187 bervariasi.  Deversifikasi  olahan  ini
dilakukan  juga  untuk  menghindari kejenuhan  konsumen  terhadap  kripik
dan  membuka  peluang  usaha  baru sekaligus membuka lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar. Dari deversifikasi olahan pangan
yang dilakukan
selain membuka
lapangan  kerja  baru  secara  langsung akan menumbuhkan  industri  pangan
yang  berbasis  komoditi  lokal  sekaligus mendukung  program  pemerintah  dalam
ketahanan  pangan.  Dengan  transfer teknologi  yang  akan  dilakukan  dalam
program  ini  membuka  pola  pikir masyarakat  dalam  mengambil  peluang
bisnis  dan  ide  kreatif  mereka  sehingga akan  tercipta  unit  usaha  kecil  yang
mandiri. Dari  hasil  analisis  situasi  yang
diuraikan diatas
ada beberapa
permasalahan  yang  difokuskan  dalam program ini yaitu :
1. Rendahnya  teknologi  pengolahan produk yang diterapkan.
Kelompok  usaha  “UNTUNG”  dan kelompok usaha “Cangi Rejo” memiliki
kemampuan  produksi  yang  sederhana sehingga
mempengaruhi kualitas
produk.  Sehingga  memerlukan  transfer teknologi  tentang  pengolahan  pangan
yang sehat,
higenis dan
aman. Diharapkan
dengan ini
mampu memnghasilkan
produk yang
berkualitas sesuai
permintaan konsumen.
2. Kurangnya pengetahun
pengolahan pangan
berbasis komoditi lokal.
Pisang dan
singkong menurut
masyarakat  sekitar  hanya  bisa  dibuat olahan menjadi kripik, sehingga kurang
memberikan  alternatif jajanan  yang
bervariasi.  Banyak  konsumen  yang menanyakan  produk  lain  yang  dimiliki
oleh  kedua  kelompok  usaha  ini  dengan bahan  baku  yang  sama.  Dengan
deversifikai  olahan  berbasis  komoditi lokal
bisa membuat
usaha ini
berkembang  dan  membuka  lapangan pekerjaan
bagi masyarakat
disekelilingnya.  Jiwa  kewirausahaan yang dimilikinya juga akan berkembang
seiring bertambahnya
pengetahuan pengolahan  dan  membuka  ide-ide
kreatif pengolahan pangan.
3. Lemahnya pengetahuan
pemasaran produk .
Pemasaran  sementara  ini  menjangkau wilayah
sekitar Purwosari-Pasuruan
sampai  Surabaya.  Namun  pengetahuan terhadap  lembaga  pemasaran  belum
maksimal sehingga
mempengaruhi keuntungan yang didapat karena margin
188 harga  ditiap  lembaga  pemasaran  yang
cukup  tinggi.  Perlu  membuka  jalur pemasaran
baru dengan
menjalin kerjasama  dengan  lembaga  pemasaran
seperti restoran
warung makan,
swalayan,  toko  dan  memperbanyak jaringan
pasar yang
sudah ada.
Pengemasan  dan  administrasi  produk yang  masih  kurang  juga  mempengaruhi
jangkauan pemasaran
sehingga memerlukan
informasi tentang
pelebelan, ijin depkes, komposisi bahan dan tanggal kadaluarsanya.
4. Kurang mampu
dalam manajemen produksi.
Pola  produksi  yang  tidak  teratur dan
terarah akan
mengganggu perkembangan  usaha  ini.  Pasokan
produk yang
tidak teratur
akan mengganggu  pemasaran.  Keterbatasan
alat,  tenaga  kerja  dan  pasokan  bahan baku  yang  melimpah  belum  mampu
memenuhi  permintaan  pasar,  sehingga memerlukan
pengetahuan tentang
manajemen produksi
untuk memperlancar produksi.
5. Lemahnya pengelolaan keuangan.