74
BAB IV TANGGUNG JAWAB KURATOR ATAS KERUGIAN HARTA PAILIT
A. Kerugian Harta Pailit
Harta pailit menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan terdapat pada Pasal 19 yakni seluruh kekayaan debitur pada saat
pernyataan pailit itu dilakukan beserta semua kekayaan yang diperoleh selama kepailitan itu.
Kerugian harta pailit berarti seluruh kekayaan debitur pada saat pernyataan pailit itu dilakukan beserta semua kekayaan yang diperoleh selama kepailitan itu
kurang dari yang seharusnya, misalnya yang seharusnya dari keseluruhan harta pailit itu bisa melunasi seluruh utang kepada kreditur atau bahkan debitur dapat
memperoleh keuntungan, tetapi karena harta pailit menderita kerugian maka tidak semua utang debitur kepada kreditur dapat dilunasi.
Kerugian yang muncul sebagai akibat dari bertindaknya atau tidak bertindaknya kurator menjadi tanggung jawab kurator. segala kerugian yang
timbul akibat dari kelalaian atau karena ketidakprofesionalan kurator menjadi tanggung jawab kurator. Karenanya kerugian tersebut tidak bisa dibebankan pada
harta pailit.
183
Ada beberapa harta yang dengan tegas dikecualikan dalam kepailitan yaitu:
184
1. Alat perlengkapan tidur dan pakaian sehari-hari.
183
Fred BG Tumbuan, Hukum Kepailitan Perseroan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hlm. 71.
184
Andrian Sutedi, Hukum Kepailitan Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 84.
Universitas Sumatera Utara
75 2.
Alat perlengkapan dinas. 3.
Alat perlengkapan kerja. 4.
Persediaan makan untuk kira-kira 1 satu bulan. 5.
Gaji, upah, pensiunan, uang jasa dan honorarium. 6.
Hak cipta. 7.
Sejumlah uang yang ditentukan oleh hakim pengawas untuk nafkahnya debitur.
8. Sejumlah uang yang diterima dari pendapatan anak-anaknya.
Demikian pula hak-hak pribadi debitur yang tidak dapat menghasilkan kekayaan atau barang-barang milik pihak ketiga yang kebetulan berada di tangan
si pailit, tidak dapat dikenakan eksekusi, misalnya hak pakai dan hak mendiami rumah. Untuk kepentingan harta pailit, semua perbuatan hukum debitur yang
dilakukan sebelum pernyataan pailit ditetapkan, yang merugikan dapat dimintakan pembatalannya. Pembatalan tersebut hanya dapat dilakukan apabila dapat
dibuktikan debitur dengan siapa perbuatan hukum itu dilakukan mengetahui bahwa perbuatan tersebut merugikan kreditur
185
. Ketentuan ini dapat juga kita lihat dalam Pasal 41 UUK dan PKPU.
Kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum dapat berupa : 1.
Kerugian materiil, dimana kerugian materiil dapat terdiri dari kerugian yang nyata diderita dan keuntungan yang seharunya diperoleh. Jadi pada umumnya
diterima bahwa si pembuat perbuatan melawan hukum harus mengganti
185
Rudy A. Lontoh, et. Al, Penyelesaian Utang Piutang Bandung: Alumni, 2001, hlm. 192.
Universitas Sumatera Utara
76 kerugian tidak hanya untuk kerugian yang nyata diderita, juga keuntungan
yang seharusnya diperoleh. 2.
Kerugian immateril, dimana perbuatan melawan hukum pun dapat menimbulkan kerugian yang bersifat immateril seperti ketakutan, sakit dan
kehilangan kesenangan hidup. Pada umumnya untuk menentukan luasnya kerugian yang harus diganti
harus dilakukan dengan menilai kerugian tersebut, untuk itu pada asasnya yang dirugikan harus sedapat mungkin ditempatkan dalam keadaan seperti keadaan jika
terjadi perbuatan melawan hukum. Pihak yang dirugikan berhak menuntut ganti rugi tidak hanya kerugian yang telah ia derita pada waktu diajukan tuntutan akan
tetapi juga apa yang ia akan derita pada waktu yang akan datang.
186
Pembebanan tanggung jawab atas kerugian harta pailit kepada kurator akan membuat kurator menjadi tidak kreatif dalam melaksanakan tugasnya,
terutama dalam upaya untuk meningkatkan harta pailit.
187
Tanggung jawab kurator dalam kapasitas sebagai kurator dibebankan pada harta pailit, dan bukan
pada kurator secara pribadi yang harus membayar kerugian. Pihak yang menuntut mempunyai tagihan atas harta kepailitan, dan tagihannya adalah utang harta pailit
seperti misalnya berikut ini:
188
1. Kurator lupa untuk memasukkan salah satu kreditur dalam rencana distribusi.
2. Kurator menjual aset debitur yang tidak termasuk dalam harta kepailitan
3. Kurator menjual aset pihak ketiga.
186
Perbuatan Melawan Hukum, http:www.wearemania.netaremania-voice2067- apakah-yang-dimaksud-perbuatan-melawan-hukum diakses tanggal 12 Februari 2014.
187
Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan Indonesia Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 53.
188
Imran Nating, Op.Cit., hlm.116.
Universitas Sumatera Utara
77 4.
Kurator berupaya menagih tagihan debitur yang pailit dan melakukan sita atas properti debitur, kemudian terbukti bahwa tuntutan debitur tersebut palsu.
Kerugian yang timbul sebagai akibat dari tindakan kurator tersebut di atas tidaklah menjadi beban harta pribadi kurator melainkan menjadi beban harta
pailit. Kerugian yang muncul sebagai akibat dari tindakan atau tidak bertindaknya kurator menjadi tanggung jawab kurator. Kurator dalam kasus ini bertanggung
jawab secara pribadi, kurator harus membayar sendiri kerugian yang ditimbulkannya. Tanggung jawab ini dapat terjadi, misalnya jika kurator
menggelapkan harta kepailitan. Segalah kerugian yang timbul sebagai akibat dari kelalaian atau karena ketidakprofesionalan kurator menjadi tanggung jawab
kurator. Oleh karena itu, kerugian tersebut tidak bisa dibebankan pada harta pailit.
189
B. Pertanggungjawaban Kurator Atas Kerugian Harta Debitur Pailit