dengan merujuk pada ketentuan Pasal 16 ayat 2 UUK dan PKPU, yang pada pasal itu disebutkan: “Dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya kasasi atau peninjauan kembali, segala perbuatan yang telah dilakukan oleh kurator 214 http:click-gtg.blogspot.com201011hukum-kepailitan.html diakses tanggal 13 Februari 2014. Universitas Sumatera Utara 92 sebelum atau pada tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 tetap sah dan mengikat debitur.” Artinya apapun tindakan yang telah dilakukan oleh kurator sah dan mengikat debitur termasuk tindakan yang menyebabkan kerugian oleh harta pailit sehingga kurator tidak perlu dimintai pertanggungjawaban terkait kerugian tersebut. Sementara itu bagi kurator yang telah menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab tetapi harta pailit tetap mengalami kerugian, pembebasan tanggung jawab kurator dapat menggunakan prinsip business judgement rule, yakni suatu prinsip hukum yang berasal dari sistem common law dan merupakan derivative dari hukum korporasi di Amerika Serikat. Konsep ini mencegah pengadilan-pengadilan di Amerika Serikat untuk mempertanyakan pengambilan keputusan usaha oleh direksi, yang diambil dengan itikad baik. 215 Prinsip business judgement rule merupakan aturan yang memberikan kekebalan atau perlindungan bagi manajemen perseroan dari setiap tanggung jawab yang lahir sebagai akibat dari transaksi atau kegiatan yang dilakukan olehnya sesuai dengan batas-batas kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepadanya, dengan pertimbangan bahwa kegiatan tersebut telah dilakukan dengan memperhatikan standar kehati-hatian dan itikad baik. 216 Business judgement rule menganggap bahwa direksi suatu perseroan terlindungi dari tanggung jawab pribadinya dalam hal dia telah melaksanakan 215 Dimar Zuliaskimsah, “Prinsip Business Judgement Rule dan Penerapannya dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ”, http:dimarzuliaskimsah.blogspot.com.html diakses tanggal 12 Februari 2014. 216 Gunawan Widjaja, 150 Tanya jawab tentang Perseroan Terbatas Jakarta: Forum Sahabat, 2008, hlm. 48. Universitas Sumatera Utara 93 tugasnya dengan memenuhi ketentuan fiduciary duty yang mengutamakan prinsip kehati-hatian. Business judgement rule sangat sulit untuk dibantah, oleh karena itu pengadilan tidak dapat ikut campur tangan kecuali dengan jelas terbukti bahwa direksi bersalah atas penyelewengan dan kecurangan terhadap aset perseroan. Apabila penggugat dapat membuktikan bahwa tindakan direksi itu seharusnya tidak dilindungi oleh business judgement rule, maka beban pembuktian beralih kepada tergugat yang dalam hal ini adalah direksi, yang menurut pihak penggugat, keputusan direksi tersebut merupakan pelanggaran fiduciary duty. Sehingga apabila pihak yang menyatakan direksi bersalah tidak dapat membuktikan dari awal bahwa direksi dalam mengambil keputusan telah melakukan pelanggaran fiduciary duty dan mengakibatkan kerugian terhadap perseroan, maka direksi dianggap tidak bersalah dan tidak perlu untuk membuktikan dirinya tidak bersalah. Doktrin business judgement rule melindungi direksi dalam melakukan suatu tindakan pengurusan terhadap perseroan, keputusan direksi dan tindakannya dianggap selalu benar dan untuk membantah anggapan itu, pihak yang tidak sependapat dengan anggapan itu harus membuktikan bahwa direksi telah melakukan pelanggaran fiduciary duty sehingga merugikan perseroan. Hal ini didasarkan pada definisi-definisi yang ada seperti diungkapkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya doktrin business judgement rule, Universitas Sumatera Utara 94 maka beban pembuktian berada pada pihak yang menyatakan bahwa direksi telah bersalah dan bertanggung jawab atas kerugian perseroan. 217 Apabila kita analogikan dari penjabaran di atas tugas kurator dan direksi adalah sama, yakni pengurusan, direksi bertugas untuk mengurus perseroan sedangkan kurator bertugas mengurus harta pailit. Kurator juga bertugas untuk meningkatkan harta pailit seperti direksi yang juga bertugas untuk menjalankan perseroan agar meraih laba. Prinsip fiduciary duty yang umum digunakan dalam perseroan untuk direksi juga dapat kita terapkan pada kurator, karena fiduciary ini termasuk hubungan seperti, pengurus atau pengelola, pengawas, wakil atau wali, dan pelindung guardian 218 . Kurator adalah wakil dari debitur untuk mengurus harta kekayaannya, maka prinsip ini dapat digunakan untuk kurator. Prinsip business judgement rule yang diterapkan pada direksi untuk melindunginya dalam melaksanakan tugas, dapat pula kita terapkan kepada kurator dalam pelaksanaan tugasnya untuk membebaskan kurator dari tanggung jawab terhadap harta pailit apabila terjadi kerugian, karena tugas dan tanggung jawab yang sama antara kurator dan direksi. Maka jika kurator dalam pelaksanaan tugasnya untuk mengurus harta kepailitan demi meningkatkan harta pailit debitur telah didasarkan kepercayaan dan kerahasiaan trust and confidence yang dalam peran ini meliputi, ketelitian scrupulous, itikad baik good faith, dan keterusterangan candor lalu harta 217 Habib Adjie, Status Badan Hukum, Prinsip-Prinsip dan Tanggung Jawab Sosial Perseroan Terbatas Bandung: Mandar Maju, 2008, hlm. 43. 218 Bismar Nasution, “Pertanggungjawaban Direksi dalam Pengelolaan Perseroan”, http:bismar.wordpress.com diakses tanggal 17 februari 2014. Universitas Sumatera Utara 95 pailit mengalami kerugian, prinsip business judgement rule dapat melindungi kurator agar dibebaskan dari tanggung jawab untuk mengganti kerugian tersebut, dan debitur juga kreditur tidak dapat menuntut kurator karena kurator telah berupaya semaksimal mungkin dalam menjalankan tugasnya. Universitas Sumatera Utara 96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan