Pelatihan Sumberdaya Manusia Pelatihan Manajenem Produksi

193 beberapa pesanan. Disamping itu, anggota kelompok usaha juga mulai melakukan diversifikasi rasa pada keripik singkong seperti rasa pedas manis dan rasa coklat. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan mitra tentang pengolahan singkong dan pisang telah berkembang dan kreatif serta pemanfaatannya sudah optimal.

b. Pelatihan Sumberdaya Manusia

Rata-rata tingkat pendidikan anggota kelompok yang masih rendah menyebabkan pola pikir mindset mitra selama ini hanya melakukan usaha kripik secara sederhana, mereka berproduksi belum maksimal dari segi kualitas, produksi dan pengelolaan pasar dan keuangan. Kami memberikan pelatihan dan diskusi tentang manajemen sumber daya manusia. Materi yang diberikan antara lain tentang tugas dan wewenang masing- masing devisi, target kerja dan motivasi kerja. Dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan manajemen sumberdaya manusia, antusiasme anggota kelompok tani sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan partisipasi aktif peserta pada saat pelatihan dengan memberikan umpan balik berupa pertanyaan- pertanyaan yang sangat berbobot. Separuh dari anggota kelompok tani menilai bahwa materi ini tentang pelatihan manajemen sumberdaya manusia sangat penting yaitu sebanyak 18 orang dan sebanyak 2 orang menilai penting terhadap materi pelatihan manajemen sumberdaya manusia. Setelah dilaksanakannya pelatihan manajemen sumberdaya manusia, peserta mitra mulai memahami dan menerapkan tugas dan tanggungjawab masing-masing sesuai dengan job desciption sebagaimana struktur organisasi yang telah ada. Disamping itu, kinerja anggota kelompok usaha mulai meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan sudah tidak terjadinya tumpang tindih fungsi dan tugas divisi. Sehingga kegiatan per bulannya menjadi lebih terarah. Setiap lini kerja sudah mampu membuat rencana dan target kerja meskipun belum sepenuhnya bisa dilakukan. Hal ini menunjukkan kualitas SDM dan kemandirian kelompok usaha mulai meningkat.

c. Pelatihan Manajenem Produksi

Pola produksi yang tidak teratur dan terarah akan mengganggu perkembangan usaha ini. Pasokan produk yang tidak teratur akan mengganggu pemasaran. Keterbatasan alat, tenaga kerja dan pasokan bahan baku yang melimpah belum mampu 194 memenuhi permintaan pasar, sehingga memerlukan pengetahuan tentang manajemen produksi untuk memperlancar produksi. Solusi yang kami tawarkan untuk masalah ini adalah, dengan memberikan pelatihan manajemen produksi. Alat produksi yang digunakan masih tergolong sederhana sehingga menyebabkan produktivitas produk, khususnya keripik ubi jalar dan talas belum optimal. Kapasitas produksi kripik ubi jalar dan talas sangat terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dilingkungan tempat tinggal saja, sementara rata-rata mitra menjual produknya masih sekitar 20 - 30 kg setiap minggunya. Tingginya permintaan konsumen terhadap produk mereka semua jenis produk menyebabkan mitra agak kewalahan untuk memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan kondisi di lapangan, untuk pengemasan keripik, mitra masih menggunakan lilin atau lampu templek. Sehingga hal ini mempengaruhi produktivitas dan waktu penyampaian distribusi keripik yang mereka produksi kepada konsumen sekaligus mempengaruhi daya simpan produk. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka kami melaksanakan kegiatan pengabdian melalui program kegiatan IbM yaitu memberikan pembinaan manajemen produksi dalam bentuk pengelolaan faktor-faktor produksi terutama bahan baku ubi jalar dan talas sehingga keripik yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya distribusi. Disamping itu, perbaikan dan penambahan alat produksi juga kami lakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas produk. Pembinaan manajemen produksi yang kami laksanakan mendapat respon yang cukup baik dari anggota mitra. Hal ini dapat dilihat sebanyak 17 menilai sangat penting terhadap materi pelatihan manajemen produksi dan sebanyak 3 orang menilai penting terhadap materi pelatihan manajemen produksi. Dalam mengikuti pelatihan dan pembinaan manajemen produksi, antusiasme anggota mitra sangat tinggi melalui partisipasi aktif mereka dalam forum pelatihan dan umpan balik yang cepat. Hal ini ditunjukkan dengan pertanyaan-pertanyaan dan diskusi intensif yang sering mereka lakukan dengan kami, selaku pelaksana program IbM. Hasil yang dicapai 195 setelah kami melaksanakan pembinaan manajemen produksi adalah anggota mitra mulai menerapkan jadwal pengolahan secara teratur, khususnya untuk keripik ubi jalar dan talas sehingga penyampaian produk sesuai dengan permintaan konsumen, khususnya pedagang atau pengecer dipasar tradisional. Disamping itu, kelompok usaha mulai menggunakan teknologi pengemasan produk dengan menggunakan pengepresan sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan sesuai dengan permintaan konsumen. Disamping itu, mitra juga mulai menggunakan vacum atau mesin pemeras minyak untuk mengurangi kadar minyak spiner, khususnya untuk keripik singkong. Disamping itu, dengan pembinaaan manajemen produksi yang telah kami laksanakan kepada anggota kelompok tani, produksi produk meningkat nyata. Mitra mampu memproduksi keripik singkong rata-rata 20 kghari. Ini juga dibuktikan didalam melayani permintaan menjelang lebaran mereka sudah tidak kesulitan lagi dan mampu memenuhi orderan yang sudah masuk.

d. Pelatihan Manajemen Keuangan